You are on page 1of 2

Nama : Dewi Megalia

NIM : 01031381621188

Etika Bisnis

Analisis Kasus Roy Suryo :

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK atas Laporan Keuangan (LK) Kemenpora Tahun 2014
mencatat pembelanjaan Roy di toko Entong sebagai bagian dari kecacatan laporan keuangan.
Belanjaan di toko Entong menjadi bagian dari 3.226 aset barang milik negara (BMN) berupa
peralatan elektronik dan mesin yang menyangkut di tagihan Kemenpora kepada Roy Suryo.

Melalui analisis akuntansi dan referensi dari berita terkait kasus ini. Dinyatakan bahwa sistem
pembelian barang dengan pemebelian langsung dibawah Rp 50.000.000 dan tidak adanya
inventarisasi dari barang yang dibeli oleh perintah Roy Suryo. Dan tidak tercantum dalam
Rencana Umum Pengadaan (RUP) Kemenpora 2014. Menurut saya hal ini sangat fatal,
mengingat dana yang digunakan Roy Suryo untuk membeli barang-barang dapat mengakibatkan
potensi kerugian negara.

Roy Suryo membeli barang sendiri tanpa prosedur penunjukan Langsung sesuai Perpres No. 54
Tahun 2010. Dan barang tersebut tidak dilabeli sebagai aset Kemenpora. Walaupun Roy Suryo
membantah tuduhan belum mengembalikan aset Kemenpora, namun ia mestinya harus cepat
mengklarifikasi terkait masalah barang-barang ini agar tidak memunculkan isu negatif publik.
Karena menurut saya, 3.226 aset milik negara itu sangat banyak.

Hal yang disayangkan dari kejadiaan ini, kasus ini mencuat setelah Roy Suryo tidak menjabat
lagi sebagai menpora. Terlihat adanya kelalaian dari pihak-pihak terkait mengenai inventarisasi
ini.

Analisis saya adanya kelalaian mencakup :

1. Mulai dari kesalahan Roy Suryo yang membeli barang sendiri tanpa prosedur penunjukan
Langsung sesuai Perpres No. 54 Tahun 2010,
2. Kelalaian inventaris yang tidak rapi
3. Adanya pinjam nama perusahaan rekanan Kemenpora sebagai pelaksana pengadaan
barang yang dibeli Roy Suryo dan pemberian dana talangan untuk melunasi barang.
Padahal menurut kewenangannya, pengadaan ini harus diketahui Sesmenpora. Namun
ada dua masa jabatan sesmenpora saat itu yakni Yuli Mumpuni dan Alfitra Salamm.
4. Pihak Sesmenpora harusnya dengan sigap menanggapi kasus ini, sayangnya Alfitra
Salamm justru tidak hadir saat itu. Bahkan Yuli dan Alfitra sendiri menolak menanggapi
perkara ini. Padahal jika semua pihak yang terlibat langsung mengemukakan terkait
barang tersebut pasti masalah ini tidak menjadi pembicaraan publik
5. Kasus ini mencuat setelah Roy Suryo tidak menjabat lagi sebagai menpora

Jadi, kasus ini diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Semua pihak yang terlibat mengenai
pengadaan barang dan semua tata kelolanya harus dipanggil dan diperiksa. Menurut saya wajar
saja jika BPK melampirkan sejumlah aset yang belum dikembalikan dalam bentuk dokumen.
Agar jelas barang mana saja yang harus dipertanggungjawabkan. Karena ini menyangkut
masalah uang Negara, uang rakyat. Karena memang tidak semestinya serupiah pun uang Negara
digunakan untuk kepentingan pribadi atau mengambil keuntungan melalui cara apapun.
Sehingga, menurut saya kasus ini juga dapat menjadi kasus korupsi apabila pihak-pihak yang
terlibat tidak segera mengungkapkan permasalahan pengadaan barang ini. Karena memang
komunikasi dan klarifikasi yang jelas dapat memunculkan jalan keluar bagi kasus ini. Jangan ada
yang merasa dan menganggap tidak perlu menanggapi kasus ini. Karena, memang kasus ini
diperlukan tanggungjawab dari pihak yang terlibat. Bahkan masyarakat saja ikut membahas
polemic ini, dan bagaimana bias mereka yang menjabat sebagai Menpora dan Sesmenpora saat
itu tidak dapat menjawab pertanyaan mengenai aset Negara ini. Padahal aset Negara itu harus
jelas darimana, prosedurnya dan alur keluar masuknya Dana Operasional Menteri (DOM).
Selebihnya kasus ini harus dengan sigap diselesaikan terlebih telah muncul ke publik, maka
kasus ini harus diselesaikan dengan jelas agar tidak membuat prasangka negatif dari berbagai
pihak.

You might also like