You are on page 1of 5

Awal dilakukan k3 Pertama Sebelum memulai projek, dia harus mengontrol/inspeksi lokasi.

Apakah
lokasi itu berbahaya/dapat dipergunakan, k3 harus mengontrol. Kedua masalah man power/tenaga
kerja. Hal pertama yang kita liat itu kesehatan orang yang mau kerja. Kayak pekerjaan ketinggian, kalau
orang jantungan harus di check dulu, kita mengadakan checkup. Tapi ada 2 tahapan kalau konstruksi
didalam lingkungan migas, itu diperketat seperti itu atau didalam UU, tapi kalua konstruksi seperti ini
itu tergantung dari ketentuan dari owner seperti apa, karena menyangkut budget. Ada ga budget dari
owner untuk menyediakan itu perusahaan. Ketiga. Kalau konstruksinya seperti ini, kita hanya
melakukan induksi aja, induksi personel setiap kedatangan pekerja baru, kita memberikan instruksi
arahan k3 aja, apakah dia dalam keadaan sehat atau sakit kita tanyakan itu, kedua masalah APD kita
juga harus memberikan arahan kepada mereka mengenai wajib menggunakan APD, karena
dimanapun pekerjaan apapun, beresiko/tidak pekerja tetap harus menggunakannya karena k3 sudah
ada Undang-undangnya, mewajibkan semua personel/pekerja menggunakan APD, berapapun
orangnya seorang safety wajib memberikan arahan k3. Kemudian apa yang akan dikerjakan, APD harus
dipersiapkan seperti memanjat: body harness. jadi sesuai dengan pekerjaannya. Jadi k3 itu harus
mengontrol seseorang sesuai dengan pekerjaannya. Pengecoran misalnya, seorang supervisor/
pelaksana lapangan itu harus melaporkan ke K3 untuk kebutuhan APD seperti masker karena berdebu.
Disitulah k3 mengontrol kegiatan2 lapangan, kemudian k3 sebelum melakukan pekerjaan kembali dia
harus menanyakan/membuat permit/izin kerja. Jadi kerja apa yang akan dilakukan, missal kerja
ketinggian k3 membuat permit program seperti ini untuk ketinggian.

Permit ada 2 full permit dan hot permit, hot permit seperti ada pengelasan, karena disitu ada resiko
seperti gas, mengandung bahan2 kimia, dan panas. Kalau biasa-biasa (pekerjaan ringan) dia masuk k
full permit. Itupun ada kebijakan2 lagi owner, apakah itu perlu. Kalua perlu kadang2 setiap owner itu
beda. Setiap permit disamakan tapi kalua prosedur k3 kalau setiap pekerjaan panas itu beda permit
(hot permit). Kalua di migas wajib beda. karena kalua konstruksi gini (reman) itu karena target.
Bangunan ini diperlukan sekali oleh owner jadi dia tidak memperberat apa yang sekiranya bias
diberikan k3. Disitu seperti masalah permit, apa aja yang diperlukan dalam permit itu, k3pun harus
ngontrol seperti penyedian apa yang dibutuhkan dilapangan seperti apart misalnya. Dilapangan itu
bukan cmn pelaksana yang mengontrol tapi k3 juga ikut mengontorl apakah sudah disediakan
(kebutuhan2 APD/k3 seperti apart tadi). Kalua belum jangan dulu dikerjakan. Jadi k3 kalau membuat
permit tapi tidak mengontrol kadang2 pekerja itu udah langsung kerja yang penting permit sudah
selesai. Makanya kalaupun kita yang buat (Permit) itu diberikan kepada pelaksana disiapkan atau
tidak, disitu kita harus turu mengontrol sesuai yang ada di permit itu karena di permit itu kebutuhan
seperti apart kita yang conteng, menggunalam cap las semua sesuai ga sama yang ada di permit. Itu
tugas k3. Terus di permit itu ada 4 authority (max) biasanya hanya 3 (min) dari safety, pelaksana, serta
penanggung jawab proyek. Safety, pelaksana ini supervisor ya. Penanggung jawab proyek siapa? Bisa
site manager/ coordinator seperti owner. Kalua disini kita diawasi oleh konsultan. Kalua ketiga itu yang
memberi paraf(safety, pelaksana, serta penanggung jawab proyek) maka pekerjaan bias dilakukan. Ini
berlaku untuk 2 permit tadi (hot,full) yang memegang authority.

Kalau misalnya awal masuk gitu, sebelum bekerja man power dikumpulkan untuk menentukan hari
apa (semacam arahan/inspeksi/safety briefing) apakah setiap hari atau seminggu sekali. Biasanya k3
itu paling minim seminggu 2x untuk melakuakn safety briefing. Karena ketentuan briefing ini bukan
hanya membina dia / mendisiplinkan mereka masalah k3, melaikan Waktu, karena yang dinamakan
projek kita mengejar waktu. Dimana waktu ada briefing mereka (pekerja) sudah harus ada. Disini kita
mulai memberi ketegasan. Ada istilah ketegasan denda waktu seperti pengurangan jam kerjanya,
upah kerjanya, supaya disiplin kadang kadang mereka target kita jam 7 masuk, mereka santai
kelapangan, nah waktu orang briefing dia sembunyi sudah selesai baru muncul. Kalua kita ada sikap
kedisiplinan seperti pemotongan upah kerja dia akan berpikir. Disitulah k3 meemberikan ketegasan.
Jadi k3 tugasnya sebenarnya membantu projek bukan untuk artinya mempertegas supaya harus
seperti ini. Kalua di migas k3 wajib menyetop/ memberhentikan pekerjaan yang urgent (berbahaya)
tapi disini (reman) ada kebijakan-kebijakan k3 yang mana ia (pekerja) harus tau target pekerjaan yang
harus ditempuh missal 3 bulan harus selesai Maka dari itu k3 ditekankan/dipertegas disini, jika tidak
proyek tidak akan jalan karena 1 terbentur dana, karena setiap kontraktor itu selalu dana maka k3
disini berpikir untuk membantu menjalankan proyek tersebut dengan mengontrol man power. Berarti
k3 harus standby dilokasi untuk mengontrol. Itu untuk projek seperti ini, tapi kalua didaerah migas
mungkin bedaya ya dalam masalah budget, beda dengan konstruksi seperti ini. Dia (migas) memiliki
budget yang besar karena berani menekan kontraktornyanya. Tapi kalua disini, owner menekan
bagaimana dia ya samalah ya kalua kita bangun rumah sama tukang buat nego2. Kalua di migas gabakl
seperti itu Karena migas produksi, produksi harus cepat. Berani dia mengeluarkan budget sekian asal
proyeknya cepat, karena yang membuat ISO atau mebuat seperti apart2 gitu dari kontraktor, sekian
sekian… makanya kalua migas/pertambangan berani mengeluarkan sekian dana yang penting proyek
selesai dengan cepat klau pekerjaan seperti ini (reman) sama kayak perumahan kita menekan
kontraktor dengan biaya seminim mungkin. Jadi k3 itu SM wajib, tapi ada kebijakan2 di proyek, kecuali
saya safety owner beda, kalua safety ownernya menekan saya pake tu ini-ininya, budget adaga, gaada.

Karena bukan apa, dia memberi prosedur tapi kadang2 dia ga selalu mengontrol karena kebijakan
mereka itu tidak terlalu berani menekan disini karena hanya untuk ditempat dia aja, sebenarnya wajib
mereka ngontrol, karena masalah tadi (budget). Sarung tangan contohnya hal minim kita liat itu
kayaknya sepele, murah, kalua tiap hari berapa ratus orang kali harganya, nah… jadi material safety
itu sangat mahal. Kacamata, kadanag2 ya sudah kebijakan dari saya aja orang2 bekerja pak debu, oh
ya hati2. 1. Budget, 2 apakah kita bias secepat itu dari perusahaan mengeluarkan dana. Jadi kalua dari
mana2 mentri tenaga kerja memnag harus wajib safety seperti k3 ya k3 tidak ada perubahan. Tapi
disitulah, setiap k3 itu memiliki kebijakan bukan menekan.

Safety proyek membantu projek kan, safety owner mewajibkan apa yang ada diprosedur dikeluarkan
owner dia harus bias menegaskan seperti itu. Kalau proyek kitakan dibawah naungan projek. Jadi
kebijakan2 seperti safety juga harus memiliki, tapi bukan hanya dalam artian kalua tidak ada ya sudah,
kita juga harus berpikir bagaimana orang bias aman dan selamat. Bukan kita biarkan gaada ini yaudah
biarin aja kerja, ga. Safety harus berpikir bagaimana ini harus ada penggantinya seperti apa biar proyek
bias jalan. Contohnya orang jalan diatas tanpa ada tali sling, dikarenakan belum ada yang masang
maka seperti itulah kebijakannya boleh jalan diatas asal ngesot. Karena slip sedikit kaki, selesai.
Disitulah safety harus memiliki kebijakan. Kalua di migas/tambang gaboleh. Pasang dulu/ buat dlu
baru orang bias naik kerja seperti itu. Kalua kita samakan seperti di migas ga jalan proyeknya.
Safetynya mungkin ga sampai 1 bulan sudah out. Makanya, kalua safety dibawaha naungan projek dia
memiliki ketentuan sendiri bias membantu pekerjaan. Bagaimana pekerjaan ini tetap terlaksana/jalan.
Jadi harus memiliki pemikiran2 sendiri.

Sesi tanya jawab

Arip: bias liat bentuk hot permit dan full permit?

Pak Dekky: Kalua untuk hot permit ada di owner karena pengontrolannya ada disana.

Full permit ntr saya ambilkan karena ada kebijakan2 itu tadi, ini ada izin kerja seperti ini
Manda : Proyeknya rencana berapa lama (target) ?

Pak Dekky : Awal proyek bulan November, target kita itu 6 bulan tapi kita liat situasinya dlu hujan atau
ngga, jadi kita harus menghitung curah hujan, jadi kalua ada pertnayaan mengapa telat, jadi kita bias
jawab dengan data kalua datanya banyak hujan berarti ya musim hujan, seperti itu. Tapi kita liat kalua
misalnya jam kerjanya sedikit dengan data hujannya sedikit berarti proyeknya lambat. Jadi kita liat
banyaknya kerja dengan hujan dari data berapa jam kerja serta berapa lama hujan berlangsung. Maka
dari itu safety disini membantu, banyak berpikir untuk proyek seperti ini.

Kadang safety itu ada training k3 dia bilang gitu makanya saya bilang safety itu ada kebijakan. Jadi
awal dari setiap memulai pekerjaan safety bertugas untuk mengontrol lapangan itu pertama, kedua
safety harus mengetahuia apa yang harus dikerjakan, dari hasil yang apa yang dikerjakan safety
membuat ppermit. Nah permit itu seperti apa dalam projek itu. Dia memiliki konsultan dan owner
yang memiliki lahan. Apakah seorang safety projek membuat sendiri atau melalui form dari
konsultan/owner (gambar diatas tadi itu form dari owner). Jadi yang membuat form diatas adalah
owner, kalua dari saya ga percaya dia. Karena yang punya prosedur disini adalah owner kita masuk
kedalam pagar mereka. Jadi yang mempunyai peraturan ini adalah mereka. Kita hanya melaporkan
pekerjaaan apa yang harus kita lakukan, peralatan yang kita pakai kita laporkan ke dia kita tanda
tangan, ditengah itu safety owner, yang dikanan itu coordinator ownernya. Jadi permit ketika
melakukan suatu pekerjaan sdh harus ada di lapangan. Sebenarnya yang aslinya digantung setiap
pekerjaan (permit), jadi kalua ada safety control dari owner bias dilihat. Tapi kalua saya taro
dilapangan, hilang ini gambarnya ini (kotor) makanya saya taro disini aja (direksi keet) artinya selalu
saya control. Jadi disini kepercayaan aja kalua dikonstruksi. Artinya dia yang punya lahan rumahnya
harus cepat selesai mereka juga harus memiliki kebijakan dari kita. Tapi disini yang ngontrol kerjaan
kita adalah konsultan cmn disini konsultan dari k3nya gaada, seharusnya ada jadi disini diserahkan
kepada saya semua masalah k3 nya. Jadi mereka mau nanya malu2 karena mereka gaada orang k3.

Besse: analisis resikonya dibuat ga pak?

Pak dekky: tetap, Namanya Risk Assessment. Tetap harus kita buat itu kita sendiri. Kita disini
menggunakan Job Safety Analyst (gambar ada digrub)

Kak Zia : SHE meeting atau Inspeksi berapa kali?

Pak dekky: Safety Talk untuk tenaga kerja kalua untuk owner biasanya seminggu sekali terserah mau
hari apa

Manda: jadwal keselamatan kerja gak pasti ya pak?

Pak dekky : makanya kita melakukan setiap hari ataupun seminggu 2x mengumpulkan semua
karyawan disuatu tempat kita mengarahkan k3 ketentuan apa, pekerjaan apa beresiko di lapangan
sesuai dengan pekerjaan mereka

Besse: kalua misalnya hujan berturut2, apakah pekerja tetap diarahkan k3 lagi?

Pak dekky: kalua hujan ga, kita gini, kalua hujan tadi masalah waktu. Bukan masalah k3 tapi engineer,
k3 cmn bantu nyatet aja. Karena kenapa dalam hujan itu ada pekerjaan ga? Ada yang diizinkan ga?
Kan gitu. Kalua seperti itu ya sekalian safety membantu menghitung jam kerja dan hujan karena
takutnya dalam suatu pekerjaan yang ada dan waktunya pas hujan kenapa harus dilakukan?, kan
seperti itu. Pekerjaan apa? Kan ada pekerjaan yang tidak harus. Kan tergantung kebijakan kita lagi.
Inikan udah mau hujan dai k3 ga boleh. Kalua pekerjaan urgent tapi didalam (tidak terkena hujan)
gapapa tapi kalua diluar dipasang tenda, kecuali pekerjaan atas itu tidak akan kita bolehkan karena
licin. Safety itu bukan menekan tapi membantu.

You might also like