Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat
dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan system yang terbuka dengan
terjadinya proses pertukaran bahan dan energy secara berkesinambungan (Palar,
1994).
Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber
kehidupan tanaman, yang mengandung semua unsur yang berbeda baik dalam bentuk
maupun jumlahnya. Unsur hara mikro seperti besi (Fe), mangan (Mn), seng (Zn) dan
tembaga (Cu) merupakan unsur hara penting bagi tanaman yang terdapat dalam tanah.
Tanah secara alami telah mengandung logam berat meskipun hanya sedikit.
Tanah pun memiliki kemampuan dalam menyerap logam berat yang berbeda untuk
tiap jenis tanah berdasarkan bahan induk penyusun tanah tersebut. Menurut standar
umum kadar Pb dan Cd yang boleh ada pada tanah adalah masing-masing 150 ppm
dan 2 ppm namun untuk jenis tanah yang berasal dari batuan beku (Charlena, 2004)
Kandungan unsur-unsur tersebut dalam tanah sangat bervariasi tergantung
sifat-sifat tanah seperti pH, tekstur tanah, komposisi mineral, aktivitas
mikroorganisme di dalamnya dan kelembaban. Ketersediaan Fe dalam tanah berkisar
antara (10.000 ~ 60.000) ppm atau (1 % ~ 6 %), Mn berkisar (100 ~ 5.000) ppm, Zn
berkisar (20 ~ 150) ppm, sedangkan Cu berkisar (2 ~ 60) ppm (Lindsay, 1979).
Tanah dengan atau tanpa disadari merupakan tempat penimbunan akhir dari
limbah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Secara alami tanah akan
menguraikan bahan kimia yang mask kedalam tanah, tetapi apabila bahan kimia yang
direrima tersebut berlebihan maka tanah tidak akan mampu menguraikannya. Setiap
jenis tanah mempunyai kemampuan yang berbeda dalam merespon bahan kimia yang
diterimanya.
Kontaminasi logam berat Pb akan cendrung meningkat di dalam tubuh seiring
dengan bertambahnya jumlah kendaraan bermotor yang mengunakan bahan bakar
bensin. Hal ini disebabkan Indonesia belum dapat membuat bahan bakar minyak yang
1
bebas dari Pb. Dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya kualitas lingkungan
hidup (Fardiaz, 1992).
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel tanah.
2. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel lindi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Tanah
Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak
dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis
dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro),
topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang
dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi,
maupun morfologinya (Winarso, 2005).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman
danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang
danpenyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-
unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi
berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan
hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang
ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan
biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri
perkebunan.
Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian.
Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai
kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai
tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi
tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang
berbeda-beda antaratanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah
itu meliputi fisika dan sifatkimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur,
struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang
dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yangterdapat di dalam tanah
tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadarbahan organik dan
Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Tanah gambut mempunyai pH yang rendah yang berkisar antara 3 – 5, dan
menurun bersama jeluk.. Dijumpainya pH yang relatif tinggi (sekitar 5) adalah akibat
seringnya dilakukan pembakaran seresah di atas tanah. Tanah gambut yang digenangi
3
untuk budidaya padi sawah akan meningkat pH-nya. Ketersediaan unsur-unsur hara
terutama hara makro N, P dan K dan sejumlah hara mikro dalam tanah gambut rendah
sampai sangat rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah gambut relatif tinggi (115
– 270 me.%), tetapi relatif rendah bila dihitung atas dasar volume tanah di lapangan.
Kejenuhan basa tanah gambut relatif rendah, yakni 5,4 – 13,6 % sedangkan nisbah
C/N relatif tinggi yakni berkisar antara 24,0 – 33,4 (Suhardjo dan Widjaja-Adhi,
1976).
Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan
pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu :
- Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk analisis penetapan berat
isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas
- Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur,
tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks
patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah
menggunakan hujan tiruan.
- Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik, yang diperlukan untuk
penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan agregrat.
- Contoh tanah tak terusik diperlukan untuk analisis penetapan berat jenis atau
berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas (Agus et.al,2008). Contoh tanah
terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg, kenaikan
kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktifitas hidroulik
tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan (Agus
et.al,2008).
Polusi tanah terjadi melalui 3 cara, yakni:
4
2.Pencemaran melalui udara
Bahan pencemar diudara akan masuk kedalam tanah bersamaan
dengan jatuhnya air hujan, sehingga air tercemar dan menggangu kehidupan
mikroorganisme dalam tanah.
1. Indikator fisik
Contoh indikator fisik menunjukkan kualitas tanah, antara lain
warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, tekstur
dan endapan pada tanah
2. Indikator kimia
Nilai pH, salinitas, kandungan senyawa organik, fosfor dan
logam berat merupakan contoh indikator kimia bagi tingkat polusi
tanah.
3. Indikator biologi
Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada
pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat
meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan
menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi
tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas,
aerasi, dan tekstur tanah. Polusi tanah dapat menyebabkan cacing
pada tanah mati.
Coba anda jelaskan dampak dari pencemaran tanah yang ada
disekitar kita, jawaban pada kolom komentar dibawah ini
5
B. Pengertian Air Lindi
Air lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air
hujan pada timbunan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari air lindi ini dapat
dianalogikan seperti seduhan air teh. Air lindi membawa materi tersuspensi dan
terlarut yang merupakan produk degradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti jenis sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah
TPA dan kondisi spesifik tempat pembuangan tersebut. Air lindi pada umumnya
mengandung senyawa-senyawa organik (Hidrokarbon, Asam Humat, Sulfat, Tanat
dan Galat) dan anorganik (Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Khlor, Sulfat,
Fosfat, Fenol, Nitrogen dan senyawa logam berat) yang tinggi. Konsentrasi dari
komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai 1000 sampai 5000 kali
lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah (Maramis, 2008).
Cairan pekat dari TPA yang berbahaya terhadap lingkungan dikenal dengan
istlah leacheat atau air lindi. Cairan ini berasal dari proses perkolasi/percampuran
(umumnya dari air hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah), sehingga bahan-
bahan terlarut dari sampah akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari
suatu unit pengolahan aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan.
Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi (bisa mencapai ribuan mg/L),
sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan (Machdar, I, 2008).
Menurut Soemirat, (1996), Leachate adalah larutan yang terjadi akibat
bercampurnya air limpasan hujan (baik melalui proses infiltrasi maupun proses
perkolasi) dengan sampah yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi
yang sangat halus serta mikroba patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi
yang potensial baik bagi air permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena
kandungan BOD yang tinggi yaitu sekitar 3.500 mg/L.
6
biologi badan air (Effendi, 2003). Peningkatan suhu dapat mengakibatkan
peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatilisasi. Peningkatan suhu
juga dapat menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, seperti O2, CO2, N2 dan
sebagainya (Haslam 1995 in Effendi, 2003).
2. Parameter Kimia
a. pH
Pescod (1973) mengatakan bahwa nilai pH menunjukkan tinggi rendahnya
konsentrasi ion hidrogen dalam air. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan
sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah perairan tersebut bersifat asam atau
basa (Barus, 2002). Selanjutnya beliau menambahkan bahwa nilai pH perairan dapat
berfluktuasi karena dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis, respirasi organisme
akuatik, suhu dan keberadaan ion-ion di perairan tersebut. Menurut Pohland dan
Harper (1985) nilai pH air lindi pada tempat pembuangan sampah perkotaan berkisar
antara 1,5 – 9,5.
b. DO (Dissolved oxygen)
Oksigen terlarut (dissolved oxygen) merupakan konsentrasi gas oksigen yang
terlarut dalam air. Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari hasil fotosintesis oleh
fitoplankton atau tumbuhan air dan proses difusi dari udara (Fardiaz, 1992). Faktor
yang mempengaruhi jumlah oksigen terlarut di dalam air adalah jumlah kehadiran
bahan organik, suhu, aktivitas bakteri, kelarutan, fotosintesis dan kontak dengan
udara. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian dan musiman tergantung
pada percampuran (mixing) dan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis,
respirasi, dan keadaan limbah yang masuk ke badan air, sehingga akan mempengaruhi
kelarutan dan keberadaan unsur-unsur nutrien di perairan (Wetzel, 2001).
7
c. BOD (Biochemical Oxygen Demand )
Biochemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik yang terdapat dalam air pada
keadaan aerobik yang diinkubasi pada suhu 20oC selama 5 hari, sehingga sering
disebut BOD5 (APHA, 1989). Nilai BOD5 perairan dapat dipengaruhi oleh suhu,
densitas plankton, keberadaan mikroba, serta jenis dan kandungan bahan organic
(Effendi, 2003). Nilai BOD5 ini juga digunakan untuk menduga jumlah bahan organik
di dalam air limbah yang dapat dioksidasi dan akan diuraikan oleh mikroorganisme
melalui proses biologi.
8
BAB III
PRAKTIKUM PENYEHATAN TANAH DAN PENGELOLAAN SAMPAH
Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung),
cangkul, sekop.
Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan
sendok tanah untuk mencampur atau mengaduk
Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong
plastic untuk label.
Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label
luar
Spidol (water proof) untuk menulis isi label
Karung untuk mengepak contoh bila contoh tanah banyak
Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.
b. Cara Kerja
Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah
9
Selain itu ada juga satu metode yang biasa digunakan dalam
pengammbilan sampel penelitian yaitu:
4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini
dikembangkan untuk memenuhi program pengamatan kualias sampel
secara penyeluruh. Peralatan memerlukan bangunan khusus dengan
penampungan dan pemeliharaan yang baik alat mengambil contoh
otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.
10
2. Pemeriksaan Sampel Tanah
a. Alat
Prosedur pengambilan sampel tanah untuk pemeriksaan fisik:
1. Melakukan pengambilan sampel tanah dengan menggunkan auger
atau bor tangan dengan kedalaman 15-25 cm
2. Melakukan pengambilan tanah yang ada pada auger atau bor tangan
dengan menggunakan sekop kecil
3. Memasukkan sampel tanah ke dalam plastic pliptop volume 2 kg
4. Melakukan pengukuran suhu sampel tanah dengan menggunakan
thermometer
5. Melakukan pencatatan hasil pengukuran suhu
6. Melakukan pengukuran kelembaban sampel tanah dengan
menggunakan hygrometer
7. Melakukan pencatatan hasil pengukuran kelembaban
8. Melakukan pengukuran pH sampel tanah dengan menggunakan pH
soiltester
9. Melakukan pencatatan hasil pengukuran pH
10. Melakukan pelabelan pada kemasan sampel dengan rincian
a. Tanggal pengambilan sampel :
b. Lokasi pengambilan sampel :
c. Jenis sampel :
d. Jenis pemeriksaan :
e. Nama petugas :
f. tanda tangan :
b. Cara Kerja
1. Melakukan pengambilan sampel tanah dengan menggunkan auger
atau bor tangan dengan kedalaman 15-25 cm
2. Melakukan pengambilan tanah yang ada pada auger atau bor tangan
dengan menggunakan sekop kecil
3. Melakukan pelabelan pada kemasan sampel dengan rincian
1. Tanggal pengambilan sampel :
2. Lokasi pengambilan sampel :
3. Jenis sampel :
11
4. Jenis pemeriksaan :
5. Nama petugas :
6. tanda tangan :
7. Memasukkan kemasan sampel yang sudah diberi label ke
box sampel.
12
Kertas Label
Gayung
Sarung Tangan
b. Cara Kerja
Tentukan lokasi pengambilan sampel lindi
Gunakan sarung tangan
Ambil lindi dengan menggunakan gayung gagang panjan agar
mudah di jangkau
Masukkan sampel lindi ke dalam botol sampel
Beri label pada botol sampel
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Selain itu fasilitas TPA yang sangat minim terutama berkaitan dengan tidak
adanya fasilitas perlindungan lingkungan (buffer zone, pengumpulan dan
pengolahan leachate, ventilasi gas dan penutupan tanah), Larangan ijin mendirikan
bangunan disekitar TPA juga tidak dilakukan sehingga lokasi TPA yang semula jauh
dari permukiman kemudian justru dikelilingi oleh permukiman penduduk.
14
mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE
(coofficient of linear extencibility). (penuntun dasar-dasar
ilmutanah, 2009).
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya
adhesi, kohesi, dan gravitasi. Air higrokopis adalah air yang
diadsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia
bagi tanaman. Air kapiler merupakan air tanah yang ditahan akibat
adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingkan gaya
gravitasi. Sedangkan air gravitasi adalh air yang tidak dapat ditahan
oleh tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya
gravitasi.
Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan
organik, bahan organik, udara, dan air. Bahan anorganik secara garis
besar terdiri atas golongan fraksi tanah yaitu : paisr, debu, dan liat,
masing-masing fraksi mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda,.
Tanah yang banyak nmengandung pasir akan mempunyai tekstur
yang kasar, mudah untuk diolah, mudah merembeskan air dan
disebut sebagai tanah ringan. Sebaliknya tanah yang banyak
mengandung liat akan sulit meloloskan air, aerasi jelek, lengket dan
sulit dalam pengolahannya sehingga disebut tanah berat.
15
lingkungan maupun aspek kesehatan. Dari aspek kenyamanan, masyarakat merasa
terganggu dengan adanya hirik mudik truk pengangkut sampah yang walaupun
sudah ditutup terpal, namun masih menyebarkan bau yang tidak sedap saat lewat.
Selain itu, jalan-jalan yang menjadi jalan umum untuk warga juga menjadi rusak karena
setiap hari dilewati truk pengangkut sampah. Jalan tersebut berlubang-lubang dan
becek saat turunnya hujan.Dari aspek lingkungan masyarakat merasa adanya
penurunan fungsi tanah disekitar kawasan TPA Batu Layang. Hal itu dapat di
ketahui melalui beberapa kasus yaitu beceknya jalanan di sekitar TPA Batu Layang
ketika hujan turun. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya kemampuan tanah
untuk menyerap air.
Dari aspek kesehatan, masyarakat mengalami gangguan kesehatan.
Salahsatunya masyarakat mengalami gatal-gatal. Gatal- gatal tersebut diyakini
masyarakattimbul karena air sumur yang tercemar. Air sumur merupakan salah
satu bentuk dari air tanah yang sumbernya berasal dari dalam tanah. Karena
pemukiman penduduk berada tidak jauh dari lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
Batu Layang maka tanah di pemukian penduduk juga tercemar. Jika tanah sudah
tercemar maka secaratidak langsung air yang dihasilkan dari dalam tanah( air
sumur) juga ikut tercemar.Hal ini dapat di amati dari warna air sumur yang hitam.
16
suatu air lindi sampah yang tinggi. TDS disebabkan oleh bahan anorganik berupa
ion-ion antara lain ; Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Sulfat, Klorida,
Besi, Kalium, Karbonat, Nitrat, Fluorida, Strontium, Boron dan Silika.
Air lindi yang diambil berasal dari rembesan air lindi yang dihasilkan dari
tumpukan-tumpukan sampah. Secara visual, kondisi air lindi yang terdapat pada
saluran drianase memiliki warna hitam kecoklatan dan memiliki bau yang tajam.
Bau yang ditimbulkan air lindi disebabkan oleh adanya NH3, silfida dan bahan
organik yang tergandung dalam air lindi yang berasal dari tumpukan sampah.
17
BAB V
KESIMPULAN
Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-
komponen padat, cairan, dan gas, mempunyai sifat serta prilaku yang dinamik. Sifat
dinamik tanah tersebut karena tanah merupakan system yang terbuka dengan
terjadinya proses pertukaran bahan dan energy secara berkesinambungan
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika
tidak ada populasi. Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita
teliti.
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program
uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur
kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk
penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun,
hasil uji tanah tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal
yang dimintakan rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu
pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Sampah di TPA sampah Batu Layang Kota Pontianak terdiri atas sampah
organik dan sampah non organik. Pengelolahan sampah di TPA tersebut tergolong
kurang baik, hal ini dapat di lihat dari banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari TPA
tersebut.
Guna mengoptimalkan penggunaan Lahan TPA Rasau Jaya dengan sistim
open dumping ke arah controlled landfill, sehingga dapat serta meminimalkan
permasalahan-permasalahan yang dapat memperpanjang umur pakai dari TPA
tersebut, sambil menunggu tersedianya Lahan TPA yang baru yang memenuhi
persyaratan teknis sesuai standart nasional.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
LAMPIRAN
FORMULIR PENGAWASAN
KAB/KOTA : PONTIANAK
N KOMPONEN BOBOT/
KRITERIA SCORE
O PENILAIAN MAX
- Open Dumping
- Sanitary Landfil
Teknik Pengelolaan - incinerator
I
Sampah - Gas metana
- Autoclave
- Komposting
20
a. Hanya mengikuti 1 metode saja 1
1. Pemukiman 8
a. Jarak terhadap pemukiman ≥ 3 km
b. Jarak terhadap pemukiman ≤ 3 km 1
3. Sungai/pantai 5
a. Jarak terhadap sungai/pantai ≥ 3 m
b. Jarak terhadap sungai/pantai ≤ 3 m 1
Pengelolaan Sampah :
3. Penanganan terhadap 3
a. Dilakukan penanganan khusus ditempat yang
sampah khusus/sampah
berbeda
toksik/bahan buangan
b. Tidak dilakukan tindakan penanganan
berbahay 1
21
1
V Pencemaran Lingkungan :
3. Sumber air bersih a. Sumber air tidak tercemar baik secara fisik, 6
kimia, maupun bakteriologis
b. Sumber air tercemar baik secara fisik, kimia,
maupun bakteriologis 1
22
2. Tikus c. Tidak terlihat disiang hari dan jumlahnya 3
kurang dari 10
d. Tidak terlihat di siang hari dan jumlahnya lebih
dari 10 1
Total 100
KUESIONER
Nama Responden : ..............................................................
Umur : ..............................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................
Pekerjaan : ..............................................................
Alamat : ...............................................................
1. Riwayat penmyakit yangbpernah diderita oleh anggota keluarga dalam 3 tahun
terakhir.....
a. Diare
b. Penyakit kulit
c. ISPA
d. DBD
e. Chikungunya
f. Thypus
24
a. Tercemar
b. Tidak Tercemar
9. Sumber air yang digunakan warga sekitar TPA untuk kebutuhan sehari-hari.....
a. Parit
b. Sungai
c. SGL (sumur gali)
d. Kolam
e. PAH (Penampungan Air Hujan)
f. PAM/PDAM
LEMBAR OBSERVASI
NO ITEM YANG DIOBSERVASI YA TIDAK
1 Pernah ada keluhan dari warga
2 Pernah ada pemeriksaan kualitas air
3 Air tanah/sumur/kolam tercemar
4 Air parit/sungai tercemar
5 Tanah disekitar TPA tercemar logam berat
6 Ada kebun penduduk disekitar TPA
7 Terjadi peningkatan kepadatan lalat dilingkungan penduduk
sekitar TPA
8 Udara di lingkungan penduduk sekitar TPA berbau
25
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2
26
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
Gambar 7
27