You are on page 1of 4

BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil dan Pembahasan


Meskipun tanpa riwayat atau bukti dari liken planus cutaneus, oral liken planus
retikular dengan tanda-tanda bilateral dari mukosa bukal memiliki pola
karakteristik yang dapat ditegakkan dengan diagnosis klinis saja. Perlu
ditekankan, meskipun pada kasus "klasik" periode reevaluasi pasien diharuskan
untuk mencari tanda-tanda progresivitas dari jaringan, dan pasien harus
disarankan untuk mencoba biopsi jaringan sehingga dapat ditegakkan
menggunakan diagnosis histopatologi.
Anamnesa yang jelas dan korelasinya dengan klinis yang muncul dapat
membantu dalam menegakkan diagnosis dan juga biopsi dapat dipertimbangkan.
Dalam presentasi keratosis plak pada bagian dorsal, khususnya dorsolateral, lidah,
biopsi adalah opsi utama untuk mengexclude kemungkinan displasia (perubahan
epitel prekanker) atau skuama sel karsinoma. Jika pada gambaran mirip gingivitis
deskuama yang lebih banyak, kondisi seperti lichenoid foreign body reaction
(akibat material profilaksis dental), membran mukus pemfigoid, stomatitis
ulceratif kronis dan pemfigus vulgaris dapat diperhitungkan. Sehingga, biopsi
dapat dipertimbangkan untuk dilakukan untuk kasus deskuama gingivitis
persistent apapun yang tidak respon terhadap tindakan konservatif higienitas
lokal. Diagnosis akhir untuk oral liken planus, khususnya pada kasus erosif,
diselesaikan dengan biopsi jaringan pada mukosa yang terkena. Dengan
menggunakan anestesi lokal yang benar, potongan berbentuk elips harus
mendapatkan bagian dari jaringan lesi hingga mukosa yang normal. Penggunaan
cauter tidak direkomendasikan pada kasus ini diakibatkan dapat terjadi perubahan
artifak pada spesimen. Sebagai tambahan, lesi erosif atau ulcer harus ditangani
dengan pelan untuk meminimalkan kemungkinan sayatan atau pemisahan dari
permukaan epitel dari lapisan jaringan ikat, yang dapat mempengaruhi diagnosis
spesimen.
Oral liken planus memiliki beberapa gambaran karakteristik
histopatologis, termasuk hiperkeratosis, degenerasi vakuola dari lapisan basal sel
dan degenerasi keratinosit yang dinamakan koloid atau Civattes bodies. Bisa tidak
terlihat Rete ridges atau elongasi pada satu arah atau gambaran "saw-tooth".
Lapisan tipis akibat infiltrasi dari sedikit limfosit dapat tampak di epitel, kadang
menghancurkan jaringan penghubung ikat dan epitel. Tetapi, gambaran ini tidak
spesifik pada oral liken planus dan dapat dilihat pada beberapa kondisi lainnya,
seperti reaksi likenoid akibat amalgam, likenoid akibat obat, reaksi mukosa
cinnamon, lupus eritematous, Graft-versus-host disease, dan stomatitis ulceratif
kronis. Karena itu, oral liken planus didiagnosa dengan korelasi yang sangat hati-
hati antara klinis yang muncul dan hasil dari pemeriksaan biopsi.
Pemeriksaan direct immunofluoresen pada spesimen oral liken planus
menyerupai pemeriksaan rutin histopatologis yang hasilnya bisa membantu atau
menegakkan diagnsosi oral liken planus, tetapi tidak spesifik pada oral liken
planus saja. Kebanyakan lesi menunjukkan lapisan tipis yang irregular dan linear
dengan bentuk lain dari mucositis dari likenoid, graft-versus-host disease, lupus
eritematous, dan stomatitis ulceratif kronis.
Tidak seperti liken planus cutaneus, yang dapat sembuh sendiri dan
menghilang spontan dalam 1 sampai 2 tahun, oran liken planus biasanya kondisi
kronis dan dapat menetap hingga bertahun-tahun, atau dekade. Seperti penyakit
autoimun kebanyakan, tidak ada ada pengobatan definitif dari oral liken planus.
Tujuan utama dari pengobatan adalah mengurangi luas dan keparahan penyakit
ketika periode aktif dan jika mungkin, meningkatkan dormansi penyakit. Pasien
dengan oral liken planus retikular tanpa gejala tidak membutuhkan intervensi
terapi. Tindakan konservatif untuk memperbaiki higienitas oral dan
meminimalisasi iritasi jaringan lokal dapat membantu mengurangi periode
jaringan yang dapat "rusak". Ini termasuk menurunkan interval antara profesional
profilaksis dental (setiap 4 bulan dibandingkan setiap 6 bulan), rekomendasi
penggunaan pasta gigi yang lunak dan memperbaiki gigi yang tajam atau rusak,
restorasi dan gigi palsu. Jika terdapat candidiasis yang melapisi, terapi antifungal
dapat diberikan untuk mengurangi gejala yang muncul. Pengobatan dari gejala
erosif oral liken planus sebagian besar dengan penggunaan kortikosteroid topikal,
khususnya yang potensi tinggi seperti fluocinonide (Lidex) 0.05%, augmentasi
betamethasone (Diprolene) 0.05% dan clobetasol (Temovate) 0.05%. Sediaan gel
lebih baik dibandingkan krim atau ointment yang lebih hidrofobik dan susah
melekat pada oral mukosa normal yang lembab. Pasien harus disarankan untuk
mengoleskan tipis gel kortikosteroid langsung pada jaringan lesi 4 sampai 5 kali
sehari. Pemberian sedikit gel beberapa kali sehari dibandingkan pemberian
banyak gel tetapi dalam durasi yang sedikit harus ditekankan. Dikarenakan oral
liken planus memiliki kemampuan mengeluarkan substrat natural, pasien harus
diinstruksikan untuk menggunakan kembali terapi topikal dengan dosis
maksimum ketika gejala muncul. Klinisi harus menggiatkan pasien untuk
membantu atau mempertahankan higientias yang baik dikarenakan ini sebagai
penurunan aktifitas penyakit, dengan atau tanpa terapi kortikosteroid topikal.
Untuk pasien dengan gejala penyakit yang meluas atau memiliki
keterbatasan, kemungkinan karena penyakit lainnya seperti arthritis, larutan
kortikosteroid aqueous dapat menjadi alternatif yang efektif. Pilihan yang
termasuk yaitu dexamethasone (Decadron) elixir, 0.5mg/5ml dan prednisolone
(Prelone) sirup, 15mg/5ml. Pasien harus diinstruksikan untuk berkumur pada
bagian yang terkena dengan larutan selama semenit dan membuang tanpa
berkumur dengan air setelah makan dan sebelum waktu tidur. Varietas dari
pengobatan yang lain dapat digunakan untuk mengobati oral liken planus,
termasuk immunosuppresif topikal (tacrolimus, retinoid, siklosporin), agen
sistemik (kortikosteroid, retinoid, dapson, azathioprine, griseofulvin, thalidomide,
levamisole), dan PUVA (psoralen oral dan ultraviolet A dosis rendah) atau terapi
laser. Meskipun hasil yang memuaskan didapati, tetapi obat-obatan ini biasanya
lebih mahal dibandingkan terapi kortikosteroid dan tanpa bukti yang jelas dari
kemampuan yang lebih baik.

You might also like