Professional Documents
Culture Documents
RESUME
Disusun oleh
Gambar 10.4
Bagan Rekombinasi yang tidak resiprok (Watson, dkk., 1987)
Dalam hal ini misalnva dilakukan persilangan antara dua mutan khamir
Saccharomyces cerevisiae (jarak tapak kedua mutan itu sangat dekat dalam satu
gen yang sama). Lebih lanjut jika askus-askus yang mengandung spora dianalisis,
seringkali askus-askus tersebut tidak mengandung rekornbinasi mutan ganda yang
resiprok sebagaimana yang diharapkan. Sebagai contoh dilakukan persilangan
dengan penauda mutan m1 dan m2. Jika persilangan tersebut adalah m1 m2+ ><
m1+ m2, maka askus-askus yang sering kali dijumpai adalah yang mengandung
pasangan spora: m1+ m2, m1+ m2+, serta m1 m2+ (Gardner, dkk., l99l). Dalam hal
ini spora-spora mutan ganda m1 m2 yang merupakan hasil rekombinasi resiprok
tidak ada dalam askus. Oleh karena itu rasio m2+ : rn2 = 3 : 1 dan.bukan 2 : 2
seperti yang diharapkan. Kenyataan seperti tersebut merupakan akibat
rekombinasi yang tidak resiprok.
D. Rekombinasi Illegitimate
Rekombinasi illegitimate adalah rekombinasi yang terjadi antara molekul-
molekui DNA yang non homolog (Gardner, dkk, l99l). Seperti halnya
rekombinasi spesifik tapak, mekanisme rekombinasi illegitimate juga tidak sama
dengan mekanisme rekonbinasi umum (lazim). Lebih lanjut pada E. coli. Macam
rekombinasi itu juga tidak membutuhkan fungsi protein recA, recB, dan recC
(Ayala, dkk., 1984). Contoh rekombinasi illegitimate antara lain yang berkenaan
dengan insersi elemen transposabel (misalnya elemen Is) ke dalam sesuatu lokus
gen (Strickberger, 1985). Pada peristiwa tersebut memang urut-urutan DNA lokus
tersebut tidak sama dengan urut-urutan DNA elemen Is. Sebagaimana diketahui
akibat rekombinasi illegitimate yang melibatkan insersi elemen tersebut, fungsi
gen akan terganggu atau hilang. Sebagai contoh misalnya insersi yang dilakukan
oleh elemen Is ke dalam berbagai lokus (gen gal, E, K dan T) pada genom E. coli,
yang terbukti menimbulkan mutasi-mutasi sehingga mengganggu metabolisme
galaktose.