You are on page 1of 17

SUPPLY

Bagi para ekonom Supply mempunyai arti yang sangat khusus yaitu asumsi hubungan
yang positif antara harga barang atau jasa dan kuantitas barang atau jasa yang ingin dan mampu
disediakan oleh produsen di pasar. Maksudnya adalah jika harga meningkat maka produsen ingin
dan mampu menyediakan lebih banyak kuantitas. Sebaliknya jika harga turun maka produsen
akan menyediakan kuantitas yang lebih sedikit.
Supply adalah hubungan fungsional antara harga (price) dan kuantitas (quantity).
Sederhananya, Kuantitas supply merupakan jumlah yang produsen inginkan dan mampu
disediakannya pada harga yang diberikan di pasar.

Supply dapat diilustrasikan seperti halnya Demand dengan menggunakan sebuah tabel.

Kita mempunyai bermacam-macam kombinasi harga/kuantitas dari A hingga L pada kolom


kiri. Serangkaian harga apel per kilogram yang ditetapkan pada kolom tengah dan kolom kanan
adalah serangkaian kuantitas apel (Kg).
Pada harga Rp0 (nol), tidak ada apel yang disediakan oleh produsen, pada harga Rp10.000,
maka kuantitas yang disediakan di pasar adalah sebanyak 10.000 Kg apel. Begitu seterusnya,
ketika harga naik maka kuantitas apel yang disediakan oleh produsen meningkat.
Hubungan positif yang kita lihat pada tabel juga bisa kita lihat pada grafik 1 dan 2 berikut.

Dengan kurva miring ke kanan atas yang


artinya pada harga P1, kuantitas yang ingin dan
mampu disediakan oleh produsen adalah Q1.
Kemudian pada harga yang lebih tinggi, produsen
mau dan mampu menyediakan kuantitas apel yang
lebih banyak yaitu Q2.

Jika anda naikkan harga dari P1 ke P2, kuantitas yang ada di pasar bertambah dari Q1 ke Q2.
Sebaliknya jika anda menurunkan tingkat harga dari P2 ke P1 maka kuantitas yang disediakan
akan turun.
Pertanyaan yang menarik adalah, kenapa ekonom mengasumsikan kurva Supply miring ke
atas (upward slopping)? Satu penjelasan yang kita selalu perhatikan yaitu ketika harga naik,
maka kuantitas yang dapat tersedia oleh produsen akan meningkat.Tetapi ada jawaban yang lebih
rinci dan rumit yang akan kita bahas pada pembahasan berikutnya yang harus dilakukan
dengan The Law of Diminishing Return.Kenapa mereka tidak mau menyediakan barang
sebanyak Q2 dengan harga P1? Produsen apel kan bisa memperoleh pendapatan (revenue) yang
lebih banyak. (P1 x Q1 adalah lebih kecil daripada P1 x Q2).Tetapi semestinya ada biaya (cost)
yang meningkat lebih besar daripada pendapatan (revenue) yang diperoleh. Artinya yang terletak
pada kurva Supply upward slopping (nb:garis titik-titik pada grafik 2) adalah sebuah anggapan
dari kenaikan biaya marjinal (marginal cost) yakni biaya setiap penambahan unit yang meningkat
saat produksi diperbanyak.Harga bukanlah satu-satunya faktor yang menjadi pertimbangan yang
berdampak pada banyaknya kuantitas yang ingin disediakan produsen. Bahkan pertimbangan
utama yang berdampak pada banyak atau sedikitnya kuantitas apel yang ingin disediakan oleh
produsen adalah faktor biaya produksi.

Jika biaya produksi menurun maka anda akan mendapatkan Supply yang meningkat, kurva
Supply bergeser ke kanan-bawah. Dengan penurunan biaya produksi maka produsen dapat
memproduksi lebih banyak apel (Q3) pada harga yang diberikan (P2). Produsen juga akan mau
menyediakan apel sebanyak Q2 dengan harga
yang lebih rendah (P1).
Sekali lagi, untuk awalnya si produsen mau menyediakan kuantitas Q2 apel dengan harga P2
apel, karena Supply meningkat, si produsen mau menyediakan kuantitas Q2 apel dengan harga
P1 apel karena biaya produksi apel mengalami penurunan.
Begitupun, kurva Supply juga dapat beralih atau bergeser ke kiri-atas yang mencerminkan
kenaikan biaya produksi yang mana pada grafik digambarkan dengan penurunan kurva supply.
Kenaikan biaya produksi apel menyebabkan produsen yang mau menerima harga P2 apel untuk
barang sebanyak Q2 apel menjadi harus menerima harga yang lebih tinggi untuk kuantitas apel
yang sama yaitu Q2. Kenapa? Karena biaya produksi apel meningkat.
Penurunan Supply juga berarti bahwa produsen akan menyediakan kuantitas yang lebih sedikit
pada harga yang diberikan. Awalnya ketika pada harga P2, produsen mau menyediakan sebanyak
Q2, sekarang pada harga P2 si produsen mau menyediakan sebanyak Q1.
Secara sederhana saya beritahukan dalam pembahasan ini bahwa anda mesti berhati-hati.
Sebuah pergeseran kurva Supply ke kanan-bawah mewakili peningkatan Supply.Sebaliknya
pergeseran kurva Supply ke kiri-atas menunjukkan penurunan dalam Supply.
DEMAND
Ahli ekonomi memberikan pengertian khusus untuk konsep ini. Untuk masyarkat awam,
permintaan adalah jumlah yang diinginkan dan dikonsumsi. Sedangkan menurut ahli ekonomi,
permintaan adalah hubungan terbalik antara harga barang dengan kuantitas yang
dikonsumsi.Ceteris paribus. Yaitu yang lainnya dianggap tetap. Jadi kita dapat katakan bahwa
permintaan atas barang adalah asumsi hubungan terbalik antara harga barang dan kuantitas
barang yang dikonsumsi. Jadi ahli ekonomi menganggap bahwa jika harga meningkat kuantitas
barang yang diminta akan menurun, sebaliknya jika harga barang turun maka kuantitas barang
yang diminta akan meningkat, yang lainnya dianggap konstan.
Kita bisa membuat perbedaan antara permintaan dan kuantitas barang yang diminta. Demand
adalah hubungan terbalik antara harga dan kuantitas barang yang diminta. Kuantitas barang yang
diminta adalah jumlah barang yang diinginkan dan mampu dibeli dengan harga yang diberikan.
Kita bisa mendiskripsikan hubungan terbalik antara harga dan kuantitas barang yang diminta
dengan sebuah tabel berikut:

Kita lihat pada tabel, terdapat permintaan pasar untuk apel, kolom (1) adalah rangkaian harga
dan kuantitas (A-L), kolom (2) adalah harga apel per kilogram dan kolom (3) adalah banyaknya
apel dalam satuan kilogram dimana orang ingin dan mampu beli. Dapat kita lihat bahwa jika
harga apel meningkat maka kuantitas apel yang diminta akan menurun.
Keseluruhan tabel diatas menunjukkan hukum permintaan, kita bisa diskripsikan hukum
permintaan dengan grafik berikut:

Perubahan harga apel hanya akan membuat pergerakan di sepanjang kurva Demand. Ada
beberapa penentu permintaan yang bisa membuat kurva Demand beralih, yaitu:
1. Selera atau keinginan konsumen
2. Harga barang lain
 Barang substitusi (buah apel dengan buah pir)
 Barang pelengkap (DVDs dan DVD Players)
3. Pendapatan konsumen
4. Jangkaan pada harga dan pendapatan masa depan

Jika Demand meningkat atau beralih ke kanan


atas maka kuantitas apel yang diminta dengan harga yang ditetapkan akan bertambah dan juga
konsumen akan mau membeli barang dengan harga yang tinggi karena selera konsumen terhadap
apel tersebut meningkat, jumlah pembeli meningkat,
Demand juga akan bisa menurun atau beralih ke kiri bawah, dalam keadaan ini, orang mau
membeli barang dengan kuantitas yang semakin sedikit dengan harga yang ditetapkan (P2,Q2)
menjadi (P2,Q1) dimana sebelum demand menurun (beralih, orang mau membeli barang
sebanyak Q1 dengan harga P1. Bisa terjadi jika harga buah lain sebagai buah substitusi lebih
murah, atau barang komplemen atau pelengkap barang harganya lebih mahal.
PERUBAHAN SUPPLY DAN DEMAND

Pada pembahasan kali ini kita akan membawa kedua konsep yang sangat
penting tentang perilaku pasar tersebut secara bersamaan ke dalam satu grafik
Demand dan Supply.

Seperti yang kita dapat lihat pada grafik, kurva Demand yang menurun ke bawah
mencerminkan hubungan yang negatif antara harga dan kuantitas barang. Di mana harga yang
semakin rendah membuat konsumen akan membeli lebih banyak barang tersebut. Sebaliknya
kurva Supply yang beralih dari kiri bawah ke kanan atas atau penawaran meningkat,
menunjukkan harga yang semakin tinggi dan kuantitas barang yang ditawarkan oleh produsen
akan semakin banyak.
Saat anda menurunkan harga barang tersebut, nilai marjinal setiap pertambahan unit akan
turun. Konsumen tidak akan membeli barang lebih banyak dari Q2 dengan harga P2 karena nilai
dari barang tersebut lebih rendah daripada harganya.
Begitupula si produsen mau menjual barangnya sebanyak Q3 karena biaya marjinal produksi
barang dengan kuantitas lebih sedikit dari Q3 itu lebih rendah daripada harga barang tersebut.
Harga bukanlah satu-satunya penentu dari keinginan si konsumen untuk membeli barang dan
juga bukan satu-satunya yang membuat produsen ingin menjual barangnya.
Selain harga dari suatu barang, permintaan (demand) juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain seperti: selera konsumen, harga dari barang lainnya, pendapatan konsumen, jumlah
konsumen dan prediksi harga dan pendapatan di masa depan.
Faktor penentu dari penawaran barang (supply) selain daripada harga barang yang akan dijual
atau ditawarkan oleh produsen kepada konsumen antara lain adalah perubahan produktivitas
yang disebabkan perkembangan teknologi, perubahan dari keuntungan yang diperoleh dari
memproduksi barang-barang lain, dan perubahan dari kelangkaan (dan harga) sumber daya untuk
memproduksi barang tersebut.
Peningkatan Demand
Inti dari pembahasan kali ini adalah pada perubahan Supply dan Demand. Terlebih dahulu kita
memulainya dengan membahas peningkatan permintaan (demand). Anggaplah kurva Demand
D1 beralih ke D2, maka akan terjadi suatu kejadian dalam pasar. Dengan harga P1, kuantitas
barang yang ditawarkan tetap pada Q1 sebab di sini kurva Supply sama sekali tidak beralih.

Dengan meningkatnya kuantitas permintaan dari Q1 ke Q2


yang disebabkan oleh faktor-faktor selain harga baik yang sudah disebutkan pada bawal
pembahasan ataupun faktor lain yang belum disebutkan, misalnya permintaan es krim
mengalami peningkatan karena suhu di Kota Medan sedang sangat panas. Pada harga awal (P1),
es krim yang diminta dan dibeli konsumen adalah sebanyak Q2 tetapi barang yang ditawarkan
produsen eskrim sebanyak Q1. Keadaan seperti ini disebut dengan Market Shortage (kekurangan
pasar) yakni permintaan barang oleh konsumen lebih besar daripada barang yang ditawarkan
produsen.
Selanjutnya, terjadi tekanan pada produsen untuk menambah kuantitas es krim yang dijualnya
menjadi lebih banyak, sehingga harga meningkat dari P1 ke P2 sebagai kompensasi bagi si
produsen disebabkan peningkatan biaya marjinal produksi.
Konsumen menawar dengan harga lebih tinggi atau produsen langsung menaikkan harga es
krim. Dampak dari kenaikan harga es krim tersebut adalah terjadi penurunan kuantitas es krim
yang diminta oleh konsumen, karena harga lebih mahal daripada nilai marjinal es krim tersebut.
Harga telah meningkat dari P1 ke P2 dan kuantitas menurun dari Q2 ke Q3. Dalam pasar
terdapat batasan kuantitas barang dan juga batasan peningkatan harga. Kuantitas barang yang
ditawarkan oleh produsen di pasar meningkat (Q1 ke Q3) karena harga lebih tinggi daripada
biaya marjinal akibat pertambahan produksi yang lebih banyak. Begitupula banyaknya
permintaan konsumen akan bertambah (Q1 ke Q2), dan juga adanya penurunan permintaan (Q2
ke Q3) karena kenaikan harga (P1 ke P2).
Yang perlu menjadi catatan anda adalah, bahwa jika permintaan meningkat dapat
menyebabkan berbagai perubahan dalam pasar yantara lain terjadi penurunan penawaran barang
dan peningkatan penawaran.
Inti dari analisis ini adalah kita dapat mengetahui bahwa jika terjadi peningkatan permintaan,
maka kuantitas barang yang dibeli konsumen menjadi lebih banyak daripada tidak terjadi
peralihan kurva permintaan. Dan kita juga mengetahui bahwa harga meningkat lebih tinggi
ketika terjadi peningkatan permintaan.
Penurunan Kurva Demand
Pada kasus penurunan Demand. Kita anggap kurva Demand beralih dari D1 ke D2. Penurunan
ini terjadi karena beberapa sebab, seperti penurunan jumlah konsumen, dan pertimbangan
lainnya.

Harga awal yaitu P1, kuantitas yang ditawarkan tetap pada Q1 karena di sini kurva Supply
tidak berubah atau beralih. Kuantitas barang yang diminta menjadi Q2. Keaadaan ini
menyebabkan terjadi Surplus (kelebihan) barang di pasar. Artinya produsen menawarkan lebih
banyak barang daripada yang diminta konsumen. Kemudian produsen mau menurunkan harga
barangnya. Oleh karena harga diturunkan, produsen akan menurunkan kuantitas barang yang
ditawarkannya sebab harga menjadi lebih rendah daripada biaya marjinal produksi.Lebih
rendahnya harga daripada biaya marjinal produksi menyebabkan produsen mengalami kerugian
sehingga mereka menurunkan kuantitas yang ditawarkannya.
Kesimbangan pasar beralih dari persilangan E1 ke persilangan E2, yang artinya pada
keseimbangan (equilibrium) harga turun dari P1 ke P2. Pada batasannya, kuantitas barang yang
ditawarkan oleh produsen dan diminta oleh konsumen juga ikut turun. Pada penurunan harga (P1
ke P2), kita mendapati kuantitas barang yang dikonsumsi oleh konsumen lebih banyak daripada
pada saat harga tidak turun (tetap pada P1).
Inti utama dari analisis ini adalah bahwa penurunan Demand tanpa ada memperhatikan apapun
yang terjadi pada sisi Supply didapati jika kurva Demand turun maka harga ikut turun dan
menjadi lebih rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya. Dan kita juga dapati bahwa pada
keseimbangan kuantitas yang diproduksi produsen dan dikonsumsi konsumen menjadi lebih
rendah daripada yang dinyatakan sebelumnya (E2 >E1).
Peningkatan Supply
Sekarang kita membahas perubahan Supply. Kita anggap Supply meningkat dan beralih ke
kanan bawah (S1 ke S2). Pada kasus ini, pada tingkat harga P1, kuantitas barang yang diminta
konsumen berada pada Q1 dan kuantitas barang yang ditawarkan produsen berada pada Q2.

Kita mendapati kuantitas barang yang ditawarkan produsen lebih besar daripada kuantitas
barang yang diminta oleh konsumen.
Keadaan ini disebut dengan surplus in the market. Sekali lagi kita dapati ada tekanan
persaingan untuk mendorong turunnya harga karena produsen pada kasus ini mempunyai biaya
marjinal produksi yang lebih rendah daripada harga. Pada sisi produsen, untuk membuat
konsumen menambah kuantitas permintaannya maka produsen harus menurunkan harga. Ketika
harga sudah turun maka harga menjadi lebih rendah daripada biaya marjinal untuk setiap unit
yang diproduksi, sehingga produsen akan kehilangan uangnya atau menderita kerugian.
Produsenpun mulai menurunkan kuantitas barang yang ditawarkannya di pasar.
Pada saat harga turun, harga berada di bawah nilai marjinal setiap unit sehingga konsumen
akan membeli lebih banyak barang. Keseimbangan awal terletak pada E1 akan beralih ke
keseimbangan E2 yang artinya harga turun dari P1 ke P2 dan kuantitas barang yang terjual
bertambah dari Q1 ke Q3.
Kesimpulan dari analisis ini bahwa ketika Supply meningkat maka harga akan lebih rendah
dari yang dinyatakan sebelumnya dan kuantitas barang yang terjual pada konsumen akan lebih
tinggi dari yang dinyatakan sebelumnya.
Penurunan Supply
Demostrasi terakhir yang perlu dibuat dalam pembahasan adalah penurunan Supply yang
mungkin disebabkan oleh peningkatan biaya produksi, penurunan produktivitas tenaga kerja
atupun sumber daya yang semakin menipis.
Kita sudah tetapkan harga awal adalah pada P1 dan kuantitas barang yang diminta pada Q1.
Oleh karena kurva Demand tidak ada beralih sama sekali, maka kuantitas barang yang
ditawarkan berada pada Q2. Dalam kasus ini kita dapati kuantitas barang yang diminta
konsumen lebih besar daripada kuantitas barang yang ditawarkan produsen, sehingga kita terjadi
keadaan pasar yang kekurangan (shortage in the market).

Sama seperti sebelumnya jika mengalami keadaan shortage market, maka muncul tekanan
untuk menaikkan harga. Konsumen yang manginginkan barang tersebut mulai menawar dengan
harga yang lebih tinggi, begitu juga produsen menetapkan harga yang lebih tinggi.
Ketika harga naik maka kuantitas barang mulai turun karena saat itu nilai marjinal barang
tersebut lebih rendah dibandingkan harga barang, sehingga konsumen mengurangi konsumsinya.
Keseimbangan lama E1 beralih menjadi keseimbangan baru E2 yaitu pada harga P2 dan Q3.
Kesimpulannya, Apabila penurunan Supply terjadi maka harga akan meningkat sedangkan
kuantitas barang menjadi lebih sedikit daripada sebelumnya.
Pelajaran yang dapat anda ambil dari pembahasan ini adalah ketika dalam kenyataannya, anda
mendapati perubahan dari beberapa faktor yang menentukan posisi kurva Demand dan Supply
maka harga dan kuantitas barang akan berubah. Hal penting tentang Supply dan Demand adalah
bahwa anda dapat menggunakan persilangan keseimbangan sebagai titik permulaan dan anda
dapat menyimpulkan Supply dan Demand dapat menjadi penyebab baik itu kekurangan maupun
kelebihan dalam pasar. Kemudian anda dapat memahami apa yang terjadi pada keseimbangan
harga dan kuantitas barang.
APLIKASI DI FOREX
Penjelasan Oleh Trader Sinting
Teknik I

jadi pada dasarnya market apapun mau forex, comodity , saham, equity , bonds sampe pasar ular
itu tidak terlepas dari namanya Hukum Supply Demand
ketika Stok/produksi/barang/jasa banyak dan permintaan sedikit maka harga Stok/produk/barang
etc akan jatuh/drop
satu sisi jika Demand/permintaan banyak dan stok/produksi/barng/jasa dll sedikit maka harga
akan rally.. harga produksi/jasa akan naik
begitu juga dalam dunia forex ketika minat mata uang misalnya AUD tinggi dibanding USD
maka AUD akan menguat
salah satu indikator mata uang adalah nilai suku bunganya semakin tinggi nilai suku bunga maka
semakin tinggi minat atau yield mata uang itu diperdagangkan ,begitu juga jika kita melihatnya
dalam kacamata news contoh soal perumahan semakin tinggi minat masyarakat soal kepimilikan
rumah semakin tinggi harga rumah itu semua persepsi itu tergambar pada chart knapa saya ga
sarankan terlalu memerhatikan news tuk yg intraday semua tergambar pada chart anda price
discount everthing ,buy on rumours sellon news sebuah anekdot yg sering kita dengar

analoginya, seperti ketika sebuah berita keluar anggaplah ketika Unemplyee USD keluar dgn
nilai yg bagus padahal harga ada didekat daerah demand harga akan terlihat turun
(AUDUSD)..org" pada sell krn mikir USD menguat krn berita begitu harga masuk ke area
Demand AUDUSD langsung direject dan harga rally meninggalkan novice/looser yg entry sell
dkt demand area sepertinya anda biasa melihat khan berita yg seharusnya bagus hasilnya malah
membuat harga terbalik saya kasi contoh saat jepang dilanda bencana secara logika seharusnya
yen melemah (USDJPY) naik ..tapi apa yg terjadi..harga memang naik namun saat naik harga
mencari PO di top/supply yenpun menguat........ looser/novice menangis pada Mc ….i know that
all
saya simpulkan
Supply > Demand Harga Drop
Supply < Demand Harga Rally
Supply=Demand harga konsolidasi bergerak dalam range tertentu : harga membentuk
High n Low yg TIDAK SIGNIFICANT
pd gambar bahwa ketika titik demand dan supply bertemu harga akan menemui titik
equiblrium

dan ini ketika demand digeser artinya demandnya banyak harga naik

ini ketika supply digeser ke atas maka harga pada sumbu X terlihat kebelakang
artinya harga drop….bisa dipahami….pada gambar itu ada 2 sumbu Y n X
Y= quantity X = price
skrg pada titik seimbang dimana Y=X=Q terjadi market celaring equiblrium
ketika sumbu Y saya geser ke atas terlihat harga terdorong ke kiri ..ini maksudnya harga drop
sebaliknya ketika Demadn saya geser ke atas harga bergeser kekanan artinya harga rally/naik
garis biru itu demand
garis pink itu supply
ketika supply saya geser ke atas harge cenderung akan kemahalan krn supply makin banyak
ketika garis demand saya geser ke kanan demand makin banyak artinya harga semakin murah
sehingga sampai situasi dimana harga sudah begitu mahal maka akan drop
ketika harga makin murah harga akan rally pergerakan itu ketika ketidakseimbangan sdah
bergeser

setelah kita paham teori SD bagaimana aplikasinya dalam chart skrg bagimana kalo gambar tadi
kita konversi ke chart saya kasi gambarnya yah

dgn ke 4 pergerakan itu , akan membawa kita melihat bahwa apakah ada supply/demand yg
terbentuk dengan terbentuknya salah satu dari 4 pergerakan itu maka kita akan tahu bagaimana
melakukan trade selain dari ke 4 itu ada juga yg menggunakan teknik momentum. akan saya kasi
picturenya dulu TraderSinting: 4 pergerkan itu
ada 4 pergerakan
1. Rally Base Drop
2. Drop Base rally
3. Rally base Drop
4. Drop Base Drop

Teknik 2

pada teknik ke 2 adalah dengan mencari momentumnya yakni candle yg panjnag setelah ketemu
candle yg panjang kita liat di kirinya apakah ada base (ranging area) jika ada maka itulah daerah
SD dalam membaca teknik 2 ini selalu mengacu pada teknik 1 jd ketika melihat chart running
prie kita buat pembacaan....apakah harga skrg down atau up. jika down apakah ada base
didekatnya demand di bawahnya atau supply di atasnya
iya saya membaca scara analogi om saya simple sesimple mungkin krn itu gambar adalah chart
ekonomi akan berbeda tp jika logikanya ketemu akan mudah memahminya skrg kita ke teknik 2
akan saya berikan contohnya yah bagimana melihat momentum untuk mencari SD areanya… oh
ya SD ini juga biasa disebut swing high n swing low. peak and valley paling bagus trade ketika
valley n peaknya maksudnya harga pullback di peak atau valley krn seperti saya katakan 4
pergerakan dalam SD bisa dipahami yah…….

gambar.momentum.
fresh level adalah level yg sebelumnya belum ada, jadi level s&D baru/fresh

You might also like