Professional Documents
Culture Documents
4 TITIK
Kelompok:
Hadi Prayitno (20150130118)
Beny Firiya (20150130133)
Deni Dwi Setyawan (20150130134)
1. FOUR-POINT BENDING MATERIAL METALS
A. Pengertian Uji Bending
Pengujian bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara di tekan
atau diberi beban untuk mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung
(bending). Proses pengujian bending memiliki 2 macam pengujian, yaitu three point
bending dan four point bending. Perbedaan dari kedua cara pengujian ini hanya terletak
dari bentuk dan jumlah point yang digunakan.
Four point bending merupakan pengujian yang menggunakan empat titik point
untuk menguji suatu material, dimana 2 point pada bagian bawah yang berfungsi
sebagai tumpuan dan 2 point (penekan) pada bagian atas yang berfungsi sebagai
penekan. Pengujian Four Point Bending menghasilkan material yang berbentuk seperti
huruf “U”.
D. Pembahasan
Data yang saya gunakan adalah dari jurnal “Mechanical Behavior of ZM21
Magnesium Alloy Plates-An Experimental and Finite Element Study” diteliti oleh
Ajinkya Shirukar, Arshad Tamboli, Priyanka N Jagtap, Sreekant Dondapati,
Davidson J D.
Tabel data specimen Magnesium (Mg) Alloy dan 316L Stainless Steel :
𝐹𝐿 113.81 𝑥 135
(𝜎) = 2
= = 43.8981 Mpa
𝑏𝑑 14 𝑥 (5)2
Keteragan :
L = Panjang (mm)
b = lebar (mm)
𝐿3 𝐹 (135)3 𝑥113.81
(𝐸) = = = 30.7709 𝐺𝑃𝑎
4𝑤ℎ3 𝐷 4𝑥14𝑥(5)3 𝑥1.3
Keteragan :
L = Panjang (mm)
w = lebar (mm)
D = displacement (mm)
𝐹𝐿 56.91 𝑥 135
(𝜎) = 2
= = 21.951 Mpa
𝑏𝑑 14 𝑥 (5)2
Keteragan :
L = Panjang (mm)
b = lebar (mm)
d = tinggi / kedalaman (mm)
𝐿3 𝐹 (135)3 𝑥56.91
(𝐸) = = = 13.3352 𝐺𝑃𝑎
4𝑤ℎ3 𝐷 4𝑥14𝑥(5)3 𝑥1.5
Keteragan :
L = Panjang (mm)
w = lebar (mm)
D = displacement (mm)
Dapat dilihat bahwa jumlah lubang meningkatkan beban nyata menurun. Dari
grafik diatas menunjukkan bahwa pelat dengan lubang 10 mengalamai pertambahan
panjang yang lebih banyak dan mengalami pembebanan lebih rendah dibandingkan
pelat lubang 6. Dimana pelat lubang 10 mempunyai nilai beban sekitar 500-600 N
dan deformation sekitar 19 mm, sedangkan untuk lubang 6 mempunyai nilai beban
sekitar 700-800 N dan deformasi sekitar 17 mm. Hasil ini menunjukkan bahwa
jumlah lubang meningkatkan kekuatan beban dan deformasi menjadi menurun.
2 PENGUJIAN BENDING 4 POINT PADA KOMPOSIT
3 PENGUJIAN BENDING 4 POINT PADA KERAMIK
Teori Bending
Kekakuan adalah ketahanan suatu material terhadap deformasi elastis. Modulus
Elastisitas (E) adalah harga kekakuan suatu material pada daerah elastis. Modulus elastis juga
berarti perbandingan tegangan dengan regangan pada daerah elastis. Material yang lentur (tidak
kaku) adalah material yang dapat mengalami regangan bila diberi tegangan atau beban tertentu.
Tegangan atau beban yang diberikan pada specimen uji haruslah dibawah harga beban
maksimum agar specimen tidak mengalami deformasi plastis.
Uji lengkung (bending test) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan
mutu suatu material secara visual.
Pada pengujian kekuatan lentur dan kekerasan dilakukan dengan pemberian beban pada
material sehingga secara bersamaan mulai terbentuk tegangan tarik, tekan, dan geser. Beban
tersebut akan maksimum pada permukaan spesimen, serta bernilai nol pada neutral axis-nya.
Secara umum pengujian dilakukan dengan menggunakan dua tipe pembebanan, yakni: 3 point
bending dan 4 point bending. Berikut ini merupakan skema pengujian keduanya beserta
diagram gaya geser serta momen lenturnya.
Uji Bending Keramik 4 point Menggunakan ASTM C1161-13
-Metode pengujian ini dapat digunakan untuk pengembangan materi, kontrol kualitas,
karakterisasi, dan tujuan pembuatan data desain. Metode uji ini dimaksudkan untuk digunakan
dengan keramik yang kekuatannya adalah 50 MPa (~ 7 ksi) atau lebih besar.
- Stres ßexure dihitung berdasarkan teori balok sederhana dengan asumsi bahwa
material isotropik dan homogen, modulus elastisitas dalam tegangan dan kompresi adalah
identik, dan materialnya elastis secara linier. Ukuran butir rata-rata tidak boleh lebih besar dari
satu Þbalik dari ketebalan balok. Asumsi homogenitas dan isotropi dalam aturan standar
mengesampingkan penggunaan tes ini untuk keramik yang diperkuat terus menerus.
- Kekuatan lentur dari sekelompok spesimen uji dipengaruhi oleh beberapa parameter
yang terkait dengan prosedur uji. Faktor-faktor tersebut termasuk tingkat pembebanan,
lingkungan uji, ukuran spesimen, persiapan spesimen, dan uji Þcampuran. Ukuran spesimen
dan Þcampuran dipilih untuk memberikan keseimbangan antara kon practicalgurasi praktis dan
kesalahan yang dihasilkan, seperti yang dibahas dalam MIL-STD 1942 (MR) dan Referensi (1)
dan (2) .4 konfigurasi spesifik dan spesimen spesimen yang ditunjuk untuk memungkinkan
siap perbandingan data tanpa perlu skala ukuran Weibull.
- Kekuatan lentur dari material keramik tergantung pada resistansi yang melekat pada
fraktur dan ukuran serta tingkat keparahan ßaws. Variasi ini menyebabkan pencar alami dalam
hasil tes untuk sampel spesimen uji. Analisis fraktografi permukaan fraktur, meskipun di luar
ruang lingkup standar ini, sangat direkomendasikan untuk semua tujuan, terutama jika data
akan digunakan untuk desain sebagaimana dibahas dalam MIL-STD-1942 (MR) dan Referensi
(2-5) dan Praktik C1322 dan C1239.
- Metode ini menentukan kekuatan lentur pada suhu lingkungan dan kondisi
lingkungan. Kekuatan fleksural dalam kondisi ambien mungkin atau tidak harus menjadi
kekuatan lentur yang inert.
Configuration Diameter, mm
A 2.0 to 2.5
B 4.5
C 9.0
Perhitungan Uji Bending 4 titik
Formula standar untuk kekuatan balok dalam pengujian bending empat titik – 1⁄4 titik lentur
adalah sebagai berikut:
3𝐹𝐿
σ=
4𝑏𝑑2
11. 𝐹𝑙 3
E=
32.𝑏𝑑3 δ
Pembuatan benda uji menggunakan design 3d yang nantinya akan dicetak dengan
Robocasting, ukuran specimen yang dibuat sampel berukuran 40 x 3 x 2 mm dipoles menjadi
1 mikron pada tepi. Uji mekanis yang terdiri dari 4 titik lentur sesuai dengan ASTM C1161-
13 Bentang bawah 20 mm dan rentang atas 10 mm digunakan pada mesin uji Universal
Zwick iLine. Pengujian dilakukan dengan tingkat perpindahan 0,2 mm min − 1 dan dengan
tegangan surfacein yang dipoles.
Hasil Pengujian
Probabilitas distribusi kegagalan dalam pengujian lentur 4-titik Al2O3 dan SiC
dicetak dalam orientasi memanjang, lebar dan tinggi
Gambar SEM dari tepi bar SiC dengan lapisan pencetakan ditandai garis merah.
Lapisan tidak terlihat di dalam bagian dan biji-bijian terlihat tumbuh melintasi batas,
mengindikasi perlekatan yang baik antara batang selama pencetakan.
Kesimpulan