You are on page 1of 10

ARTIKEL

PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT-PIRUVAT SERUM DARAH


AYAM

Oleh:
Ni Nyoman Junitri Suari
1313031059
VI C

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSETAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2016
PENENTUAN TRANSAMINASE GLUTAMAT-PIRUVAT SERUM DARAH AYAM
Ni Nyoman Junitri Suari
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail:juni3_suari@yahoo.com

ABSTRAK
Transaminase adalah proses utama untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino. Umumnya nitrogen
dipindahkan sebagai gugus amino dari asam amino ke α-ketoglutarat sehingga terbentuk glutamat, sementara asam
amino semula berubah menjadi asam keto padanannya. Enzim transaminase glutamat piruvat (TGP) merupakan
enzim yang mengkatalisis reaksi transaminase asam L-alanin dengan α-ketoglutarat menghasilkan asam piruvat
dan asam L-glutamat. Tujuan praktikum ini adalah untuk menentukan transaminase glutamat-piruvat yang terdapat
pada serum darah ayam. Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode eksperimen laboratorium
dimana dilakukan pengukuran absorbansi larutan uji, larutan kontrol, larutan blangko dan larutan standar. Hasil
yang diperoleh adalah kadar enzim transaminase glutamat piruvat dalam serum darah ayam yaitu sebesar 14,51
µmol/menit liter serum.

Kata-kata kunci: glutamat-piruvat, serum darah, transaminase.

ABSTRACT
Transaminase is the main process to remove nitrogen from amino acids. Generally nitrogen is moved as
the amino group of the amino acid to α-ketoglutarate to form glutamate, while the original amino acid turns into
keto acid equivalents. The enzyme glutamate pyruvate transaminase (TGP) is an enzyme that catalyzes the reaction
of L-alanine transaminase with α-ketoglutarate produces pyruvic acid and L-glutamic acid. The purpose of this lab
is to determine the glutamate-pyruvate transaminase found in chicken blood serum. The method used in this lab is
the method of laboratory experiments in which the test solution absorbance measurement, control solution, a
solution of blank and standard solution. The result is glutamate pyruvate transaminase enzyme levels in blood
serum of swine that is equal to 14,51 μmol / min liter of serum.

Key words: glutamate-pyruvate, blood serum, transamination.

PENDAHULUAN

Asam amino mempunyai peranan penting bersifat toksik bagi tubuh. Terdapat dua tahap
bagi tubuh. Selain menyediakan kebutuhan pelepasan gugus amin dari asam amino yaitu
nitrogen, asam-asam amino dapat digunakan transaminasi dan deaminasi oksidatif.
sebagai sumber energy jika nitrogen dilepas. Transaminasi merupakan proses utama untuk
Asam-asam amino tidak dapat disimpan dalam melepaskan gugus nitrogen dari asam amino.
tubuh. Jika jumlah asam amino berlebih atau Umumnya nitrogen dipindahkan sebagai gugus
kekurangan sumber lain (karbohidrat atau amino dari asam amino ke α-ketoglutarat
protein), tubuh akan menggunakan asam amino sehingga terbentuk glutamate. Sedangkan asam
sebagai sumber energi. amino semula berubah menjadi asam keto
padanannya.
Asam amino memerlukan pelepasan gugus
amin. Gugus amin ini kemudian dibuang karena
Asam amino1 Asam -keto1

Asam -keto2 Asam amino2

COO- COO-

H 2N C H C O

CH2 CH2

COO- COO-
aspartat (aq) oksaloasetat (aq)

PLP = Pirodoksal Fosf at


PLP

COO- COO-

C O H 2N C H

CH2 CH2

CH2 CH2

COO- COO-

-ketoglutarat (aq) glutamat (aq)

Gambar 1. Reaksi Transaminasi Aspartat

Misalnya asam amino aspartat dapat bersifat reversibel, reaksi ini dapat digunakan
diubah atau mengalami transaminasi membentuk untuk mengeluarkan nitrogen dari asam amino
asam α-ketooksaloasetat dalam proses ini gugus atau untuk memindahkan nitrogen ke dalam α-
amino dipindahkan ke α-ketoglutarat yang keto untuk membentuk suatu asam amino.
berubah menjadi asam amino glutamat. Dengan demikian, reaksi tersebut berperan pada
penguraian maupun pembentukan asam amino.
Semua asam amino kecuali asam amino oleh karena itu, reaksi ini amat penting dalam
lisin dan treonin dapat mengalami reaksi metabolism asam amino.
transaminasi. Enzim yang mengkatalisis reaksi
ini dikenal sebagai enzim transaminase atau Pada reaksi transaminasi, gugus α-amino
aminotransferase. Untuk sebagian besar reaksi dipindahkan secara enzimatik ke atom karbon α
ini, α-ketoglutarat dan glutamate berfungsi pada α-ketoglutarat sehingga dihasilkan asam α-
sebagai salah satu pasangan asam α-keto, asam keto, analog dari asam amino yang
amino. kofaktornya adalah piridoksal fosfat. bersangkutan. Reaksi ini menyebabkan
terjadinya aminasi α-ketoglutarat membentuk L-
Secara keseluruhan, pada reaksi glutamat. Secara umum reaksi yang terjadi
transaminasi, gugus amino dari salah satu gugus adalah sebagai berikut.
asam amino pada asam amino kedua karena

Asam L-amino(aq) + -ketoglutarat(aq) asam -keto(aq) + L-glutamat(aq)


COO - COO -
CH 2 R CH 2
R transaminase
+
+ CH 2 C O + CH 2
H C NH 3 (piridoksal fosfat) +
C O -
- COO (aq) H C NH 3
COO (aq)
COO - COO -
(aq)
(aq)

Asam L-amino -ketoglutarat asam -keto L-glutamat


Gambar 2. Reaksi Transaminasi Asam Amino

Kebanyakan enzim transaminase bersifat yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase


spesifik bagi α-ketoglutarat sebagai mmolekul yang menghasilkan ion ammonium dan α-
penerima gugus amino. Glutamat dapat ketoglutamat.
mengalami deaminasi oksidatif melalui oksidasi

COO - NADPH COO -


NH 4 +
CH 2 NADP + CH 2

CH 2 CH 2
+
H C NH 3 C O
(aq) (aq)
COO - COO -
Gambar 3. Reaksi yang dikatalisis oleh glutamat dehidrogenase

NAD+ atau NADP+ berfungsi sebagai Kebanyakan enzim transaminase bersifat


kofaktor, reaksi ini yang berlangsung di spesifik bagi α-ketoglutarat sebagai molekul
mitokondria sebagian besar sel bersifat penerima gugus amino. Namun demikian, enzim
reversibel. reaksi ini dapat menggabungkan tersebut tidak terlalu spesifik sebagai
ammonia ke glutamate atau membebaskan substratnya, yaitu asam L-amino yang
ammonia dari glutamate. akibat reaksi memberikan gugus aminonya. Berikut ini
transaminasi, glutamate dapat memperoleh beberapa transaminase yang paling penting
nitrogen dari asam amino lain dan melepaskan dinamakan sesuai dengan molekul pemberi
amoniamelalui reaksi glutamat dehidrogenase. gugus aminonya.
proses ini merupakan salah satu sumber
ammonia yang masuk ke dalam siklus urea.

Asam L-alanin + α-ketoglutarat piruvat + transaminasi meliputi beberapa tahapan reaksi


L-glutamat sebagai berikut :

Asam L-aspartat+ α-ketoglutarat a. Suatu molekul asam amino bereaksi


oksaloasetat + L-glutamat dengan enzim yang terikat pada sisi
aktif enzim, kemungkinan melalui gugus
Asam L-leusin + α-ketoglutarat α- karboksilnya
ketoisokaroat + L-glutamat b. Ikatan rangkap berpindah dari atom N
lisin ke atom N aspartat, melepaskan
Asam L-tirosin + α-ketoglutarat p- gugus amino lisin dan membentuk
hidroksifenilpiruvat + L-glutamat aldimin dari aspartat. Adalah jauh lebih
Reaksi pemindahan gugus α-amino dari mudah untuk membentuk suatu aldimin
satu kerangka karbon ke yang lainnya atau melalui pertukaran gugus-gugus dengan
aldimin yang sudah ada sebelumnya h. Ikatan rangkap aldimin berpindah dari
daripada melalui penggabungan suatu hydrogen L-glutamat ke gugus lisin
amin dengan suatu aldehid pada protein menyebabkan glutamate
c. Ikatan rangkap dari aldimin berpindah, terlepas dan mengembalikan enzim ke
membentuk suatu ketimin. keadaan semula sehingga dapat
Tautomerisasi ini merupakan tahap mengulang seluruh proses dengan
penentu laju reaksi dari keseluruhan mengikat molekul aspartat yang baru
urutan reaksi
d. Ketimin tersebut kemudian dihidrolisis Hati, ginjal, dan otot mengandung banyak
membentuk oksaloasetat dan transaminase glutamat-oksaloasetat (TGO),
piridoksamin fospat. Oksaloasetat akan disebut juga sebagai aspartat aminotransferase
terlepas, tetapi piridoksamin fospat dan transaminase glutamat-piruvat (TGP),
masih terikat pada enzim melalui gugus- disebut juga sebagai alanin aminotransferase.
gugus lain pada koenzim. Serum pada keadaan normal menunjukkan
e. Suatu molekul α-ketoglutarat (2- aktivitas enzim tersebut, tetapi rendah. Hanya
oksoglutarat) berikatan dengan protein apabila terjadi kerusakan sel pada jaringan-
enzim, juga dengan pengikatan melalui jaringan tersebut, maka enzim-enzim intraseluler
gugus karboksilat di atas akan keluar dari sel dan masuk ke dlaam
f. Suatu ketimin, terbentuk antara α- darah. Kenaikan aktivitas TGO dan TGP serum
ketoglutarat dan piridoksamin pospat dapat dijumpai pada jenis penyakit yang
g. Ikatan rangkap sekali lagi berpindah, menyangkut jaringan tertentu.
membentuk aldimin dari L-glutamat dan
piridoksal pospat

METODE PENELITIAN Prosedur Kerja

Praktikum penentuan transaminase Pembuatan buffer pospat pH 7,4


glutamate-piruvat yang terdapat pada serum
Buffer pospat ditambahkan dengan larutan
darah yang dilakukan pada tanggal 26 April
NaOH sampai diperoleh pH larutan buffer
2016 di Laboratorium Kimia Organik,
fosfat = 7,4
Universitas Pendidikan Ganesha diawai dengan
tahap persiapan alat dan bahan Pembuatan Larutan NaOH 0,4 N
Alat dan Bahan Sebanyak 0,3979 gram padatan NaOH
Adapun alat-alat yang digunakan pada dilarutkan dalam aquades sampai volume larutan
praktikum ini yaitu tabung reaksi, menjadi 25 mL
spektrofotometer UV-Vis, batang pengaduk,
kaca arloji, pipet tetes, gelas kimia 100 mL, labu Pembuatan Larutan NaOH 1 N
ukur 100 mL, labu ukur 50 mL, pipet volume 5 Sebanyak 4,0140 gram padatan NaOH
mL, termometer, dan pemanas. Adapun bahan- dilarutkan dalam aquades sampai volume larutan
bahan yang digunakan pada praktikum ini antara menjadi 100 mL
lain buffer fosfat pH 7,0, NaOH 0,04 N, asam α-
ketoglutarat, 2,4 dinitrofenilhidrazin HCl pekat, Pembuatan Larutan Substrat
larutan standar piruvat, serum darah sapi dan
akuades. - Sebanyak 4,461 gram padatan asam L-
Alanin dilarutkan dalam buffer fosfat

- Kemudian ditambahkan 0,0759 gram


asam α-keto glutarat kemudian diaduk
sampai melarut
- Ke dalam larutan yang terbentuk kamar selama 10 menit, diukur serapannya
ditambahkan tetes demi tetes NaOH pada panjang gelombang 510 nm.
sampai pH larutan menjadi 7,4.
Selanjutnya ditambahkan buffer pospat Untuk Larutan Blangko
sampai volume larutan menjadi 250 mL
1. Sebanyak 0,5 mL substrat ditambahkan 0,1
Pembuatan Larutan Standar Piruvat mL aquades dan 0,5 mL larutan DNFH,
larutan yang terbentuk diinkubasi selama
Sebanyak 0,022 gram natrium piruvat 20 menit.
dilarutkan dalam aquades sampai volume larutan 2. Ke dalam larutan ditambahkan 5 mL
menjadi 50 mL. NaOH, diaduk dan diinkubasi pada suhu
kamar selama 10 menit, diukur serapannya
Pembuatan Larutan 2,4-Dinitrofenilhidrazin pada panjang gelombang 510 nm.
Sebanyak 1,9808 gram DNFH Untuk Larutan Standar
dilarutkan dalam 5 mL HCl, kemudian
diencerkan dengan aquades sampai volumenya 1. Sebanyak 0,1 mL standar piruvat
100 mL ditambahkan dengan 0,4 mL substrat, 0,1
mL aquades dan 0,5 mL larutan DNFH,
Untuk Larutan Uji larutan yang terbentuk diinkubasi selama
20 menit.
1. Sebanyak 0,5 mL substrat dipipet ke dalam 2. Ke dalam larutan ditambahkan 5 mL
tabung reaksi dan diinkubasi dalam NaOH, diaduk dan diinkubasi pada suhu
thermostat penangas air pada suhu 37oC kamar selama 10 menit, diukur serapannya
selama 3 menit. pada panjang gelombang 510 nm.
2. Ke dalam larutan yang terbentuk
ditambahkan 0,1 mL serum, dicampur HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan baik dan diikubasi lagi selama 60
menit. Transaminasi merupakan proses utama
3. Ditambahkan 0,5 mL larutan 2,4- untuk melepaskan gugus nitrogen dari asam
dinitrofenilhidrazin (DNFH), campuran amino. Umumnya nitrogen dipindahkan sebagai
tersebut dikocok dengan baik dan gugus amino dari asam amino ke α-ketoglutarat
diinkubasi pada suhu kamar selama 20 sehingga terbentuk glutamat. Sedangkan asam
menit. amino semula berubah menjadi asam keto
4. Kemudian ditambahkan 5 mL NaOH, padanannya.
diaduk dan diinkubasi pada suhu kamar Dalam percobaan ini dilakukan
selama 10 menit, diukur serapannya pada penentuan jumlah transaminase glutamat piruvat
panjang gelombang 510 nm. (TGP) yang terdapat pada serum darah. Dimana
dalam percobaan ini yang digunakan adalah
Untuk Larutan Kontrol serum darah ayam. Enzim transaminase
glutamat piruvat merupakan enzim yang
1. Sebanyak 0,5 mL substrat ditambahkan 0,5 mengkatalisis reaksi transaminasi asam L-alanin
mL larutan DNFH, setelah tercampur dan -ketoglutarat menghasilkan asam piruvat
ditambahkan 0,1 mL serum, larutan yang dan asam L-glutamat. Reaksi yang terjadi adalah
terbentuk diinkubasi selama 20 menit. sebagai berikut.
2. Ke dalam larutan ditambahkan 5 mL
NaOH, diaduk dan diinkubasi pada suhu
COO - COO -

CH 3 CH 2 transaminase CH 3 CH 2
+ Glutamat Piruvat
H C NH 3 + CH 2 C O + CH 2
- C O - +
COO (aq) COO (aq) H C NH 3
COO -(aq) COO -(aq)

Alanin -ketoglutarat asam piruvat L-glutamat

Gambar 4. Reaksi Transaminasi Glutamat Piruvat

Sesuai dengan reaksi di atas, yang digunakan dahulu diinkubasi pada suhu 37oC. Inkubasi ini
sebagai substrat adalah asam L-alanin dan asam bertujuan untuk mengkondisikan suhu larutan
-ketoglutarat. Pada reaksi tersebut, gugus - substrat sesuai dengan suhu optimum terjadinya
amino pada asam amino alanin dipindahkan reaksi transaminase glutamat piruvat.
secara enzimatis ke dalam karbon  pada -
ketoglutarat sehingga dihasilkan asam piruvat Setelah proses inkubasi selesai, barulah
yang merupakan -keto yang analog dengan ditambahkan 0,1 mL serum darah ayam terhadap
asam L-alanin. Reaksi tersebut diikuti dengan larutan uji. Setelah itu kembali diinkubasi
selama 60 menit. Setelah diinkubasi selama 60
aminasi -ketoglutarat menghasilkan asam L-
menit, dilakukan penambahan larutan 2,4-
glutamat.
dinitrofenilhidrazin. Senyawa 2,4-
Dalam percobaan ini, dilakukan dinitrofenilhidrazin yang ditambahkan akan
pengujian terhadap larutan uji, larutan standar, bereaksi dengan asam piruvat yang dihasilkan
larutan blangko dan larutan kontrol. Untuk dari reaksi transaminasi sehingga menghasilkan
larutan uji, digunakan 0,5 mL larutan substrat senyawa berwarna. Senyawa berwarna ini
(mengandung 200 mM asam L-alanin dan 2 mM kemudian diukur absorbansinya dengan
asam α-ketoglutarat). Kemudian ditambahkan menggunakan spektronik 20+. Reaksi yang
0,1 mL larutan serum darah ayam. Fungsi dari terjadi melibatkan gugus karbonil pada asam
serum darah ayam adalah sebagai penyedia piruvat menghasilkan senyawa kompleks piruvat
enzim transaminase glutamat-piruvat. Sebelum 2,4-dinitrofenilhidrazin. Reaksinya yang terjadi
ditambahkan serum darah, larutan uji terlebih adalah sebagai berikut.

NO 2 NO 2
CH 3 CH 3

O + N NO 2 C N NH NO 2
C HN
(aq)
COOH (aq) COOH (aq)

asam piruvat 2,4-dinitrofenilhidrazin piruvat 2,4-dinitrofenilhidrazin

Gambar 5. Reaksi pembentukan piruvat 2,4-dinitrofenilhidrazin

Dengan adanya penambahan larutan Kemudian untuk larutan kontrol, dibuat


DNFH menyebabkan warna larutan menjadi dengan cara mencampurkan 0,5 mL substrat; 0,5
kuning keemasan yang mengindikasikan mL DNFH dan 0,1 mL serum darah ayam.
terbentuknya kompleks berwarna. Kemudian diinkubasi selama 10 menit.
Pembuatan larutan kontrol ini bertujuan untuk karbonil yang dapat bereaksi dengan DNFH
mengetahui jumlah DNFH yang bereaksi dengan menghasilkan kompleks berwarna, dengan
substrat. Pada -ketoglutamat terdapat gugus reaksi sebagai berikut.
COO -
COO - NO 2 CH 3
NO 2
CH 3
CH 3
CH 3 + HN N NO 2
(aq) C N NH NO 2
(aq)
C O
COO -
COO - (aq)

-ketoglutarat 2,4-dinitrofenilhidrazin ketoglutarat 2,4-dinitrofenilhidrazin


Gambar 6. Reaksi Pembentukan ketoglutarat 2,4-dinitrofenilhidrazin

Gambar 6. Reaksi pembentukan ketoglutarat 2,4-dinitrofenilhidrazin

Adanya jumlah DNFH yang bereaksi menunjukkan warna tertentu. Oleh karena itu,
dengan substrat akan mengganggu dan perlu dilakukan pengukuran absorbansi larutan
berkontribusi dalam absorbansi larutan uji. blanko yang mengandung aquades dan larutan
Adanya reaksi ini menyebabkan absorbansi DNFH. Larutan blangko dibuat dari 0,5 mL
larutan uji menjadi bertambah. Dalam substrat ditambahkan 0,1 mL aquades dan 0,5
perhitungan, absorbansi larutan uji akan mL larutan DNFH. Selanjutnya, larutan yang
dikurangi dengan hasil absorbansi larutan terbentuk diinkubasi selama 20 menit. Ke dalam
kontrol. Dengan perlakuan ini maka absorbansi larutan ditambahkan 5 mL NaOH, diaduk dan
yang terukur bisa saja hanya absorbansi diinkubasi pada suhu kamar selama 10 menit,
kompleks piruvat 2,4-dinitrofenilhidrazin. diukur serapannya pada panjang gelombang 510
Dengan cara ini absorbansi larutan substrat yang nm.
mengandung piruvat dapat diketahui.
Sebelum dilakukan pengujian absorbansi
Kemudian dilakukan pula pengujian dengan spektronik 20+, pada larutan uji, larutan
terhadap larutan standar. Larutan standar dibuat standar dan larutan kontrol dilakukan
dengan menambahkan 0,4 mL larutan substrat; penambahan 5 mL NaOH 0,4 M terlebih dahulu.
0,1 mL aquades dan 0,5 mL larutan DNFH ke Tujuannya adalah untuk menghentikan reaksi
dalam 0,1 mL larutan standar piruvat dan antara gugus karbonil dan asam piruvat. Reaksi
kemudian diinkubasi selama 20 menit. antara gugus karbonil dan asam piruvat hanya
Pengujian larutan standar ini bertujuan untuk berlangsung dalam suasana sedikit asam,
membandingkan absorbansinya dengan larutan sehingga ketika ditambahkan larutan NaOH 0,4
yang diuji. Dengan perbandingan tersebut, bila N reaksi akan terhenti.
larutan standar telah diketahui konsentrasinya
maka konsentrasi piruvat dalam larutan uji dapat Dari hasil pengukuran absorbansi
diketahui. dengan menggunakan spektronik 20+
didapatkan harga %T dan Absorbansi (A) dari
Pengujian terhadap larutan blangko juga larutan uji, kontrol, standar, dan blanko sebagai
perlu dilakukan. Pengujian larutan blangko berikut.
dilakukan karena larutan yang digunakan
Gambar 7. Larutan uji, larutan kontrol, larutan standar, dan larutan blanko

Tabel 1. Hasil pengukuran absorbansi

Larutan Absorbansi

Uji 0,695

Kontrol 0,63

Standar 0,80

Blanko 0,50

Dengan perumusan berikut dapat dituliskan µmol/menitL serum, kadar ini lebih tinggi bila
konsentrasi piruvat yang dihasilkan. dibandingkan dengan kadar maksimum normal
yaitu 23 mmol/menit L. Maka kadar piruvat
TK dalam serum darah ayam tersebut adalah
 4 mM piruvat
S B tergolong tidak normal.

Kadar piruvat yang dihasilkan ini dapat


dengan,
digunakan sebagai tolak ukur kadar
T = serapan untuk zat yang diuji transaminase glutamat piruvat yang dihasilkan
pada serum darah. Dengan mengasumsikan
K = serapan untuk kontrol bahwa kadar piruvat sebanding dengan kadar
transamirase glutamat piruvat pada serum darah,
S = serapan untuk standar maka kadar enzim transaminase glutamat piruvat
dapat dinyatakan sebesar 14,51 µmol/menit liter
B = serapan untuk blanko serum.
Piruvat yang terbentuk per menit oleh per liter SIMPULAN
serum adalah sebagai berikut. Berdasarkan analisis data dan hasil
TK 1 1000 T  K
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
x4x x 0,1 x  x 67 μmol kadar enzim transaminase glutamat piruvat
S B 60 0,1 S  B dalam serum darah ayam yaitu sebesar 14,51
µmol/menit liter serum.
0,695  0,63 1 1000
x 4 x x 0,1 x 14,51 μmoll
0,80  0,50 60 0,1 UCAPAN TERIMAKASIH

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
maka kadar piruvat yang dihasilkan dalam Dr. I Nyoman Tika, M.Si., sebagai dosen
serum darah yang diuji yaitu sebesar 14,51 pengampu mata kuliah Praktikum Biokimia, I
Made Wirahadi Kusuma selaku asisten dan I Muderawan, I Wayan. 2007. Buku Ajar
Dewa Subamia selaku laboran di Jurusan ANALISIS INSTRUMEN. Singaraja :
Pendidikan Kimia atas masukan dan sarannya Universitas Pendidikan Ganesha
sehingga percobaan ini dapat dilaksanakan Redhana, I Wayan. 2004. Buku Ajar Biokimia I.
dengan baik. Singaraja ; IKIP N Singaraja
Redhana, I Wayan dan Siti Maryam. 2003.
DAFTAR PUSTAKA Penuntun Praktikum Biokimia. Singaraja:
IKIP Negeri Singaraja
Arbiyanto, Purwo. 1996. Biokimia Konsep- Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum
Konsep Dasar. Depdikbud : Bandung Biokimia. Singaraja: Universitas
Girinda, Aisjah. 1986. Biokimia I. Jakarta : Pendidikan Ganesha.
Erlangga

You might also like