You are on page 1of 29

PENYAKIT PADA INDRA KHUSUS

Mata

A. Konjunctiva
1. Benda asing pada kornea

Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa di
sengaja mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superficial atau
intraokuler. Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpuhan kayu.benda
asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epitelatau stroma. Keadaan ini
dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di
sekitarnya, serta edem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera di
keluarkan akan terjadi infeksi.

2. Konjungtivitis

Conjunctivitis atau Konjungtivitis adalah peradangan pada conjunctiva


(konjungtiva), selaput lendir yang menutupi bagian putih mata dan bagian kelopak
mata dalam. Konjungtivitis biasanya akan mengenai kedua belah mata, meskipun
dapat dimulai dari satu mata dan menyebar ke mata yang lainnya dalam satu atau
dua hari. Juga mungkin bersifat asimetris, yakni pengaruhnya lebih berat hanya
pada salah satu mata. Penyebabnya
- Konjungtivitis alergi atau reaksi alergi terhadap tungau debu atau
serbuk sari.
- Konjungtivitis iritasi yang terjadi akibat mata terkena unsur penyebab
iritasi seperti sampo, air berklorin, atau bulu mata yang menggesek
mata.
- Konjungtivitis infektif atau infeksi yang terjadi akibat virus atau
bakteri.

3. Pterigium

Pterigium adalah pertumbuhan abnormal yang terbentuk pada permukaan


mata yang berkembang pada konjungtiva atau selaput lendir yang menutupi

1 |Calon Dokter Muda 


bagian putih mata. Penyakit ini adalah pertumbuhan jinak atau non-kanker yang
bentuknya seperti baji dan juga dapat meluas ke kornea. gejala-gejalanya yaitu
Mata merah. Iritasi, gatal, atau perih pada mata.Mata terasa
mengganjal.Pandangan samar/kabur. Penyebab di balik pterygium belum
diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini lebih banyak terjadi pada mereka yang
sering melakukan aktivitas di luar ruangan. Pajanan sinar matahari, debu, asap,
serta angin diduga berpotensi meningkatkan risiko pterygium. Mata yang kering
juga diduga bisa menjadi faktor pemicu.

4. Perdarahan subkonjungtiva

Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat rupturnya pembuluh


darah dibawah lapisan konjungtiva yaitu pembuluh darah konjungtivalis atau
episklera. Dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma. Perdarahan
subkonjungtiva dapat terjadi di semua kelompok umur. Perdarahan
subkonjungtiva sebagian besar terjadi unilateral (90%). Faktor Risiko:
hipertensi,trauma tumpul atau tajam ,penggunaan obat pengencer darah , benda
asing , konjungtivitis, dan spontan/idiopatik biasanya yang ruptur adalah
pembuluh darah konjungtiva.

5. Mata kering

Penyakit Mata Kering merupakan kondisi mata yang mengalami


kekurangan cairan akibat air mata yang mudah menguap atau produksi air mata
yang terlalu sedikit. Atau bisa juga penyakit ini adalah kekurangan kronis
pelumasan dan kelembaban yang cukup di mata sehingga menyebabkan sensasi
kekeringan, gatal dan terbakar. Nama lain dari penyakit ini adalah
keratoconjunctivitis sicca atau sindrom mata kering. Air mata terbuat dari air,
minyak, lendir, antibodi, dan protein khusus, yang memiliki peranan penting
untuk mata. Air dan minyak memberikan kelembaban dan pelumas, sementara
lendir, antibodi, dan protein mencegah infeksi. Semua zat ini dikeluarkan oleh
kelenjar khusus di sekitar mata.

B. Kelopak Mata
6. Blefaritis

2 |Calon Dokter Muda 


Blefaritis adalah salah satu peradangan pada kelopak mata menyebabkan
bagian tersebut jadi terlihat bengkak dan merah.. Blefaritis dapat dibagi secara
anatomis menjadi blefaritis anterior dan posterior. Blefaritis anterior berarti terjadi
peradangan pada sekitar kulit, alis, bulu mata, dan folikel. Blefaritis posterior
peradangan yang meliputi kelenjar meibom, dan tarsal. Blefaritis anterior dapat
dibagi menjadi staphylococcal dan suborrhiec. Patofisiologi dari blefaritis adalah
kolonisasi bakteri di kelopak mata. Adanya invasi mikroba secara langsung ke
jaringan, penurunan imun sistem, dan kerusakan akibat adanya toksin bakteri,
produksi sampah dan enzim. Kolonisasi ditepi kelopak ini meningkatkan
terjadinya dermatitis seboroik, dan disfungsi dari kelenjar meibomian. Blefaritis
akut disebabkan oleh alergi, toksisitas obat, dan reaksi kimia, sedangkan blefaritis
kronis disebabkan oleh chemical fumes, rokok, dan iritan lainnya.

7. Hordeolum

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi


kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri,
biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat
timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut
meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll. Hordeolum disebabkan karena
penyumbatan pada kelenjar minyak yang terletak di sepanjang tepi kelopak mata.
Kelanjar ini menghasilkan minyak, dan penyumbatan akan memblokir kelancaran
drainase kelenjar. Jika terdapat bakteri yang terjebak di dalam kelenjar, maka akan
terjadi infeksi, lalu bernanah dan menyebabkan kemerahan dan peradangan.

8. Chalazion

Kalazion atau Chalazion adalah kondisi di mana kelopak mata atas atau
kelopak mata bawah memiliki tumor dan mengalami pembengkakan yang
disebabkan karena tersumbatnya kelenjar sebaceous. Kondisi ini merupakan tidak
berfungsinya kelenjar meibom yang berada tepat di atas bulu mata. Kelenjar
meibom adalah penghasil komponen lipid yang membuat lapisan luar mata selalu
basah dan lembap sehingga bola mata tidak kering dan iritasi.

9. Laserasi kelopak mata

3 |Calon Dokter Muda 


Laserasi kelopak adalah terpotongnya jaringan pada kelopak mata.
Penyebab laserasi kelopak mata dapat berupa sayatan benda tajam, trauma
tumpul, maupun gigitan hewan. Luka tersebut dapatbervariasi dari lecet kulit
sederhana sampai kasus yang lebih kompleks yangmenyebabkan kehilangan
jaringan yang luas serta fraktur tulang-tulang wajah.

10. Entropion

Entropion adalah suatu kondisi medis pada mata ketika kelopak mata
(biasanya kelopak mata bawah) terlipat ke arah dalam sehingga membuat bulu
mata bergesekan dengan permukaan mata (kornea). Gesekan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya iritasi, mata kemerahan, serta luka di kornea mata.
Entropion, atau yang disebut juga dengan retraksi kelopak mata, terjadi secara
bertahap dan kemungkinan tidak akan menimbulkan gejala apapun pada stadium
awal. Seiring berjalannya waktu, setiap pergerakan mata akan menimbulkan rasa
sakit, dan luka pada kornea akan semakin parah. Berbagai kondisi yang
menyebabkan kelemahan pada otot-otot penunjang bola mata berpotensi untuk
menimbulkan entropion.

11. Trikiasis

Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah


bola mata. Trikiasis biasanya merupakan akibat adanya inflamasi atau sikatrik
pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalazion atau blefaritis berat.
posisi palpebra dapat normal namun dapat pula berkaitan dengan adanya
entropion (melipatnya margo palpebra kearah dalam sehingga bulu mata
menggesek bola mata), bulu mata tumbuh melengkung kedalam,pasien akan
mengeluhkan adanya sensasi benda asing (rasa mengganjal), terjadi iritasi
konjungtiva yang terjadi secara kronis karena gesekan bulu mata dengan
permukaan konjungtiva, gambaran yang sering ditemukan adalah injeksi
konjungtiva, refleks epifora (nrocos), keluarnya cairan mukus, bila parah dapat
terjadi abrasi kornea.

12. Lagoftalmus

4 |Calon Dokter Muda 


Lagoftalmus adalah ketidakmampuan menutupnya bola mata secara
volunter. Penyebabnya adalah paralisis m. Orbicularis oculi N.VII, yakni
miogenik, trauma, simblefaron dan ektropion berat. Gejala yang dialami pasien
adalah mata kering, konjunctivitis dan keratitis karena iritasi. Tatalaksana yang
diberikan, diberikan artificial tear drop (air mata buatan), salep antibiotik mata
saat tidur dan pasien koma. Juga tatalaksana bedah berupa tarsorhaphy.

13. Epikantus

Epikantus adalah lipatan kulit vertical pada sisi hidung. Kadang-kadang


menutupi kantus sebelah dalam. Sudut mata yang dekat dengan hidung dapat
tertutup oleh kulit dari kelopak mata bagian atas. Lipatan ini dapat sebagai ciri
normal pada orang-orang dari ras tertentu dan kadang merupakan anomali bawaan
orang lain.

14. Ptosis

Ptosis adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan turunnya


kelopak mata bagian atas sehingga tidak dapat membuka mata sepenuhnya atau
dalam bahasa sehari-hari kita sebut sebagai mata sipit sebelah. Meskipun mata
sipit pada ptosis bisa terjadi pada kedua mata atau bilateral. Kondisi ini dapat
disebabkan oleh trauma, usia, atau berbagai gangguan kesehatan. Ptosis dapat
mempengaruhi satu mata (ptosis unilateral) atau kedua mata (ptosis bilateral),
dapat bersifat sementara atau permanen. Kondisi ini bisa ada sejak lahir (ptosis
kongenital) atau berkembang di kemudian hari (ptosis akuisata). 1. Penyebab
Alami Otot – otot yang memungkinkan kelopak mata untuk bergerak ke atas dan
ke bawah disebut otot levator. Otot ini dapat melemah karena pengaruh usia atau
cedera sehingga ptosis paling umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Selain itu, beberapa orang mungkin dilahirkan dengan otot mata yang lemah
dibanding kebanyakan orang normal sehingga mereka dapat mengalami ptosis
pada usia muda. 2. Kondisi Medis Apabila ptosis terjadi bilateral, bisa menjadi
tanda adanya kondisi medis yang mendasari, seperti diabetes atau miastenia
gravis. Ptosis yang terjadi unilateral mungkin disebabkan oleh cedera saraf atau
hanya peradangan dan pembengkakan pada kelopak mata yang biasanya tidak
berbahaya. Operasi LASIK atau operasi katarak kadang – kadang dapat

5 |Calon Dokter Muda 


menimbulkan ptosis, sebagai akibat dari adanya otot atau tendon yang
diregangkan

15. Retraksi bola mata

Retraksi bola mata bagian atas sering merupakan salah satu tanda terjadi
TAO, muncul secara unitral atau bilateral pada sekitar 90% pasien. Retraksi pada
kelopak mata bagian atas pada graves optalmopatidapat di sebabkan karena
tindakan berlebihan dari adrenergik dari otot muller atau pada fibrosis dan
pemendekan fungsional otot levator. Retraksi bola mata bagian atas pada penyakit
graves memiliki karakteristik kilauan temporal dengan jumlah sklera yang banyak
terlihat secara lateral dibandingkan secara merata.

16. Xanthelasma
Kondisi dimana kolesterol menumpuk di bawah atau atas kelopak mata
dalam dunia medis disebut Xanthelasma. Kondisi ini dapat dilihat secara
langsung, Dimana terdapat benjolan berwarna kuning atau putih, berbentuk datar
atau bergelombang dan lembut jika disenntuh. Selain pada mata, mereka dapat
ditemukan pada, lutut siku, dan telapak tangan. Xanthelasma mungkin terlihat
seperti jerawat, tetapi ketika ditekan tidak ada nanah yang keluar.Xanthelasma
biasanya terbentuk dalam kelompok dan penyebab utama dari kondisi ini terkait
dengan kelebihan kolesterol dalam tubuh.
C. Aparatus Lakrimal
17. Dakrioadenitis

Dakrioadenitis adalah keadaan dimana terjadi inflamasi atau radang pada


kelenjar lakrimal disebabkan oleh virus atau bakteri. Kelenjar lakrimalis adalah
kelenjar di mata yang mengeluarkan air mata. Keadaan ini adalah keadaan langka
yang dapat kronis maupun akut. Keadaan ini dapat terjadi pada seseorang yang
menderita penyakit gondongan Dakrioadenitis akut dapat menyebabkan
kurangnya produksi air mata akut.

18. Dakriosistitis

6 |Calon Dokter Muda 


Dakriosistitis adalah suatu peradangan pada sakus lakrimalis, yang
biasanya terjadi unilateral. Dacriosistitis dapat disebabkan karena obstruksi ductus
nasolakrimalis atau karena infeksi bakteri atau jamur. Obstruksi ductus
nasolakrimalis pada dakriosistitis kongenital terjadi karena adanya stenosis
valvula Hasner. Obstruksi ductus nasolakrimalis dapat juga disebabkan oleh
adanya kelainan yang terdapat pada daerah hidung antara lain karena polip nasi,
deviasi septum nasi, sinusitis, rhinitis, ataupun karena adanya trauma di daerah
naso orbita. Pada anak-anak infeksi biasanya disebabkan oleh Haemophyllus
influenzae, sedangkan pada dewasa dakriosistitis akut disebabkan oleh
Staphylococcus aureus, Streptococcus ß hemolyticus, Pneumococcus.
Dakriosistitis kronis disebabkan antara lain oleh Streptococcus pneumoniae,
trakoma, TB, Lepra, ataupun karena jamur (jarang).

19. Dakriostenosis

Dakriostenosis adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis (saluran yang


mengalirkan air mata ke hidung). Penyebabnya; Dalam keadaan normal, air mata
dari permukaan mata dialirkan ke dalam hidung melalui duktus nasolakrimalis.
Jika saluran ini tersumbat, air mata akan menumpuk dan mengalir secara
berlebihan ke pipi. Penyumabatan duktus nasolakrimalis dapat terjadi akibat
gangguan pada perkembangan sistem nasolakrimalis pada saat lahir infeksi hidung
menahun, infeksi mata yang berat dan Patah tulang patah Skleritis.

20. Laserasi duktus lacrimal

Merupakan robeknya saluran system lakrimalis. Laserasi kanalikuli selalu


berhubungan dengan kerusakan pada daerah kantus medial karena kanalikuli
mulai dari pungtum sampai sudut kantus media. Laserasi ini disebabkan karena
adanya trauma langsung maupun tidak langsung. Ruda paksa yang mengenai bola
mata secara tiba-tiba akan menyebabkan penarikan pada bagian lateral dari
kelopak mata sehingga terjadi laserasi dari kanalikuli.

D. Sklera
21. Skleritis

7 |Calon Dokter Muda 


Skleritis adalah suatu peradangan pada lapisan mata yang lebih dalam,
yaitu pada sklera, yang terasa sangat nyeri dan menimbulkan warna keunguan
pada sklera. Sklera merupakan lapisan serat-serat putih yang kuat yang melapisi
mata. Peradangan pada sklera dapat menimbulkan gangguan penglihatan yang
berat. Skleritis paling sering terjadi pada wanita berusia 30-50 tahun. Pada
sepertiga kasus, skleritis mengenai kedua mata. Skleritis dapat muncul bersamaan
dengan penyakit autoimun, seperti reumatoid artritis atau systemic lupus
eritematosus. Sekitar setengah kasus skleritis penyebabnya tidak diketahui.

22. Episkleritis

Episkleritis adalah suatu peradangan pada episklera Sklera terdiri dari


serat-serat jaringan ikat yang membentuk dinding putih mata yang kuat. Sklera
dibungkus oleh episklera yang merupakan jaringan tipis yang banyak
mengandung pembuluh darah untuk memberi makan sklera. Di bagian depan
mata, episklera terbungkus oleh konjungtiva. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi
beberapa penyakit berikut telah dihubungkan dengan terjadinya episkleritis:
Artritis rematoid, Sifilis, Herpes zoster,Tuberkulosis. Gejala Biasanya peradangan
hanya mengenai sebagian kecil bola mata dan tampak sebagai daerah yang agak
menonjol, berwarna kuning. Gejala lainnya adalah: nyeri mata ,peka terahadap
cahaya (fotofobia) ,nyeri mata bila ditekan ,mata berair.

E. Kornea
23. Erosi kornea

Erosi kornea merupakan keadaan terkelupasnya epitel kornea yang dapat


diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Erosi dapat terjadi tanpa
cedera pada membrane basal. Dalam waktu yang pendek epitel sekitarnya dapat
bermigrasi dengan cepat dan menutupi defek epitel tersebut.

24. Benda asing di kornea

Benda asing pada kornea dapat terjadi dimana saja, biasanya tanpa di
sengaja mekanisme trauma dapat membantu membedakan trauma superficial atau
intraokuler.Beberapa benda yang dapat mengenai seperti serpuhan kayu.benda
asing pada kornea biasanya terdapat pada lapisan epitelatau stroma. Keadaan ini

8 |Calon Dokter Muda 


dapat menyebabkan reaksi inflamasi sehingga terjadi dilatasi pembuluh darah di
sekitarnya, serta edem palpebra, konjungtiva, dan kornea. Jika tidak segera di
keluarkan akan terjadi infeksi.

25. Luka bakar kornea

Luka terbakar kornea atau ulkus kornea adalah luka terbuka pada kornea.
Dimana penyebabnya yakni infeksi bakteri pada orang yang menggunakan lensa
kontak, infeksi virus, terjadinya robekan kecil pada permukaan kornea,
membiarkan mata tanpa perlindungan, mata kering, percikan larutan yang bisa
membakar kulit, ada goresan pada tepi lensa kontak dan lainnya, hal ini yang
dapat menyebabkan ulkus kornea atau luka bakar kornea ataupun kerusakan pada
kornea.

26. Keratitis

Keratitis adalah peradangan atau inflamasi pada bagian kornea mata.


Penyakit ini, berbeda dengan konjungtivitis yang merupakan peradangan
membran mukosa yang menutupi sklera anterior dan kelopak mata bagian dalam.
Jika mata berwarna merah muda dengan jelas (true pink eye )maka orang tersebut
terkena penyakit keratokongjungtivits epidemika. Penyebabnya virus yang
bersifat patogen, paparan sinar ultraviolet secara berlebihan pada bagian kornea
mata.

27. Kerato-konjungtivitis sicca/ dry eyes


Sindroma Mata Kering (Dry Eye Syndrome) ialah suatu gangguan pada
permukaan mata yang ditandaidengan ketidakstabilan produksi dan fungsi
dari lapisan air mataMata kering adalah penyakit multifaktorial pada air mata dan
permukaan mata yang menghasilkan gejala tidak nyaman, gangguan penglihatan,
dan tidak stabilnya film air mata yang berpotensimengalami kerusakan pada
permukaan mata. Mata kering juga disertai dengan peningkatan osmolaritas film
air mata dan peradangan pada permukaan mata. Pada kasus lanjut dapat timbul
ulkus pada kornea,penipisan kornea, dan perforasi. Kadang-kadang terjadi infeksi
bakteri sekunder, dan berakibat parutdan vaskularisasi pada kornea, bahkan
sampai menimbulkan kebutaan.

9 |Calon Dokter Muda 


28. Edema kornea
Kornea adalah bagian dari mata yang bening. Oleh karena beningnya,
cahaya dapat memasuki mata sehingga kita dapat melihat. Jika cairan terkumpul
di dalam kornea, ini akan menyebabkan pembengkakan pada kornea dan akan
berakibat hilangnya kebeningan dari kornea dan kornea menjadi buram.

29. Keratokonus

Keratokonus adalah gangguan degenerative non-peradangan mata dimana


perubahan-perubahan structural dalam kornea menyebabkan tipis dan mengubah
ke bentuk lebih kerucut dari pada normal, bahkan kurva sehingga menyebabkan
distorsi (kabur/buram) dan mengurangi penglihatan. Kita melihat melalui kornea,
yaitu bagian mata yang jernih dan terletak ditengah permukaan depan mata.
Kornes normal berbentuk kubah. Namun kadang-kadang, struktur kornea tidak
cukup kuat untuk menahan bentuk kubah tersebut sehingga kornea menonjol
keluar seperti kerucut. Kondisi inilah yang disebut keratoconus.

30. Xerophtalmia

Xerophthalmia adalah kelainan pada mata berupa terjadinya kekeringan


padaselaput lendir / bagian putih mata (konjungtiva) dan selaput bening / bagian
hitammata (kornea). Penyakit ini sering disebut dengan penyakit buta
malam, karenapenderita tidak bisa melihat benda dengan jelas apabila dalam
keadaan malam hari.Mata kering ini disebabkan kekurangan zat pelindung yang
disebut retinol atau vitamin A. Akibat dari kekurangan vitamin A, selaput lendir
mata jadi kering dan berlipat-lipat. Pada bagian kiri biji mata terlihat bintil-bintil
putih mengkilat sepertisisik ikan.

F. Bola Mata
31. Endoftalmitis

10 |Calon Dokter Muda 


Endoftalmitis adalah peradangan supuratif pada bola mata yang
disebabkan oleh infeksi kuman atau jamur setelah trauma atau bedah, atau secara
endogen akibat sepsis.

32. Mikroftalmus

Mikroftalmus adalah gangguan di mana satu atau penyembuhan tulang mata


abnormal kecil. Penyebab Kondisi ini termasuk mutasi genetik dan kromosom
yang abnormal . Peneliti juga percaya bahwa faktor lingkungan, seperti paparan
sinar X, bahan kimia, obat-obatan, pestisida, racun, radiasi, atau virus.

G. Anterior Chamber
33. Hyphema

Hifema didefinisikan sebagai keberadaan sel darah merah di kamera okuli


anterior (anterior chamber). Apabila keberadaan sel darah merah sangat sedikit
sehingga hanya terbentuk suspensi sel-sel darah merah tanpa pembentukan lapisan
darah, keadaan ini disebut sebagai mikrohifema.

34. hipopion

Hipopion merupakan reaksi inflamasi di bilik mata depan. Karena itu


semua penyakit yang berhubungan dengan uveitis anterior dapat menyebabkan
terjadinya hipopion. Hipopion dapat timbul pasca bedah, trauma dan disebabkan
oleh karena adanya infeksi. Pembedahan dengan komplikasi hipopion contohnya
keratoplasty.

H. Cairan Vitreus
35. Perdarahan vitreus

Perdarahan vitreus adalah ekst ravasasi darah ke salah


s a t u d a r i b e b e r a p a r u a n g potensial yang terbentuk di dalam dan di sekitar
korpus vitreus. Kondisi ini dapat diakibatkanlangsung oleh robekan retina
atau neovaskularisasi retina, atau dapat berhubungan dengan perdarahan
dari pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya.

I. Iris dan Badan Silier

11 |Calon Dokter Muda 


36. Iridosisklitis, iris

Iridosisklitis dan iris merupakan klasifikasi uveitis secara anatomi. Iritis


merupakan inflamasi yang dominan pada iris. Iridosiklitis merupakan inflamasi
pada iris dan pars plica.

37. Tumor iris/melanoma iris

Melanoma iris biasanya berupa lesi kecil terpisah, meskipun adakalanya, lesi ini
menyebar, infiltratif, multipel, dan bisa menyebabkan heterokromia, uveitis kronis
ataupun hifema spontan. Kebanyakan melanoma iris diyakini muncul dari
pertumbuhan aktif nevus yang telah ada. Studi epidemiologi mengesankan bahwa
pemaparan terhadap sinar matahari memainkan peranan penting dalam
patogenesis melanoma iris.

J. Lensa
38. Katarak

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan yang terjadi akibat hidrasi


(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya.
Dengan bertambahnya umur dan pada penyakit tertentu menyebabkan lensa
oculus menjadi keruh. Peningkatan kekeruhan menyebabkan gangguan
penglihatan. Pembedahan yang biasa dilakukan adalah eksisi lensa yang keruh dan
penggantian dengan lensa buatan yang baru

39. Afakia kongenital

Afakia kongenital adalah suatu kelainan bawaan yang tidak memiliki lensa pada
saat lahir dan dapat dibagi menjadi 2 bentuk yaitu afakia kongenital primer dan
afakia kongenital sekunder.

40. Dislokasi lensa


Dislokasi lensa adalah keadaan dimana lensa kristalina bergeser atau berubah
posisinya dari kedudukan normalnya akibat rupturnya zonula zinii sebagai

12 |Calon Dokter Muda 


pemegangnya.1 Dislokasi lensa dapat terjadi total (luksasi) ataupun sebagian
(subluksasi) yang terjadi akibat proses trauma pada mata, herediter (sindrom
marfan, homosistinuria), ataupun komplikasi dari penyakit lain. Kejadian
dislokasi lensa sangat jarang ditemukan.
Faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya dislokasi lensa ditinjau dari teori
Blum yang dibagi menjadi empat faktor, antara lain faktor biologi, faktor perilaku,
faktor lingkungan, dan faktor pelayanan kesehatan.
Faktor Biologi – Herediter- Mutasi pada gen fibrilin pada
kromosom 15 (Sindrom Marfan)

– Kelainan bawaan yang bersifat autosomal


resesif, dimana terjadi Defisiensi sintetis enzim
Cystathione (Homocystinuria)

– Kelainan bawaan autosomal dominan atau


resesif (Weill-Marchesani Syndrome)

– Usia (dapat terjadi pada semua umur). Unutk


dislokasi lensa karena faktor herediter manifestasi
sudah muncul sejak usia anak- anak.

– Jenis kelamin, tidak ada perbedaan insidens


dislokasi lensa antara laki-laki dan perempuan.
Faktor Lingkungan – Lingkungan dengan keadaan yang kurang baik,
(misal: Pencahayaan kurang)
Faktor Perilaku – Kurangnya kesadaran pasien untuk segera
berobat- Kurangnya kesadaran pasien untuk
melakukan pemeriksaan rutin (kontrol)
Faktor Pelayanan Kesehatan – Komplikasi dari operasi katarak-
Keterlambatan dalam diagnosis dini dan terapi
terutama pada kasus dislokasi lensa yang
merupakan komplikasi dari penyakit lain seperti
katarak hipermatur, sehingga kejadian penyakit

13 |Calon Dokter Muda 


tidak dapat dicegah atau diminimalisir dan
seringkali tidak terdeteksi.

– Kekeliruan dalam diagnosis dan terapi

– Tidak adanya program yang adekuat untuk


proses skrining awal penyakit terutama untuk
dislokasi lensa yang terjadi karena faktor herediter.
K. Akomodasi dan refraksi
41. Hipermetropia ringan

Hipermetropi atau Hiperopia atau rabun dekat adalah kelainan refraksi mata di
mana bayangan dari sinar yang masuk ke mata jatuh di belakang retina. Hal ini
dapat disebabkan karena bola mata yang terlalu pendek atau kelengkungan kornea
yang kurang. Penderita kelainan mata ini tidak dapat membaca pada jarak yang
normal (30 cm) dan harus menjauhkan bahan bacaannya untuk dapat membaca
secara jelas. Penderita juga akan sulit untuk melakukan kegiatan yang
membutuhkan ketelitian tinggi. Perbaikan penglihatan dapat dilakukan dengan
memakai kacamata dengan lensa sferis positif (cembung).

42. Myopia

Miopi atau rabun jauh adalah sebuah kerusakan refraktif mata di mana citra yang
dihasilkan berada di depan retina ketika akomodasi dalam keadaan santai. Miopi
dapat terjadi karena bola mata yang terlalu panjang atau karena kelengkungan
kornea yang terlalu besar sehingga cahaya yang masuk tidak difokuskan secara
baik dan objek jauh tampak buram.[2] Penderita penyakit ini tidak dapat melihat
jarak jauh dan dapat ditolong dengan menggunakan kacamata negatif (cekung).

43. Astigmatisma

Astigmatisma adalah sebuah gejala penyimpangan dalam pembentukkan


bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang tidak dapat
memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal secara
bersamaan. Astigmatisma adalah cacat optik di mana penglihatan kabur karena
ketidakmampuan optik mata untuk fokus benda titik menjadi gambar terfokus

14 |Calon Dokter Muda 


tajam pada retina. Hal ini mungkin disebabkan oleh kelengkungan tidak teratur
atau toric dari kornea atau lensa.

Kesalahan bias mata astigmatik berasal dari perbedaan dalam tingkat refraksi
kelengkungan dari dua meridian yang berbeda (yaitu, mata memiliki titik fokus
yang berbeda dalam pesawat yang berbeda.) Misalnya, gambar dapat jelas
difokuskan pada retina di horisontal (sagital) pesawat, tapi tidak di pesawat
(tangensial) vertikal. Silindris menyebabkan kesulitan dalam melihat detail halus,
dan dalam beberapa kasus garis vertikal (misalnya, dinding) mungkin muncul
pada pasien yang akan miring. Optik astigmatik dari mata manusia sering dapat
dikoreksi dengan kacamata, lensa kontak keras atau lensa kontak yang memiliki
kompensasi optik, lensa silinder (yaitu lensa yang memiliki jari-jari yang berbeda
kelengkungan di pesawat yang berbeda), atau bedah refraktif.

44. Presbyopia

Presbiopi atau mata tua disebabkan karena daya akomodasi lensa mata tak bekerja
dengan baik akibatnya lensa mata tidak dapat menfokuskan cahaya ke titik kuning
dengan tepat, sehingga mata tidak bisa melihat yang jauh maupun dekat. Daya
akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih.
Presbiopi dapat diatasi dengan lensa ganda yang berisi lensa plus (+) dan minus.

45. Anisometropia

Anisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan refraksi


yang tidak sama pada mata kanan dan mata mata kiri. Dapat saja satu mata
myopia sedang mata yang lainnya hypermetropia. Perbedaan kelainan ini paling
sedikit 1.0 Dioptri. Jika terdapat anisometropia 2.5 - 3.0 Dioptri maka akan
dirasakan terjadi perbedaan besar bayangan 5%, yang mengakibatkan akan
terganggunya fusi. Pada keadaan ini dapat terjadi supresi penglihatan pada satu
mata.

46. Anisometropia pada anak

15 |Calon Dokter Muda 


Anisometropia berasal dari bahasa Yunani yang mengandung 4 komponen
kata yaitu "an = tidak"," iso = sama," metr = ukuran," opia "mata." Jika diartikan
secara singkat anisometropia adalah Ukuran mata tidak sama. Sedangkan secara
luas Anisometropia adalah suatu keadaan dimana mata mempunyai kelainan
refraksi yang tidak sama pada mata kanan dan mata mata kiri. Dapat saja satu
mata myopia sedang mata yang lainnya hypermetropia. Perbedaan kelainan ini
paling sedikit 1.0 Anisometropia akan mengakibatkan perbedaan tajam
penglihatan aniseikonia dan aniseiforia. Anisometropia pada hypermetropia lebih
buruk dibanding pada myopia. Pada anak ia kan melihat terutama dengan mata
yang jelas dan membiarkan penglihatan yang kabur atau lemah tidak melihat
biasanya yang lebih hypermetropia sehingga mata tersebut menjadi ambliopia.

47. Ambliopia

Amblyopia, salah satu penyebab kehilangan penglihatan pada anak, adalah


berkurangnya penglihatan yang terjadi karena otak mengabaikan gambar yang
diterima dari mata. Saluran visual seorang anak sepenuhnya tidak berkembang
sewaktu lahir. Amblyopia Refractive: Amblyopia yang dapat disebabkan oleh
kesalahan refractive yang tidak diperbaiki atau ketidakseimbangan refractive,
biasanya rabun jauh atau astigmatisme, terutama jika ada perbedaannya besar di
antara kedua mata.

48. Diplopia binokuler

Penglihatan ganda adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh perubahan


posisi mata sehingga pasien akan melihat dua gambar dari satu objek yang saling
berdekatan. Seseorang yang memiliki penglihatan ganda akan menyadari bahwa
gambar yang ia lihat biasanya buram karena objek tersebut akan bertabrakan
dengan objek lain. Penyebab diplopia yang umum adalah gangguan pada kornea,
seperti luka pada kornea dan kornea yang kering, gangguan pada lensa akibat
katarak, otot pada satu atau kedua mata yang melemah.

49. Buta Senja

Rabun senja atau rabun ayam (nyctalopia) adalah sebuah penyakit mata
yang menyebabkan penderitanya kesulitan melihat jika kekurangan sumber

16 |Calon Dokter Muda 


cahaya. Penyakit ini bisa disebabkan karena luka, malagizi (kekurangan vitamin
A) atau sejak lahir. Penyebabnya adalah: retinitis pigmentosa, retinal detachmen,
pathological myopia, dan choroideremia.

50. Skotoma

Terdiri atas 2 jenis, skotoma sentralis dan skotoma perifer.1.Skotoma


Sentralis-EtiologiAda 2 penyebab tersering skotoma sentralis, yaitu degenerasi
makula atrofi, eksudatif (hemoragik) yang terkait usia.Penyebab lain dari skotoma
sentralis adalah cedera makula, degenerasi makula miopik, penyakit saraf optikus
dan gangguan makula congenital.

51. Hemianopia, bitemporal, and homonymous

Lesi pada bagian lateral khiasma optikum akan menyebabkan hemianopsia


binasal sedangkan lesi pada bagian medial kiasma akan menghilangkan medan
penglihatan temporal yang disebut hemianopsia bitemporal. Kelainan seperti ini
banyak disebabkan oleh lesi khiasma, seperti tumor dan kista intrasellar, erosi dari
processus clinoid seperti yang terjadi dengan tumor atau aneurisma dorsal dari
sella tursica, kalsifikasi di antara atau di atas sella tursika seperti yang terjadi
dengan kista dan aneurisma kraniofaringioma, dan juga pada meningioma
suprasellar. Juga dapat disebabkan oleh trauma dan tumor pada regio khiasma.
Lesi pada radiasio optika bagian medial akan menyebabkan quadroanopsia
inferior homonim kontralateral sedangkan lesi pada serabut lateralnya akan
menyebabkan quadroanopsia superior homonim kontralateral. Quadroanopsia atau
kuadranopia biasanya terjadi pada lesi yang terdapat pada bagian temporo-
parietal. Lesi pada bagian posterior radiasio optika akan mengakibatkan
hemianopsia homonim yang sama dan sebangun dengan mengecualikan
penglihatan macular.

52. Gangguan lapang pandang

Lapangan pandang mata adalah luas lapangan penglihatan seorang


individu. Terdapat tiga jenis lapangan pandang; lapangan makular yaitu lapangan
pandang yang paling jelas dilihat oleh kedua mata, lapangan binokular yang
dilihat oleh kedua mata secara umumnya dan lapangan monokular yaitu kawasan

17 |Calon Dokter Muda 


yang bisa dilihat oleh salah satu mata saja. Hal ini disebabkan karena
penyumbatan arteri centralis retina yang mendarahi retina tanpa kolateral, ataupun
arteri karotis interna yang akan bercabang menjadi arteri oftalmika yang
kemudian menjadi arteri centralis retina. Kebutaan tersebut terjadi tiba-tiba dan
disebut amaurosis fugax.5,7

53. Ablasio Retina

Retina mengalami sobekan pada jaringan saraf yang jika sudah parah dapat
menyebabkan lepasnya pelapis retina sehingga seseorang bisa mengalami
kemunduran penglihatan bahkan kebutaan permanen. Terjadi penurunan kuantitas
dan kualitas retina dalam menangkap cahaya dengan cepat dan benar.

L. Retina
54. Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina

Kelainan Pembuluh Darah Retina merujuk pada beragam penyakit mata


yang berpengaruh pada pembuluh darah di mata. Kondisi ini terhubung dengan
penyakit pembuluh darah yang ada, seperti tekanan darah tinggi dan
arterosklerosis (penebalan dinding arteri).

Kelainan Pembuluh Darah Retina merujuk pada beragam penyakit mata


yang berpengaruh pada pembuluh darah di mata. Kondisi ini terhubung dengan
penyakit pembuluh darah yang ada, seperti tekanan darah tinggi dan
arterosklerosis (penebalan dinding arteri) dan Diabetes Mellitus.

55. Degenerasi macula karena usia

Terjadi penurunan kuantitas dan kualitas retina dalam menangkap cahaya


dengan cepat dan benar. Degenerasi makula lebih sering diakibatkan karena usia
lanjut seseorang. Semakin lanjut usia maka akan semakin berkurang kepekaan dan
kekuatan saraf optik dalam menangkap cahaya.

56. Retinopati (diabetic, hipertensi, premature)


a. Retinopati diabetes

18 |Calon Dokter Muda 


Yaitu adanya penyempitan vena secara bertahap yang diakibatkan karena
penumpukan gula darah yang mengendap pada pembuluh darah atau arteri retina
mata sehingga penglihatan sanagat pendek dan selalu kesulitan melihat untuk
jarak yang jauh.

b. Retinopati hipertensi

Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kestabilan pembuluh


darah pada retina mata sehingga dindingnya bisa mengalami penebaan yang
menyerupai plak dan memblokir asupan darah berisi oksigen yang mengalir ke
retina.

c. Retinopati Pada Prematur

Retinopati Pada Bayi Prematur adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan
pada pembentukan pembuluh darah retina pada bayi prematur.Retinopati yang
berat ditandai dengan proliferasi pembuluh retina, pembentukan jaringan parut
dan pelepasan retina.

57. Karioretinis

Penyakit radang dengan kursus akut atau kronis, yang mempengaruhi


bagian posterior dari koroid.Proses ini juga melibatkan retina.Sistem peredaran
darah di bagian posterior mata diatur sehingga pembuluh darah terbentuk lebar
tempat tidur.Fitur anatomi ini mengarah ke perlambatan sirkulasi darah di daerah
ini. Untuk alasan ini, semua agen infeksi yang menembus ke dalam tubuh
manusia, sering tertunda di belakang mata.Proses inflamasi pertama
mempengaruhi kapiler yang menyehatkan retina dengan darah, dan kemudian
melewati pada koroid.

58. Optic disc cupping

Glaukoma adalah suatu kumpulan penyakit yang mempunyai karakteristik


neuropati optik yang berhubungan dengan hilangnya fungsi penglihatan.
Walaupun kenaikan tekanan intra okuli (TIO) adalah salah satu dari faktor primer,
ada atau tidaknya faktor ini tidak merubah definisi penyakit. (American Academy
of Ophthalmology, 2009-2010).

19 |Calon Dokter Muda 


M. Diskus Optik dan Saraf
59. Edema Papil

Papil edema dapat terjadi apabila terdapat hipotoni okular dan tekanan
intrakranial normal, karena untuk keadaan ini, tekanan intrakranium akan tampak
inggi relatif terhadap rendahnya tekanan di dalam bola mata. Papiledema dapat
berkaitan dengan penurunan penglihatan akut setelah dekompresi intrakranium
mendadak atau penurunan perfusi sistolik. Pada papiledema kronik, diskus yang
hiperemis dan meniggi menjadi putih abu-abu akibat gliosis astrod\sitik dan atrofi
saraf disertai kontriksi sekunder pembuluh-pembuluh darah retina. dapat muncul
pembuluh darah kolateral optikosiliaris dan eksudat halus atau drusen.

60. Atropi optic

Atrofi saraf optik adalah pengembangan dari penyakit di mana saraf optik
sebagian atau seluruhnya tunduk kerusakan dalam rangka serat, maka serat tunduk
pengganti oleh jaringan ikat. Atrofi saraf optik, gejala yang meliputi pengurangan
fungsi visual dalam hubungannya dengan pucat umum disk saraf dan dapat
bawaan atau diperoleh di alam muncul.

61. Neuropati optic

Neuropati optic yaitu kerusakan pada saraf kranial yang mengirim sinyal
visual dari retina ke otak.

62. Neuritis optik

Neuritis opitic adalah kondisi mata di mana lapisan mielin pada saraf optik
meradang. Kondisi ini dapat menyerang satu atau kedua mata. Neuritis optik
adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena peradangan pada saraf
optik. Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan yang membawa
impuls penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang
membungkus saraf tersebut mengalami kerusakan (proses ini disebut juga
demielinisasi). Neuritis optik sering diakibatkan oleh penyakit sklerosis multipel.
Penyebab lainnya adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit
otoimun atau tumor yang menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit

20 |Calon Dokter Muda 


pembuluh darah (misalnya radang arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun
seperti metanol dan timah hitam dapat menyebabkan kerusakkan saraf optik.
Kerusakn saraf optik dapat juga dikarenakan penyalahgunaan alkohol dan rokok.
Neuritis optik dapat juga disebabkan karena gangguan sistem kekebalan tubuh.

N. Glukoma
63. Glaukoma akut

Glaukoma akut : merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer.


Glaukoma akut adalah suatu kondisi dimana terjadi aposisi iris dengan jalinan
trabekular pada sudut bilik mata. Saat kondisi iris terdorong atau menonjol
kedepan maka outflow humor akuos akan terhambat, keadaan ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
64. Glukoma lainnya
Glaukoma lainnya : glaukoma sudut terbuka, struktur mata tampak normal
namun ada masalah di dalam saluran mata yang disebut trabecular meshwork.
Masalah ini menyebabkan cairan mata tidak bisa mengalir dengan baik.Selain dua
jenis glaukoma di atas, ada lagi jenis glaukoma lainnya yaitu glaukoma sekunder
dan glaukoma kongenital. Glaukoma sekunder disebabkan oleh peradangan pada
lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata. Sedangkan glaukoma
kongenital disebabkan oleh kelainan pada mata (kondisi bawaan). Glaukoma
kongenital diidap oleh anak-anak.
Telinga
65. Tuli
- Pada Tuli konduksi, telinga tidak dapat mendengar karena gangguan pada
penghantaran getaran suara. Sebab-sebab gangguan ini antara lain
penyumbatan saluran telinga oleh minyak serumen, penebalan atau
pecahnya membran timpani, pengapuran pada tulang pendengaran,
kekakuan hubungan stapes pada tingkap oval, tuli saraf yaitu tuli yang
disebabkan adanya kerusakan saraf auditori (saraf pendengaran).
- Tuli kongenital merupakan gangguan pendengaran yang timbul pada saat
lahir. Tuli kongenital merupakan ketulian yang terjadi pada seorang bayi

21 |Calon Dokter Muda 


disebabkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan maupun pada
saat lahir.
- Tuli Persepsi/sensorneural disebabkan oleh kelainan atau kerusakan pada
koklea (rumah siput), saraf pendengaran dan batang otak sehingga bunyi
tidak dapat diproses sebagaimana mestinya.
66. Inflamasi pada auricular

Inflamasi pada aurikular : reaksi tubuh terhadap invasi bahan infeksi,


antigen atau karena cedera fisik, terdapat pada kulit, kartilago serta lapisan
jaringan ikat sekitarnya atau perikondrium aurikula.

67. Herpes Zoster Otikus

Herpes Zoster Otikus : adalah komplikasi dari herpes zoster dimana terjadi
reaktivasi dari infeksi virus varisela zoster laten di ganglion genikulatum sensoris
yang sudah bertahun-tahun terdapat pada pasien dimana sebelumnya menderita
varisela.

68. Fistula Preurikular

Fistula preaurikular : merupakan lubang berbentuk bulat lonjong dengan


ukuran seujung pensil. Dapat ditemukan di depan tragus. Merupakan kelainan
yang bersifat herediter dominan, umumnya terjadi akibat kegagalan penyatuan
atau penutupan dari tonjolan – tonjolan (hilokz) pada masing – masing arkus
brankialis pertama dan kedua yang akan membentuk daun telinga pada masa
pembentukkan embrional.

69. Labirinitis
Labirinitis : infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh
bakteri atau virus. Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling
sering dari radang telinga tengah. Di klinis, dibagi atas labirinitis lokalisata dan
labirinitis difusa (supuratif). Gejala klinis yang timbul pada keduanya hampir
sama, yaitu gangguan vestibular, vertigo, nistagmus, mual dan muntah serta
gangguan fungsi pendengaran sensorineural, hanya gejala klinis pada labirinitis
difusa bersifat lebih berat.

22 |Calon Dokter Muda 


70. Otitis Eksterna
Otitis Eksterna Maligna : infeksi telinga luar yang ditandai dengan adanya
jaringan granulasi pada liang telinga dan nekrosis kartilago dan tulang liang
telinga hingga meluas ke dasar tengkorak. Keadaan ini sering dijumpai pada
pasien diabetes mellitus atau pasien dengan immunocompromised. Gejala dan
tanda meliputi otalgia, otorea dengan jaringan granulasi pada liang telinga dan
keterlibatan saraf kranial. P. aeruginosa merupakan kuman patogen terbanyak
ditemukan.
71. Otitis media akut

Otitis media akut : suatu peradangan akibat infeksi pada sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel
mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu. Kuman penyebab otitis
media yang tersering adalah bakteri piogenik (menimbulkan nanah), seperti
Streptococcus hemoliticus, Staphylococcus aureus, Pneumococcus dan
Haemophilus influenzae.

72. Otitis media serosa

Otitis media serosa : penumpukan cairan pada telinga bagian tengah, yaitu
di belakang gendang telinga. Otitis media serosa sering terjadi setelah otitis media
akut. Cairan yang menumpuk di belakang gendang telinga selama infeksi akut
tetap ada setelah infeksi tersebut mereda. Otitis media serosa juga bisa terjadi
tanpa didahului oleh adanya infeksi, misalnya akibat sumbatan tuba eustachius,
yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang
hidung. Sumbatan seringkali disebabkan oleh adanya peradangan pada nasofaring,
alergi, atau pembesaran adenoid.

73. Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)


Yaitu radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada
gendang telinga (membran timpani) dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari
telinga (otorea) lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin serous, mukous, atau purulen.

23 |Calon Dokter Muda 


74. Mastoiditis
Peradangan pada mastoid yaitu tulang yang terletak dibelakang dan bawah
telinga. stoiditis adalah suatu peradangan pada telinga tengah yang merupakan
komplikasi dari otitis media supurative chronis.
75. Myringitis
Suatu penyakit inflamasi yang menimbulkan bula pada gendang telinga
(membran timpani). Hal ini terjadi pada infeksi telinga tengah (otitismedia).
Myringitis merupakan bentuk dari otitis media akut dimana terjadi perkembangan
vesikel pada membran timpani. Myringitis dapat berkembang dengan virus,
bakteri (Streptococcus pneumonia), atau mikoplasma otitis media. Rasa nyeri
dapat terjadi tiba-tiba dan menetap dalam 24-48 jam. Penurunan pendengaran dan
demam dapat dipicu oleh karena bakteri.
76. Benda Asing
Menyebabkan iritasi dan kehilangan pendengaran sementara.Objek tajam
dapat mencederai gendang telinga.

77. Perforasi membran timpani

Kuman masuk ke bagian eksterna melalui lubang telinga atau melalui tuba
eustaci kemudian menimbulkan infeksi. Infeksi labrinth (telinga interna)
merupakan perluasan telinga media, pengaruh yang paling utama ialah mengenai
keseimbangan.

78. Otosklerosis

Pertumbuhan tulang abnormal di telinga tengah dan terutama


memengharui tulang stapes kecil.Akibatnya tulang stapes tidak dapat
menghantarkan suara sebagaimana fungsinya.

79. Timpanosklerosis

Penyakit pada membran timpani yang menunjukkan gambaran bercak-


bercak putih tebal atau menjadi putih dan tebal seluruhnya akibat timbunan
kolagen terhialinisasi pada bagian tengahnya.

24 |Calon Dokter Muda 


80. Kolesteatoma

Sel-sel kulit dari lapisan saluran telinga terjebak di tengah telinga tengah
yang terbentuk dan berkembang secara perlahan sehingga terjadi gangguan
kolesteatoma.

81. Presbiakusis

Tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi


(penuaan) organ pendengaran.

82. Serumen prop

Sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa liang telinga.
Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di
liang telinga.

83. Mabuk perjalanan

Terjadi jika sistem vestibular (pusat keseimbangan di telinga bagian


dalam) terganggu. Terganggunya pusat keseimbangan di telinga ini merangsang
produksi zat histamin yang merangsang otak untuk menimbulkan reaksi mual
& ingin muntah. Misalnya ketika berada dalam perjalanan, posisi duduk tidak
pernah seimbang.

84. Trauma akustik akut

Disebabkan ledakan kerusakan telinga yang terjadi pada telinga dapat


mengenai membran,yaitu suatu ruptur.Bila ledakan lebih hebat dapat merusak
koklea.Pada ruptur saja ketuliannya bersifat konduktif,namun kerusakan pada
koklea ketuliannya bersifat sensorineural.

85. Trauma aurikular

Hematoma daun telinga akibat suatu rudapaksa yang menyebabkan


tertimbunnya darah dalam ruangan antara perikondrium dan kartilago.

25 |Calon Dokter Muda 


Hidung

A. Hidung dan sinus hidung


86. Deviasi septum hidung

Deviasi septum dapat menyebabkan obstruksi hidung jika deviasi yang


terjadi berat. Kecelakaan pada wajah merupakan faktor penyebab deviasi septum
terbesar pada orang dewasa.

87. Furunkel pada hidung

Infeksi dari kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan
subkutan.

88. Rhinitis akut

Peradangan akut pada mukosa hidung yang disebabkan oleh infeksi virus
atau bakteri

89. Rhinitis vasomotor

Pembulu darahnya sangat sensitif dan mengakibtkan pembuluh darah


membesar/melebar bila terkena beberapa jenis pemicu tertentu yang ada di
lingkungan orang tersebut.Hal ini bisa menyebabkan sumbatan dan banyak lendir
yang keluar dari hidung.

90. Rhinitis alergika

Peradangan membran mukosa yang diakibatkan oleh bakteri, alergen


(penyebab alergi), dan virus.

91. Rhinitis Kronik

Rhinitis kronik merupakan peradangan kronik pada membranmukosa yang


disebabkan oleh infeksi yang berulang.

92. Rhinitis Medikamentosa

26 |Calon Dokter Muda 


Rhinitis Medikamentosa merupakan kelainan hidung berupa gangguan
hidungkarena kongesti mukosa hidung yang diakibatkan penggunaan
vasokontriksi topikal (obat tetes hitung).

93. Sinusitis

Sinusitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada sinus paranasalis,


yang dapat merupakan infeksi dari hidung, gigi, gusi, faring, dan tongsil.

94. Sinusitis Frontal Akut

Sinusitis frontal akut, yaitu peradangan pada sinus frontalis yang terdapat di
dahi bagian depan antara kedua mata.

95. Sinusitis Maksilla akut

Sinus Maksilla akut terjadi kurang dari 3 minggu, disebabkan karena antrum
High-more merupakan paranasalis terberar, lalu letak ostiumnya lebih tinggi
sehingga bergantung pd pergerakn silia, jg dasar sinus maksilla adalah dasar akar
gigi sehingga infeksi gigi juga dapat menjadi penyebab, lalu ostium sinus maksilla
terletak di meatus medius merupakan ruang sempit sehingga mudah tersumbat.
Hal dan bagian inilah yang dapat terjadi kesalahan sehingga menyebabkan
sinusitis maksilla.

96. Sinusitis Kronik

Sinusitis kronik merupakan peradangan pada sinus paranasal yang dalam


waktu 8 minggu atau lebih. Bisa terjadi karena polusi bahan kimia menyebabkan
silia rusak, bisa juga alergi dan imunologi.

97. Benda Asing

Benda asing merupakan salahs atu gangguan pada hidung, jika benda sing
masuk ke dalam hidung biasanya akan masuk ke servikan esophagus , biasanya di
otot krikofaring atau arkus aorta, kadang-kadang di daerah penyilangan esophagus
dengan bronkhus utama kii pada sfingter kardio esophagus.

27 |Calon Dokter Muda 


98. Epistaksis

Epistaksis merupakan suatu perdaran pada hidung, ada 2 bagian posterior


dan aterior. Pada epikstaksis anterior berasal dari fleksus kiesselbach dan pada
epikstaksis posterior berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri ethmoidalis
posterior.

99. Ethmoiditis Akut

Ethmoiditis Akut adalah peradangan pada sinus-sinus ethmoidalis akibat


inflamsi mukosa sinus saat influensa, yaitu edema mukosa yang menutupi ostium
sehingga terjadi gangguan drainase oleh mukosiliar.

100. Polip

Polip merupakan pembengkakan mukosa hidung yang terdiri atas cairan


intarseluler dan kemudian terdorong ke dalam rongga hidung dengan gaya berat.
Biasanya berasal dari sinus maksilla, lalu melalui ostium sinus maksilla dan
masuk ke rongga hidung dan membesar di koana dan nasopharing.

B. Kepala dan leher

101. Fistula dan Kista Brankial Lateral dan Medial

Kista Brankial merupakan suatu masa kistik kongenital pada leher, yang
berada dibawah angulus mandibula dan bagian anterior kista mendorong glandula
submandibular, bagian medial berbatasan dengan arteri karotis eksterna dan vena
jugularis interna, dan bagian posterior otot sternokleidomastoideus. Fistula
merupakan saluran abnormal yang berkembang antara dua bagian tubuh yang
terpisah dari satu sama lain, fistula ada berbagai jenis seperti craniosinus.

102. Higroma Kistik

Higroma Kistik merupakan Moist tumor dan anomaly dari system limfatik
ditandai dari single atau multipel kista pada soft tissue. Anyaman pembuluh limfe
yang pertama kali terbentuk disekitar pembuluh vena mengalami dilatasi dan
bergabung membentuk jala yang di daerah tertentu akanberkembang menjadi
sakus limfatikus. Pada embrio 2 bulan, pembentukan sakus primitive telah

28 |Calon Dokter Muda 


sempurna. Bila hubungan saluran kearah sentral tidak terbetuk maka timbullah
penimbunan cairan yang akhirnya membentuk kista berisi cairan. Biasa paling
sering pada daerah leher.

103. Tortikolis

Tortikolis merupakan keadaan otot-otot leher terkontraksi disertai


perputaran leher. Pada congenital Torticollis merupakan trauma otot
sternokledomastoideus saat proses persalinan menyebabkan fibrosis atau
malposisi intrauterina yang menyebabkan pemendekan otot
sternokledomastoideus.

104. Abses Bezold

Abses Bezold adalah abses leher dalam yang berkembang, dengan adanya
peradangan pada mastoideus, jika korteks mastoid terkena pada ujungnya sebagai
lawan dari korteks lateral, abses akan berkembang dileher dalam sampai sterno
kledo mastoideus. Abses akan menimbulkan nanah sebagai proses pencegahan
penyebaran. Pus akan berkumpul dalam ruang potensial diantara fasia leher dalam
sebagai akibat penjalaran infeksi seperti dari gigi, mulut, tenggorokan, telinga dan
leher.

29 |Calon Dokter Muda 

You might also like