Professional Documents
Culture Documents
Khutbah D SMK Menjaga Amanah
Khutbah D SMK Menjaga Amanah
____________________________________
Khutbah Pertama:
____________________________________
Allah telah memerintahkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang amanah, baik amanah kita
sebagai seorang Muslim yang harus menjalankan kewajiban-kewajiban kita kepada Allah,
maupun amanah-amanah lain sesuai kapasitas dan kedudukan kita dalam masyarakat, seperti
sebagai kepala keluarga, sebagai anak, sebagai karyawan, maupun amanah sebagai
pemimpin. Inilah yang dapat kita pahami dari firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ت إخهلىَ أهشهلخههاَهوإخهذاَهحهكشمتُدشم به شفيفهناَلرناَ خ
س )إخرناَللرهه يأشمردكم أهنشفتُدفهؤددواَاَشلهماَهناَ خ
ه ه دد ش
أهنشفتُهشحدكموُاَخباَلشعشدخل إخرناَللرهه نخخعرماَيخعظددكم بخخه إخرناَللرهه هكاَهن سخميعاَب خ
(َصيدرا ه ده ه ش د ه
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang berhak
menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya
kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa’:
58).
Oleh karena itu, mari kita sadari betapa besar ancaman Allah, jika kita mengabaikan amanah
yang dipikulkan di pundak kita. Rumah tangga akan hancur berantakan manakala ayah, ibu,
atau anak tidak memenuhi amanah yang telah menjadi kewajiban mereka masing-masing.
Masyarakat dan negara juga akan hancur, apabila para pemimpin tidak menjalankan amanah
yang dipercayakan kepadanya; apakah sebagai ketua RT, ketua RW, kepala desa, camat,
bupati/walikota, gubernur, presiden, atau juga para wakil rakyat. Tentu hal ini akan semakin
runyam ketika rakyatnya pun tidak menjalankan fungsi mengingatkan atau amar ma’ruf nahi
mungkar.
Itulah sebabnya Nabi Muhammad mengingatkan kita tentang beratnya mengemban amanah ini.
Diriwayatkan oleh sahabat Abu Dzar radhiyallahu anhu, ia berkata:
َثدرمهقا،ضهربهبخيهخدخههعهلىهمشنخكخبي
فه ه: هياَهردسوُهلللرخهأههلتهشستُهفشعخملدخني؟هقاَهل:ت قدفشل د:هعشنأهخبيهذرهقاَهل
َهوإخنرفههاَيهفشوُهماَلشخقهياَهمخةَخخشزييفهوُنههداَهمة،َهوإخنرفههاَأههماَنهدة،ف
ضخعي ي
إخنرهك ه،هياَأههباَهذرر:هل
(هوأهردىَّاَلرخذيهعلهشيخهخفيههاَ)رواَه مسلم،َإخرلهمشنأههخهذههاَبخهحيقهها،ي
“Wahai Rasulullah jadikanlah saya sebagai pemimpin, maka Rasulullah menepuk pundaknya
sambil berkata: Wahai Abu Dzar, sesungguhnya engkau orang yang lemah dan kepemimpinan
itu adalah amanah, dia di hari kiamat nanti merupakan penyesalan dan kesedihan, kecuali yang
mengambilnya dengan haknya dan menunaikan semua kewajiban di dalamnya.” (HR. Muslim).
Saking beratnya, ia membutuhkan orang yang kuat untuk memikulnya. Sungguh amanah
kepemimpinan, dalam semua levelnya, bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Sebab kelak
seluruh telunjuk orang yang dipimpin akan mengarah kepada pemimpinnya. Maka sekali lagi,
amanah itu tidak ringan. Itulah sebabnya, langit dan bumi pun menolak ketika akan diberi
amanah oleh Allah. Allah ‘Azza wajalla berfirman:
خ خ ضنهاَاَشلهماَنهةَههعهلىاَل ر خ خ خ خ
سهماَهواَتهوُاَشلهشرضهوُاَلشجهباَلهفهأبه شفيفنهأهنشفيهشحمشلنهفههاَهوأهششهفشقنهم شنفههاَهوهحهملهههاَاَ شخلنش ه
ساَند إخرناَهعهر ش ه
خإنرفدههكاَنهظهدلوُدماَهجدهوُدل
“Sesungguhnya kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung,
maka semuanya enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khawatir akan
mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zhalim dan amat bodoh” (QS. Al-Ahzab: 72).
آيهةَداَلشدمهناَفخخقثههلثيخإهذاَهحردثههكهذبهفهوُإخهذاَهوهعهدأهشخلههفهوُإخهذاَاَشؤتدخمنههخاَهن
“Tanda-tanda orang munafik ada tiga; jika berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar, dan
jika diberi amanah ia berkhianat.”(Muttafaq Alaihi).
Lalu apakah sebenarnya amanah itu? Amanah menurut bahasa berasal dari kata-kata ‘aman’,
yaitu kebalikan dari takut. Sedangkan amanah adalah kebalikan dari khianat. Amanah menurut
istilah artinya perilaku yang terpancar dari jiwa, dengannya seseorang menjaga diri dari apa-
apa yang bukan haknya walaupun terdapat kesempatan untuk melakukannya, tanpa merugikan
dirinya di hadapan orang lain; dan menunaikan kewajibannya kepada orang lain, walaupun
terdapat kesempatan untuk tidak menunaikannya tanpa merugikan dirinya di hadapan orang
lain.
Amanah merupakan salah satu akhlak dasar para utusan Allah, yaitu shiddiq, amanah, fatanah,
dan tabligh. Sifat mulia ini juga harus dimiliki oleh kaum Muslimin, baik tua-muda, laki-laki-
perempuan, pemimpin, maupun orang biasa. Allah subhanahu wataala memberikan keutamaan
kepada orang-orang yang menunaikan amanah sebagai balasan baginya.
Pertama, amanah merupakan jalan menuju kesuksesan. Allah subhanahu wataala berfirman di
dalam Surat al-Mukminun ketika menyebutkan sifat-sifat orang mukmin yang beruntung dan
akan mendapatkan surga Firdaus, diantaranya adalah orang-orang yang memelihara amanah-
amanah yang diembankan kepadanya.
صلههوُاَتخخهشميدهحاَفخ د
( دأولهئخهكدهدماَلش9)ظوُهن خ خخ خ خ خ
( هواَلرذينهفدهشمهعهلى ه8)هواَلرذينهفدهشملههماَهناَتخهشمهوُهعشهدهشمهراَدعوُهن
(11)( اَلرخذينهفيهخردثوُهناَلشخفشرهدشوهسدهشمخفيههاَهخاَلخددوهن10)هوُاَخردثوُهن
“Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-
orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yaitu orang-
orang yang mewarisi surga firdaus, mereka kekal di dalamnya”(Q.S. Al-Mukminun: 8-11)
Kedua, amanah adalah tanda keimanan seorang Muslim. Rasulullah shallallahu alahi
wasallam bersabda:
خ خ
هلخإيهماَنهلهمشنهلأههماَنهةَهلهدههوُهلخدينهلهمشنهلهعشههدلههد
“Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak
memegang janji.”(HR. Ahmad).
أهربفعمشندكنرخفيخههكاَنهمناَفخدقاَهخاَلخصاَومشنهكاَنهفشتُخفيخههخصلهةَيخم شنفهنرهكاَنهفشتُخفيخههخ خ
صلهةَيمشناَلنيفهفاَقخهحرتُىيههدهعههاَإخذهاَاَشؤتدخمنه
ش ش د د هه ده شه ي ه
هخاَنهفهوُإخهذاَهحردثههكهذبهفهوُإخهذاَهعاَهههدغههدهرهوإخهذاَهخاَ ه
صهمهفهجهر
“Empat hal, barang siapa dalam dirinya ada empat hal tersebut, dia munafik murni, dan barang
siapa yang ada sebagian dari sifat itu, dia memiliki sebagian sifat nifak hingga dia
meninggalkannya. Yaitu: Jika dipercaya khianat, jika berbicara bohong, jika berjanji ingkar dan
jika bermusuhan (berseteru) dia berlaku curang”.(H.R. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, orang yang amanah layak untuk menerima tanggungjawab. Dalam kisah nabi
Musa alaihissalam, Allah subhanahu wataala berfirman:
خيفهرهمخناَشستُهأشهجشرهتاَلشهقخوُدياَشلهخميدن
هقاَلهشتُخإشحهداَدههماَهياَأهبهختُاَشستُهأشخجشردهخإنر ه ش
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Wahai ayahku ambillah ia sebagai orang yang
bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”(Q.S. Al-Qashahs: 26).
Sebaliknya, Allah subhanahu wataala juga memberikan ancaman bagi mereka yang
menghianati amanah.
Pertama, khianat merupakan sifat dari orang munafik seperi dalam dalam hadis yang
dibacakan sebelumnya.
Kedua, para pengkhianat akan dipermalukan di hari kiamat. Rasulullah shallallahu alahi
wasallam bersabda:
صبدفلهدهلخهوُاَيءيهفشوُهماَلشخقهياَهمخةَفهفيدفهقاَلدههخذخهغهشدهرةدفدهلنخشبنخدفهلدن خ
إخرناَلشهغاَدهريدفشن ه
“Sesungguhnya orang yang berkhianat akan mendapat bendera di hari kiamat, disebutkan ini
adalah pengkhianatan si fulan bin fulan.”(HR. Bukhari dan Muslim).
Ketiga, sifat khianat tidak disukai oleh Allah dan mendatangkan kebencian dari
Allah subhanahu wataala. Allah berfirman:
إخرناَللرهههليدخحدباَلشهخاَئخخنيهن
“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.”(Q.S. al-Anfal: 58)
Keempat, khianat merupakan sifat orang Yahudi yang dilaknat oleh Allah subhanahu wataala.
Allah berfirman:
“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan Kami jadikan hati mereka
keras membatu. Mereka suka merubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka
(sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya….” (Q.S.
al-Maidah: 13)
Kelima, khianat merupakan jalan menuju neraka. Allah subhanahu wataala berfirman:
“Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada
di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua
istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu
mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya); “Masuklah ke neraka
bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. (Q.S. at-Tahrim: 10)
Khutbah Kedua:
____________________________________
ششكدر لههد هعهلىَ تهفشوُفخشيخقخه هواَشمتُخهناَخنه ،هوهأشههدد هأن ل إخلههه ساَنخخه ،هواَل د خ
اَهلشهحشمدد ل هعهلىَ إشح ه
شأشخنه ،وهأشهدد أرن نهبخيرفهناَ دمحرمدداَ هعبددهد ك لههد تهفشعخظشيدماَ لخ ه
خإل اَللرهد هوشحهدهد ل هشخري ه
هوهردسوُلدهد هاَلرداَخعي خإلىَ خر ش
ضهوُاَخنه ،أهرماَ بهفشعدد :
فهفهياَ هعهباَهد اَل ،اَخترفدقوُاَ اَله هحرق تدفهقاَتخخه ،هوله تهفدموُتدرن إخلر هوأهنشفتُدشم دمشسلخدموُن:
ب اَ
وُر فتُ
ر اَل ت
ه ن
ش ه
أ ك
ه ر
ن خ
إ ناَ فلي ه ع ب ت
دو م سخميع اَلشع خ
لي ر اَل ت
ه ن
ش ه
أ ك
ه ر
ن خ
إ ناَ
ر ربرفناَ تهفهقبرل خ
م
د ه ش ه ده ش ه د هه ش
اَلرخحيدم