You are on page 1of 11

CRITICAL BOOK REPORT

FISIOLOGI

NAMA MAHASISWA : Arahon P.Purba

NIM : 6181210005

KELAS : IKOR A 2018

DOSEN PENGAMPU : dr. Rika Nailuvar Sinaga, M.biomed

MATA KULIAH : FISIOLOGI

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena memberikan saya
kesempatan untuk melaksanakan tugas kuliah saya yaitu Critical Book Report (CBR)
Fisiologi ini dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu saya yaitu Ibu dr. Rika
Nailuvar Sinaga, M.biomed yang sudah membimbing saya dalam proses pembelajaran
tentang Fisiologi. Saya menyadari bahwa CBR yang saya kerjakan masih memiliki banyak
kekurangan, baik dari materi ataupun teknik pengkajiannya. Oleh karena itu kritik dan saran
dari pembaca sangat dibutuhkan oleh penulis. Saya sangat berharap bahwa CBR yang saya
kerjakan dapat menambah wawasan kita

Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya dan sekiranya
CBR ini dapat berguna bagi diri kami sendiri maupun orang yang membacanya. Akhir kata
saya ucapkan terima kasih atas perhatian pembaca dan saya mohon maaf jika ada kata-kata
yang kurang dimengerti, saya berharap pembaca dapat memakluminya. Terima kasih.

Medan, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................................

A. Latar Belakang ...........................................................................................


B. Rumusan masalah .........................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

A. Identitas Buku ...........................................................................................


B. Ringkasan Bab ...........................................................................................

BAB III KELEMAHAN DAN KELEBIHAN .......................................................

A. Kelemahan ..............................................................................................
B. Kelebihan ..............................................................................................

BAB IV PENUTUP ................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Critical book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda. . Setiap buku yang dibuat oleh penulis
tertentu pastilah mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelayakan suatu
buku dapat kita ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan
terhadap buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan
dengan kekurangan nya artinya buku ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber
referensi bagi khalayak ramai.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan Critical Book Report ini dapat dijabarkan
sebagai berikut.

o Bagaimana review maupun ringkasan Buku tersebut?


o Bagaimana kelebihan dan kekurangan Buku tersebut?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi
2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku tersebut
3. Menambah pengetahuan pembaca dan penulis tentang Fisiologi

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan Critical Book Report (CBR) ini adalah untuk menambah
pengetahuan pembaca tentang Fisiologi dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
buku tersebut
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas buku
Buku 1

Ganong’s review medical


Judul physiologi

 Kim E. Barrett,
PhD
 Susan M. Barman,
Penulis PhD
 Scott Boitano, PhD
 Heddwen L.
Brooks, PhD

Penerbit McGraw Hill lange

Buku 2

Fisiologi dan Anatomi


Judul Modern untuk perawat

Penulis Jhon Gibson M D

Penerbit Buku Kedokteran


A. Ringkasan Bab

BUKU 1

■ The pressure exerted by any one gas in a mixture of gases is defined as its partial pressure.
Partial pressures (P) of gases in air at sea level are as follows: Po2 = 149 mm Hg; Pco2 = 0.3
mm Hg; PN2 (including other gases) = 564 mm Hg.
■ Air enters the respiratory system in the upper airway, then proceeds to the conducting
airway and on to the respiratory airway that ends in the alveoli. In the upper airway, air is
humidified and warmed. The cross sectional area of the airway gradually increases through
the conducting zone, then rapidly increases during the transition from conducting to
respiratory zones
■ The epithelium that line the conducting airway include ciliated cells that keep particulates
from reaching the respiratory zone. The epithelium that lines the alveoli consist of two cell
types: alveolar type I cells and alveolar type II cells. Type I cells are flattened epithelial cells
that provide approximately 95% of the alveolar surface area and are the site of gas exchange.
Type II cells are cuboidal epithelial cells that secrete surfactants that line the alveolar surface.
■ There are several important measures of lung volume, including: tidal volume; inspiratory
volume; expiratory reserve volume; forced vital capacity (FVC); the forced expiratory
volume in one second (FEV1); respiratory minute volume and maximal voluntary ventilation.
■ Lung compliance refers to the ability of lungs to stretch. However, many normal factors
affect lung compliance and it is best represented by a whole pressure-volume curve.
■ Surfactant is a lipid-protein mixture that is in the fluid lining the alveolar epithelium. A
primary function of surfactant is to increase surface tension in the alveoli to keep them from
deflating.
■ Both ventilation and perfusion are greater at the base of the lung and lower at the apex of
the lung. The ventilation/perfusion ratio is lower at the base compared to the apex of the lung.
■ Not all air that enters the airway is available for gas exchange. The regions where gas is not
exchanged in the airway are termed “dead space.” The conducting airway represents
anatomical dead space. Increased dead space can occur in response to disease that affects air
exchange in the respiratory zone.
■ The pressure gradient in the pulmonary circulation system is much less than that in the
systemic circulation. Because pulmonary capillary pressure is much lower than oncotic
pressure in the plasma, fluid remains in the plasma as it traverses the lung.
■ The mucociliary escalator in the conducting airway helps to keep particulates out of the
respiratory zone.
■ There are a variety of biologically activated substances that are metabolized in the lung.
These include substances that are made and function in the lung (eg, surfactant), substances
that are released or removed from the blood (eg, prostaglandins), and substances that are
activated as they pass through the lung (eg, angiotensin II).
BUKU 2
Jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah:
Rongga hidung → faring (rongga tekak) → laring → trakea (batang tenggorok) → bronkus
→ paru-paru → alveolus →sel-sel tubuh.

Alat Pernafasan Manusia

1. Rongga hidung

Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernapasan. Udara
pernapasan masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung yang dilengkapi silia dan
selaput lendir yang berguna untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung,
mengatur suhu udara pernapasan, dan menyelidiki adanya bau udara. Rongga hidung
berhubungan dengan tulang dahi, kelenjar air mata, telinga bagian tengah, serta rongga
mulut.Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan
Penyaringan diperuntukkan bagi benda-benda asing yang tidak berbentuk gas, misalnya
debu. Benda-benda ini dihalangi oleh rambut-rambut rongga hidung. Adanya indera pembau
memungkinkan tubuh untuk menghindari gas-gas yang berbau tidak enak masuk dalam
saluran pernapasan.
Penghangatan yaitu mengubah suhu udara agar sesuai dengan suhu tubuh. Bila udara yang
masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, darah kapiler akan melepaskan energinya ke
rongga hidung sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Adanya lendir
menyebabkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembab.

2. Faring

Faring merupakan rongga pertigaan ke arah saluran pencernaan (esofagus), saluran


pernapasan (batang tenggorok), dan saluran ke rongga hidung.

3. Laring

Laring berperan untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan napas terhadap
masukknya makanan dan cairan. Dalam laring terdapat selaput suara yang ketegangannya
diatur oleh serabut-serabut otot sehingga dapat mengatur tinggi rendah nada suara yang
diperlukan. Keras lemahnya suara ditentukan oleh aliran udara yang melewati selaput suara.

Di bagian laring terdapat beberapa organ yaitu:

 Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu orang
menelan. Bila waktu makan kita bicara (epiglotis terbuka), makanan bisa masuk ke
laring (keselek) dan terbatuk-batuk yang merupakan gerakan refleks untuk
mengeluarkan benda atau makanan yang masuk ke dalam saluran pernapasan. Pada
saat bernapas epiglotis terbuka tapi pada saat menelan epiglotis menutup laring.
 Jika bernapas melalui mulut udara yang masuk ke paru-paru tak dapat disaring,
dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh dan sel bersilia
akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
 Pita suara, terdapat dua pita suara yang dapat ditegangkan dan dikendurkan, sehingga
lebar selah-selah antara pita-pita tersebut berubah-ubah sewaktu berbapas dan
berbicara. Selama pernapasan pita suara sedikit terpisah sehingga udara dapat keluar
masuk.

4. Trakea

Trakea terletak di daerah leher, di bagian depan kerongkongan. Trakea berbentuk pipa yang
terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Lihat gambar 1.2. Dinding batang tenggorok (trakea)
dan dinding bronkus (cabang batang tenggorok) terdiri atas tiga lapisan sel. Lapisan-lapisan
itu berturut-turut dari dalam adalah lapisan epitelium (bersilia dan berlendir). Lapisan tulang
rawan dengan otot polos, dan lapisan terluar yang terdiri dari jaringan pengikat. Dinding
dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar
berfungsi untuk menolak debu atau benda-benda asing. Jika kita tiba-tiba batuk atau bersin
mungkin karena di saluran batang tenggorok ada lendir atau debu yang mengganggu jalannya
pernapasan.

5. Bronkus

Bronkus merupakan cabang batang tenggorok yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju
ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Lihat gambar 1.2. Dinding
bronkus tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos, dan cincing tulang rawan, serta
lapisan jaringan epitel.
6. Bronkiolus dan alveolus
Dari bronkus, udara masuk ke cabang bronkus yang semakin halus lagi yang disebut
brokiolus. Bronkiolus berakhir sebagai gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus.
Lihat gambar 1.3.
Alveolus diselebungi oleh pembuluh darah kapiler tempat terjadinya difusi O2 dan CO¬2.

7. Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada, dibatasi oleh tulang rusuk dan otot dada, bagian bawah
dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. paru-paru merupakan himpunan dari bronkiolus,
saccus alveolaris dan alveolus. Paru-paru dan rongga dada berselaput tipis yang disebut
pleura. Pleura mempunya struktur rangkap dua yang merupakan kantong tertutup. Pleura
yang langsung melekat pada paru-paru disebut pleura viscelaris. Diantara selaput dan paru-
paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada
waktu mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempis paru-paru disebabkan
oleh adanya perubahan tekanan dalam rongga dada.

Mekanisme Pernafasan
Bernapas adalah proses pengambilan udara pernapasan luar untuk dibawah masuk ke dalam
paru-paru dan proses pengeluaran gas sisa ke udara bebas. Proses bernapas pada manusia
dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Inspirasi yaitu pemasukan oksigen dan udara atmosfer ke paru-paru.


2. Ekspirasi yaitu pengeluaran karbon dioksida dan uap air dari paru-paru keluar tubuh

BAB III.
KELEMAHAN DAN KELEBIHAN

Aspek Buku 1 Buku 2

Kelemahan buku terletak pada terdapat kata kata yang sulit


cara susun isi buku yang masih dipahami, warna buku hanya
Kelemahan hitam putih
biasa sehingga pembaca mudah
bosan

Kelebihan buku ini terletak Materi yang lengkap dan


pada isi bukunya dimana dilengkapi dengan gambar
penjelasan disertai gambar, sehingga memudahkan
sehingga pembaca dapat pembaca memahami
memahami dengan mudah.
Kelebihan
Bahasa yang digunakan oleh
pengarang singkat, rinci, dan
tidak bertele-tele serta
dilengkapi dengan soal soal
latihan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan saya ketika menulis critical book report ( CBR ) adalah setiap buku
memiliki penyajian penyajian berbeda walaupun memiliki tujuan yang sama dan juga
buku yang membantu menjelaskan isi bukunya dengan keterangan keterengan
tambahan.

B. Saran

Melalui pembahasan singkat CBR yang saya tulis sebaiknya buku memperbaiki
segala kekurangan agar kedepannya menjadi lebih baik lagi dn semakin banyak yang
membaca buku tersebut

You might also like