You are on page 1of 12

BUDIDAYA TANAMAN PAKAN

Budidaya Rumput Gajah dan Raja pada Areal Perkebunan

Dosen Pembimbing : Ir.Maslon Peto M.MP

Ressi Sri Agtula S.Pt M.P

Disusun sebagai Tugas Kelompok Mata Kuliah Budidaya Tanaman Pakan Paralel 07

OLEH :

NAMA NO.BP
NOVITA SARI 1010611020
FARIED KHAIRUS 1010611022
RIRIN CHRISNAWERI 1010611021

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG,2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat-Nya
kepada kita semua di setiap waktu,detik demi detik hingga hari demi hari dalam menjalani
kehidupan ,tak lupa shalawat serta salam ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa manusia dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti saat
ini.Alhamdulillah atas petunjuk dan kesempatan yang diberikan Allah kepada kami,sehingga
kami dapat menyelesaikan Paper yang berjudul Budidaya Rumput Gajah dan raja pada Areal
Perkebunan ,yang disusun sebagai tugas kelompok dalam mata kuliah BUDIDAYA TANAMAN
PAKAN

Dalam Penulisan Paper ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan minimnya kemampuan yang kami miliki dalam
membuat paper.Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan Makalah ini kami juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan Paper ini, khususnya kepada :

1. Ir.Maslon Peto M.MP dan Ressi Sri Agtula S.Pt,M.P selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Budidaya Tanaman Pakan Fakultas Peternakan Universitas Andalas
2. Secara khusus saya menyampaikan terima kasih kepada Orang tua tercinta yang telah
memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami

Akhirnya kami hanya berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, serta
diharapkan Makalah ini dapat menjadi salah satu ilmu pengetahuan bagi yang
membacanya.Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Penulis
I.PENDAHULUAN

Rumput Gajah ( Pennisctum purpureum) atau disebut juga rumput napier, merupakan salah satu
jenis hijauan pakan ternak yang berkualitas dan disukai ternak. Rumput gajah dapat hidup
diberbagai tempat (0 – 3000 dpl), tahan lindungan, respon terhadap pemupukan, serta
enghendaki tingkat kesuburan tanah yang tinggi.

Rumput gajah merupakan keluarga rumput rumputan (graminae ) yang telah dikenal manfaatnya
sebagai pakan ternak pemamah biak (Ruminansia) yang alamiah di Asia Tenggara. Rumput ini
biasanya dipanen dengan cara membabat seluruh pohonnya lalu diberikan langsung (cut and
carry) sebagai pakan hijauan untuk kerbau dan sapi, atau dapat juga dijadikan persediaan pakan
melalui proses pengawetan pakan hijauan dengan cara silase dan hay. Selain itu rumput gajah
juga bisa dimanfaatkan sebagai mulsa tanah yang baik.

Di Indonesia sendiri, rumput gajah merupakan tanaman hijauan utama pakan ternak. Penanaman
dan introduksi nya dianjurkan oleh banyak pihak.

Asal-usul dan persebaran geografi Rumput Gajah Berasal dari Afrika tropika, kemudian
menyebar dan diperkenalkan ke daerah daerah tropika di dunia, dan tumbuh alami di seluruh
\Asia Tenggara yang bercurah hujan melebihi 1.000 mm dan tidak ada musim panas yang
panjang. Dikembangkan terus menerus dengan berbagai silangan sehingga menghasilkan banyak
kultivar, terutama di Amerika, Philippine dan India.

Sedangkan Rumput Raja (Pennisetum purpureophoides) atau "King Grass" merupakan jenis
rumput unggul, mudah ditanam dan dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi
dengan potensi produksi yang tinggi. Tidak semua bahan hijauan dapat dimakan oleh ternak
kecil. Umur hijauan pada saat dipangkas mempengaruhi kadar protein, daya cerna dan jumlah
yang dikonsumsi oleh ternak. Komposisi zat hara rumput raja tidak banyak berbeda
dibandingkan dengan rumput gajah. Tetapi karena produksi bahan hijauan maupun bahan
keringnya tinggi, maka produksi zat-zat makanan per satuan luas menjadi lebih tinggi. Pada
lahan kritis, usaha ternak dengan tanaman industri dan atau buah-buahan tampaknya lebih
menjanjikan keberhasilan. Tanaman pangan hanya ditanam pada masa awal saja, atau dengan
porsi kecil bila petani merasa perlu untuk menjamin keamanan pangannya. Dengan penataan
tanaman pakan dan tanaman tahunan yang serasi, laju erosi dapat dikendalikan. Analisis
usahatani penggunaan rumput raja dalam sistem usahatani terpadu berwawasan konservasi di
Sumatera Barat ternyata layak secara finansial dengan nilai B/C rasio 1,74 dan IRR 34,8 persen.
Kemudian dari Blog mas Bondan,Rumput raja mempunyai karakteristik tumbuh tegak
berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang tebal dan keras, daun
lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun
luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin.Rumput raja dapat di tanam
di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih
dari 1.000 mm.Produksi hijauan rumput raja dua kali lipat dari produksi rumput gajah, yaitu
dapat mencapai 40 ton rumput segar/hektar sekali panen atau setara 200-250 ton rumput
segar/hektar/tahun. Mutu hijauan rumput raja lebih tinggi jika dibandingkan dengan rumput
gajah Hawai ataupun rumput Afrika.

Dengan Adanya Makalah ini semoga dapat menambah wawasan kita untuk mengetahui secara
detail mengenai Rumput Gajah dan Rumput Raja yang merupakan salah satu pakan ternak yang
berperan penting jika diberikan kepada ternak secara teratur bagi pertumbuhan dan
perkembangan ternak.
II.ISI

BUDIDAYA RUMPUT RAJA ( KING GRASS )PADA AREAL PERKEBUNAN

Penyediaan pakan hijauan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam usaha
peter-nakan ternak ruminansia (sapi, kambing, kerbau dan domba). Adapun macam pakan
hijauan unggul yang ada diantaranya ter-diri dari bangsa rerumputan unggul dan kacang-
kacangan (legume). Dintara bangsa rerumputan yang paling tinggi produksinya adalah
rumput Raja/King Grass.

1. Pemilihan Lokasi

o Sumber air. Suplai air diperlukan bagi daerah yang sering mengalami kemarau
panjang atau apabil akan digunakan sistem penyebaran pupuk secara otomatis
melalui saluran pem-buangan.
o Kesuburan Tanah. Perlu diketahui keadaan tanah untuk diperhitungkan unsur-
unsur hara, apa dan berapa banyak yang perlu ditam-bahkan. Tanah dengan pH
diatas 7 sebagai tanah alkalis (basa).
o Untuk menaikan pH tanah dapat ditam-bahkan kapur, sedangkan untuk menu-
runkna pH tanah dapat digunakan pupuk yang mengandung sulfur (ZA).
o Topografi. Rumput ini mudah ditanam dan dapat tumbuh dari dataran rendah
sanpai dataran tinggi. Topografi ini penting dalam perencanaan peggunaan alat
mekanisasi dan sistem penanaman rumput. Penggunaan traktor pada kemiringan
tanah sampai 18 0sudah tidak efektif lagi. Disamping itu semakin tinggi derajat
kemiringan tanah semakin rendah efisiensi penggunaan pupuk dan membu-tuhkan
upaya keras untuk mempertahankan kelestarian kesuburan tanah.

2. Pentahapan Kerja
o Pemilihan Bibit. Penggunaan bibit yang baik berarti efisiensi waktu, tenaga dan
biaya serta jaminan memperoleh pertum-buhan yang baik, apabila faktor-faktor
lain tidak menghambat. Stek diperoleh dari potongan batang yang cukup umur
dan sehat, minimum terdiri dari 2 mata dan atau panjang 30 cm. Dapat lebih tahan
lama disimpan ditempat yang sejuk.
o Waktu Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pertumbuhan awal sangat peka
terhadap pengaruh luar, terutama keadaan air dan suhu. Pada tanah tanpa irigasi
pengolahan tanah dilakukan pada musim hujan. Namun jarak yang terlam-pau
lama antara akhir pengolahan dan penanaman dapat menyebabkan tanah tersebut
memadat kembali.
o Pengolahan Tanah dan Penanaman. Pengo-lahan tanah bertujuan untuk
mempersiapkan media tumbuh yang opti-mum bagi suatu tanaman. Adapun
urutannya sebagai berikut :

 Pembersihan lahan. Membersihkan lahan terhadap pohon, semak belukar


atau tanaman lainnya.
 Pencangkulan/pembajakan. Bertujuan me-mecah lapisan tanah menjadi
bongkahan untuk mempermudah peng-gemburan selan-jutnya. Dengan
mem-balik lapisan tanah tersebut dan mem-biarkan beberapa saat,
diharapkan mineralisasi bahan organik berlang-sung lebih cepat karena
aktifitas micro organisme dipergiat, sehingga tanah menjadi masak.
Diusahakan kedala-man pencangkulan  40 cm.
 Penggemburan/penggaruan. Tujuan untuk menghancurkan bongkahan
besar menjadi struktur yang lemah dan sekaligus membebaskan tanah dari
sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar. Ber-samaan dengan peng-gemburan
perlu dilakukan pemupukan dasar (N, P dan K) dengan kebutuhan per
hektar 80 kg TSP, 60 kg KCl dan 110 kg urea. Pada tanah yang miring,
peng-gemburan dilakukan menurut kontur (contour) tanahnya, hal ini
untuk mem-perkecil kemungkinan erosi. Setelah itu dibiar-kan dahulu
tanah tersebut  7 hari.
 Penanaman. Pada daerah tanpa irigasi, penanaman dapat dilakukan
setelah hujan pertama. Namun apabila masa istirahat selesai dan tanah
sudah basah karena air, tanamkan bibit rumput Raja. Kalau menggunakan
stek, pena-namannya dengan cara memasukkan  ¾ bagian dari panjang
stek dengan kemiringan  30 0 atau dapat juga ditanam seperti tanaman
tebu, yaitu stek dimasukkan kedalam tanah secara terlentang. Sedangkan
jika bibitnya memakai pols (sobekan akar), mena-namnya seperti
menanam padi, dengan kebutuhan setiap lubang 2 stek. Tujuh hari setelah
penanaman, alirkan air secukupnya ke lahan tanaman tersebut dan lakukan
penyulaman apabila terda-pat stek atau pols yang mati.
o Kebutuhan Bibit Rumput. Dianjurkan menggu-nakan jarak tanam 60 x 100 cm,
sehingga perkiraan kebutuhan bibit rum-put dalam hampar tanah seluas 1 hektar
sebanyak :

10.000

---------- x 2 stek = 33,332 stek/hektar

0,60

Apabila rata-rata 1 kg bibit rumput = 15 stek, maka perkiraan kebutuhan bibit rumput
untuk 1 ha = 2.222 kg.
o Perawatan Rumput Raja. Perawatan dapat dilakukan dengan pendagiran dan
pemupukan  3 - 4 kali per tahunnya atau pendagiran dilakukan setiap kali
pemang-kasan dan atau tergantung dari kondisi daerah masing-masing. Adapun
penda-giran rumput ini dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : dengan cara
membersihkan tanamanan liar, baru kemudian penggem-buran tanah disekitarnya
atau langsung dilaksanakan penggemburan tanah dengan cara pencangkulan
disekitar rumpun rumput dengan membalikkan tanah tersebut.
o Pengairan Rumput. Pengairan dilakukan  7 hari setelah dilaksanakannya
pemupukan. Dalam pelaksanaan ini harus diperhatikan jangan sampai kedapatan
air yang menggenang sebab dapat menye-babkan kerusakan tanaman dan bahkan
kematian tanaman.

o Pemotongan (defoliasi) Rumput. Rotasi pemangkasan rumput Raja dapat dila-


kukan pada umur 45 – 55 hari, namun disarankan pada umur 55 hari.

o Peremajaan Rumput. Peremajaan rumput dapat dilakukan setelah tanaman


tersebut mencapai umur 3 – 4 tahun atau setinggi-tingginya 4,5 tahun. Hal ini
tergantung situasi dan konsidi daerahnya. Sedangkan pelaksa-naannya dapat
dilakukan secar bertahap, yaitu diantara rumpun lama ditanam stek atau pols baru,
setelah tanaman tresebut mulai tumbuh dengan baik, maka rumpun lama
dibongkar. Begitu seterusnya sehingga kebutuhan runput potongan tetap tersedia.

BUDIDAYA RUMPUT GAJAH

Rumput gajah dibudidayakan dengan potongan batang (stek) atau sobekan rumpun (pous)
sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm
(2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku atau mata). Pemotongan pada waktu penanaman ruas mata
dapat Untuk bibit yang berasal dari sobekan rumpun/ anakan (pous) sebaiknya berasal dari
rumpun yang sehat, banyak mengandung akar dan calon anakan baru. Sebelum penanaman
bagian vegetatif dari sobekan rumpun dipangkas terlebih dahulu untuk menghindari penguapan
yang tinggi sebelum sistem perakaran dapat aktif menghisap air.

Cara Penanaman :

1. Pembersihan lahan perkebunan


2. Pengolahan tanah (sebaiknya dilakukan pada akhir musim kemarau sehingga penanaman dapat
dilakukan pada awal musim hujan).
3. Pembuatan lubang-lubang tanaman dengan jarak tanam 60 x 100 cm.Diperlukan 17.000 bahan
stek untuk kebutuhan lahan seluas 1 hektar.

Pemupukan :
1. Pupuk P dan K diberikan 2 kali dalam setahun yaitu pada waktu pengolahan tanah dan 6 bulan
kemudian, dengan dosis masing-masing 200 kg DS dan 200 kg ZK per hektarnya.
2. Pupuk N diberikan 200 kg ZA/ha/tahun yang diberikan setiap kali setelah 2 – 4 kali
pemotongan.
3. Dapat juga digunakan pupuk kandang sebanyak 400 kw/ha/tahun yang diberikan pada waktu
pengolahan tanah dan setelah pemotongan.

Pemungutan Hasil (pemotongan) :


Pemotongan rumput gajah yang pertama dilakukan setelah tanaman berumur 60 hari,selanjutnya
dilakukan selang 40 hari pada musim hujan dan selang 60 hari pada musim kemarau.Pada
pemotongan batang rumput gajah sebaiknya ditinggalkan ± 10 cm dari permukaan tanah.
Pemotongan batang tanaman yang terlalu pendek menyebabkan semakin lambatnya
pertumbuhan kembali, namun jika batang yang ditinggalkan terlalu panjang maka tunas batang
saja yang akan berkembang sedangkan jumlah anakan akan berkurang.
Peremajaan :
Dilakukan jika tanaman telah berumur 3 – 4 tahun setelah tanaman sudah tidak responsive lagi
terhadap pengelolaan. Setelah pemotongan terakhir, tanah diantara barisan dicangkul dan
dilakukan pemupukan. Buatlah lubang tanam untuk tanaman baru pada perpotongan silang
rumput yang lama, untuk menjaga kesinambungan stok hijauan ternak. Setelah tanaman baru
tumbuh, sisa tanaman lama dibongkar hingga ke akar-akarnya.

III.KESIMPULAN

Rumput gajah dan rumput raja merupakan tanaman yang cukup baik untuk kebutuhan hijauan
pakan ternak, baik dilihat dari tingkat pertumbuhan, produktivitas hasil panen maupun nutrisi
(terutama kandungan serat) yang terkandung di dalamnya.

Lain daripada itu, selain sebagai hijauan segar, surplus produksi kedua jenis rumput ini juga
dapat digunakan sebagai cadangan pakan dalam bentuk kering (hays) ataupun fermentasi dengan
metoda silase setelah terlebih dahulu di cacah.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah nilai investasi dan biaya operasional rumput yang tinggi.
Hal ini disebabkan biaya olah lahan, penanaman, pemupukan, perawatan dan pemanenan rumput
yang cukup mahal tanpa dibarengi dengan nilai ekonomis dari rumput.

Seperti diketahui, saat ini kedua rumput ini belum dianggap sebagai komoditi ekonomi yang
biasa di perjual belikan. Terutama pada musim hujan. Pada musim kemarau, di beberapa sentra
sapi (terutama sapi perah) rumput ini sudah mulai memiliki nilai ekonomis.
Tapi tetap akan berbeda dengan nilai ekonomis yang bisa diperoleh apabila lahan yang ada
ditanami dengan berbagai tanaman produktif baik musiman maupun tanaman keras.

Operasional akan semakin tinggi apabila lahan penanaman rumput terletak jauh dari kandang,
sehingga akan menaikkan upah dan ongkos angkut yang harus dibayarkan untuk pemeliharaan
dan panen.

Beberapa solusi (yang tidak semuanya dapat secara praktis dilakukan) adalah:

1. Penanaman rumput harus dilakukan di areal yang dekat dan sekitar kandang sehingga dapat
dengan mudah terjangkau oleh anak kandang/peternak selain itu juga dapat dengan mudah (dan
murah) dilakukan pemupukan (dari pupuk kandang).

2. Meningkatkan produksi protein bagi kebutuhan ternak per luasan areal tanam. Seperti
diketahui, nutrisi terutama protein rumput tidak terlalu bagus. Caranya bisa dengan
mengkombinasikan rumput dengan tanaman leguminosae semak berprotein tinggi seperti
Lamtoro (Leucaena leucocephala), Kaliandra (Calliandra calothrysus) dan Gamal (Gliricidia
sepium). Atau dengan legum merambat seperti Kacang Sentro (Centrosema pubescens),
KembangTelang (Clitoria ternatea), dan Kacang Ruji (Pueraria phaseoloides). Selain sebagai
sumber fiksasi nitrogen dan penyubur tanah, juga sebagai pakan tambahan yang sangat berguna
bagi ternak.

3. Meningkatkan nilai ekonomi lahan dengan melakukan penanaman rumput dengan metoda
lorong pada tanah yang relatif datar dan metoda sengked pada tanah berkontur miring.
Tanaman sela harus yang memiliki nilai ekonomis tinggi, misalnya jenis tanaman semusim
seperti Jagung (Zea mays), Kacang Tanah (Arachis hypogaea), Sorghum (Sorghum bicolor,
Sorghumvulgare).
Dapat juga digabung dengan tanaman keras seperti Sengon (Albizzia falcata), Suren (Toona
sureni) dan sebagainya yang disesuaikan dengan kapasitas dan karakter lahan.

4. Perlulah kiranya di pikirkan lebih lanjut mengenai metoda produksi rumput , baik penanaman,
pemeliharaan dan pemanenan yang lebih efisien dan berdaya guna.
5. Mencoba menggembalakan ternak langsung di kebun rumput, dengan menggembalakan ternak
langsung di lahan rumput dapat mengurangi tenaga pemanenan

DAFTAR PUSTAKA

James Blakely,David H.Bade.ILMUPETERNAKAN.Gadjah Mada University


Press.Yogyakarta.1998.

Sumber sumber internet :

www.google.com

www.hijauan_pakan.com

www.wikipedia.org

http://kambingetawa.blogspot.com/:

You might also like