You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dari tahun ke tahun bertambah maju
dan berkembang sangat pesat ditandai dengan berbagai penemuan. Kemajuan IPTEK
tersebut, juga berpengaruh terhadap kemajuan teknologi di subsektor peternakan.
Perkembangan IPTEK dibidang reproduksi ternak telah memberikan dampak kemajuan
disubsektor peternakan terutama dalam meningkatkan produktivitas ternak. Penemuan-
penemuan teknologi dibidang reproduksi tersebut dapat dimanfaakan untuk mengatasi
masalah-masalah dan tantangan yang dihadapi terutama dalam meningkatkan populasi,
produksi dan produktivitas ternak baik secara kualitas maupun kuantitas. Secara
produksi, teknologi reproduksi memeng mampu mempercepat peningkatan populasi
ternak.
Namun demikian, pusatnya bioteknologi yang semakin tumbuh secara cepat jauh
lebih cepat dari kemampuan kita membuat tata laksana dan evaluasi keamanannya
memang membuat kehawatiran tersediri. Kita semua hanya berharap agar sebelum
produk-produk ternak hasil bioteknologi dipasarkan bebas, sudh ada evaluasi terlebih
dahulu baik dar segi keamanan, sosial atau etika daan agama agar tidak tejadi
kontradiksi terutama dinegara-negara yang agama seperti Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1. Apakah pengertian dari bioteknologi peternakan ?
2. ?
3. Apa saja unsur dan jenis handout ?

1.3. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari bioteknologi peternakan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bioteknologi Peternakan


Bioteknologi berasal dari dua kata yaitu bio dan teknologi. Bio berarti hidup atau
mahluk hidup atau semua yang berhubungan dengan mahluk hidup, sedangkan
pengertia teknologi sebenarnya berasal dari kata bahasa prancis yaitu” La Teknique”
yang dapat diartikan dengan “ semua proses yang dilaksanakan dalam upaya untuk
mengujudkan sesuatu secara nasional”.
Bioteknologi adalah ilmu biologi molekuler, teknik dan aplikasinya yang
digunakan untuk memodifikas, memanipulasi atau merubah proses kehidupan normal
dari organisme-organisme dari jaringan-jaringan guna untuk kinerjanya bagi
keperluan manusia. Bioteknologi juga dapat diartikan sebagai penggunaan organisme
atau sistem hidup untuk memecahkan suatu masalah atau untuk menghasilakan
produk yang berguna. Bioteknologi terdiri dari dua kelompok teknologi utama.
Kelompok pertama adalah rekayasa genetik atau (genetic engineering). Teknolohi ini
melakukan semacam proses gunting tempel bagian-bagian tubuh mahluk hidup,
termasuk gen untuk menciptakan mahluk hidup yang unggul. Kelompok kedua adalah
kultur jaringan (tissue culture), penanaman sel-sel yang telah diisolasi dari jaringan
atau potongan kecil jaringan secara invitro dalam medium biakan.

Di dalam bidang peternakan, bioteknologi ini dimanfaatkan untuk menghasilkan antibodi,


pakan bergizi tinggi, vaksin, dan hormon pertumbuhan. Contohnya vaksin untuk ternak salah
satunya yaitu vaksin untuk penyakit kuku dan mulut pada mamalia. Serta vaksin NCD untuk
menyembuhkan penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung (H5N1).

Hormon pertumbuhan yang diberikan pada hewan ternak bertujuan untuk meningkatkan
produksi susu, daging, atau telur. Sebagai Contoh seperti pemberian Bovine Growth
Hormone terhadap sapi perah yang dapat meningkatkan jumlah produksi susu dan daging
sampai 20%. Namun penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi pada ternak ini
masih di perdebatkan. karena cara tersebut berpotensi meningkatkan penyakit mastitis pada
ternak dan dapat membahayakan kesehatan manusia.

Pemanfaatan bioteknologi di bidang peternakan lainnya adalah membuat hewan transgenik


dan teknologi induk buatan. Teknologi induk buatan ini sering dilakukan pada hewan langka
yang susah bereproduksi secara alami. Cara kerja transgenik ini adalah mentransplantasikan
Embrio hewan pada rahim spesies hewan lain yang masih berkerabat dekat. Dengan cara
tersebut diharapkan hewan yang sulit bereproduksi dapat terhindar dari kepunahan. Di bawah
ini saya akan membahas beberapa Penerapan prinsip bioteknologi di bidang peternakan.

2
2.2. Jenis-jenis Bioteknologi di BIDANG Peternakan
Dibidang peternakan khususnya sapi, bioteknologi reproduksi mulai berkembang
pesat pada tahun 1970 an. Teknologi Inseminasi buatan berperan penting d a l a m
rangka peningkatan mutu genetik dari segi pejantan. $perma beku
d a p a t diproduksi dan digunakan dalam jumlah cukup banyak dengan
memelihara pejantan berkualitas baik dipusat IB. Perkembangan IPTEK di bidang
reproduksi ternak dapatdiaplikasikan di subsektor peternakan untuk meningkatkan

populasi, produksi dan produktifitas ternak baik secara kualitas maupun kuantitas,

antara lain teknologi.

2.3. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Peternakan

Dalam bidang peternakan, bioteknologi dimanfaatkan untuk menghasilkan vaksin,


antibodi, pakan bergizi tinggi, dan hormon pertumbuhan. Contoh vaksin untuk ternak
yaitu vaksin untuk penyakit mulut dan kuku pada mamalia, vaksin NCD untuk
mengobati penyakit tetelo pada unggas, dan vaksin untuk penyakit flu burung.

Hormon pertumbuhan diberikan pada ternak untuk meningkatkan produksi daging,


susu, atau telur. Contohnya adalah pemberian Bovine Growth Hormone pada sapi
perah dapat meningkatkan produksi susu dan daging hingga 20%. Namun penggunaan
hormon untuk memacu produksi pada ternak masih diperdebatkan karena berpotensi
meningkatkan penyakit masitis pada ternak dan membahayakan kesehatan manusia.

Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang peternakan lainnya adalah membuat hewan


transgenik (hewan yang gennya telah dimodifikasi) dan teknologi induk buatan.
Teknologi induk buatan sering dilakukan pada hewan langka yang sulit bereproduksi
secara alami. Embrio hewan ini ditransplantasikan pada rahim spesies lain yang masih
berkerabat. Dengan cara ini diharapkan hewan langka tersebut terhindar dari ancaman
kepunahan.

1. Transplantasi Nukleus (Kloning)

Teknologi ini lebih dikenal dengan teknologi kloning yaitu teknologi yang
digunakan untuk menghasilkan individu duplikasi (mirip dengan induknya). Teknologi

3
kloning telah berhasil dilakukan pada beberapa jenis hewan. Salah satunya adalah
pengkloningan domba yang dikenal dengan domba Dolly. Melalui kloning hewan,
beberapa organ manusia untuk keperluan transplantasi penyembuhan suatu penyakit
berhasil dibentuk.
2. Inseminasi Buatan
Teknik ini dikenal dengan nama kawin suntik, suatu teknik untuk memasukkan
sperma yang telah dicairkan dan diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak
jantan ke dalam saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat
khusus.
3. Transfer Embrio
Apabila kawin suntik memfokuskan pada sperma jantan, maka transfer embrio tidak
hanya potensi dari jantan saja yang dioptimalkan, melainkan potensi betina
berkualitas unggul juga dapat dimanfaatkan secara optimal. Teknik TE ini, betina
unggul tidak perlu bunting tetapi hanya berfungsi menghasilkan embrio yang untuk
selanjutnya bisa ditransfer pada induk titipan dengan kualitas yang tidak perlu bagus
tetapi memiliki kemampuan untuk bunting. Embrio yang didapat dapat langsung di
transfer ke dalam sapi resipien atau dibekukan untuk disimpan dan di transfer pada
waktu lain.
2.4. Unsur- Unsur dan Jenis Handout

2.5. Langkah-Langkah Penyusunan Handout


2.6. Pengembangan Handout Menjadi Bahan Ajar “Luar Biasa”

4
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan:

3.2. Saran
Bahan ajar merupakan suatu media pembelajaran yang dibutuhkan siswa untuk
menunjang proses belejara mereka. Untuk itu sebagai pendidik dan calon pendidik yang
profesional, kita haruslah dapat menyusun bahan ajar seperti handout dengan sebaik
mungkin. Makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik
dari pembaca dan pembimbing kami harapkan demi sempurnanya makalah ini.

5
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi.2015.Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta:DIVA


Press

Raharjo, Sidik Tri.Tanpa Tahun.Pengembangan Bahan Ajar Handout Sistem Penerima


Televisi Di SMK 1 Yogyakarta.(online) https:// core. ac.uk/download/pdf/1106
7158. pdf. diakses 02 November 2018

Sungkono.2003. Pengembangan dan Pemanfaatan Bahan Ajar Modul dan Handout Dalam
Proses Pembelajaran. (online) https:// journal. uny. ac. id/ index. php/ mip/ article
/download/ 6154/5341. diakses 02 November 2018

You might also like