You are on page 1of 8

MATAKULIAH PROSES PANTAI

SURVEI LAPANGAN PANTAI DAN MUARA SEPANJANG PESISIR MAKASSAR


HINGGA TAKALAR

Diusulkan oleh:
RESKIYANTI
AMAR MA’RUF
SALSABILA ASKI
MUHAMMAD ALIF ALIM ARIFKI
NORHAMZAH

UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.500 pulau besar dan
kecil dengan panjang garis pantai kurang lebih 81.000 km. Daerah pantai merupakan wilayah
yang sangat rentan terhadap perubahan, baik perubahan akibat ulah manusia maupun
perubahan alam, seperti penurunan tanah akibat benturan gelombang laut dapat menimbulkan
erosi yang berdampak negatif seperti pendangkalan pada pesisir itu sendiri. di sisi lain
keberadaan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai dari gunung menuju kemuara dapat
menambah supply sedimen daereah pesisir pantai, namum terkadang karena adanya ganguan
lain sehingga sedimen yang terbawa oleh sungai berpotensi menumpuk diarea muara yang
dapat menyumbang dan menghambat aliran sungai dan berpotensi memunculkan ganguan-
ganguan lain seperti banjir dan sebagainya.
Dalam tugas survey lapangan yang diberikan pada area sepanjang pesisir Makassar hingga
Takalar, karena keterbatasaan waktu maka penulis memutuskan untuk fokus mensurvei dan
menganalisis pada muara sungai Jeneberang. Tidak dapat dipungkiri bahwa Sungai
Jeneberang yang berada di daerah selatan Kota Makassar memiliki peran yang sangat besar
bagi kota ini. Sungai Jeneberang yang memiliki peran penting dalam pengandalian banjir Kota
Makassar dan Kab. Gowa memerlukan perhatian khusus terutama setelah terjadinya longsor
di hulu sungai ini yaitu di Gunung Bawakaraeng yang memilki volume longsoran ±200 juta
kubik lumpur dan pasir. Pasir dan lumpur yang terdapat pada hulu sungai akan terbawa di
sepanjang aliran sungai yang mempengaruhi sedimentasi di sepanjang sungai hinggah ke
muara.
Daerah muara sungai sebagai daerah pengeluaran air sungai terutama pada saat debit banjir,
akibat adanya angkutan sedimen yang besar dari hulu akan mengalami pengendapan (karena
kecepatan aliran yang mendekati nol) akan sangat besar sehingga tidak mampu secara optimal
melakukan fungsinya. Selain mengendap di muara sebagian sedimen akan terangkut ke pantai
di sekitar muara Sungai Jeneberang yaitu Pantai Barombong maupun Pantai Tanjung Bunga
Makassar yang mempengaruhi perubahan morfologi di daerah tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa permasalahan di atas, rumusan masalahnya meliputi:
a. Bagaimana perubahan garis pantai pada muara sungai Jeneberang dan sekitarnya?
b. Bagaimana proses perubahan garis pantai pada muara sungai Jeneberang dan sekitarnya?
c. Bagaimana efektifitas jetty pada muara sungai jeneberang dalam menanggulangi
permasalahan transport yang dapat terjadi di sana?
1.3 Tujuan
Dalam tugas survey ini, tujuan yang akan dicapai meliputi:
a. Mengetahui perubahan garis pantai pada muara sungai Jeneberang dan sekitarnya dari
tahun ke tahun,.
b. Mengetahui perubahan garis pantai pada muara sungai Jeneberang dan sekitarnya.
c. Mengetahui efektifitas jetty dalam menanggulangi potensi kerusakan pada muara Sungai
jeneberang.
d. Membandingkan teori dalam perkuliahan dengan kehidupan nyata melalui survey
lapangan (ke lokasi)
e. Refreshing dari tugas dengan tugas survei
1.4 Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang ditempuh dalam survey ini meliputi:
a. Studi history melalui studi pustaka dari berbagai refrensi penelitian atau jurnal-jurnal
terkait masalah pada muara sungai Jeneberang.
b. Pengecekan perubahan garis pantai melalui aplikasi google earth dengan fitur history,
dalam tahap ini kita juga dapat melihat efek yang dihasilkan dari keberadaan jetty sebelum
dan sesudah pemasangan.
c. Survei ke lokasi untuk melihat secara langsung keadaan muara dengan jetty dan
mengkorelasikan dengan apa yang telah dipelajari.
1.5 Manfaat
Dalam kegiatan ini mamfaat yang akan dicapai oleh penulis meliputi:
a. Mengetahui histori garis pantai pada muara sungai Jeneberang dan sekitarnya.
b. Mengetahui efektifitas jetty dalam menanggulangi potensi permasalahan pada muara
sungai Jeneberang.
c. Sebagai bahan literature dalam penelitian-penelitian lain.
d. Dalam survey lapangan melatih penulis untuk berpikir keritis dan mengkolerasikan
pengetahuan akademik dan pengetahuan lapangan.
BAB II. PEMBAHASAN
Sungai Jeneberang adalah sungai yang terletak di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Sungai Jeneberang memiliki panjang antara 75-80 Km mengalir dari timur ke barat
dari Gunung Bawakaraeng dan Gunung Lompobattang menuju ke Selat Makassar. Daerah
Aliran Sungai Jeneberang melintasi 8 kabupaten dan 1 kota yang tersebar di Provinsi Sulawesi
Selatan. Hulu Sungai Jeneberang memiliki tingkat sedimentasi tinggi pascalongsornya
kaldera Gunung Bawakaraeng di Tahun 2004.
Karena Sungai Jeneberang memiliki lintasan yang cukup panjang sehingga ketika suatu
titik bermasalah akan memberikan dampak yang besar terhadap area lain, salah satu potensi
permasalahan pada Sungai Jeneberang adalah ganguan transport sedimentasi mengingat
bahwa Sungai Jeneberang berhulu di Gunung Bawangkaraeng sehingga apabila terjadi suatu
penumpukan sedimen dapat menghambat aliran sungai dan berpotensi banjir pada area sekitar
sungai. Daerah yang paling rawan akan penumpukan sedimen adalah pada muara sungai
seperti muara Sungai Jeneberang, oleh karena itu diperlukan bangunan pelindung pantai untuk
menanggulangi permasalahan potensi tersebut salah satunya dengan jetty.
Jetty adalah sebuah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada kedua sisi muara
sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Dengan
jetty panjang pengiriman sedimen Jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan
di muara, dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. Sungai-sungai yang bermuara pada
pantai berpasir dengan gelombang cukup besar sering mengalami penyumbatan muara oleh
endapan pasir. Karena pengaruh gelombang dan angin, endapan pasir terbentuk di muara.
Dari penelitian Sakka dll pada tahun 2011, history dari muara Sungai Jeneberang dapat
dilihat sebagai berikut.
Rincian perubahan garis pantai pada muara Sungai Jeneberang dapat dilihat sebagai
berikut.

Proses sedimentasi terutama terjadi di pantai Tanjung Merdeka bagian selatan (lokasi D)
dan pantai Barombong bagian utara (lokasi B dan C). Proses sedimentasi terjadi karena
perubahan garis pantai di sekitar muara sungai sangat dipengaruhi oleh suplai sedimen dari
sungai (Ashton & Murray, 2006) dimana pantai Tanjung Merdeka bagian selatan dan
Barombong bagian utara tetap mendapat suplai sedimen dari Sungai Jeneberang yang lebih
besar dari angkutan sedimen akibat gelombang.
Karena penyumbang utama sedimen pada muara Sungai Jeneberang berasal dari sungai,
maka pengadaan jetty sangat dibutuhkan untuk mencegah menumpuknya sedimen dari sungai
pada muara. Adapun gambar jetty dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Dari hasil survey didapatkan bahwa air pada muara diantara 2 jetty lebih keruh dari pada
air laut diluar jetty, kemungkinan besar penyebab keruhnya air tersebut adalah bercampurnya
air laut serta sedimentasi dari sungai sehingga warna air laut menjadi lebih coklat, sesuai
dengan yang telah disebutkan pada pragraf sebelumnya penyumbang utama sedimen pada
muara Sungai Jeneberang berasal dari sungai.
Panjang Jetti yang berada dibagian Selatan Muara Sungai Je’neberang memiliki panjang
196.64 meter dan lebarnya 15.35 meter, dengan koordinat latitude -5.195000°, longitude
119.379726°.
Lampiran Survei Lapangan

Jetty Sungai Jeneberang Ujung Jetty

Sisi kanan Jetty selatan muara serta area sekitar

Sisi kiri jetty selatan muara


Depan jetty Sisi kanan jetty utara muara

Sisi kanan jetty utara muara Warga masyarakat memancing

Dokumentasi survei

You might also like