Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Berty Wardania
14070015
YAYASAN AL-FATAH
AKADEMI FARMASI
BENGKULU
2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : 14070015
hasil karya sendiri dan sepengetahuan penulis tidak berisikan materi yang
studi diperguruan tinggi lain kecuali untuk bagian-bagian tertentu yang dipakai
sebagai acuan.
Berty Wardania
ii
iii
MOTTO :
Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini !
Lakukan yang terbaik, dan kau akan dapatkan yang terbaik.
Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada
di atas kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala
orang lain
Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut
dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan
keyakinan yang teguh
Tidak ada hal yang sia-sia dalam belajar karena ilmu akan
bermanfaat sejak kau mendapatkannya dan hingga kapanpun
Don’t be afraid, keep praying and keep trying !
God always beside you.
PERSEMBAHAN :
Tiada yang maha pengasih dan maha penyayang selain Engkau
Ya ALLAH...
Alhamdulillahhirobbil’alamin...
Syukur alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu,
Salawat dan salam kepada Baginda Junjungan Alam Nabi
Muhammad, saw.
iv
capai saat ini dapat membanggakan dan membahagiakan
kalian, but “It’s new beginning” akan ada kebanggaan dan
kebahagian lain yang pasti akan putrimu ini persembahkan
untuk kalian.
Untuk saudaraku tersayang, kakak ku Yoki Riansyah, S.Farm.,
Apt., yang senantiasa menyemangati dan adikku Rahmat
Yunus Iswanda yang selalu ayukmu ini repotkan untuk
membeli semua keperluan yang ayuk butuhkan.
Untuk dosen pembimbing akademik bapak Agung Giri
Samudra, S.Farm.,M.Sc.,Apt. Terimakasih banyak atas
bimbingannya selama ini, terimakasih atas banyak pelajaran
yang sangat bermanfaat yang telah diberikan kepadaku selama
ini.
Untuk kedua pembimbingku bapak Agung Giri Samudra,
S.Farm.,M.Sc.,Apt. dan ibu Putri Dewi Sartika, S.Farm.,Apt
terimakasih banyak atas bimbingan,masukkan, kritikan, dan
saran yang telah diberikan selama ini dari mulai saya proposal
hingga gelar Ahli Madia Farmasi kini saya sandang dan dapat
merasakan indahnya memakai toga.
Untuk para sahabatku
Kusut ( Kusumaning Wardhani ) geng KBC elektrik si
wanita yang selalu merasa pusing dengan alasan belum
makan.
Cendi ( Cendra Apriani ) geng KBC elektrik si gendut
dengan sifat keibuan yang selalu menuruti keinginan
anaknya (kami)
Yumi Yolanda wanita yang keras kepala tak mau
mengalah yang selalu menemani kemanapun dan
kapanpun terutama saat menyelesaikan KTI ini.
Lozita Febriani eh febrianti, wanita sello wanita yang
akhiran namanya tidakpernah saya ingat, si cungkring
yang tak pernah ingin pulang kampung.
Dan sahabat diawal masuk kampus Gustin Derise yang
kemudian bercerai dalam pertengahan perkampusan
v
dan menyatu kembali saat dunia perkampusan akan
berakhir. Wanita gendut yang hobby nempel-nempel.
vi
KATA PENGANTAR
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Uji Efektivitas Sediaan Obat Anti Nyamuk
Penulis menyadari dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini banyak bantuan
yang telah diberikan kepada penulis, untuk itu dengan rasa tulus dan segala
kepada :
2. Ibu Putri Dewi Sartika, S.Farm.,Apt selaku pembimbing II, yang telah
Tulis Ilmiah.
vii
6. Bapak Agung Giri Samudra, S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku Direktur Akademi
7. Para Dosen dan staf keryawan Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu yang
menjadi amal ibadah yang pada akhirnya mendapat pahala yang berlipat ganda
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis membuka diri dengan
dengan segala kerendahan hati terhadap semua kritik dan saran yang bersifat
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER ...................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
INTISARI .................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ................................................................... 3
1.3 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................ 4
1.5.1 Bagi Akademik ............................................................. 4
1.5.2 Bagi peneliti lanjutan.................................................... 4
1.5.3 Bagi masyarakat ........................................................... 4
ix
1. Flavonoid ............................................................ 7
2. Saponin ............................................................... 9
2.1.2 Nyamuk ....................................................................... 11
a. Taksonomi Nyamuk ................................................ 11
b. Pengenalan Nyamuk................................................ 11
c. Ciri-ciri Nyamuk ..................................................... 12
d. Siklus Hidup Nyamuk ............................................. 12
1. Telur .................................................................... 13
2. Larva ................................................................... 13
3. Pupa..................................................................... 14
4. Imago/Nyamuk Dewasa ...................................... 14
e. Prilaku Nyamuk ....................................................... 15
1. Aedes sp .............................................................. 15
2. Culex sp ............................................................... 17
3. Mansonia sp ........................................................ 18
4. Anopheles sp ....................................................... 18
2.1.3 Insektisida ..................................................................... 19
2.1.4 Obat Nyamuk Elektrik.................................................. 20
2.2 Kerangka Konsep .................................................................. 22
x
3.3.6 Uji Efektivitas Sediaan Obat Anti Nyamuk Elektrik ... 26
3.4 Analisa Data ........................................................................ 27
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
INTISARI
Kata Kunci : Obat Anti Nyamuk Elektrik, Ekstrak Methanol Biji Mahoni
(Swietenia mahogani L. Jacq), Nyamuk, Efektivitas
Daftar pustaka : 2001-2014
xv
BAB I
PENDAHULUAN
bagi manusia, misalnya lebah madu, ulat sutera, dan serangga penyerbuk.
Meskipun demikian, tidak sedikit serangga yang justru membawa kerugian bagi
dibandingkan dengan jenis serangga lainnya (Gafur, dkk., 2006; Sayono, dkk.,
2012). Bahaya yang disebabkan oleh gigitan nyamuk adalah berbagai macam
salah satu penyebab penyakit pada manusia seperti demam berdarah dengue
memasang kelambu tidur, menggunakan obat nyamuk oles atau lotion, obat
nyamuk semprot, obat nyamuk bakar dan obat nyamuk elektrik. Namun, hampir
semua lotion obat anti nyamuk yang beredar di Indonesia berbahan aktif DEET
anak-anak dan beracun (Kardinan, 2007). Hal-hal semacam itu dapat diatasi salah
1
2
satunya dengan mencari insektisida alternatif yang ramah lingkungan dan berasal
dari tumbuhan.
Banyak tanaman disekitar kita belum dimanfaatkan dengan baik bahkan ada
tanaman yang dianggap tidak bermanfaat. Hal ini dapat terjadi karena
tumbuhan ternyata juga mampu menjadi bahan obat anti nyamuk atau sebagai
insektisida alami pembasmi nyamuk. Salah satu tanaman yang dianggap dapat
menjadi obat anti nyamuk alami adalah biji mahoni (Swietenia mahagoni L.
Jacq.).
flavonoid, saponin, tannin, triterpenoid (Haldar et al., 2011). Penelitian yang telah
dilakukan oleh Dea Oktaviani dkk (2014) bahwa ekstrak biji mahoni (Swietenia
Ekstrak petroleum eter dan metanol biji mahoni mempunyai aktivitas sebagai anti
nyamuk, larvasida dan dapat mencegah gigitan nyamuk (Adhikari U et al., 2012;
Mustofa M et al., 2012). Kelompok flavonoid yang bersifat insektisida alam yang
kuat adalah isoflavon. Isoflavon memiliki efek pada reproduksi, yaitu anti
fertilitas. Senyawa flavonoid yang lain bekerja sebagai insektisida ialah rotenoid.
kelumpuhan pada alat mulutnya (Siregar dkk, 2005). Saponin menunjukkan aksi
3
yang dapat masuk melalui organ pernapasan dan menyebabkan membran sel rusak
Dari uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan studi penelitian untuk
mengetahui seberapa besar potensi sediaan obat nyamuk elektrik ekstrak methanol
biji mahoni dapat membunuh nyamuk. Hingga saat ini, belum ditemukan sumber
informasi penelitian tentang biji mahoni yang berkhasiat sebagai obat anti
kepada masyarakat tentang pemanfaatan biji mahoni yang digunakan sebagai obat
Apakah sediaan obat anti nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat menjadi informasi dan
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Devisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Swietenia
5
6
(Ariyantoro, 2006).
dapat ditemukan tumbuh liar dihutan jati dan tempat-tempat lain yang
dekat dengan pantai atau ditanam ditepi jalan sebagai pohon pelindung
(Yuniarti, 2008).
genap, duduk daun tersebar. Helaian anak daun bulat telur, elips
3 cm. Mahoni dapat tumbuh dengan baik di tempat yang terbuka dan
(Ariyantoro, 2006).
1. Flavonoid
2010).
rasanya pahit, dapat larut dalam air dan pelarut organik, serta mudah
Flavanoid Isoflavanoid
2. Saponin
Mulyani, 2004).
2.1.2 Nyamuk
Gambar 4 : Nyamuk
a. Taksonomi Nyamuk
Kingdom : Animalia
Philum : Arthrophoda
Kelas : Insecta
Ordo : Diptera
b. Pengenalan Nyamuk
terbagi menjadi 109 genus dan Anophelinae yang terbagi menjadi 3 genus
berdarah (Aedes aegypti L.) dan malaria (Anopheles), akan tetapi yang
12
hidupnya di air dan hanya bentuk dewasa yang hidup di darat (Sunaryo,
2001). Telur nyamuk menetas dalam air dan menjadi larva. Nyamuk betina
biasanya memilih jenis air tertentu untuk meletakkan telur seperti pada air
bersih, air kotor, air payau, atau jenis air lainnya. Bahkan ada nyamuk yang
meletakkan telurnya pada axil tanaman, lubang kayu (tree holes), tanaman
berkantung yang dapat menampung air, atau dalam wadah bekas yang
menampung air hujan atau air bersih (Rattanarithikul dan Harrison, 2005).
c. Ciri-Ciri Nyamuk
1. Telur
Telur biasanya diletakkan di atas permukaan air satu per satu atau
Dalam satu kelompok biasa terdapat puluhan atau ratusan ribu nyamuk.
satu persatu. Telur dapat bertahan hidup dalam waktu yang cukup lama.
Namun, bila air cukup tersedia, telur telur itu biasanya menetas 2-3 hari
2. Larva
Diptera yang lain seperti lalat yang larvanya tidak bertungkai, larva nyamuk
memiliki kepala yang cukup besar serta toraks dan abdomen yang cukup
terhadap permukaan air. Ada jenis larva nyamuk yang hidup dalam air dan
air. Larva biasanya melakukan pergantian kulit empat kali dan berpupasi
3. Pupa
berbentuk agak pendek, tidak makan, tetapi tetap aktif bergerak dalam air
terutama bila diganggu. Mereka berenang naik turun dari bagian dasar ke
permukaan air. Bila perkembangan pupa sudah sempurna, yaitu sesudah dua
atau tiga hari, maka kulit pupa akan pecah dan nyamuk dewasa keluar serta
4. Imago/Nyamuk Dewasa
Nyamuk dewasa yang baru keluar dari pupa berhenti sejenak di atas
Gambar 5 : Perbedaan Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp, Culex sp, Anopheles
sp
e. Prilaku Nyamuk
1. Aedes sp
a) Perilaku Makan
siang hari. Aktivitas menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari,
2010).
b) Perilaku Istirahat
2010).
ember.
potongan bambu.
17
telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari
setelah telur terendam air. Telur di tempat yang kering (tanpa air) dapat
bertahan berbulan-bulan pada suhu -2ºC sampai 42ºC, dan bila tempat-
2. Culex sp
a) Perilaku Makan
b) Perilaku Istirahat
tersebut akan beristirahat selama 2-3 hari. Nyamuk Culex sp. suka
misalnya di air yang kotor yaitu genangan air, got terbuka, dan saluran
3. Mansonia sp
4. Anopheles sp
a) Perilaku Makan
terjadi pada pukul 23.00 kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul
02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan aktivitas menggigit di luar rumah
terjadi peningktan pada puku 24.00 dan kemudian meningkat lagi pada
b) Perilaku Beristirahat
tembok rumah sedangkan di luar rumah seperti gua, lubang lembab, dan
tempat yang berwarna gelap. Hal yang sama pernah dikemukan oleh
bersih, air kotor, air payau, maupun air yang tergenang di pinggiran
laut. Nyamuk-nyamuk ini ada yang senang hidup di dalam rumah dan
ada yang aktif di luar rumah. Ada yang aktif terbang pada waktu pagi,
2.1.3 Insektisida
serangga, berasal dari Bahasa Latin “cida” yang berarti pembunuh. Berdasarkan
organik dan insektisida ini dibagi menjadi insektisida organik alami dan buatan.
Insektisida ini terdiri dari insektisida botanis yaitu yang diperoleh dari bahan
tumbuhan dan insektisida mineral yang diperoleh dari penyulingan minyak bumi.
(active ingredient), yaitu bahan kimia yang mempunyai efek racun (toksik).
Adharini, 2008).
Anti nyamuk elektrik yaitu obat anti nyamuk yang menggunakan listrik
sebagai medianya, sedang anti nyamuknya berbentuk cairan dan lempengan. Anti
nyamuk lempengan (mats vaporizer) adalah bahan aktif diletakkan di dalam kotak
mats yang dicelup dalam larutan (pre-solution) dan ditutup packaging material
bertujuan untuk evaporasi bahan aktif. Bahan aktif diberikan formulasi tambahan
larutan hidrokarbon. Anti nyamuk mats digunakan dengan heater pada suhu 140°C
- 190°C dengan perlindungan selama lebih kurang 8 jam. Anti nyamuk ini
didesain untuk ruangan dan memiliki sifat menolak dan membunuh nyamuk. Anti
nyamuk uap cair elektrik (liquid vaporizer), jenis anti nyamuk ini memerlukan
pemanasan elektrik untuk bisa menguapkan aktif dalam bentuk cair minyak
tempat yang digunakan pada umunya adalah berupa botol. Pemanasan dibutuhkan
Obat anti nyamuk jenis ini menggunakan juga bahan aktif (seperti alletrin,
transflutrin, atau pralethrin) pada pulpnya, bahan penstabil, dan bahan kimia
21
organik tertentu yang menguap jika dipanaskan. Fungsi bahan organik ini untuk
Karena jenis ini tidak kasat mata dan sering ditambah wewangian tertentu,
pengguna sering tak sadar bahwa dirinya sedang menghirup senyawa berisiko
bagi tubuhnya. Pada jenis bakar, karena kasat mata dan sangat terasa, si pengguna
diri, membuka jendela lebar-lebar atau mematikan obat anti nyamuk manakala
Pada obat anti nyamuk listrik, gangguan tidak terasa langsung. Sebab,
menimbulkan iritasi langsung pada mata. Jadi bisa dibilang obat antinyamuk jenis
ini lebih berbahaya dari obat antinyamuk lainya. Seperti halnya obat antinyamuk
bakar, obat antinyamuk listrik pun bisa membuat napas kita jadi berat hingga
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian uji efektivitas sediaan obat nyamuk elektrik ekstrak biji mahoni
Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Handscoon (sensi),
masker (sensi), gelas ukur (pyrex) , beaker gelas (pyrex), batang pengaduk,
blender (philips), saringan, sponge, timbangan analitik, kotak kaca, baskom, oven,
waterbath, kurs (porselin), hotplat serta dudukan keping anti nyamuk elektrik.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ekstrak biji
mahoni (Swietenia mahogany L. Jacq) dengan konsentrasi 0%, 1%, 3%, 5% yang
diperoleh dari proses maserasi dengan pelarut metanol p.a (Pro analis), aquadest,
kertas HVS, amilum tritici serta oleum citri qs sebagai pengaroma, nyamuk
sebagai hewan uji, obat nyamuk elektrik yang beredar dipasaran sebagai kontrol
23
24
a. Siapkan tempat berupa ember plastik atau wadah tempat lain yang
wadah.
yang telah dilobangi dan ditutup dengan kain kasa atau kelambu.
Pengambilan bahan baku berupa biji mahoni diambil pada saat buah sudah
yaitu memisahkan biji dari kulitnya dan bagian tanaman lain yang tidak
Biji mahoni yang sudah dicuci dirajang halus untuk memperluas permukaan
bahan baku. Setelah itu baru dilakukkan pengeringan dengan menggunakan oven
oven ialah suhu yang digunakan 50°C. Kemudian dilakukan sortasi kering
25
untukpemilihan bahan yang gosong setelah proses pengeringan atau bahan yang
sudah rusak.
Biji mahoni yang sudah dikeringkan dan dihaluskan dengan blender hingga
halus, serbuk biji mahoni seberat 100 gram dimasukkan kedalam botol gelap
tertutup yang bersih, ditambahkan pelarut 700 ml sambil sering dikocok selama 3
hari dalam suhu kamar selanjutkan disaring menggunakan kertas saring dan
ampas dari penyaringan ditambahkan 300 ml pelarut dan dikocok 3 hari kemudian
dosis penelitian.
HVS terlebih dahulu dirobek-robek dan direndam selama 1 hari agar kertas
lembut dan mudah dihancurkan, kemudian kertas yang sudah direndam diblender
dengan penambahan air sesuai dengan perbandingan, bubur kertas yang telah
halus dimasukkan kedalam saringan yang ditampung oleh baskom. Setelah itu
tidak ada lagi air yang menetes, kemudian bubur kertas dikeringkan dioven atau
Keping anti nyamuk yang telah kering ditambahakan ekstrak biji mahoni
Masing-masing keping anti nyamuk direndam pada larutan konsentrasi 1%; 3%;
tempat tertutup agar ekstrak biji mahoni tidak hilang oleh udara setelah sediaan
Hal yang harus disiapkan dalam pengujian efektivitas sediaan obat anti
transparan satu alat dudukan keping anti nyamuk yang disisipkan keping nyamuk
yang sudah direndam dalam ekstrak methanol biji mahoni dengan berbagai
konsentrasi (0%, 1%, 3%, 5%), dan obat anti nyamuk elektrik yang beredar
Amati jumlah nyamuk yang mati pada setiap perlakuan, dihitung setelah
jam ke-1, jam ke-2, jam ke-3, jam ke-4, jam ke-5, jam ke- 6, jam ke-7, dan jam
ke-8. Penelitian ini dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali untuk tiap
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan adalah jumlah nyamuk mati
untuk setiap perlakuan setelah pengamatan. Untuk uji statistik penelitian ini
menggunakan uji ANOVA (One Way ANOVA) yang dilanjutkan dengan analisis
kurang 7 hari agar dapat berubah menjadi pupa, sedangkan pembibitan nyamuk
yang dimulai dari telur hingga menjadi nyamuk dewasa memerlukan waktu lebih
kurang 14 hari.
dimasukkan lagi kedalam toples transparan yang khusus dan hasilnya 20 ekor
28
29
Jumlah rata-rata nyamuk yang mati hingga jam ke-8 untuk ekstrak biji
mahoni konsentrasi 3% yaitu 17,67 ekor, ekstrak biji mahoni 1% yaitu 9,67 ekor,
(sediaan yang beredar dipasaran) yaitu 20 ekor pada jam ke-2 dan ekstrak biji
ANOVA
nilai_AUC
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Within
198.167 10 19.817
Groups
Total 40652.933 14
signifikan 0,000 < P = 0,050. Hal ini menandakan terdapat perbedaan yang
20.00
jumlah nyamuk mati
15.00 5%
3%
10.00
1%
5.00 k+
k-
0.00
0 2 4 6 8 10
-5.00
jam
70%
60%
50% 39%
40%
30% 19%
20%
10% 0%
0%
Konsentrasi
5% 3% 1% k+ k-
4.2 Pembahasan
membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang
unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal (Sugiata,
2011).
mahagoni merupakan satu spesies tanaman dari suku Meliaceae yang memiliki
(Sianturi, 2001). Oleh karena itu, penelitian ini memanfaatkan biji mahoni
ekor untuk masing-masing konsentrasi, kontrol positif dan juga kontrol negatif
pengujiaan sediaan obat anti nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni
Bahan uji yang digunakan adalah kepingan anti nyamuk yang dibuat dari
bahan dasar kertas yang dihaluskan yang kemudiaan dijemur dan dibentuk persegi
dengan tambahan amilum sebagai perekat. Ekstrak biji mahoni diperoleh dari biji
untuk dipisahkan antara residu dan filtratnya. Lalu maserat yang diperoleh dari
ekstrak yang lebih kental. Kemudiaan Mengencerkan ekstrak kental biji mahoni
Hasil uji obat anti nyamuk elektrik dari ekstrak biji mahoni (Swietenia
Berdasarkan data pada Tabel I tampak bahwa tiap konsentrasi ekstrak biji
konsentrasi yang baik untuk kepingan anti nyamuk elektrik ekstrak biji mahoni
nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq) dari
semua konsentrasi mempunyai aktivitas sebagai anti nyamuk. Hal ini terbukti
karena daya bunuh kepingan anti nyamuk yang mencapai 100% (20 ekor
33
nyamuk) pada konsentrasi 5% yaitu pada jam ke-5 namun tidak sebaik anti
nyamuk elektrik yang beredar dipasaran (K+) yang mencapai 100% (20 ekor
nyamuk) pada jam ke-2, hal yang sama terjadi pada setiap perlakuan. Pada keping
anti nyamuk dengan konsentrasi 1% dan 3% tidak semua nyamuk mati. Akan
tetapi pada jam ke-4 dan ke-5 hampir semua nyamuk terlihat diam dan tidak aktif
Sedangkan pada konsentrasi 0% semua nyamuk tetap hidup dan tanpak aktif
hingga jam ke-8 dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
Hasil perhitungan luas AUC (Area Under Curve) uji keping anti nyamuk
elektrik ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia mahagoni L. jacq.) yang tertera
pada Gambar 7 adalah 0 pada kontrol negatif (konsentrasi 0 %), 25,5 pada
konsentrasi 1%, 54 pada konsentrasi 3%, 113,16 pada konsentrasi 5% dan 137,33
pada kontrol positif (obat nyamuk elektrik yang beredar dipasaran). Kepingan
dengan konsentrasi 5% memeiliki Area Under Curve yang lebih luas dengan
perbedaan yang nyata dibandingkan dengan konsentrasi 3%, dan konsentrasi 1%,
namun kontrol positif (sediaan obat nyamuk elektrik yang beredar dipasaran)
memiliki Area Under Curve yang lebih luas dari pada konsentrasi 5%. Sehingga
34
dapat disimpulkan bahwa sediaan keping anti nyamuk ekstrak methanol biji
3% dan konsentrasi 1% , namun tidak lebih efektif dari pada kontrol positif.
membunuh nyamuk adalah 100% pada kontrol positif, 82% untuk konsentrasi 5%,
39% untuk konsentrasi 3%, 19% untuk konsentrasi 1% dan kontrol negatif adalah
Hasil uji anova satu arah pada Tabel II menunjukkan bahwa antar
perlakuan mempunyai nilai signifikan 0,000 < 0,050. Hal ini menandakan terdapat
dengan kata lain kelima konsentrasi tersebut memiliki efektivitas yang cukup
bermakna maka dilakukan uji lanjutan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji
yang paling efektif dalam membunuh nyamuk. Data dari hasil uji Duncan yang
paling efektif namun masih dikalahkan oleh kontrol positif dan kemudiaan diikuti
Biji mahoni yang juga dapat menurunkan populasi hama caisin telah lama
dikenal sebagai insektisida botani. Menurut Dadang dan Ohsawa (2000) ekstrak
adanya kandungan senyawa aktif. Hasil uji fitokimia yang dilakukan Sianturi
pasti jenis senyawa kimia yang berpengaruh secara spesifik terhadap kematiaan
nyamuk.
pada alat mulutnya (Siregar dkk, 2005). Menurut Prijono (2003), mahoni juga
anti serangga karena saponin yang terdapat pada makanan yang dikonsumsi
36
(Suparjo, 2008).
Efek saponin terlihat pada gangguan fisik serangga bagian luar (kutikula),
yakni mencuci lapisan lilin yang melindungi tubuh serangga dan menyebabkan
kematian karena kehilangan banyak cairan tubuh. Saponin juga dapat masuk
melalui organ pernapasan dan menyebabkan membran sel rusak atau proses
Ketika kepingan obat anti nyamuk elektrik ekstrak methanol biji mahoni
dimana bau tersebut mulai tercium dalam waktu yang singkat dan bertahan
hingga lebih dari 8 jam. Bau khas pahit yang diuapkan oleh dudukan obat anti
nyamuk dari kepingan anti nyamuk ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia
senyawa kimia yang terkandung pada larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat
3%.
BAB V
5.1 Kesimpulan
nyamuk elektrik yang dibuat dari ekstrak methanol biji mahoni (Swietenia
yang mencapai 100% pada jam ke-5 namun tidak sebaik anti nyamuk elektrik
yang beredar dipasaran (K+) yang mencapai 100% pada jam ke-2 sedangkan
48,3%
5.2 Saran
37
38
DAFTAR PUSTAKA
Adharini, 2008, Uji Kemampuan Ekstrak Akar Tuba (Derris elliptica Benth) untuk
Mengendalikan Rayap Tanah (Captotermes curvinagtus Holmgren),
Departemen Silvikultur Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Adhikari, U. Singha, S. Chandra, G. 2012, In vitro repellent and larvicidal
efficacy of Swietenia mahagoni against the larval forms of Culex
quinquefasciatus Say, Asian Pac J Trop Biomed, ; 2(1): 260-264.
Anonim, 2008, Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dengan Pendekatan Komunikasi
Perubahan Perilaku (Communication For Behavioral Impact), Jakarta:
Ditjen PP dan PL.
Anonim, 2010, Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue,
Jakarta.
Anonim, 2013, Himpunan Kesehatan Lingkungan Indonesia. Jakarta.
Arixs, 2008, Tanaman Hias Penyerap Racun dan Pengusir Nyamuk Mudah
Ditanam, tidak Perlu Perawatan Khusus. 28 Januari 2008.
Ariyantoro, H. 2006, Budidaya Tanaman Kehutanan, PT. Citra Aji Parama.
Yogyakarta.
Chemika, Brataco. 2003, Nyamuk Aedes aegypty,
http://www.bratachem.com/abate/ nyamuk.htm, diakses pada tanggal 25
november 2016.
Dadang dan Ohsawa K. 2000. Penghambatan aktivitas makan larva Plutella
xylostella L. (Lepidoptera:Yponomeutidae) yang diperlakukan ektrak biji
Swietenia mahogani Jacq (Meliaceae). Bul HPT 12: 27-32.
Dinata, Arda., 2009, Basmi Lalat dengan Jeruk Manis. Diakses pada tanggal
08/03/2015 http://litbang.depkes.go.id/lokaciamis/artikel/lalat-arda.htm.
Dwi, D. P., Dwi, E. N. dan Agung, A. C. 2014, Kandungan Total Fenol dan
Aktivitas Antibakteri Kelopak Buah Rosela Merah dan Ungu Sebagai
Kandidat Feed Additive Alami Pada Broiler, Jurusan Peternakan dan
Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung, Lampung
Fatma, S.U. 2002, Identifikasi Vektor Malaria pada Daerah Pantai di Desa
Hanura Padang CerminLampung Selatan, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Gafur, A. Mahrina, & Hardiansyah, 2006, Kerentanan larva aedes aegypti dari
banjarmasin utara terhadap temefos, Universitas Lambung Mangkurat.
Gita Pertiwi, 2014, Bahaya Obat Anti Nyamuk dan Cara Penanggulanganya,
http://gitapertiwi.org/. Diakses tanggal 24 november 2016.
Gozali, Dolih, dkk. 2009, Uji Aktivitas Antinyamuk Dari Ekstrak Daun Zodia
(Evodia Suaveolens Scheff.).
Gunawan, D., Mulyani, S. 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I, Penerbit
Penebar Swadaya, Jakarta.
Haldar, P.K. Adhikari, S. Bera, S. Bhattacharya, S. Panda, S.P. Kandar, C. 2011,
Hepatoprotective Efficacy of Swietenia Mahagoni L. Jacq. (Meliaceae) Bark
against Paracetamol-induced Hepatic Damage in Rats, Indian Journal of
Pharmaceutical Education and Research Vol 45/Issue 2.
Harbach, R. 2008, Famili Culicidae Meigen, Mosquito Taxonomic Inventory,
http://mosquito-taxonomic-inventory.info/famili-culicidae-meigen-1818
[accessed 20 november 2016].
Kardinan, Agus. 2007, Tanaman Pengusir Dan Pembasmi Nyamuk. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Masroh, LF. 2010, Isolasi Senyawa Aktif dan Uji Toksisitas Ekstrak Heksana
Daun Pecut Kuda (Stachytharpheta jamaicensis L.Vahl), Malang:
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
Monalisa, Dita. dkk. 2011, Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Tapak Liman
(Elephantopus scaber L.) Terhadap S.aureusdan Salmonella typhi, Jurnal
Bioma, Vol. IX (2):1-7.
Mostafa M, Hemayet H, Hossain MA, Biswas PK, Haque MZ. 2012, Insecticidal
activity of plant extracts against Tribolium castaneum Herbst, J Adv Sci
Res. 2012; 3(3): 80-84.
Novizan, 2002, Petunjuk Pemupukan yang Efektif, Agromedia Pustaka, Jakarta;
Hal: 23-24
Oktaviani, D. Deri, K. dan Sri, M. 2014, Uji Efektivitas Biji Mahoni (Swietenia
Mahagoni Jacq) Sebagai Larvasida Terhadap Kematian Larva Aedes Sp.
Plantamor, 2012, “Informasi Spesies (Swietenia mahagoni L)”, (Online).
(http://www.plantamor.com. Diakses 25 november 2016 5:42).
40
Prijono D. 2003. Teknik Ekstraksi, Uji Hayati, dan Aplikasi Senyawa Bioaktif
Tumbuhan: Panduan bagi Pelaksana PHT Perkebunan Rakyat. Bogor:
Departemen HPT, Faperta IPB.
Rattanarithikul R dan Harrison B. 2005, Illustrated Keys to the Mosquitoes of
Thailand I. Background; Geographic Distribution; Lists of Genera,
Subgenera, dan Species; dan a Key to the Genera. The southeast Asian
journal of Tropical Medicine, Volume 36 Supplement 1, 2005, Bangkok.
Redha, A. 2010, Flavonoid: Struktur, Sifat Antioksidatif dan Peranannya Dalam
Sistem Biologis. Jurnal Belian , 9, 196-202.
Rosa, 2009, Identifikasi dan Aktifikas Menggigit Nyamuk Vektor Malaria, Bandar
Lampung.
Rosdiana Safar, 2009, Parasitologi Kedokteran: parasitologi, entomologi, dan
helmintologi, Bandung: YRAMA WIDYA
Santoso, Yahya, Milana Salim, 2014, Penentuan Jenis Nyamuk Mansonia Sebagai
Tersangka Vektor Filariasis Brugia malayi dan Hewan Zoonosis di
Kabupaten Muaro Jambi, Batu Raja.
Sayono, S. D. & Sumanto, D. 2012, Distribusi resistensi nyamuk aedes aegypti
terhadap insektisida sipermetrin, Semarang.
Sembel, DT. 2009, Entomologi Kedokteran, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Sianturi, AHM. 2001, Isolasi dan Fraksi Senyawa Bioaktifdari Biji Mahoni
(Swietenia mahagoni L. Jacq.), Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Siregar BA, Didiet RD, Herma A. 2005, Potensi Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia
macrophylla) dan Akar Tuba (Derris elliptica) Sebagai Bioinsektisida
Untuk Pengendalian Hama Caisin, Bogor.
Soegijanto, S. 2006, Demam Berdarah Dengue, Edisi 2, Airlangga University
Press.
Sugiata, I, W., (2011). Uji efektivitas bioinsektisida ekstrak Kulit Batang Langsat
(Lansium domesticum) Untuk Mengendalikan Jentik Nyamuk Aedes aegypti.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Sunaryo, 2001, Bionomik Vektor Malaria di Kabupaten Banjarnegara, SLPV,
Banjarnegara, Kes Malaria di Kabupaten Banjarnegara, SLPV,
Banjarnegara.
Suparjo, 2008, Saponin Peran dan Pengaruhnya Bagi Ternak dan Manusia,
Fakultas Peternakan, Universitas Jambi: Jambi.
41
∑ HU − ∑ mati
% 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓𝑖𝑡𝑎𝑠 = (100% − ( )
∑ 𝐻𝑈
Keterangan :
Tabel III. Hasil Uji Keping Anti Nyamuk Elektrik Ekstrak Methanol Biji
Mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.) Perlakuan Pertama
Jam ke-
Konsentrasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5% 10% 50% 80% 85% 100% 100% 100% 100%
3% 10% 15% 25% 30% 45% 65% 80% 95%
1% 0% 0% 0% 5% 15% 20% 30% 40%
K (+) 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
k(-) 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel IV. Hasil Uji Keping Anti Nyamuk Elektrik Ekstrak Methanol
Biji Mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.) Perlakuan Kedua
Jam ke-
Konsentrasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5% 15% 45% 75% 85% 100% 100% 100% 100%
3% 0% 10% 20% 30% 35% 50% 65% 85%
1% 0% 0% 10% 15% 25% 30% 40% 50%
K (+) 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
k(-) 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Tabel V. Hasil Uji Keping Anti Nyamuk Elektrik Ekstrak Methanol Biji
Mahoni (Swietenia mahagoni L. Jacq.) Perlakuan Ketiga
Jam ke-
Konsentrasi
1 2 3 4 5 6 7 8
5% 10% 45% 80% 90% 100% 100% 100% 100%
3% 5% 15% 20% 30% 35% 40% 60% 85%
1% 0% 0% 5% 15% 20% 35% 45% 55%
K (+) 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
k(-) 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
46
nilai_
AUC
N 15
Negative -.206
Kolmogorov-Smirnov Z .796
nilai_AUC
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
9.231 4 10 .002
47
nilai_AUC
konsentrasi N 1 2 3 4 5
konsentrasi 54.0
3
3% 00
konsentrasi 113.
3
5% 500
kontrol + 137.
3
333
b. Bahan
Sediaan Konsentrasi 0%
Toples Uji
Lampiran 15.Hasil Uji Keping Anti Nyamuk Ekstrak Methanol Biji Mahoni
Perlakuan pertama
Perlakuan kedua
Perlakuan ketiga
Perlakuan
v pertama
Perlakuan kedua
Perlakuan ketiga
Perlakuan pertama
Perlakuan kedua
Perlakuan ketiga
Perlakuan pertama
Perlakuan kedua
Perlakuan ketiga
Perlakuan pertama
Perlakuan kedua
Perlakuan ketiga