Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Ni Nyoman Junitri Suari
1313031059
VI C
ABSTRAK
Transaminase adalah proses utama untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino. Umumnya nitrogen
dipindahkan sebagai gugus amino dari asam amino ke α-ketoglutarat sehingga terbentuk glutamat, sementara asam
amino semula berubah menjadi asam keto padanannya. Enzim transaminase glutamat piruvat (TGP) merupakan
enzim yang mengkatalisis reaksi transaminase asam L-alanin dengan α-ketoglutarat menghasilkan asam piruvat
dan asam L-glutamat. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan transaminase glutamat-piruvat yang terdapat
pada serum darah ayam. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode eksperimen laboratorium
dimana dilakukan pengukuran absorbansi larutan uji, larutan kontrol, larutan blangko dan larutan standar. Hasil
yang diperoleh adalah kadar enzim transaminase glutamat piruvat dalam serum darah ayam yaitu sebesar 14,51
µmol/menit liter serum.
ABSTRACT
Transaminase is the main process to remove nitrogen from amino acids. Generally nitrogen is moved as
the amino group of the amino acid to α-ketoglutarate to form glutamate, while the original amino acid turns into
keto acid equivalents. The enzyme glutamate pyruvate transaminase (TGP) is an enzyme that catalyzes the reaction
of L-alanine transaminase with α-ketoglutarate produces pyruvic acid and L-glutamic acid. The purpose of this lab
is to determine the glutamate-pyruvate transaminase found in chicken blood serum. The method used in this lab is
the method of laboratory experiments in which the test solution absorbance measurement, control solution, a
solution of blank and standard solution. The result is glutamate pyruvate transaminase enzyme levels in blood
serum of swine that is equal to 14,51 μmol / min liter of serum.
PENDAHULUAN
Asam amino mempunyai peranan penting bersifat toksik bagi tubuh. Terdapat dua tahap
bagi tubuh. Selain menyediakan kebutuhan pelepasan gugus amin dari asam amino yaitu
nitrogen, asam-asam amino dapat digunakan transaminasi dan deaminasi oksidatif.
sebagai sumber energy jika nitrogen dilepas. Transaminasi merupakan proses utama untuk
Asam-asam amino tidak dapat disimpan dalam melepaskan gugus nitrogen dari asam amino.
tubuh. Jika jumlah asam amino berlebih atau Umumnya nitrogen dipindahkan sebagai gugus
kekurangan sumber lain (karbohidrat atau amino dari asam amino ke α-ketoglutarat
protein), tubuh akan menggunakan asam amino sehingga terbentuk glutamate. Sedangkan asam
sebagai sumber energi. amino semula berubah menjadi asam keto
padanannya.
Asam amino memerlukan pelepasan gugus
amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena
Asam amino1 Asam -keto1
COO- COO-
H 2N C H C O
CH2 CH2
COO- COO-
aspartat (aq) oksaloasetat (aq)
COO- COO-
C O H 2N C H
CH2 CH2
CH2 CH2
COO- COO-
Misalnya asam amino aspartat dapat bersifat reversibel, reaksi ini dapat digunakan
diubah atau mengalami transaminasi membentuk untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino
asam α-ketooksaloasetat dalam proses ini gugus atau untuk memindahkan nitrogen ke dalam α-
amino dipindahkan ke α-ketoglutarat yang keto untuk membentuk suatu asam amino.
berubah menjadi asam amino glutamat. Dengan demikian, reaksi tersebut berperan pada
penguraian maupun pembentukan asam amino.
Semua asam amino kecuali asam amino oleh karena itu, reaksi ini amat penting dalam
lisin dan treonin dapat mengalami reaksi metabolism asam amino.
transaminasi. Enzim yang mengkatalisis reaksi
ini dikenal sebagai enzim transaminase atau Pada reaksi transaminasi, gugus α-amino
aminotransferase. Untuk sebagian besar reaksi dipindahkan secara enzimatik ke atom karbon α
ini, α-ketoglutarat dan glutamate berfungsi pada α-ketoglutarat sehingga dihasilkan asam α-
sebagai salah satu pasangan asam α-keto, asam keto, analog dari asam amino yang
amino. kofaktornya adalah piridoksal fosfat. bersangkutan. Reaksi ini menyebabkan
terjadinya aminasi α-ketoglutarat membentuk L-
Secara keseluruhan, pada reaksi glutamat. Secara umum reaksi yang terjadi
transaminasi, gugus amino dari salah satu gugus adalah sebagai berikut.
asam amino pada asam amino kedua karena
CH 2 CH 2
+
H C NH 3 C O
(aq) (aq)
COO - COO -
Gambar 3. Reaksi yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase
CH 3 CH 2 transaminase CH 3 CH 2
+ Glutamat Piruvat
H C NH 3 + CH 2 C O + CH 2
- C O - +
COO (aq) COO (aq) H C NH 3
COO -(aq) COO -(aq)
Sesuai dengan reaksi di atas, yang digunakan dahulu diinkubasi pada suhu 37oC. Inkubasi ini
sebagai substrat adalah asam L-alanin dan asam bertujuan untuk mengkondisikan suhu larutan
-ketoglutarat. Pada reaksi tersebut, gugus - substrat sesuai dengan suhu optimum terjadinya
amino pada asam amino alanin dipindahkan reaksi transaminase glutamat piruvat.
secara enzimatis ke dalam karbon pada -
ketoglutarat sehingga dihasilkan asam piruvat Setelah proses inkubasi selesai, barulah
yang merupakan -keto yang analog dengan ditambahkan 0,1 mL serum darah ayam terhadap
asam L-alanin. Reaksi tersebut diikuti dengan larutan uji. Setelah itu kembali diinkubasi
selama 60 menit. Setelah diinkubasi selama 60
aminasi -ketoglutarat menghasilkan asam L-
menit, dilakukan penambahan larutan 2,4-
glutamat.
dinitrofenilhidrazin. Senyawa 2,4-
Dalam percobaan ini, dilakukan dinitrofenilhidrazin yang ditambahkan akan
pengujian terhadap larutan uji, larutan standar, bereaksi dengan asam piruvat yang dihasilkan
larutan blangko dan larutan kontrol. Untuk dari reaksi transaminasi sehingga menghasilkan
larutan uji, digunakan 0,5 mL larutan substrat senyawa berwarna. Senyawa berwarna ini
(mengandung 200 mM asam L-alanin dan 2 mM kemudian diukur absorbansinya dengan
asam α-ketoglutarat). Kemudian ditambahkan menggunakan spektronik 20+. Reaksi yang
0,1 mL larutan serum darah ayam. Fungsi dari terjadi melibatkan gugus karbonil pada asam
serum darah ayam adalah sebagai penyedia piruvat menghasilkan senyawa kompleks piruvat
enzim transaminase glutamat-piruvat. Sebelum 2,4-dinitrofenilhidrazin. Reaksinya yang terjadi
ditambahkan serum darah, larutan uji terlebih adalah sebagai berikut.
NO 2 NO 2
CH 3 CH 3
O + N NO 2 C N NH NO 2
C HN
(aq)
COOH (aq) COOH (aq)
Adanya jumlah DNFH yang bereaksi menunjukkan warna tertentu. Oleh karena itu,
dengan substrat akan mengganggu dan perlu dilakukan pengukuran absorbansi larutan
berkontribusi dalam absorbansi larutan uji. blanko yang mengandung aquades dan larutan
Adanya reaksi ini menyebabkan absorbansi DNFH. Larutan blangko dibuat dari 0,5 mL
larutan uji menjadi bertambah. Dalam substrat ditambahkan 0,1 mL aquades dan 0,5
perhitungan, absorbansi larutan uji akan mL larutan DNFH. Selanjutnya, larutan yang
dikurangi dengan hasil absorbansi larutan terbentuk diinkubasi selama 20 menit. Ke dalam
kontrol. Dengan perlakuan ini maka absorbansi larutan ditambahkan 5 mL NaOH, diaduk dan
yang terukur bisa saja hanya absorbansi diinkubasi pada suhu kamar selama 10 menit,
kompleks piruvat 2,4-dinitrofenilhidrazin. diukur serapannya pada panjang gelombang 510
Dengan cara ini absorbansi larutan substrat yang nm.
mengandung piruvat dapat diketahui.
Sebelum dilakukan pengujian absorbansi
Kemudian dilakukan pula pengujian dengan spektronik 20+, pada larutan uji, larutan
terhadap larutan standar. Larutan standar dibuat standar dan larutan kontrol dilakukan
dengan menambahkan 0,4 mL larutan substrat; penambahan 5 mL NaOH 0,4 M terlebih dahulu.
0,1 mL aquades dan 0,5 mL larutan DNFH ke Tujuannya adalah untuk menghentikan reaksi
dalam 0,1 mL larutan standar piruvat dan antara gugus karbonil dan asam piruvat. Reaksi
kemudian diinkubasi selama 20 menit. antara gugus karbonil dan asam piruvat hanya
Pengujian larutan standar ini bertujuan untuk berlangsung dalam suasana sedikit asam,
membandingkan absorbansinya dengan larutan sehingga ketika ditambahkan larutan NaOH 0,4
yang diuji. Dengan perbandingan tersebut, bila N reaksi akan terhenti.
larutan standar telah diketahui konsentrasinya
maka konsentrasi piruvat dalam larutan uji dapat Dari hasil pengukuran absorbansi
diketahui. dengan menggunakan spektronik 20+
didapatkan harga %T dan Absorbansi (A) dari
Pengujian terhadap larutan blangko juga larutan uji, kontrol, standar, dan blanko sebagai
perlu dilakukan. Pengujian larutan blangko berikut.
dilakukan karena larutan yang digunakan
Gambar 7. Larutan uji, larutan kontrol, larutan standar, dan larutan blanko
Larutan Absorbansi
Uji 0,695
Kontrol 0,63
Standar 0,80
Blanko 0,50
Dengan perumusan berikut dapat dituliskan µmol/menitL serum, kadar ini lebih tinggi bila
konsentrasi piruvat yang dihasilkan. dibandingkan dengan kadar maksimum normal
yaitu 23 mmol/menit L. Maka kadar piruvat
TK dalam serum darah ayam tersebut adalah
4 mM piruvat
S B tergolong tidak normal.
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
maka kadar piruvat yang dihasilkan dalam Dr. I Nyoman Tika, M.Si., sebagai dosen
serum darah yang diuji yaitu sebesar 14,51 pengampu mata kuliah Praktikum Biokimia, I
Made Wirahadi Kusuma selaku asisten dan I Muderawan, I Wayan. 2007. Buku Ajar
Dewa Subamia selaku laboran di Jurusan ANALISIS INSTRUMEN. Singaraja :
Pendidikan Kimia atas masukan dan sarannya Universitas Pendidikan Ganesha
sehingga percobaan ini dapat dilaksanakan Redhana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia I.
dengan baik. Singaraja ; IKIP N Singaraja
Redhana, I Wayan dan Siti Maryam. 2003.
DAFTAR PUSTAKA Penuntun Praktikum Biokimia. Singaraja:
IKIP Negeri Singaraja
Arbiyanto, Purwo. 1996. Biokimia Konsep- Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum
Konsep Dasar. Depdikbud : Bandung Biokimia. Singaraja: Universitas
Girinda, Aisjah. 1986. Biokimia I. Jakarta : Pendidikan Ganesha.
Erlangga