You are on page 1of 4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha peternakan di Indonesia saat ini masih mengalami kendala

dan hambatan terutama dalam penyediaan bahan pakan. Wilayah

Indonesia yang beriklim tropis mempengaruhi ketersediaan bahan pakan

khususnya bahan pakan hijauan yang merupakan bahan pakan utama

ternak. Iklim tropis dicirikan dengan melimpahnya bahan pakan hijauan

terutama pada saat musim penghujan sedangkan pada musim kemarau

sulit untuk mendapatkan bahan pakan hijauan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Zailar et al. (2011) bahwa jumlah ternak tidak didukung oleh

ketersediaan jumlah lahan hijauan yang memadai, keterbatasan pakan

semakin parah bila musim kemarau tiba, di samping itu harga hijauan

semakin mahal. Askar dan Marlina (2004) menjelaskan bahwa

kekurangan pakan ternak ruminansia akan dapat terpenuhi dari pakan

yang berasal dari jerami limbah pertanian maupun limbah industri

pengolahan hasil pertanian.

Pemanfaatan jerami dari limbah pertanian dapat menghasilkan

produk pakan untuk ternak. Penggunaan jerami sebagai sumber serat dan

protein, seperti jerami kacang hijau dapat digunakan sebagai bahan pakan

ruminansia besar maupun kecil. Saat ini penggunaan jerami belum

dimanfaatkan secara maksimal terlebih lagi digunakan sebagai bahan

pakan hijauan utama. Jerami tidaklah sulit untuk didapatkan karena selalu

tersedia setiap saat. Ketersediaan jerami selalu merata sepanjang tahun,


selain itu untuk mendapatkannya tidak bersaing dengan keperluan

manusia (Hartono dan Purwono, 2012). Zailar et al. (2011) menjelaskan

bahwa produksi jerami di Indonesia cukup banyak yaitu hampir 40 juta ton

per tahun dan yang digunakan untuk pakan ternak baru sekitar 22%

sedangkan sisanya dibakar untuk dijadikan pupuk. Hal ini sesuai dengan

data Dinas Pertanian dan Peternakan (2011), potensi dan daya dukung

limbah tanaman pangan sebagai sumber pakan dapat memenuhi

kebutuhan dalam penyediaan pakan bagi sejumlah populasi ternak.

Jerami dari tanaman leguminosae mempunyai beberapa kelebihan

jika dibandingkan jerami dari graminae diantaranya kandungan protein

kasar pada jerami legum lebih tinggi (sekitar 15%) dengan kandungan

serat kasar lebih rendah dan tingkat kesukaan (palatabilitas) lebih tinggi

(Abrianto, 2011).

Salah satu contoh sumber pakan hijauan yang dapat digunakan

untuk pakan ternak adalah kacang hijau. Kacang hijau di Indonesia

menduduki peringkat ketiga jenis kacang-kacangan yang banyak

dikonsumsi dan dibutuhkan oleh masyarakat kita setelah kedelai sebagai

bahan pembuatan makanan tahu, susu, tempe dan kacang hijau yang

banyak dikonsumsi sebagai snack dan berbagai masakan lain. Selain

digunakan untuk pangan, kacang hijau telah lama dikenal sebagai pakan

ternak, baik ternak ruminansia besar maupun kecil dengan memanfaatkan

jeraminya (Hartono dan Purwono, 2012). Pada periode 1979-1987,

produksi kacang hijau yang digunakan sebagai makanan ternak mencapai


18.000 ton. Saat ini penggunaan jerami kacang hijau sebagai sumber

protein belum dimanfaatkan secara maksimal terlebih lagi digunakan

sebagai bahan pakan hijauan utama. Jerami merupakan hasil ikutan yang

tersedia pada saat musim panen tiba (Rukmana, 1997).

Proses produksi untuk mendapatkan hasil tanaman pangan dari

pakan tidak terlepas dari proses penanaman, pemeliharaan, pemupukan

sampai pemanenan. Proses yang berlangsung akan mempengaruhi hasil

utama tanaman pangan maupun hasil sampingnya. Jumini et al. (2012)

menyatakan pemupukan merupakan salah satu cara memperbaiki tingkat

kesuburan tanah dan meningkatkan produksi tanaman. Pemupukan

melalui daun dilakukan karena pemupukan melalui tanah kurang

menguntungkan, karena unsur hara sering tercuci dan adanya interaksi

dengan tanah sehingga unsur hara tersebut relatif kurang tersedia bagian

tanaman. Faktor inilah yang mendorong timbulnya pemikiran untuk

melakukan pemupukan melalui daun. Samekto (2006) menyatakan

aplikasi pupuk daun disemprotkan ke bagian daun yang menghadap ke

bawah. Dosis pemupukan satu tanaman dengan tanaman lain berbeda,

sehingga penggunaan dosis pupuk bisa mengikuti dosis yang ada di

kemasannya.

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian tingkat pupuk

daun yang berbeda terhadap pertumbuhan dan komposisi kimia beberapa

varietas kacang hijau. Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan
pemupukan dengan dosis yang berbeda pada tanaman kacang hijau dan

diamati pengaruhnya terhadap produksi jeraminya.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

tingkat pupuk daun yang berbeda terhadap pertumbuhan dan komposisi

kimia beberapa varietas kacang hijau (Vigna radiata).

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan informasi

kepada masyarakat dan peternak pada khususnya dalam penyediaan

tanaman pangan dan pakan yang baik dan berproduktifitas tinggi, terkait

dengan jenis varietas kacang hijau dan pengaruh penambahan pupuk

daun dengan berbagai level terhadap produktivitas kacang hijau. Bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan memberikan

sumbangan data yang sangat bermanfaat dalam memperkaya ilmu

pengetahuan khususnya di bidang pakan ternak.

You might also like