You are on page 1of 13

PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP

TERMINAL DI SAKIT TELAGA BUNDA

RUMAH SAKIT TELAGA BUNDA

2015
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….1

BAB I Definisi…………………………………………………………………………….2

BAB II Ruang Lingkup…………………………………………………………………..3

BAB III Tata Laksana……………………………………………………………………4

BAB IV Dokumentasi…………………………………………………………………...11
KATA PENGANTAR

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti
periode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi tidak selalu
menunggu yang tua. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.
Pasien terminal adalah pasien – pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk

Nyeri merupakan bagian yang umum dari pengalaman pasien, dan nyeri yang tidak
berkurang menimbulkan dampak yang tidak diharapkan kepada pasien secara fisik maupun
psikologis. Respon pasien terhadap nyeri seringkali berada dalam konteks norma sosial dan
tradisi keagamaan. Jadi, pasien didorong dan didukung melaporkan rasa nyeri. Proses
pelayanan rumah sakit mengakui dan menggambarkan hak pasien dalam asesmen dan
managemen nyeri yang sesuai
BAB I

DEFINISI

Pelayanan pada tahap terminal adalah pelayanan yang diberikan untuk pasien yang
mengalami sakit atau penyakit yang tidak mempunyai harapan untuk sembuh dan menuju
pada proses kematian dalam 6 (enam) bulan atau kurang.

Pasien yang berada pada tingkat akhir hidupnya memerlukan pelayanan yang berfokus
akan kebutuhannya yang unik. Pasien dalam tahap ini dapat menderita gejala lain yang
berhubungan dengan proses penyakit atau terapi kuratif atau memerlukan bantuan
berhubungan dengan faktor psikososial, agama dan budaya yang berhubungan dengan proses
kematian. Keluarga dan pemberi layanan dapat diberikan kelonggaran dalam melayani pasien
tahap terminal dan membantu meringankan rasa sedih dan kehilangan.

Penyakit terminal adalah suatu penyakit yang tidak bisa disembuhkan lagi. Kematian
adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa peringatan atau mengikuti
periode sakit yang panjang. Terkadang kematian menyerang usia muda tetapi tidak selalu
menunggu yang tua. Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi individu.

Pasien terminal adalah pasien – pasien yang dirawat, yang sudah jelas bahwa mereka
akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin memburuk
BAB II
RUANG LINGKUP

Pendampingan dalam proses kematian adalah suatu pendampingan dalam kehidupan


karena mati itu termasuk bagian dari kehidupan. Manusia dilahirkan, hidup beberapa tahun
dan akhirnya mati. Manusia akan menerima bahwa itu adalah kehidupan dan itu memang
akan terjadi. Kematian adalah akhir dari kehidupan Sakaratul Maut (Dying) merupakan
kondisi pasien yang sedang menghadapi kematian, yang memiliki berbagai hal dan harapan
tertentu untuk meninggal. Kematian (death) merupakan kondisi terhentinya pernafasan, nadi,
dan tekanan darah serta hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, ditandai dengan
terhentinya aktifitas otak atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.

a. Hilangnya fase sirkulasi dan respirasi yang irreversible.

b. Hilangnya fase keseluruhan otak, termasuk batang otak.

Dying dan death merupakan dua istilah yang sulit untuk dipisahkan, serta merupakan
suatu fenomena tersendiri. Dying lebih ke arah suatu proses, sedangkan death merupakan dari
hidup
BAB III
TATA LAKSANA

Tatalaksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di Rumah Sakit Telaga
Bunda terdiri antara lain :
a. Menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan
persetujuan pasien dan atau keluarganya
b. Melakukan asesmen dan pengelolaan yang sesuai terhadap pasien dalam tahap
terminal. Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain :
1) Problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya
2) Problem psychology, ketidakberdayaan, kehilangan kontrol, ketergantungan, dan
kehilangan diri dan harapan.
3) Problem sosial isolasi dan perpisahan
4) Problem spiritual
5) Ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang didapat
( dokter, perawat, keluarga dan sebagainya )

c. Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan hormat dan
respect

d. Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau sekunder serta
memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan keluarga.
e. Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realistis diharapkan dapat memperbaiki
kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternatif atau terapi non tradisional.

f. Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien dan
keluarga.

g. Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta edukasi
terhadap mekanisme penanganannya.

h. Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya

i. Menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis lainnya.

j. Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan.

Fasilitas Pelayanan pada tahap Terminal di Ruang IGD

a. Monitor
b. EKG
c. Defibrilator
d. Ambubag (VSM)
e. Masker oksigen dan tabung oksigen
f. Suction set
g. Endoctracheal tube
h. Kateter
i. Pipa endoctracheal
j. Nasogastric tube (NGT)
k. Disposible spuit
l. Akohol swab
m.Injeksi plug
n. Wing niddles
o. Infus set
p. Injeksi analgesic
q. Obat-obatan resusitasi (adrenalin, dopamin, sulfas atropin dll).

1. Tempat letak pasien tahap terminal


Bila kondisi pasien yang terminal atau sakratul maut menempati ruang biasa seperti
zaal, maka pasien ditempatkan pada bagian pinggir dekat jendela dan ditemani oleh
keluarga serta dimonitor oleh perawat sebagai penanggung jawab untuk mengontrol
kondisi pasien dan bila sewaktu-waktu mengalami perubahan kondisi pasien maka
perawat harus segera melaporkan pada Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter jaga
IGD untuk memastikan kondisi pasien.
Bila pasien meninggal dunia, maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah
meninggal dunia atau perawatan jenazah, dengan tujuan membersihkan dan merapikan
jenazah serta memberikan penghormatan terakhir dan rasa puas kepada sesama insani.
Peralatan yang diperlukan :

a. Celemek atau Skort

b. Verban atau kassa gulung

c. Pinset

d. Sarung tangan

e. Gunting perban

f. Bengkok atau piala ginjal 1

g. Baskom 2

h. Waslap 2

i. Kantong plastik kecil (tempat perhiasan)

j. Kartu identitas pasien atau gelang identitas

k. Kapas lipat lembab dalam koran

l. Kasa berminyak dalam kom

m. Kapas lipat kering dalam kom

n. Kapas berminyak (Baby oil) dalam kom

o. Kapas alkohol dalam kom

p. Lysol 2-4%

q. Ember bertutup

2. Prosedur
1. Memberitahukan pada keluarga pasien.

2. Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah.

3. Mencuci tangan dengan 6 langkah sesuai prosedur .

4. Memakai celemek atau skort.

5. Memakai hands scoon.

6. Melepas perhiasan dan benda-benda berharga lain diberikan kepada keluarga pasien
(dimasukkan dalam kantong plastik).

7. Melepaskan peralatan invasif (selang, kateter, NGT tube dan lain-lain)

8. Membersihkan mata pasien dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.

9. Membersihkan bagian hidung kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.

10. Membersihkan bagian telingan dengan kassa, dan ditutup dengan kapas berminyak.

11. Membersihkan bagian mulut dengan kassa

12. Merapikan rambut jenazah dengan sisir.

13. Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung.

14. Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki.

15. Membuka pakaian bagian atas jenazah, taruh dalam ember

16. Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung.

17. Membuka pakaian bagaian bawah, taruh dalam ember.

18. Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap.

19. Membersihkan bagian anus dengan cara memiringkan jenazah ke arah kiri dengan
meminta bantuan keluarga.

20. Memasukkan kassa berminyak ke dalam anus jenazah.

21. Melepaskan stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain kafan,
lipat stick laken dan taruh dalam ember.

22. Mengembalikan ke posisi semula.


23. Mengikat kaki dibagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari-jari jempol dengan
menggunakan verban gulung.

24. Mengikatkan identitas jenazah, pada jempol kaki.

25. Jenazah di rapikan dan dipindahkan ke brankart

26. Alat-alat tenun dilepas dan dimasukkan ke dalam ember serta melipat kasur

27. Merapikan alat.

28. Melepas hand scoon.

29. Melepaskan celemek.

30. Mencuci tangan.

31. Setelah selesai perawatan jenazah, kemudian jenazah dibawa ke kamar jenazah dan
setelah mencapai 2 jam, boleh dibawa pulang oleh keluarga, dengan serah terima
antar perawat dan keluarga, gelang identitas dilepas.
BAB IV

DOKUMENTASI

a. Status rawat jalan emergency (Instalasi Gawat Darurat) RM ……

b. Status rawat inap RM …. / Catatan Pelayanan antar profesi kesehatan

c. Format asesmen pasien tahap terminal

d. Format pelayanan kerohanian

e. Buku catatan pelayanan kerohanian

f. Surat kematian.

Ditetapkan di Bireuen
Pada tanggal 10 Juli 2015

DIREKTUR RS TELAGA BUNDA

dr. Nila Epita

You might also like