Professional Documents
Culture Documents
Bab Ii Tinjauan Pustaka
Bab Ii Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
dengan kulit pada tepi palpebra (suatu sambungan mukokutan) dan dengan epitel
kornea di limbus.
melekat erat ke tarsus. Di tepi superior dan inferior tarsus, konjungtiva melipat ke
posterior (pada forniks posterior dan inferior) dan membungkus jaringan episklera
4
5
bulbaris melekat longgar pada kapsul tenon dan sklera di bwahnya, kecuali di
limbus.
palpebralis. Kedua arteri ini beranastomosis dengan bebas dan membentuk jaring-
Lapisan epitel konjungtiva terdiri atas dua hingga lima lapisan sel epitel
kelopak mata terdiri atas sel-sel epitel skuamosa bertingkat. Sel-sel epitel
superfisial mengandung sel-sel goblet bulat atau oval yang mengsekresi mukus.
Mukus yang terbentuk mendorong inti sel goblet ke tepi dan diperlukan untuk
dispersi lapisan air mata prakornea secara merata. Sel-sel epitel basal berwarna
lebih pekat dibandingkal sel-sel superfisial dan di dekat limbus dapat mengandung
pigmen.
6
berumur 2 atau 3 bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada
neonatus bersifat papilar bukan folikular dan mengapa menjadi folikular. Lapisan
fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada lempeng tarsus.
Hal ini menjelaskan gambaran reaksi papilar pada radang konjungtiva. Lapisan
dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma. Sebagian besar
kelenjar krause berada di forniks atas, sisanya ada di forniks bawah. Kelenjar
2.2 Konjungtivitis
dunia. Penyakit ini bervariasi mulai dari hiperemi ringan dengan mata berair
faktor-faktor lingkungan yang lain yang mengganggu. Patogen umum yang dapat
adenovirus manusia, virus herpes simpleks, dan picorna virus. Dua aden yang
konjungtivitis idiopatik.
atau terbakar, sensasi penuh disekeliling bola mata, gatal, dan fotofobia.
Sensasi benda asing dan sensasi tergores atau terbakar sering dihubungkan
radang.
Kemerahan yang terlihat berada di forniks dan makin berkurang ke arah limbus
penyebab fisik seperti angin, matahari, asap, dll. Namun sesekali dapat muncul
rosacea.
Mata berair sering kali menyolok pada kondisi konjungtivitis. Sekresi air
mata diakibatkan oleh adanya sensasi benda asing, sensasi terbakar atau tergores,
atau oleh rasa gatalnya. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh-pembuluh
yang hiperemik dan menambah jumlah air mata. Kurangnya produksi air mata
lapis dan amorf pada konjungtivitis bakteri dan berserabut pada konjungtivitis
alergika. Pada hampir semua jenis konjungtivitis, didapatkan banyak kotoran mata
di palpebra saat bangun tidur. Jika eksudatnya sangat banyak dan palpebranya
klamidia.
Muller. Keadaan ini dijumpai pada beberapa jenis konjungtivitis berat, misalnya
karena konjungtiva terikat pada tarsus atau limbus di bawahnya oleh serabut-
misalnya trakoma, eksudat dapat digantikan oleh jaringan granulasi atau jaringan
ikat.
11
dapat muncul pada konjungtivitis gonokok atau meningokok akut dan terutama
oleh pengobatan topikal. Folikel yang berada pada forniks inferior dan tepi tarsus
memiliki sedikit nilai diagnostik, tetapi jika terdapat pada tarsus dapat dicurigai
di atas permukaan epitel, yang bila diangkat, epitelnya tetap utuh. Membran
adalah pengentalan yang meliputi seluruh epitel, yang jika diangkat akan
banyak pada perempuan, dan mungkin menyertai temuan sistemik lain, seperti
KGB dapat besar atau kecil, kadang sedikit nyeri tekan terdapat pada
dikeluarkan oleh sel goblet. Sekret konjungtiva bulbi pada konjungtivitis dapat
bersifat: 1) Air, disebabkan oleh infeksi virus atau alergi; 2) Purulen, disebabkan
monosit, sel berisi nukleus sedikit plasma, maka infeksi disebabkan oleh virus; 2)
disebabkan oleh alergi; 4) Sel epitel dengan badan inklusi basofil disebabkan oleh
kalmidia; 5) Sel raksasa multinuklear disebabkan oleh herpes; 6) Sel leber dan
disebabkan oleh pemfigus atau dry eye, dan 8) Badan Guarneri eosinofilik