You are on page 1of 4

8

rendemen biomassa sel berkurang menjadi optimum. Pengukuran aktivitas glukosa


123.278 g/L. oksidase untuk masing-masing fraksi
dilakukan dengan menentukan laju awal
reaksi enzim terlebih dahulu. Laju awal (vo)
reaksi katalisis enzim glukosa oksidase setara
dengan konsentrasi enzim tersebut dan
berperan penting untuk mengetahui aktivitas
enzim (Murray et al. 2009). Penentuan laju
awal (vo) untuk enzim glukosa oksidase
dilakukan dengan menggunakan ekstrak kasar
glukosa oksidase 72 jam. Laju awal (vo)
Gambar 4 Rendemen biomassa Aspergillus ditentukan berdasarkan laju linear maksimum
niger. pada kurva yang menghubungkan antara
waktu dan absorbansi assay enzim.
Waktu Inkubasi Produksi Optimum Enzim Prinsip assay enzim glukosa oksidase ialah
Glukosa Oksidase oksidasi o-dianisidin oleh peroksida yang
  Waktu inkubasi optimum produksi enzim dihasilkan dari katalisis glukosa oksidase
glukosa oksidase bergantung pada karakter (Gambar 5) (Bergmeyer et al. 1974). Substrat
khas masing-masing isolat, media produksi, yang digunakan dalam assay enzim ialah
nutrisi, dan kondisi fisiologis produksi larutan β-D-glukosa yang didiamkan terlebih
(Sabir et al. 2007). Penentuan waktu inkubasi dahulu selama 1 jam untuk membiarkan
optimum produksi enzim glukosa oksidase terjadinya mutarotasi. Substrat yang
dari isolat Aspergillus niger (IPBCC.08.610) digunakan ialah β-D-glukosa karena substrat
dilihat berdasarkan nilai aktivitas enzim yang ini menunjukkan turnover number paling
paling tinggi diantara semua fraksi. Oleh tinggi terhadap glukosa oksidase. Bufer yang
karena itu pada tahap selanjutnya dilakukan digunakan ialah bufer fosfat sitrat yang
isolasi enzim glukosa oksidase intraseluler berperan mengurangi pengaruh enzim
dan ekstraseluler dari biomassa A. niger katalase. Enzim katalase diketahui dihasilkan
(IPBCC.08.610). oleh A. niger bersamaan dengan glukosa
Ekstrak kasar enzim glukosa oksidase oksidase dan merupakan pengganggu dalam
ekstraseluler diperoleh dari hasil penyaringan pengukuran aktivitas glukosa oksidase
biomassa sel A. niger. Ekstrak kasar enzim (Simpson 2005). Oksidasi o-dianisidin akan
glukosa oksidase intraseluler sementara itu menghasilkan warna kuning yang kemudian
dapat diperoleh dengan cara pemecahan sel dibaca pada panjang gelombang 460 nm.
A. niger. Sel A. niger dilisis dengan cara Laju awal reaksi enzim glukosa oksidase
merusak dinding sel menggunakan glassbead. diperoleh sebesar 0.04 /menit dengan nilai
Proses pemecahan sel dilakukan pada suhu absorbansi setimbang, yaitu 0.371
4 oC untuk mencegah kerusakan enzim. Sel (Lampiran 5). Setelah laju awal reaksi enzim
yang telah dipecah tersebut kemudian diketahui, aktivitas masing-masing sampel
ditambahkan dengan bufer fosfat 0.1 M diukur menggunakan assay enzim dengan
pH 6.0 dan disentrifugasi pada kecepatan waktu pengukuran 2.5 menit, yang
12000 rpm selama 15 menit. Prinsip dasar menunjukkan waktu terjadinya laju linear
sentrifugasi adalah pemisahan dua partikel tertinggi pada reaksi enzim (vo). Inkubasi
dalam suspensi yang memiliki massa dan dilakukan pada suhu 30 oC.
densitas berbeda dengan bantuan gaya Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa
sentrifugal. Substansi yang lebih berat akan aktivitas glukosa oksidase intraseluler lebih
membentuk endapan di dasar tabung (pellet), tinggi dibandingkan dengan aktivitas glukosa
sedangkan substansi yang lebih ringan akan oksidase ekstraseluler (Lampiran 6). Pada
larut sebagai supernatan (Koolman & Roehm waktu inkubasi 48 jam, aktivitas glukosa
2005). Setelah proses sentrifugasi sebanyak oksidase intraseluler sebesar 743.9 g/mL.
dua kali, dinding sel yang telah pecah akan Aktivitas enzim glukosa oksidase semakin
terendapkan, sementara glukosa oksidase meningkat seiring penambahan waktu
intraseluler yang memiliki bobot lebih ringan inkubasi. Pada glukosa oksidase intraseluler,
akan terlarut di dalam bufer fosfat. peningkatan nilai aktivitas setara dengan
Ekstrak kasar glukosa oksidase peningkatan nilai rendemen biomassa
ekstraseluler dan intraseluler hasil isolasi A. niger (Gambar 6). Hal ini menunjukkan
selanjutnya diukur aktivitasnya untuk bahwa glukosa oksidase merupakan metabolit
mengetahui waktu inkubasi produksi yang primer dari Aspergillus niger.
9
 

HO OH HO OH OH OH

G lu k o s a O k s id a s e HO C + H 2O 2
O O
HO OH
OH OH
G lu k o sa A s a m G lu k o n a t H id ro g e n P e ro k sid a

O H 2C C H 2O O H 2C C H 2O

H 2N NH + H 2O 2
P e ro k sid a se HN NH + H 2O

K u n in g (4 6 0 n m )

O - d ia n is id in ( te r e d u k s i) H id ro g e n P e ro k sid a O - d ia n is id in ( te r o k s id a s i)

Gambar 5 Reaksi assay enzim glukosa oksidase


(sumber: Bergmeyer et al. 1974)

Glukosa oksidase hasil inkubasi 72 jam


dan 96 jam memiliki aktivitas paling tinggi,
yaitu masing-masing sebesar 2219 g/mL dan
2490.6 g/mL. Tingginya nilai aktivitas
glukosa oksidase hasil inkubasi 72 jam dan
96 jam menunjukkan bahwa glukosa oksidase
banyak diproduksi oleh isolat A. niger
(IPBCC.08.610) pada waktu inkubasi tersebut.
Hal ini disebabkan pada waktu inkubasi
72 jam dan 96 jam A. niger mulai Gambar 6 Hubungan antara aktivitas glukosa
memanfaatkan sukrosa sebagai sumber oksidase dengan biomassa sel
karbonnya. Menurut Bankar et al. (2009) A. niger.
sukrosa merupakan substrat yang dapat
memproduksi glukosa oksidase secara Glukosa Oksidase Intraseluler dan
optimum. Ekstraseluler
Waktu inkubasi optimum produksi enzim Glukosa oksidase yang dihasilkan oleh
glukosa oksidase dari isolat A. niger Aspergillus niger dapat berupa enzim
(IPBCC.08.610) sama dengan waktu inkubasi ekstraseluler maupun enzim intraseluler
produksi optimum yang dibutuhkan oleh isolat (Simpson 2005). Enzim intraseluler bekerja
Aspergillus niger NCM 545 untuk di dalam sel, sementara enzim ekstraseluler
menghasilkan glukosa oksidase ialah enzim yang disekresikan ke luar sel dan
(Bankar et al. 2009). Enzim glukosa oksidase berdifusi di dalam media (Teal &
yang masuk ke dalam tahap pemurnian pada Wymer 2001). Pengetahuan mengenai
penelitian ini ialah enzim glukosa oksidase aktivitas spesifik enzim glukosa oksidase
hasil inkubasi 72 jam, bukan enzim glukosa dapat menunjukkan apakah enzim tersebut
oksidase hasil inkubasi 96 jam. Hal ini banyak diproduksi sebagai enzim ekstraseluler
dilakukan karena waktu produksi enzim atau intraseluler.
glukosa oksidase yang dibutuhkan lebih Penentuan aktivitas spesifik suatu enzim,
singkat. Selain itu, hal ini dilakukan untuk dilakukan berdasarkan nilai aktivitas serta
menghindari penurunan aktivitas yang kadar protein enzim tersebut. Kadar protein
mungkin saja terjadi pada inkubasi 96 jam glukosa oksidase ditentukan menggunakan
akibat berkurangnya jumlah nutrisi dan metode Lowry et al. (1951) yaitu dengan
terjadinya akumulasi autotoksik di dalam mengukur nilai absorpsi cahaya kompleks
media (Bodade et al. 2010). tembaga protein pada panjang gelombang 700
Aktivitas enzim berhubungan dengan nm. Reagen Lowry mengandung NaOH yang
jumlah protein di dalam fraksi tersebut berfungsi menetralkan kelebihan asam fosfat,
(GAC 2003). Jumlah unit enzim dibagi serta Na2CO3 yang berperan menyangga pH
dengan miligram protein ialah nilai aktivitas campuran, sehingga dapat menghasilkan
spesifik enzim. Penentuan aktivitas spesifik kompleks warna. Bovine Serum Albumin
enzim glukosa oksidase perlu dilakukan (BSA) digunakan sebagai standar dalam
sebelum proses pemurnian dilakukan, sebab penentuan kadar protein enzim glukosa
nilai aktivitas spesifik enzim glukosa oksidase oksidase. BSA dipilih karena umum
dapat menunjukkan kemurnian enzim tersebut digunakan, murni, stabil, konsisten, dan
(Lehninger et al. 2004). mudah digunakan. Kurva standar BSA dibuat
10
 

dengan mengalurkan nilai absorbansi (A)


terhadap konsentrasi larutan BSA
(Lampiran 3).
Kadar protein glukosa oksidase paling
rendah ditunjukkan oleh glukosa oksidase
intraseluler 48 jam, yaitu hanya sebesar
0.730 mg/mL. Hal ini disebabkan jumlah
enzim yang diproduksi pada waktu fermentasi
48 jam masih sangat sedikit. Pada waktu
inkubasi yang sama, yaitu 48 jam, enzim
glukosa oksidase ekstraseluler menunjukkan Gambar 7 Aktivitas spesifik enzim glukosa
kadar protein yang lebih tinggi, yaitu sebesar oksidase 
1.004 mg/mL. Penambahan waktu inkubasi
menyebabkan kadar protein ekstrak kasar Fraksi Amonium Sulfat Enzim Glukosa
glukosa oksidase intraseluler mengalami Oksidase
peningkatan, sementara kadar protein ekstrak   Ekstrak kasar glukosa oksidase hasil
kasar ekstraseluler mengalami penurunan. inkubasi 72 jam yang memiliki aktivitas tinggi
Glukosa oksidase intraseluler yang diinkubasi selanjutnya masuk ke dalam tahap pemurnian
selama 96 jam memiliki kadar protein paling amonium sulfat. Tahap ini merupakan metode
tinggi, yaitu sebesar 2.010 mg/mL. Nilai awal pemurnian enzim yang berfungsi
tersebut kemudian menurun setelah 120 jam meningkatkan konsentrasi protein enzim,
menjadi sebesar 1.535 mg/mL. Glukosa mereduksi volume larutan enzim, dan
oksidase ekstraseluler sementara itu memisahkan protein target dari sebagian
menunjukkan kadar protein paling tinggi pada kontaminan yang tidak dikehendaki
waktu inkubasi 72 jam, yaitu sebesar (Yuningtyas 2008). Amonium sulfat
1.416 mg/mL (Lampiran 4). ditambahkan sedikit demi sedikit sambil
Setelah kadar protein masing-masing diaduk agar konsentrasi amonium sulfat dapat
fraksi enzim glukosa oksidase diketahui, maka merata saat berinteraksi dengan enzim.
aktivitas spesifik glukosa oksidase dapat Penambahan garam amonium sulfat tersebut
dihitung. Berdasarkan hasil pengamatan, mempengaruhi molekul-molekul air yang
ekstrak kasar enzim glukosa oksidase mengelilingi protein di dalam enzim glukosa
intraseluler menunjukkan aktivitas spesifik oksidase, sehingga mengubah gaya
yang jauh lebih tinggi dibandingkan ekstrak elektrostatis yang bertanggungjawab terhadap
kasar enzim glukosa oksidase ekstraseluler kelarutan protein (Berg et al. 2002).
(Gambar 7). Pada waktu inkubasi yang sama, Masing-masing protein membutuhkan
misalnya 72 jam, enzim glukosa oksidase konsentrasi garam yang berbeda agar dapat
intraseluler memiliki aktivitas spesifik sebesar mengendap (Berg et al. 2002). Amonium
1568.30 unit/mg, sementara ekstrak kasar sulfat yang digunakan untuk pemurnian enzim
glukosa oksidase ektraseluler hanya memiliki glukosa oksidase memiliki tingkat kejenuhan
aktivitas spesifik sebesar 21.70 unit/mg. 80%, karena menurut Sherbeny et al. (2005)
Ekstrak kasar enzim glukosa oksidase amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan
ekstraseluler memiliki aktivitas spesifik 80% efektif dalam meningkatkan kemurnian
tertinggi pada enzim hasil inkubasi 144 jam, glukosa oksidase. Konsentrasi yang
yaitu sebesar 39.14 unit/mg. Hasil ini berada dibutuhkan untuk mengendapkan glukosa
jauh di bawah aktivitas spesifik glukosa oksidase secara optimum sangat tinggi karena
oksidase intraseluler yang memiliki nilai enzim ini banyak mengandung asam amino
aktivitas spesifik sedikitnya mencapai serin dan glisin. Keberadaan serin dan glisin
1019.05 unit/mg, yaitu enzim hasil inkubasi menyebabkan protein di dalam enzim glukosa
48 jam. Oleh karena itu dapat disimpulkan oksidase bersifat hidrofilik
bahwa glukosa oksidase pada isolat A. niger (Lehninger et al. 2004). Konsentrasi amonium
(IPBCC.08.610) lebih banyak diproduksi sulfat yang dibutuhkan untuk mengendapkan
sebagai enzim intraseluler. Hal ini sesuai protein yang memiliki lebih banyak gugus
dengan pernyataan Sabir et al. (2007) bahwa hidrofilik lebih tinggi dibandingkan dengan
glukosa oksidase pada Aspergillus sp. protein yang memiliki gugus hidrofilik sedikit
merupakan enzim intraseluler, berbeda dengan (UCL 2006).
glukosa oksidase pada Penicillium sp. yang Total aktivitas dan total protein glukosa
banyak ditemukan dalam bentuk enzim oksidase hasil pemurnian ditunjukkan oleh
ektraseluler. tabel 2. Total aktivitas ialah jumlah unit enzim
11
 

Tabel 2 Hasil pemurnian enzim glukosa oksidase dengan amonium sulfat 80%
Total Total
Aktivitas Spesifik Rendemen
Tahapan Protein Aktivitas Kemurnian
(unit/mg protein) (%)
(mg) (unit)
Ekstrak kasar 1.4150 2219 1568.20 100 1
Fraksi 0.0415 515   12409.64 23.21 8
amonium sulfat

yang terdapat di dalam satu mililiter enzim, Saran


sementara total protein ialah jumlah miligram Pengukuran rendemen biomassa sebaiknya
protein di dalam satu milliliter enzim Total dilakukan berdasarkan bobot kering, untuk
aktivitas dan total protein enzim menurun mengurangi kesalahan positif akibat pengaruh
seiring tahap pemurnian. Aktivitas enzim kadar air biomassa. Tahap pemurnian
menurun karena terdapat beberapa substansi selanjutnya, yaitu dialisis serta kromatografi
penting diluar gugus prostetik enzim yang filtrasi gel perlu dilakukan terhadap enzim
hilang akibat pemurnian (Holme & Peck glukosa oksidase hasil pemurnian amonium
1998). Total protein menurun karena beberapa sulfat. Hal ini penting untuk mendapatkan
protein yang tidak diinginkan atau non enzim murni yang memiliki aktivitas spesifik
spesifik berhasil dihilangkan. lebih tinggi. Selain itu juga perlu dilakukan
Aktivitas spesifik glukosa oksidase hasil karakterisasi terhadap enzim glukosa
pengendapan amonium sulfat meningkat oksidase.
menjadi 12409.64 unit/mg. Hal ini
menunjukkan proses pemurnian berjalan DAFTAR PUSTAKA
dengan baik karena jumlah kehilangan protein
non spesifik tersebut lebih besar daripada Ahmad A, Syaiful A, Firman AP, Patong AR.
penurunan aktivitas enzim (Lampiran 8).. 2007. Imobilisasi enzim glukosa
Rendemen glukosa oksidase pada tahap oksidase dari Penicillium sp-3 galur
pemurnian amonium sulfat sebesar 23.21%. lokal. Indo. J. Chem. 7: 97 - 104.
Nilai rendemen tersebut sangat rendah
dibandingkan rendemen glukosa oksidase Anwar YAS. 2006. Produksi dan karakterisasi
hasil penelitian Bhatti & Saleem (2009), yang enzim tanin asil hidrolase dari
mencapai 88%. Hal ini dapat disebabkan oleh Aspergillus niger. [tesis]. Bogor:
kurang homogennya penambahan amonium Sekolah Pascasarjana, IPB.
sulfat saat pemurnian. Tingkat kemurnian
Baker SE. 2006. Aspergillus niger genomics:
sementara itu meningkat menjadi 8 kali, lebih
Past, present and into the future.
tinggi dibandingkan hasil penelitian Bhatti &
Medical Mycology 44: 17 - 21.
Saleem (2009) yang hanya mencapai 2 kali.  
Bankar SB, Bule MV, Singhal RS,
SIMPULAN DAN SARAN Ananthanarayan L. 2009. Optimization
of Aspergillus niger fermentation for
Simpulan the production of glucose oxidase.
Glukosa oksidase lebih banyak Food Bioprocess Technol 2: 344 - 352.
diproduksi dalam bentuk enzim intraseluler Berg JM, Tymoczko JL, Sttyrer L. 2002.
pada isolat Aspergillus niger (IPBCC.08.610). Biochemistry 5th Ed. USA: WH.
Produksi optimum enzim glukosa oksidase Freeman & Company.
dari isolat lokal A. niger terjadi pada waktu
inkubasi 72 jam hingga 96 jam, yang Bergmeyer HU, Gawehn K, Grassl M. 1974.
ditunjukkan oleh aktivitas tertinggi yaitu Methods of Enzymatic Analysis. New
masing-masing sebesar 2219 unit/mL dan York: Academic Press Inc.
2490 unit/mL. Ekstrak kasar glukosa oksidase Bhatti HN, Saleem N. 2009. Characterization
hasil inkubasi 72 jam yang digunakan dalam of glucose oxidase from Penicillium
tahap pemurnian memiliki aktivitas spesifik notatum. Food Technol. Biotechnol 47:
1568.20 unit/mg dan meningkat menjadi 331 - 335.
12409.64 unit/mg setelah dimunikan dengan
amonium sulfat. Fraksi hasil pemurnian ini 8 Bodade RG, Chandarahas N, Khobragade,
kali lebih murni dibandingkan ekstrak kasar, Arfeen S. 2010. Optimization of culture
dengan nilai rendemen 23.21%. conditions for glucose oxidase

You might also like