Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Chresko Willie - 13616046
Wahyu Dimas Nur Hadian Shah - 13616056
Pembimbing:
Dr. Ir. Leonardo Gunawan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Analisis dan Perancangan
Struktrur Pesawat Terbang N245.
Laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah AE 3141 Analisis dan
Perancangan Struktur Ringan 1 pada semester ganjil tahun 2018/2019 Progam Studi
Teknik Dirgantara. Laporan ini membahas mengenai proses perancangan pesawat dari
DRO untuk menentukan dimensi struktur dan Batasan-batasan struktur itu sendiri.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Leonardo Gunawan selaku dosen pembimbing mata kulia APS 1 yang telah
memberi arahan dan bimbingan selama proses pembuatan laporan ini.
2. Rekan penulis yang saling memberi dukungan dan kerjasama sehingga laporan ini
dapat selesai pada waktunya.
3. Semua pihak yangtidak dapat disebutkan satu persatu sehingga laporan ini dapat
diselesaikan.
Tim penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi segenap civitas akademik lingkungan ITB maupun luar ITB.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
Lembar Kerja
Kode Kelompok :C
Dosen : Dr. Ir. Leonardo Gunawan
Jenis Pesawat : N-245
TTD
1
1.3. Airworthiness yang Digunakan
Dalam proses perancangan pesawat, pesawat yang dibuat haruslah memenuhi kelaikan
udara (airworthiness) yang berlaku. Regulasi yang berlaku yang terdapat pada bidang
kedirgantaraan saat ini antara lain Joint Aviation Requirement (JAR), Federal Acquisition
Regulation (FAR), Civil Aviation Safety Regulation (CASR), Direktorat Kelaikan Udara
dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), dan lain sebagainya. Dalam laporan ini,
regulasi yang digunakan ialah Federal Acquisition Regulation (FAR).
Pesawat udara yang akan dianalisis ialah pesawat N245 yang merupakan pesawat
transport dengan kapasitas 54 orang sehingga regulasi yang berlaku untuk pesawat ini
yaitu mengikuti regulasi FAR 25.
2
BAB II
Data Pesawat
3
Berat Payload 5499.81 kg
Berat Fuel 4503.6 kg
Tabel 2.1 Konfigurasi Berat Pesawat N-245
b. Prestasi Terbang
Berikut merupakan data prestasi terbang pesawat N-245
Cruise Speed 194.3792 KEAS at 15000 ft
Stall Speed 102.8652 KEAS
Range 4.355 km
Tabel 2.2 Prestasi Terbang Pesawat N-245
2.3. Data Wing dan Tail
N-245 menggunakan sayap dengan airfoil NACA 65(3)-218 dan pada horizontal tail
menggunakan airfoil NACA 0012
4
Taper ratio (0.25c) 0.45
Sudut twist 0
Incidence wing 1
Horizontal Tail
Luas horizontal tail 11.95 𝑚2
Span horizontal tail 11.77 𝑚
AR 6
Taper ratio 0.45
Tabel 2.4. Data Geometri Horizontal Tail
2.4. Karakteristik Aerodinamika
Berikut merupakan data aerodinamika pada wing N=245
Wing
Cl maks 1.8
Cl α 5.64
Thickness 18%
Tabeel 2.5. Data Aerodinaika Wing
5
BAB III
EVALUASI RANCANGAN STRUKTUR PESAWAT SEJENIS
Pesawat pembanding dipilih berdasarkan kemiripan misi, jenis beban pada struktur,
konfigurasi dan performance pesawat yang terdapat pada DRO. Pada laporan ini penulis
menggunakan data pembanding dari pesawat CN-235.
Berikut merupakan data-data pesawat CN-235 yang dibandingkan dengan pesawat N-
245
Parameter CN-235
Kapasitas Penumpang 48
Tinggi Pesawat 7.6 m
Panjang Fuselage 22.7 m
Konfigurasi Sayap High Wing
Bentang Sayap 24.6 m
Luas Sayap 54.5 m2
Aspect Ratio 11.1
Airfoil Sayap NACA 43018 mod
Chord Root 2.57 m
Chord Tip 1.41 m
Konfigurasi Ekor T-tail
Luas Horizontal tail -
Span Horizontal tail 7.31 m
Aspect Ratio
MTOW 18600 kg
EOW 16700 kg
WOE 11250 kg
Berat Payload 5450 kg
Berat Bahan Bakar 4500 kg
Jarak Take Off 1165 m
6
Jarak Landing 1126 m
Tabel 3.1. Data-data pesawat CN-235
7
BAB IV
LAYOUT STRUKTUR FUSELAGE
4.1. Konfigurasi Fuselage
Pada umumnya konfigurasi fuselage adalah konfigurasi monocoque atau semi-
monocoque. Konfigurasi struktur monocoque adalah konfigurasi yang memanfaatkan
skin sebagai pelapis luar tanpa adanya penguat. Pada konfigurasi monocoque ini, skin
merupakan penerima beban utama. Struktur ini memiliki kelebihan dalam produksinya
karena dapat menghemat penggunaan material penyusunnya. Namun dari segi
pembebanan, struktur ini memiliki kekurangan karena nilai stiffness yang relatif rendah.
Selanjutnya, struktur semi-monocoque adalah struktur yang terdiri dari skin
kemudian diperkuat oleh struktur rangka yang lebih rigid seperti stiffner, bulkhead, dan
yang lainnya. Penambahan penguat tersebut membuat struktur semi-monocoque
memiliki nilai stiffness yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan struktur monocoque.
Namun pada proses produksi, material penyusun yang digunakan jauh lebih banyak.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur semi-monocoque lebih aman untuk
digunakan terlepas dari banyaknya material penyusun yang dibutuhkan dibandingkan
dengan struktur monocoque.
Berikut definisi dan fungsi dari komponen yang ada pada fuselage:
1. Stringer: Bagian yang menempel pada bagian dalam skin. Penggunaanya untuk
membantu skin menahan beban kompresi dari luar serta gaya lintang (shear
force).
2. Airframe: Bagian bulat seperti cincin dipasang secara vertikal sebagai
penompang skin, longeron, floor beam, dan titik acuan joint. Selain itu juga
berfungsi untuk menahan torsi, beban aksial, dan tegangan geser.
3. Joint: Penghubung antar struktur satu dengan yang lainnya dengan beberapa
jenis sambungan yang berbeda seperti adhesive, welding, bolt, dan lain-lain.
4. Longeron: Bagian memanjang secara horizontal sebagai penopang utama skin,
airframe serta memperkecil jumlah stringer. Fungsi utamanya adalah menerima
beban torsi dan bending moment.
8
5. Bulkhead (main frame): Penopang utama dalam menahan beban terkonsentrasi
serta mendistribusikannya kebagian struktur lain sesuai kapasitasnya.
6. Skin fuselage: Bagian terluar dari struktur yang membungkus fuselage. Fungsi
utamanya adalah menahan beban tekan dan tarik baik dari luar maupun dari
dalam.
4.2. Skin Panel
Skin panel merupakan komponen pembungkus fuselage. Komponen ini terdiri
dari skin dan stringer. Fungsi utama dari skin panel adalah melindungi payload dan
sistem yang ada di dalamnya. Pada saat pesawat beroperasi, fuselage akan mengalami
beban tarik-tekan secara terus menerus. Umumnya bagian yang mengalami beban tekan
adalah bagian atas fuselage, sedangkan bagian yang mengalami beban tarik adalah
bagian bawah fuselage.
4.2.1. Skin
Skin merupakan komponen pembungkus fuselage sehingga terletak pada
bagian terluar struktur pesawat. Karena letaknya tersebut, skin didesain agar
mampu menerima bending moment yang besar. Selain itu, skin juga harus
mampu menanggung beban buckling akibat tekanan pressurized cabin.
Struktur skin merupakan lembaran tipis sehingga agar mampu menerima
beban yang besar, skin perlu diberi struktur pendukung lainnya yang dapat
membantu pendistribusian beban. Struktur penguat skin diantaranya adalah
bulkhead, frame, dan stringer.
9
Gambar 4.1. Skin Panel
4.2.2. Stringer
Stringer adalah bagian struktur yang menempel pada skin dan berfungsi
sebagai penguat. penambah kekakuan (stiffner), serta membantu
pendistribusian beban pada skin. Penggunaan stringer pada skin juga memiliki
tujuan agar tidak terjadi buckling akibat beban tekan yang terjadi di skin.
Stringer juga digunakan untuk menahan beban bending. Skin bagian atas dan
bawah dapat diperkuat dengan adanya stringer ini.
Untuk menentukan jumlah stringer penulis menggunakan referensi
cross section fuselage dari pesawat CN-235.
2667 mm
10
Jarak antar stringer untuk pesawat transport besar adalah 10 - 15 inch.
Pada kasus ini, kami menggunakan jarak antar stringer sebesar 10 inch atau
sekitar 254 mm. Sehingga, jumlah stringer pada cross section fuselage adalah:
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑒 = (2667 × 𝜋) 𝑚𝑚
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑒 2667𝜋 𝑚𝑚
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒕𝒓𝒊𝒏𝒈𝒆𝒓 = = ≈ 𝟑𝟐
𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑖𝑛𝑔𝑒𝑟 254 𝑚𝑚
11
Gambar 4.5. Bentuk skin-stringer panel
Jika dilihat pada gambar, bentuk Extruded Y- bentuk Z-stringer
merupakan bentuk yang paling minimalis sehingga relatif lebih ringan dan
membutuhkan jumlah material yang lebih sedikit jika dibandingkan bentuk
stringer yang lain. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka Z-stringer dipilih
sebagai bentuk stringer yang akan digunakan pada struktur fuselage. Berikut
beberapa kelebihan dari bentuk Z-stringer:
1. Mudah dibentuk karena bentuknya yang sederhana.
2. Lebih ringan dan membutuhkan material yang relatif lebih sedikit.
3. Ketahanan terhadap beban tarik dan tekan yang tinggi dan sama besar.
4. Ketahanan terhadap beban geser dan buckling dapat diubah-ubah
dengan mengatur ketinggian Z-stringer dan luas bagian yang menempel pada
skin.
5. Dapat dengan mudah dilakukan inspeksi serta perawatan.
6. Membutuhkan lebih sedikit sambungan pada skin.
Sehingga dapat dikatakan, Z-stringer merupakan bentuk yang paling
efisien jika dibandingkan dengan bentuk stringer lain.
12
4.3. Frame dan Bulkhead
Frame adalah komponen pada struktur fuselage yang berbentuk seperti cincin
searah penampang melintang. Penggunaan frame pada struktur fuselage bertujuan
sebagai berikut:
1. Membantu skin-stringer panels dalam penerimaan beban tekan dan geser.
2. Mendistribusikan beban terkonsentrasi.
3. Menghentikan keretakan.
4. Memberi dan mempertahankan bentuk fuselage.
Penentuan jarak antar frame menggunakan panduan dari buku referensi
“Airplane Design” oleh Roskam. Berikut jarak antar frame yang ada pada buku
referensi:
13
Gambar 4.6. Penyambungan frame dan fuselage
Bulkhead adalah komponen struktur yang mirip dengan frame namun
mempunyai ketebalan yang lebih jika dibandingkan dengan frame. Fungsi dari
bulkhead adalah sebagai berikut:
1. Menerima dan menyalurkan beban terkonsentrasi (beban kritikal pada
fuselage).
2. Mempertahankan bentuk fuselage.
Pada umumnya, bulkhead digunakan pada bagian dimana terdapat load point,
batas perubahan geometri di fuselage, serta pada bagian sambungan antar sayap-
fuselage dan ekor-fuselage.
Setelah mengetahui data dari data data diatas, maka disusunlah layout untuk
pesawat N-245 sebagai berikut.
14
BAB V
INITIAL SIZING FUSELAGE
5.1. Pemilihan Material
Pada bagian ini akan dibahas tentang penggunaan material yang tepat terhadap
masing-masing komponen. Pemilihan material sangatlah penting dalam proses
perancangan struktur. Material akan menjadi landasan utama untuk kekuatan struktur
dikarenakan kekuatan struktur menjamin faktor keselamatan namun tetap
mempertimbangkan berat dari struktur agar tidak terlalu berlebih. Tinjauan yang perlu
dilihat dari material adalah Modulus Elastisitas, ultimate strength, density, fracture
toughness, serta ketahanan struktur terhadap fatigue.
Setelah meninjau kebutuhan pesawat ini, diperoleh dua kandidat utama material
yang akan digunakan dalam struktur fuselage. Kedua jenis material tersebut adalah Al
2024-T3 dan Al 7075-T6. Berikut mechanical properties dari kedua material tersebut:
Al 2024-T3
Density 2.78 g/cc
Ultimate Tensile Strength 483 MPa
Tensile Yield Strength 345 MPa
Modulus of Elasticity 73.1 GPa
Poisson's Ratio 0.33
Fatigue Strength 138 MPa
Shear Modulus 28 GPa
Shear Strength 283 MPa
15
Shear Strength 331 MPa
16
𝑀 1/2
̅
𝜎𝑎 = 𝐴𝐹𝐵 ( )
𝐴𝐿
Dimana,
te :Tebal skin efektif (mm)
M :Moment pada fuselage (safety factor included)
σa :Allowable stress (N/m2)
A :Luas cross-section fuselage (m2)
Ā :Faktor material yang digunakan
FB :Buckling efficiency factors
L :Jarak antar frame/bulkhead (m)
Selanjutnya untuk mengetahui tebal skin dan stringer sebenarnya, digunakan
persamaan sebagai berikut
𝑡𝑏 = 0.65𝑡𝑒
𝑡𝑠𝑡𝑟 = 0.35𝑡𝑒
17
Pada pembahasan sebelumnya, jenis stringer yang digunakan merupakan jenis
yang diproduksi dengan machining. Sehingga, nilai dari FB yang digunakan
berdasarkan pada tabel buckling efficiency factors adalah 1.02. Untuk faktor material,
penulis menggunakan material Al 2024-T3 yang merupakan jenis material alloy dan
stringer berbentuk Z-stringer. Sehingga, nilai dari Ā berdasarkan pada tabel faktor
material yang digunakan adalah 138.
Dari data diatas penulis melakukan perhitungan tebal skin dan stringer pada
excel dan didapat hasil sebagai berikut.
Sigma
N x frame L Momen (Nm) (N/m2) te (mm) tsk (mm) tstr (mm)
1 0.5 0 0
2 1 0.5 -504.5 2316.875 0.058467 0.038004 0.0204636
3 1.5 0.5 -2018 4633.749 0.116935 0.076008 0.040927201
Front 4 2 0.5 -8072 9267.498 0.23387 0.152015 0.081854402
5 2.5 0.5 -12612.5 11584.37 0.292337 0.190019 0.102318002
6 3 0.5 -19716.1305 14483.81 0.365506 0.237579 0.127927026
7 3.5 0.5 -30138.3305 17907.36 0.451901 0.293735 0.158165245
9 4 0.5 -43672.0305 21556.27 0.543983 0.353589 0.190393954
10 4.5 0.5 -60317.2305 25333.35 0.639299 0.415544 0.223754695
11 5 0.5 -80073.9305 29188.88 0.736595 0.478787 0.257808383
12 5.5 0.5 -102942.1305 33095.47 0.83518 0.542867 0.292312938
13 6 0.5 -128921.8305 37036.95 0.934645 0.607519 0.327125721
14 6.5 0.5 -158013.0305 41003.26 1.034737 0.672579 0.362157858
15 7 0.5 -190215.7305 44987.84 1.13529 0.737938 0.397351335
16 7.5 0.5 -225529.9305 48986.23 1.236191 0.803524 0.432666783
17 8 0.5 -263955.6305 52995.3 1.337362 0.869285 0.468076596
18 8.5 0.5 -305492.8305 57012.81 1.438745 0.935184 0.503560867
19 9 0.5 -350141.5305 61037.08 1.5403 1.001195 0.539104894
20 9.5 0.5 -668456.4074 84335.12 2.128237 1.383354 0.744882904
Mid
21 10 0.5 -597076.1259 79705.22 2.011399 1.307409 0.703989716
22 10.5 0.5 -528807.3444 75010.26 1.89292 1.230398 0.662521842
23 11 0.5 -463650.0629 70237.18 1.772469 1.152105 0.620364051
24 11.5 0.5 -401604.2814 65368.89 1.649615 1.07225 0.577365233
25 12 0.5 -342669.9999 60382.34 1.523777 0.990455 0.533322006
26 12.5 0.5 -296437.9684 56161.52 1.417263 0.921221 0.496041915
27 13 0.5 -262908.1869 52890.05 1.334706 0.867559 0.467146949
28 13.5 0.5 -232489.9054 49736.36 1.255121 0.815828 0.43929222
29 14 0.5 -205183.1239 46724.29 1.17911 0.766421 0.412688418
30 14.5 0.5 -255277.5421 52116.86 1.315194 0.854876 0.460317797
31 15 0.5 -226110.7963 49049.27 1.237782 0.804558 0.433223604
32 15.5 0.5 -198741.8004 45985.04 1.160454 0.754295 0.406158991
33 16 0.5 -173053.0546 42910.3 1.082862 0.70386 0.379001646
Aft
34 16.5 0.5 -148927.0588 39806.93 1.004547 0.652955 0.35159142
18
35 17 0.5 -126246.3129 36650.62 0.924896 0.601182 0.323713501
36 17.5 0.5 -104893.3171 33407.64 0.843058 0.547988 0.295070214
37 18 0.5 -84750.57125 30029.16 0.7578 0.49257 0.265230081
38 18.5 0.5 -65700.57542 26439.7 0.667218 0.433692 0.233526434
39 19 0.5 -47625.82958 22510.92 0.568074 0.369248 0.1988258
40 19.5 0.5 -30408.83375 17987.54 0.453924 0.295051 0.158873456
41 20 0.5 -13932.08792 12175.31 0.30725 0.199712 0.107537408
42 20.5 0.5 -1557.012083 4070.22 0.102714 0.066764 0.035949881
43 21 0.5 -703.76625 2736.441 0.069055 0.044886 0.024169389
44 21.5 0.5 -238.270417 1592.234 0.040181 0.026118 0.014063277
45 22 0.5 -43.024583 676.5973 0.017074 0.011098 0.005975989
46 22.5 0.5 -0.52875 75.00619 0.001893 0.00123 0.000662486
Tabel 5.6. Perhitungan tebal skin dan stringer
19
Gambar 5.1 Dimensi stringer
20
Berikut ilustrasi yang terdapat pada buku mengenai frame depth pada fuselage
21
Gambar 5.4. Ilustrasi frame yang digunakan
1. Skin
Untuk menghitung volume skin dan stringer pada bagian depan dan belakang
digunakan persamaan sebagai berikut:
1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑠𝑘𝑖𝑛 = 𝑥𝑡 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑒 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
3 𝑠𝑘𝑖𝑛
Untuk bagian tengah, persamaan yang digunakan untuk mengukur volume yaitu
menggunakan persamaan volume tabung sebagai berikut:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒𝑠𝑘𝑖𝑛 = 𝑡𝑠𝑘𝑖𝑛 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑒 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛
22
2. Frame dan Bulkhead
Untuk menghitung volume frame dan bulkhead pada bagian depan dan belakang
digunakan persamaan sebagai berikut:
1
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑥 𝑘𝑒𝑙𝑖𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑓𝑢𝑠𝑒𝑙𝑎𝑔𝑒 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑟𝑎𝑚𝑒 𝑥 𝑡𝑒𝑏𝑎𝑙
3
Untuk menghitung volume frame dan bulkhead pada bagian tengah, digunakan
pendekatan dengan volume tabung yaitu:
Kemudian untuk mencari massa dari skin, stringer, frame, dan fuselage,
digunakan rumus sebagai berikut:
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 = 𝜌 × 𝑉
Dimana massa jenis pada rumus diatas merupakan massa jenis dari material
yang dipakai. Pada kasus ini penulis menggunakan material AL 2024-T3 yang
memiliki massa jenis 2780 kg/m3 sehingga didapat data hasil perhitungan masing-
masing berat komponen sebagai berikut.
23
Komponen Section Volume (m3) Massa (kg)
Front 0.002857615 7.944169113
Mid 0.16940119 470.9353074
Skin
Aft 0.030478437 84.73005455
TOTAL 0.202737241 563.6095311
Front 0.02767214 77.75871325
Mid 0.315462395 886.449331
Frame + Bulkhead
Aft 0.08301642 233.2761397
TOTAL 0.426150955 1197.484184
Stringer TOTAL 0.005678608 178.58
TOTAL 1939.68
Tabel 5.8. Massa total masing-masing komponen
24
BAB VI
KESIMPULAN
2. Initial Sizing
Pada perhitungan data diatas, didapat data initial sizing yaitu pada bagian front
digunakan tebal skin sebesar 0.29 mm, bagian mid sebesar 1.38 mm, dan bagian aft
sebesar 0.70 mm. Sedangkan untuk tebal stringer digunakan tebal stringer terbesar
yaitu 0.75 mm. Lalu didapat tebal frame & bulkhead yang digunakan yaitu 78.74 mm
dan lebar frame & bulkhead yaitu 25.17 mm
3. Penentuan massa komponen
Pada perhitunga diatas, didapat massa total dari skin yaitu 563.61 kg. Massa
total frame & bulkhead yaitu 1197.48 kg. dan massa total stringer yaitu 178.58 kg.
sehingga didapat massa total fuselage dari perhitungan yaitu 1939.68 kg atau 75.38%
dari data MTOW pesawat yaitu 2549 kg.
25
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Hibbeler, R.C. 2011. Mechanics of Material 8th Ed. Amerika Serikat: Pearson
Prentice Hall.
[2]
Howe. 2014 . Aircraft Loading and Structural Layout. Amerika Serikat: Proffessional
Engineering Publishing
[3]
Niu, Michael Chun-Yung. 1989. Airframe Structural Design. California: Conmilit Press.
[4]
Roskam, Jan. 1985. Airplane Design. Roskam Aviation and Engineering
Corporation.
[5]
Federal Aviation Administration (FAA). FAR Part 25. Airworhitness Standard:
[6]
http://sainsterbang.blogspot.co.id/2016/11/kulit-badan-pesawat-setipiskaleng.html
26