You are on page 1of 12

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 11

Disusunoleh: KELOMPOK G3
Tutor: dr. Suly Auline Rusminan, SpPA

Wildan Dwi Putra Widodo 04011381722165


Irene Louise Hutabarat 04011381722170
Muhammad Rifky Mediansyah 04011381722176
Laras Pramudita Setyabrata 04011381722179
Libna Chyntia Amruri 04011381722197
Alessandro Syafei Rashid 04011381722201
Intan Marda Juwita 04011381722202
Alif Alfian Akbar 04011381722204
Sarah Shania 04011381722211
Peksi Saphira Miraldita 04011381722213
Sandora Mailiani 04011381722226

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario A Blok 11” sebagai tugas kompetensi kelompok.

Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.

Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan,


bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat,
dan terimakasih kepada :
1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi
tutorial,
2. dr. Suly Auline Rusminan, SpPA selaku tutor kelompok G3
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017

Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan
Tuhan.

Palembang, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………….. ii
Daftar Isi…………………………………………………………………… 3
KegiatanDiskusi…………………………………………………………… 4
Skenario……………………………………………………………………. 5
I. Klarifikasi Isitlah………………………………………………………. 6
II. Identifikasi Masalah……………………………………………………. 6
III. Analisis Masalah……………………………………………………….. 8
IV. KeterbatasanIlmuPengetahuan…………………………………………….22
V. Kerangka Konsep……………………………………………………….23
VI. Sintesis ………………………………………………………...……… 24
VII. Kesimpulan…………………………………………………………… 47
Daftar Pustaka……………………………………………………………... 47

3
KEGIATAN DISKUSI

Tutor : dr. Suly Auline Rusminan, SpPA


Moderator : Intan Marda Juwita
Sekretaris 1 : Libna Chyntia Amruri
Sekretaris 2 : Irene Louise Hutabarat
Presentan : Wildan Dwi Putra Widodo
Pelaksanaan : 22 November 2018 (07.30-10.00 WIB)
33 November 2018 (07.30-10.00 WIB)

Peraturan selama Tutorial :


1. Tidak boleh makan, tetapi boleh minum
2. Hp digunakan hanya bila diperlukan
3. Mengangkat tangan terlebih dahulu jika ingin berpendapat
4. Tidak ada forum dalam forum

4
SKENARIO

Cervical Lymphadenopathy
Lisa usia 19 Tahun berobat ke puskesmas yang anda pimpin karena ada benjolan pada leher
kanannya sejak beberapa minggu yg lalu. Benjolan terus membesar perlahan. Pada awalnya
benjolan tersebut sebesar kacang hijau dan saat ini membesar dengan ukuran kacang merah.
Benjolan tidak terasa nyeri.

Pasien tidak mengalami demam, nafsu makan normal, berat badan stabil, tidak ada
berkeringat malam hari dan suara tidak serak. Namun akhir-akhir ini pasien merasa mudah
Lelah, sering sakit kepala, dan hidung sering buntu tanpa sebab. Pasien pernah berobat
kedokter umum dan diberikan antibiotic untuk 2 minggu, namun tidak ada perubahan pada
benjolan. Pasien menyangkal adanya kontak dengan kucing atau binatang pengerat lainnya,
tidak ada riwayat konsumsi daging mentah.

Pada pemeriksaan fisik lokalis leher tampak benjolan pada leher kanannya dengan diameter
1,5cm. Sedangkan pada posterior auricula leher kiri pasien tampak dua benjolan berdekatan
dengan ukuran hampir sama dengan diameter kurang dari 1cm. Semua benjolan teraba
kenyal dan terfiksir serta sedikit nyeri tekan pada benjolan leher kanan.

Pemeriksaan fisik lainnya: dalam batas normal


Pemeriksaan laboratorium:
Haemoglobin: 13g/dl. Leukosit: 12.000/mm3. LED: 19 mm/jam. Hitung jenis leukosit:
0/1/2/51/40/6. Lactate dehydrogenase: 146 U/L
Urin rutin: dalam batas normal
IgM (-) dan IgG (+)
Hasil biopsy: reactive lymphadenopathy karena toxoplasmosis.
Pemeriksaan rontgen paru: dalam batas normal.
Aspirasi jarum halus menunjukkan fokus-fokus beberapa sel epiteloid dengan latar
belakang sel limfosit matur mengesankan suatu limfadenitis kronis granulomatosa.

5
Pewarnaan Ziehl-Neelsen pada aspirat tidak dijumpai acid-alcohol fast bacilli.
Lisa dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

I. Klarifikasi istilah

1. Benjolan : Bagian yang membengkak pada bagian tubuh.


2. Lacte dehydrogenase : Enzim yang mengakalisis konversi perubahan
lactat menjadi piruvat. Enzim ini tersebar di
jaringan dan paling banyak di dalam ginjal,
otot rangka, hati, dan otot jantung.
Konsentrasi nya meningkat dalam darah bila
jaringan tersebut terluka.
3. Terfiksir : Tidak melekat pada jaringan diatas atau
bawahnya.
4. Teraba kenyal : Bila diraba empuk dan berdaya pantul.
5. Posterior auricula : Menujukan lokasi kelenjar limfa yang terletak
dibelakang telinga, biasanya jumlahnya dua.
6. Cervical : Kelenjar limfe servical yang membesar
lymphadenopathy meradang dan nyeri bila ditekan.

6
II. Identifikasi Masalah

Fakta Ketidaksesuaian Prioritas

Lisa usia 19 Tahun berobat ke puskesmas yang Tidak sesuai VVVV


anda pimpin karena ada benjolan pada leher
kanannya sejak beberapa minggu yg lalu.
Benjolan terus membesar perlahan. Pada
awalnya benjolan tersebut sebesar kacang
hijau dan saat ini membesar dengan ukuran
kacang merah. Benjolan tidak terasa nyeri.
Pasien tidak mengalami demam, nafsu makan Tidak sesuai VV
normal, berat badan stabil, tidak ada
berkeringat malam hari dan suara tidak serak.
Namun akhir-akhir ini pasien merasa mudah
Lelah, sering sakit kepala, dan hidung sering
buntu tanpa sebab.
Pasien pernah berobat kedokter umum dan Tidak sesuai VV
diberikan antibiotic untuk 2 minggu, namun
tidak ada perubahan pada benjolan. Pasien
menyangkal adanya kontak dengan kucing
atau binatang pengerat lainnya, tidak ada
riwayat konsumsi daging mentah.
Pada pemeriksaan fisik lokalis leher tampak Tidak sesuai VVV
benjolan pada leher kanannya dengan
diameter 1,5cm. Sedangkan pada posterior
auricula leher kiri pasien tampak dua benjolan
berdekatan dengan ukuran hampir sama
dengan diameter kurang dari 1cm. Semua

7
benjolan teraba kenyal dan terfiksir serta
sedikit nyeri tekan pada benjolan leher kanan.
Haemoglobin: 13g/dl. Leukosit: 12.000/mm3. Tidak sesuai V
LED: 19 mm/jam. Hitung jenis leukosit:
0/1/2/51/40/6. Lactate dehydrogenase: 146
U/L
Urin rutin: dalam batas normal
IgM (-) dan IgG (+)
Hasil biopsy: reactive lymphadenopathy
karena toxoplasmosis.
Pemeriksaan rontgen paru: dalam batas
normal.
Aspirasi jarum halus menunjukkan fokus-
fokus beberapa sel epiteloid dengan latar
belakang sel limfosit matur mengesankan
suatu limfadenitis kronis granulomatosa.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen pada aspirat tidak
dijumpai acid-alcohol fast bacilli.

1.1 Alasan prioritas

Karena masalah tersebut yang membuat pasien datang menemui dokter.

8
III. Analisis Masalah

1. Lisa usia 19 Tahun berobat ke puskesmas yang anda pimpin karena ada benjolan
pada leher kanannya sejak beberapa minggu yg lalu. Benjolan terus membesar
perlahan. Pada awalnya benjolan tersebut sebesar kacang hijau dan saat ini
membesar dengan ukuran kacang merah. Benjolan tidak terasa nyeri.
a. Bagaimana mekanisme terbentuknya benjolan pada kasus? Libna
b. Apa makna benjolan tidak terasa nyeri? Irene
c. Apa makna dan mekanisme benjolan membesar perlahan? Ale
Menunjukkan suatu penyakit yang kronis.
d. Apa kemungkinan yang terjadi jika terjadi benjolan di leher kanan? Intan
Limfoma, lymphadenopathy

2. Pasien tidak mengalami demam, nafsu makan normal, berat badan stabil, tidak
ada berkeringat malam hari dan suara tidak serak. Namun akhir-akhir ini pasien
merasa mudah Lelah, sering sakit kepala, dan hidung sering buntu tanpa sebab.
a. Apa penyebab pasien merasa mudah Lelah, sakit kepala, dan hidung
buntu tanpa sebab? Peksi (kaitkan dengan mekanisme radang)
b. Apa makna pasien pasien tidak mengalami demam, nafsu makan normal,
berat badan stabil, tidak ada berkeringat malam hari dan suara tidak serak
dan apakah ada hubungannya dengan benjolan? peksi
Tidak demam : radang kronis
Tidak berkeringat malam hari : bukan TBC

3. Pasien pernah berobat kedokter umum dan diberikan antibiotic untuk 2 minggu,
namun tidak ada perubahan pada benjolan. Pasien menyangkal adanya kontak
dengan kucing atau binatang pengerat lainnya, tidak ada riwayat konsumsi daging
mentah.
a. Mengapa antibiotic tidak memberikan efek pengobatan pada pasien dan
apa dampak setelah mengkonsumsi antibiotic tersebut? Laras

9
Antibiotik itu umumnya untuk bakteri, karna tidak memberikan efek
berarti bukan disebabkan karna bakteri.
b. Apa makna pasien menyangkal adanya kontak dengan kuncing atau
binatang pengerat lainnya dan tidak ada riwayat konsumsi daging
mentah? Rifky
Hanya untuk mendiagnosis

4. Pada pemeriksaan fisik lokalis leher tampak benjolan pada leher kanannya
dengan diameter 1,5cm. sedangkan pada posterior auricula leher kiri pasien
tampak dua benjolan berdekatan dengan ukuran hampir sama dengan diameter
kurang dari 1cm. semua benjolan teraba kenyal dan terfiksir serta sedikit nyeri
tekan pada benjolan leher kanan.
a. Mengapa nyeri tekan hanya terasa pada benjolan di leher kanan? Libna
Karena benjolan di sebelah kanan itu abnormal, ukuran diameter nya lebih
dari 1cm sedangkan yang kiri masih termasuk normal.
b. Apa makna dari karakteristik benjolan seperti yang diderita lisa? Irene
c. Bagaimana histologi lymphadenopahty cervical? Ale
Gambar
d. Mengapa benjolan terdapat di posterior auricula? intan
e. Apa makna ukuran benjolan 1cm dan 1,5cm? sarah
Lebih dari 2 cm spesifik ke TBC

5. Haemoglobin: 13g/dl. Leukosit: 12.000/mm3. LED: 19 mm/jam. Hitung jenis


leukosit: 0/1/2/51/40/6. Lactate dehydrogenase: 146 U/L
Urin rutin: dalam batas normal
IgM (-) dan IgG (+)
Hasil biopsy: reactive lymphadenopathy karena toxoplasmosis.
Pemeriksaan rontgen paru: dalam batas normal.

10
Aspirasi jarum halus menunjukkan fokus-fokus beberapa sel epiteloid dengan
latar belakang sel limfosit matur mengesankan suatu limfadenitis kronis
granulomatosa.
Pewarnaan Ziehl-Neelsen pada aspirat tidak dijumpai acid-alcohol fast bacilli.
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan haemoglobin? sandora
b. Bagaimana interpretasi dari hasil biopsy? Alif
c. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan serology? peksi
d. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan rontgen paru? laras
e. Bagaimana interpretasi dari hasil aspirasi jarum halus? rifky
f. Bagaimana interpretasi dari hasil pewarnaan Ziehl-Neelsen? libna

IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan

Learning Issues What I Know What I What I How I


Don’t Have to Learn
Know Prove

Toxoplasmosis
-
Pemeriksaan
Laboratorium -
Jurnal,
Cervical
Textbook,
Lymphadenopathy -
Internet.
Histologi dan
histopatologi
toxoplasmosis dan -
TBC
Anatomi
limfanodus -
servical

11
Sitologi
pemeriksaan
limfadenitis -
kronis
granulomatosa
Teknik
pengiriman
specimen biopsy
histopatologi

V. Kerangka Konsep
VI. Sintesis
VII.Kesimpulan
Daftar Pustaka

12

You might also like