Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULIAN
2.1. Pengertian
Kapur adalah istilah umum untuk kalsium yang mengandung bahan
anorganik, dimana karbonat, oksida dan hidroksida mendominasi.Tepatnya
kapur kalsium oksida atau hidroksida kalsium . Itu juga merupakan nama untuk
mineral tunggal (asli kapur) dari komposisi CaO, terjadi sangat jarang. Kata
kapur berasal dengan awal penggunaannya sebagai mortir membangun dan
memiliki arti dari menempel atau melekat. Kapur juga dapat merujuk kepada
suatu zat lengket ( pulut ) dioleskan pada cabang untuk menangkap burung
kecil. Bahan-bahan ini masih digunakan dalam jumlah besar sebagai bahan
bangunan dan rekayasa (termasuk batugamping produk, beton dan mortar ) dan
sebagai bahan kimia bahan baku, antara penggunaan lainnya. Kapur industri
dan penggunaan banyak produk yang dihasilkan dari tanggal prasejarah periode
kedua Dunia Lama dan Dunia Baru.Batuan dan mineral dari mana bahan-bahan
yang diturunkan, biasanya batu gamping atau kapur , yang terutama terdiri
dari kalsium karbonat. Mereka mungkin akan dipotong, dihancurkan atau
ditumbuk dan kimia diubah. Burning ( kalsinasi ) mengkonversi mereka
menjadi yang sangat kaustik bahan kapur (kalsium oksida, CaO) dan, melalui
penambahan berikutnya air, ke dalam kurang tajam (tapi masih
sangat alkali ) kapur atau kapur ( kalsium hidroksida , Ca (OH ), proses yang
disebut slaking kapur. Bila istilah ini ditemukan dalam konteks pertanian,
mungkin mengacu pada kapur pertanian . Jika tidak, paling sering berarti kapur
mati , sebagai bentuk yang lebih berbahaya biasanya digambarkan lebih khusus
sebagai kapur atau dibakar kapur.
2.5. Kegunakan
a. Kecamatan Blora
Singkapan batugamping yang berada di Kecamatan Blora tersebar di
beberapa desa diantaranya Desa Sendangharjo dan Desa Ngampel. Pada
lokasi kedua desa ini telah dilakukan penambangan oleh penduduk dan
masyarakat sekitar secara tradisional menggunakan peralatan sederhana.
Secara petrologi batugamping yang dilapangan mempunyai ciri fisik
berwarna kuning kecoklatan, kompak, keras, banyak mengandung
forminifera, cangkang, orbitoid, perlapisan dan berbentuk flaten, serta
banyak mineral kalsit dan banyak mineral karbonat lainnya dengan
ketebalan batugamping ± 8 m. Pada desa Sendangharjo, penambangan
dilakukan di belakang makam cina, sedangkan di desa Ngampel berada
disekitar ladang penduduk. Luas potensi batugamping yang ada diseluruh
Kecamatan Blora mencapai 1195,4 ha. Berdasarkan informasi penambang,
harga batugamping dilokasi penambangan ini berkisar antara Rp. 80.000,-
/truk, sedangakan apabila bak truk diisi dengan muatan penuh, maka
harganya menjadi Rp. 150.000,- sampai Rp. 180.000,-.
b. Kecamatan Tunjungan
Singkapan batu gamping yang berada di Kecamatan Tunjungan tersebar
di beberapa desa diantaranya Desa Nglangitan, Desa Kedungrejo, dan Desa
Sitirejo. Pada Desa Kedungrejo dan Desa Sitirejo telah dilakukan
penambangan oleh penduduk dan masyarakat sekitar secara tradisional
menggunakan peralatan sederhana. Secara petrologi batu gamping yang
dijumpai dilapangan mempunyai ciri fisik berwarna putih kekuningan,
kompak, keras, banyak mengandung forminifera, banyak mineral kalsit dan
banyak mineral karbonat lainnya. Ketebalan batugamping dikedua lokasi
berkisar ± 15 m dengan luas potensi 581,3 ha. Lokasi ini berada di lereng
gunung Lamping yang merupakan perbatasan dengan Kabupaten Rembang.
Penambangan pada lokasi ini berdasarkan informasi belum lama beroperasi,
baru berjalan sekitar 8 bulan. Batugamping digunakan oleh penduduk
Kecamatan Tunjungan sendiri sebagai pengeras jalan dan pondasi rumah.
Harga per truk yaitu Rp. 50.000,- dengan kondisi muatan bak truk tidak
penuh.
c. Kecamatan Jepon
Singkapan batugamping yang berada di Kecamatan Jepon tersebar di
beberapa desa, antara lain Desa Waru, Desa Karangasem dan Desa Soko.
Sebagian besar, potensi batugamping yang berada di Kecamatan Jepon ini
belum dilakukan penambangan, yang dilakukan penambangan baru di Desa
Soko saja. Untuk wilayah Desa Waru dan Desa Karangasem, belum
dilakukan penambangan. Secara petrologi batugamping yang dijumpai
dilapangan mempunyai ciri fisik berwarna kuning kecoklatan, kompak,
keras, banyak mengandung forminifera, pecahan cangkang, mineral kalsit
dan mineral karbonat lainnya. Ketebalan potensi batugamping di kecamatan
ini berkisar ± 10 - 15 m dengan luas potensi 378,5 ha. Pada penambangan
rakyat di desa Soko, harga batugamping berkisar antara Rp. 80.000,- s/d Rp.
150.000,-/truk, tergantung dengan jumlah muatan yang akan diangkut.
Berdasar informasi penambang, batugamping dari lokasi ini dipergunakan
sebagai bahan pondasi dan pengeras jalan.
d. Kecamatan Bogorejo
Singkapan batugamping yang berada di Kecamatan Bogorejo tersebar
di beberapa desa diantaranya Desa Nglengkir, Desa Jurangjero, Desa
Tempurejo dan Desa Gandu. Pada Kecamatan Bogorejo ini yang sudah
dilakukan penambangan di Desa Jurangjero oleh penduduk dan masyarakat
sekitar secara tradisional menggunakan peralatan sederhana. Secara
petrologi batugamping yang dijumpai dilapangan mempunyai ciri fisik
berwarna putih kekuningan, kompak, keras, banyak mengandung
forminifera, cangkang, algae dan fosil lainnya, banyak mineral kalsit dan
mineral karbonat lainnya. Ketebalan batugamping dari singkapan yang
dijumpai berkisar ±10 - 15 m, sedangkan untuk potensi batugamping pada
kecamatan ini luasnya mencapai 973,3 ha. Hasil penambangan dari
kecamatan ini digunakan hampir diseluruh masyarakat Blora sebagai bahan
pondasi rumah dan sebagai pembangunan pengeras jalan di desa-desa.
e. Kecamatan Todanan
Singkapan batugamping yang berada di Kecamatan Todanan tersebar di
beberapa desa diantaranya Desa Gunungan, Desa Kajengan, Desa Dringo
dan Desa Cokrowati. Pada lokasi didesa ini telah dilakukan penambangan
oleh penduduk dan masyarakat sekitar secara tradisional menggunakan
peralatan sederhana. Batugamping hasil penambangan dari Kecamatan
Todanan ini sebagian besar digunakan oleh masyarakat Blora sebagai
pondasi rumah dan pengeras jalan. Secara petrologi batugamping yang
dijumpai dilapangan mempunyai ciri fisik berwarna kuning kecoklatan,
kompak, keras, banyak mengandung forminifera, cangkang, orbitoid,
perlapisan dan berbentuk flaten, serta banyak mineral kalsit dan mineral
karbonat lainnya dengan ketebalan batugamping ± 10 - 15 m. Luas potensi
batugamping pada Kecamatan Todanan mencapai 1189,3 ha. Pada
Kecamatan Todanan ini singkapan yang paling banyak dijumpai di Desa
Kajengan, dan sudah dilakukan penambangan sejak tahun 1980. Untuk harga
batugamping di Kecamatan Todanan ini tidak berbeda jauh dengan
kecamatan lainnya, yaitu Rp. 80.000,-/truk, apabila dimuat sampai kondisi
bak truk penuh menjadi Rp. 160.000,- s/d Rp.200.000,-/truk. Sebagian besar
masyarakat di Kecamatan Todanan ini bekerja sebagai penambang
batugamping. Bahan galian batugamping dari lokasi ini ada juga yang
dikirim hingga ke Kabupaten Pati dan Rembang sebagai pengeras jalan dan
pondasi rumah.
f. Kecamaatan Kradenan
Singkapan batugamping yang berada di Kecamatan Kradenan berada di
Desa Mendenrejo. Pada lokasi ini telah dilakukan penambangan oleh
penduduk dan masyarakat sekitar secara tradisional menggunakan peralatan
sederhana. Berdasarkan informasi telah dilakukan penambangan sejak tahun
1980. Batugamping hasil penambangan dari lokasi ini sebagian besar
digunakan oleh masyarakat Blora sebagai pondasi rumah dan pengeras jalan.
Secara petrologi batugamping yang dijumpai dilapangan mempunyai ciri
fisik berwarna putih kekuningan, kompak, keras, fragmental, banyak
mengandung forminifera, cangkang, banyak mineral kalsit dan karbonat
lainnya dengan ketebalan batugamping ± 12 m. Luas potensi batugamping
pada Desa Mendenrejo mencapai 262,6 ha.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Batuan kapur atau batuan gamping(limestone) termasuk batuan sedimen. Batuan
sedimen sering pula disebut dengan batuan endapan. Batuan ini berwarna putih, kelabu,
atau warna lain yang terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3). Berdasarkan proses
pengendapannya, batu gamping radiolarit dan batu karang merupakan batuan sedimen
organik. Disamping hal tersebut, batuan kapur (termasuk di dalamnya stalaktit dan
stalakmit yang banyak dijumpai di gua-gua kapur) menurut proses pengendapannya
juga termasuk batuan sedimen kimiawi (sedimen khemis).
Kapur adalah istilah umum untuk kalsium yang mengandung anorganik bahan, di
mana karbonat , oksida dan hidroksida mendominasi. Tepatnya, kapurkalsium oksida
atau hidroksida kalsium.
Kapur merupakan bahan bangunan penting bagi kostruksi karena berfungsi
sebagai bahan perekat dasar serta bahan dasar untuk pembuatan semen Portland.
TUGAS TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI
“ GAMPING “