You are on page 1of 16

PENGARUH

PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN,


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH KABUPATEN
BANGKALAN

RAHMATUL MAGHFIROH
H.MOHAMAD DJASULI, SE., M.Si., QIA
GITA ARASY HARWIDA, SE., M.Tax., Ak., QIA., CA
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trunojoyo
Madura
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pemahaman
sistem akuntansi pemerintahan, pemahaman pengelolaan keuangan daerah, dan
pemahaman pengelolaan barang milik daerah terhadap kinerja satuan perangkat
daerah (SKPD) di Kabupaten Bangkalan. Objek penelitian ini adalah SKPD di
Kabupaten Bangkalan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 SKPD di
Kabupaten Bangkalan.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan jenis data yang digunakan
adalah data primer yang bersumber dari kuesioner. Teknik penentuan sample yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling sedangkan teknik analisis
data dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda. Hipotesis dalam
penelitian ini adalah: (1) pemahaman sistem akuntansi pemerintahan berpengaruh
positif terhadap kinerja SKPD, (2) pemahaman pengelolaan keuangan daerah
berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD, (3) pemahaman pengelolaan barang
milik daerah berpengaruh positif terhadap kinerja SKPD, dan (4) pemahaman
sistem akuntansi pemerintahan, pengelolaan keuangan daerah, dan pengelolaan
barang milik daerah berpengaruh signifikan terhadap kinerja SKPD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman sistem akuntansi
pemerintahan, pengelolaan keuangan daerah dan pengelolaan barang milik daerah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja SKPD baik secara simultan
maupun parsial.
Kata kunci : sistem akuntansi pemerintahan, pengelolaan keuangan daerah
dan pengelolaan barang milik daerah.

1.
2. PENDAHULUAN akuntabilitas keuangan yang semakin
Undang–undang Nomor 9 tahun baik. Kasus korupsi menjadi semakin
2015 tentang Pemerintah Daerah besar, salah satunya disebabkan
sebagaimana telah diubah dari UU karena lemahnya akuntabilitas.
Nomor 23 tahun 2014, menjadi Akuntabilitas yang baik dapat
tonggak awal dari otonomi daerah. mengurangi tingkat korupsi yang
Dengan pemberian otonomi daerah pada akhirnya akan meningkatkan
kabupaten dan kota, pengelolaan kepercayaan publik.
keuangan sepenuhnya berada Penelitian ini dilakukan di Satuan
ditangan pemerintah daerah. Oleh Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
karena itu sistem pengelolaan Kabupaten Bangkalan. Fenomena
keuangan daerah yang baik sangat yang terjadi dalam hal sistem
diperlukan untuk mengelola dana akuntansi pemerintahan adalah pada
desentralisasi secara transparan, tahun 2015 pemerintah Kabupaten
ekonomis, efisien, efektif dan Bangkalan menerapkan akuntansi
akuntabel. Agar semua pelaksana berbasis akrual pertama kali sebagai
keuangan daerah mampu mengelola pelaksanaan Peraturan Pemerintah
keuangan harus memahami sistem Nomor 71 Tahun 2010 tentang
akuntansi, oleh sebab itu pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan.
pengelola keuangan daerah mengenai Pemerintah Kabupaten Bangkalan
sistem akuntansi pemerintah sangat tidak menyajikan kembali laporan
penting dan harus diperhatikan. keuangan tahun 2014 berbasis kas
Keberhasilan dari pengembangan menuju akrual menjadi laporan
sistem akuntansi sangat bergantung keuangan tahun 2014 berbasis akrual.
pada keterlibatan pegawai Dampak Kumulatif yang disebabkan
pemerintah daerah. oleh perubahan penerapan akuntansi
Dalam situasi tertentu akuntansi berbasis akrual disajikan pada
menjadi salah satu kendala teknis laporan perubahan ekuitas dan
bagi eksekutif dalam pengelolaan diungkapkan dalam catatan atas
keuangan daerah. Dari sekian banyak laporan keuangan.
persoalan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten
pemerintah daerah salah satunya Bangkalan telah memperoleh opini
adalah tentang akuntansi wajar tanpa pengecualian 4 kali
(Syahrida:2009). Hal ini menandakan berturut-turut pada tahun 2010,
bahwa pengelola keuangan daerah 2011, 2012 dan 2013 sedangkan pada
pada masing–masing SKPD harus tahun 2014 Pemerintah Kabupaten
dilakukan oleh seseorang yang Bangkalan mendapatkan opini wajar
memiliki kemampuan dibidang dengan pengecualian. Hal itu
akuntansi itu sendiri agar dapat membuktikan bahwa ada
memecahkan permasalahan kemerosotan/penurunan kinerja dari
akuntansi dan dapat menyajikan Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
informasi keuangan secara memadai. Kurangnya informasi yang dihasilkan
Tuntutan masyarakat menjadikan mengakibatkan pemerintah tidak
akuntansi pemerintahan semakin mempunyai manajerial yang baik dan
dibutuhkan. Dengan semakin tidak bisa mewujudkan transparansi
besarnya dana yang dikelola oleh dan akuntabilitas sesuai dengan
pemerintah, semakin besar pula harapan masyarakat.
tuntutan pertanggungjawaban atau
Opini wajar dengan pengecualian 2. Prosedur akuntansi
(WDP) adalah opini audit yang pengeluaran kas;
menyatakan bahwa laporan keuangan 3. Prosedur akuntansi aset
menyajikan secara wajar, dalam tetap/barang milik daerah;
semua hal yang material, posisi dan
keuangan, hasil usaha, perubahan 4. Prosedur akuntansi selain kas.
ekuitas dan arus kas sesuai dengan Komponen-komponen laporan
SAK/ETAP/IFRS, kecuali untuk keuangan menurut Peraturan
dampak hal yang berkaitan dengan Pemerintah No.71 Tahun 2010
yang dikecualikan (Agoes, 2012:76).. sebagai berikut:
Artinya, dengan pemerolehan opini 1. Laporan Realisasi Anggaran;
WDP laporan keuangan pemerintah 2. Laporan Perubahan Saldo
daerah Kabupaten Bangkalan masih Anggaran Lebih;
ditemui adanya temuan yang 3. Neraca;
material, temuan tersebut bisa 4. Laporan Operasional;
terdapat pada belanja barang dan 5. Laporan Arus Kas;
jasa, belanja perjalan dinas atau 6. Laporan Perubahan Ekuitas;
bahkan ditemukannya bukti-bukti 7. Catatan atas Laporan
palsu contohnya tiket pesawat fiktif Keuangan.
dan nota belanja fiktif. 3.2. Pengelolaan Keuangan Daerah
Fenomena yang terjadi di Dalam permendagri No.13 tahun
Kabupaten Bangkalan adalah dalam 2006 dinyatakan bahwa keuangan
hal pengelolaan aset/barang milik daerah adalah semua hak dan
daerah misalnya penyalahgunaan kewajiban daerah dalam rangka
barang yang terjadi, dengan penyelenggaraan pemerintah daerah
menggunakan barang milik daerah yang dapat dinilai dengan uang
untuk kepentingan pribadi yang termasuk didalamnya segala bentuk
sering peneliti temui. Seharusnya kekayaan yang berhubungan dengan
aset/barang milik daerah hanya boleh hak dan kewajiban daerah tersebut.
dipergunakan untuk kepentingan proses pengelolaaan keuangan daerah
kantor. Hal ini telah berlangsung sejak dimulai dengan perencanaan/
lama, dan itu membuktikan bahwa penyusunan anggaran pendapatan
pengawasan terhadap aset/barang belanja daerah (APBD). APBD
milik daerah masih lemah. merupakan rencana keuangan
3. LANDASAN TEORI DAN tahunan pemerintahan daerah yang
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dibahas dan disetujui bersama oleh
3.1. Sistem Akuntansi Keuangan pemerintah daerah dan DPRD, dan
Daerah ditetapkan dengan peraturan daerah.
Akuntansi keuangan daerah Oleh karena itu APBD merupakan
merupakan serangkaian prosedur kesepakatan bersama antara
yang sistematik mulai dari eksekutif dan legislatif yang
pengumpulan data, pencatatan, dituangkan dalam peraturan daerah
pengikhtisaran hingga pelaporan dan dijabarkan dalam peraturan
posisi keuangan (Neraca) dan operasi bupati. APBD disusun sesuai dengan
keuangan pemerintah (LRA). Berikut kebutuhan penyelenggaraan
ini adalah sistem akuntansi menurut pemerintahan dan kemampuan
Permendagri No. 13 Tahun 2006 : pendapatan daerah.
1. Prosedur akuntansi 3.3. Kekuasaan Pengelolaan
penerimaan kas; Keuangan Daerah
Pemegang kekuasaan 5. Penatausahaan,
pengelolaan keuangan daerah adalah 6. Penggunaan,
Kepala Daerah yang karena 7. Pemanfaatan,
jabatannya mempunyai kewenangan 8. Pengamanan,
menyelenggarakan keseluruhan 9. Penilaian,
pengelolaan keuangan daerah. 10. Penghapusan,
Menurut Siregar (2015:14) Kepala 11. Pemindahtanganan,
Daerah selaku pemegang kekuasaan 12. Pembinaan, pengawasan dan
pengelolaan keuangan melimpahkan pengendalian,
sebagian atau seluruh kekuasaannya 13. Pembiayaan,
kepada : 14. Tuntutan ganti rugi.
1. Sekretaris Daerah selaku 3.5. Kinerja SKPD
koordinator pengelola Kinerja atau prestasi kerja
kekuangan daerah merupakan hasil pekerjaan yang
2. Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai hubungan kuat dengan
3. Kepala SKPD selaku pejabat tujuan strategis organisasi, kepuasan
pengguna anggaran/pengguna konsumen dan memberikan
barang. kontirbusi ekonomi. Tugas utama
3.4. Pengelolaan Barang Milik pemerintah sebagai organisasi sektor
Daerah publik terbesar adalah untuk
Berdasarkan Peraturan menciptkan kesejahtaraan
Pemerintah Republik Indonesia masyarakaat. Kesejahteraan
Nomor 27 Tahun 2014 tentang masyarakat merupakan subuah
Pengelolaan Barang Milik konsep yang sangat multikompleks.
Negara/Daerah Pasal 1. Barang Milik Kesejahteraan masyarakat tidak
Daerah adalah semua barang yang hanya berupa kesejahteraan fisik yang
dibeli atau diperoleh atas beban bersifat material saja, namun
anggaran pendapatan dan belanja termasuk kesejahteraan nonfisik yang
daerah atau berasal dari perolehan lebih bersifat immaterial.
lainnya yang sah. Pengelola Barang Kinerja sektor publik bersifat
adalah pejabat yang berwenang dan multidimensional, sehingga tidak ada
bertanggung jawab menetapkan indikator tunggal yang dapat
kebijakan dan pedoman serta digunakan untuk menunjukkan
melakukan pengelolaan Barang Milik kinerja secara komprehensif. Berbeda
Daerah. dengan sektor swasta, karena sifat
Pengelolaan Barang Milik output yang dihasilkan sektor publik
Negara/Daerah dilaksanakan lebih lebih banyak bersifat intangible
berdasarkan asas fungsional, output, maka ukuran finansial saja
kepastian hukum, transparansi, tidak cukup untuk mengukur kinerja
efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian sektor publik. Oleh karena itu, perlu
nilai. Menurut Yusuf (2015:34) siklus dikembangkan ukuran kinerja non-
pengeloloaan barang milik daerah finansial (Mardiasmo, 2002:122).
meliputi : Menurut Mohammad (2006:77)
1. Perencanaan Kebutuhan dan dalam Hidayat (2015), indikator
pengaggaran, kinerja pemerintah daerah terdapat
2. Pengadaan, beberapa jenis yaitu :
3. Penerimaan, Penyimpanan, a. Indikator masukan (input),
dan Penyaluran, adalah segala sesuatu yang
4. Pemeliharaan, dibutuhkan agar pelaksanaan
kegiatan dapat berjalan untuk istilah lain output per unit
menghasilkan keluaran. input. Suatu kegiatan dapat
b. Indikator proses (process). dikatakan efisien apabila
Dalam indikator ini. mampu mengahasilkan
Organisasi/instansi output tertentu dengan input
merumuskan ukuran kegiatan, serendah-rendahnya, atau
baik dari segi kecepatan, dengan input tertentu
ketepatan, maupun tingkat menghasilkan output
akurasi pelaksanaan kegiatan sebesar-besarnya.
tersebut. 3. Efektivitas
c. Indikator keluaran (Output), Efektivitas merupakan
adalah sesuatu yang hubungan antara output
diharapkan langsung dapat dengan tujuan. Semakin
dicapai dari suatu kegiatan besar kontribusi output
yang berupa fisik atau non- terhadap pencapaian tujuan,
fisik. maka semakin efektif
d. Indikator hasil (outcomes), kegiatan tersebut. Jika
segala sesuatu yang ekonomi berfokus pada input
mencerminkan berfungsinya dan efisiensiberfokus pada
keluaran kegiatan pada jangka output atau proses,maka
menengah (efek langsung). efektifitas berfokus pada
3.6. Konsep Pengukuran Kinerja outcome (hasil).
Value For Money 3.7. Pengembangan Hipotesis
Menurut Mahmudi 3.7.1. Pemahaman Sistem
(2015:83)konsep value for money Akuntansi Pemerintahan
terdiri atas 3 elemen utama, yaitu : terhadap Kinerja SKPD
1. Ekonomi Tuasikal (2007) melakukan
Ekonomi terkait dengan penelitian tentang pengaruh
pengkonversian input primer pemahaman sistem akuntansi
berupa sumber daya keuangan dan pengelolaan keuangan
keuangan menjadi input terhadap kinerja unit satuan kerja
sekunder berupa tenaga pemerintah daerah di Kabupaten dan
kerja, bahan. Infrastruktur, Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian
dan barang modal yang ini menunjukkan bahwa pemahaman
dikonsumsi untuk kegiatan sistem akuntansi pemerintah
operaso organisasi. berpengaruh terhadap kinerja SKPD.
2. Efisiensi Syahrida (2009) melakukan
Efisiensi terkait dengan input penelitian tentang pengaruh
dan output. Efisiensi terkait pemahaman sistem akuntansi
dengan hubungan output keuangan daerah dan pengelolaan
berupa barang atau keuangan daerah terhadap kinerja
pelayanan yang dihasilkan SKPD pada Pemerintah Provinsi
dengan sumber daya yang Sumatera Utara. Hasil penelitian
digunakan untuk tersebut menunjukkan bahwa sistem
menghasilkan output akuntansi keuangan berpengaruh
tersebut. Secara matematis, terdahap kinerja SKPD. Hal ini
efisiensi merupakan menandakan bahwa bila pemahaman
perbandingan antara output eksekutif tentang sistem akuntansi
dengan input atau dengan keuangan daerah ditingkatkan maka
dapat mendorong kinerja satuan kerja tidak dikelola secara tertib,efektif,
pemerintah daerah. efisien, dan juga kesulitan teknis
Ratih (2012) melakukan dalam pelaksanaan pengelolaan
penelitian tentang pengaruh keuangan daerah karena pemahaman
pemahaman sistem akuntansi pelaksana yang kurang memadai.
keuangan daerah, penatausahaan Berdasarkan penelitian terdahulu
keuangan daerah dan pengelolaan dapat dirumuskan hipotesis :
barang milik daerah terhadap kinerja H2 : Pemahaman Pengelolaan
SKPD pada Pemerintah Provinsi Keuangan Daerah
Kepulauan Riau. Hasil penelitian Berpengaruh Positif
tersebut menunjukkan bahwa Terhadap Kinerja SKPD.
pemahaman sistem akuntansi 3.7.3. Pemahaman Pengelolaan
keuangan daerah berpengaruh Barang Milik Daerah Terhadap
terhapad kinerja SKPD. Kinerja SKPD
Berdasarkan penelitian terdahulu Ratih (2012) melakukan
dapat dirumuskan hipotesis : penelitian tentang pengaruh
H1 : Pemahaman Sistem pemahaman sistem akuntansi
Akuntansi Pemerintahan keuangan daerah, penatausahaan
Berpengaruh Positif keuangan daerah dan pengelolaan
Terhadap Kinerja SKPD. barang milik daerah terhadap kinerja
3.7.2. Pemahaman Pengelolaan SKPD pada Pemerintah Provinsi
keuangan Daerah Terhadap Kepulauan Riau. Hasil penelitian
Kinerja SKPD tersebut menunjukkan bahwa
Tuasikal (2007) melakukan pemahaman pengelolaan barang milik
penelitian tentang pengaruh daerah berpengaruh terdadap kinerja
pemahaman sistem akuntansi SKPD.
keuangan dan pengelolaan keuangan Berdasarkan penelitian terdahulu
terhadap kinerja unit satuan kerja dapat dirumuskan hipotesis :
pemerintah daerah di Kabupaten dan H3 :Pemahaman Pengelolaan
Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian Barang Milik Daerah
ini menunjukkan bahwa pemahaman Berpengaruh Positif
pengelolaan keuangan daerah Terhadap Kinerja SKPD.
berpengaruh terhadap kinerja SKPD. 3.7.4. Pemahaman Sistem
Syahrida (2009) melakukan Akuntansi Pemerintahan,
penelitian tentang pengaruh Pengelolaan Keuangan
pemahaman sistem akuntansi Daerah dan Pengelolaan
keuangan daerah dan pengelolaan Barang Milik Daerah Secara
keuangan daerah terhadap kinerja Simultan Terhadap Kinerja
SKPD pada Pemerintah Provinsi SKPD
Sumatera Utara. Hasil penelitian Tuasikal (2007) melakukan
tersebut menunjukkan bahwa penelitian tentang pengaruh
pemahaman pengelolaan keuangan pemahaman sistem akuntansi
daerah tidak berpengaruh secara keuangan dan pengelolaan keuangan
signifikan terhadap kinerja SKPD. terhadap kinerja unit satuan kerja
Kemungkinan hal itu terjadi pemerintah daerah di Kabupaten dan
disebabkan ada faktor lain yang Kota Provinsi Maluku. Hasil penelitian
mempengaruhi yaitu adanya ini menunjukkan bahwa pemahaman
kebijakan dari Kepala Daerah sistem akuntansi pemerintahan,
sehingga pengelolaa keuangan daerah
pengelolaan keuangan daerah sampel dengan pertimbangan
berpengaruh terhadap kinerja SKPD. tertentu. Penentuan sampel
Ratih (2012) melakukan mempertimbangkan hal-hal tertentu
penelitian tentang pengaruh yang telah dibuat terhadap obyek
pemahaman sistem akuntansi yang seusai dengan tujuan penelitian.
keuangan daerah, penatausahaan Kriteria dari sampel penelitian ini
keuangan daerah dan pengelolaan adalah :
barang milik daerah terhadap kinerja 1. Pegawai Negeri Sipil yang
SKPD pada Pemerintah Provinsi menjabat sebagai Kepala
Kepulauan Riau. Hasil penelitian SKPD.
tersebut menunjukkan bahwa 2. Pegawai Negeri Sipil yang
pemahaman sistem akuntansi menjabat sebagai sub bagian
keuangan daerah, penatausahaan keuangan, pengelolaan
keuangan daerah dan pengelolaan barang dan SDM.
barang milik daerah berpengaruh 3. Pengguna anggaran/kuasa
terhapad kinerja SKPD. pengguna anggaran dengan
Berdasarkan penelitian terdahulu lama bekerja minimal 6
dapat dirumuskan hipotesis : bulan.
H4 :Pemahaman Sistem 3.2. Definisi Operasional
akuntansi Pemerintahan, 1. Variabel Independen dalam
Pengelolaan Keuangan penelitian ini adalah :
Daerah dan Pengelolaan Pemahaman sistem akuntansi
Barang Milik Daerah pemerintahan (X1), yang
Secara Simultan merupakan pemahaman dari
Berpengaruh Signifikan pengguna anggran tentang cara /
Terhadap Kinerja SKPD. sistematika pencatatan akuntansi
4. METODOLOGI PENELITIAN pemerintahan. Kuesioner
4.1. Data dan Sampel Penelitian pemahaman diadaptasi dari
Penelitian ini menggunakan kuesioner peneliti terdahulu oleh
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini Ratih (2012). Dengan indikator :
menggunakan data primer yang a. Prosedur akuntansi
berupa kuesioner. Populasi dalam penerimaan kas.
penelitian ini adalah seluruh pejabat b. Prosedur akuntansi
dan staf pada instansi pemerintahan pengeluaran kas.
yang melaksanakan kewenangan c. Prosedur akuntansi aset
dalam hal keuangan, pengelolaan tetap.
barang, perencana anggaran dan d. Prosedur akunatnsi selain
kepegawaian/SDM di tingkat daerah kas.
Kabupaten Bangkalan. Sedangkan e. Sistem pencatatan double
sampel dalam penelitian ini adalah entry.
pengguna anggaran (kuasa pengguna f. Akrual basis.
anggaran), bagian keuangan, bagian 2. Pengelolaan Keuangan Daerah
barang, serta bagian sumber daya (X2) adalah keseluruhan
manusia (SDM) di seluruh SKPD. kegiatan yang meliputi
Sampel dalam penelitian ini sebanyak perencanaan, pelaksanaan ,
51 pegawai dari 24 SKPD. penatausahaan, pelaporan,
Pengambilan sampel dalam penelitian pertanggungjawaban dan
ini dilakukan secara Purposive pengawasan keuangan daerah.
sampling yaitu teknik pengambilan Kuesioner pengelolaan
keuangan daerah diadaptasi konsumen dan memberikan
dari peneliti terdahulu oleh kontirbusi ekonomi. Kinerja
Syahrida (2009) yang sesuai sebagai hasil kerja yang dapat
dengan Peraturan Pemerintah dicapai oleh seseorang atau
Nomor 71 tahun 2010 tentang kelompok orang dalam suatu
Standar Akuntansi organisasi sesuai dengan
Pemerintah sebagai pengganti wewenang dan tanggung
PP No. 24 tahun 2005 dan jawab masing-masing dalam
Peraturan Menteri Dalam upaya mencapai tujuan
Negeri Nomor 13 Tahun 2006. organisasi yang bersangkutan
Indikator dari Pengeloaan secara legal, tidak melanggar
keuangan daerah sebagai hukum hukum dan sesuai
berikut: dengan moral dan etika.
1. Penganggaran. Indikator kinerja menurut
2. Pelaksanaan. Ruspina (2013) dan Hidayat
3. Penatausahaan. (2015) :
4. Pengawasan dan 1. Indikator Masukan
Pertanggungjawaban. (Input).
3. Pengelolaan Barang Milik 2. Indikator Proses (Process).
Daerah (X3) semua 3. Indikator Keluaran
barang/aset yang dibeli atau (Output).
diperoleh atas beban anggaran 4. Indikator Hasil (Outcome).
pendapatan dan belanja 3.3. Metode Analisis Data
daerah atau bersal dari Metode analisis data dalam
perolehan lainnya yang sah. penelitian ini menggunakan analisis
Pengelolaan Barang Milik regresi berganda. Sebelum dilakukan
Negara/Daerah dilaksanakan analisis regresi berganda terlebih
berdasarkan asas fungsional, dahulu menguji kualitas instrumen
kepastian hukum, pengamatan yaitu, uji kualitas data
transparansi, efisiensi, dan uji asumsi klasik. Pengelolaan
akuntabilitas, dan kepastian data menggunakan software SPSS (
nilai. Pengeloloaan barang Statistical Package For Social
milik daerah meliputi : Sciences).
Perencanaan kebutuhan dan 3.3.1. Uji Kualitas Data
pengaggaran, pengadaan, 3.3.1.1. Uji Validitas
penggunaan, pemanfaatan, Dalam buku Hartono (2013)
pengamanan dan Validitas menunjukkan seberapa jauh
pemeliharaan, penilaian, suatu tes satu set dari operasi-operasi
pemindahtanganan, mengukur apa yang seharusnya
pemusnahan, penghapusan, diukur. Teknik pengukuran untuk uji
penataushaaan, pembinaan, validitas yaitu dengan Korelasi
pengawasan dan Product Moment dari Karl Pearson (r)
pengendalian. yaitu uji validitas dilakukan untuk
4. Variabel dependen dalam mengkorelasikan masing-masing
penelitian ini adalah : pernyataan dengan skor untuk
Kinerja SKPD (Y) hasil masing-masing variabel(Ghozali,
pekerjaan yang mempunyai 2013:45).
hubungan kuat dengan tujuan
strategis organisasi, kepuasan
3.3.1.2. Uji Reliabilitas dapat dilakukan dengan
Reliabilitas menunjukkan akurasi menggunakan Uji Glejser yaitu
dan ketepatan dari pengukurnya. meregres nilai absolut residual
Reliabilitas berhubungan dengan terhadap variabel independen
akurasi dari pengukurnya. Reliabilitas (Ghozali, 2009:108). Jika nilai
berhubungan dengan konsistensi dari signifikansi antar variabel
pengukur. Uji reliabilitas dilakukan independen dengan absolut residual >
dengan cara menghitung cronbach 0,05 maka tidak terjadi masalah
alpha. Suatu konstruk atau variabel heteroskedastisitas.
dikatakan reliabel jika memberikan 3.3.3. Pengujian Hipotesis
nilai Cronbach Alpha > 0,60 1. Uji Simultan (F)
(Sujarweni,2015). Uji statistik F pada dasarnya
3.3.2. Uji Asumsi Klasik digunakan untuk menunjukkan
3.3.2.1. Uji Normalitas apakah semua variabel independen
Uji normalitas dilakukan untuk yang dimasukkan dalam model
melihat apakah dalam model regresi mempunyai pengaruh secara
variabel pengganggu atau residual bersama-sama terhadap variabel
memiliki distribusi normal. dependen (Ghozali, 2009:84).
Uji normalitas yang digunakan Hipotesis akan diuji dengan
dalam penelitian ini adalah uji menggunakan tingkat signifikansi (α)
Kolmogorov-Smirnov. sebesar 5% atau 0,05.
a. Nilai signifikan atau Pengujian melalui uji F atau
probabilitas < 0,05, maka variansinya adalah dengan
distribusi data adalah membandingkan Fhitung dengan Ftabel -
tidak normal pada α = 0,05.
b. Nilai signifikan atau a. Ho diterima jika Fhitung< Ftabel
probabilitas >0,05, maka b. Ha diterima jika Fhitung> Ftabel
distribusi data adalah 2. Uji Parsial (t)
normal. Uji statistik t pada dasarnya
3.3.2.2. Uji Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan
Untuk mengetahui ada tidaknya seberapa jauh pengaruh satu variabel
multikolinieritas didalam model independen secara individual dalam
regresi adalah dengan melihat menerangkan variasi variabel
tolerance dan VIF (Variance Inflation dependen (Ghozali, 2009:84). Uji t
Factor). Jika nilai Tolerance > 0,10 dan menggunakan taraf signifikansi 0,05
VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa (taraf kepercayaan 95%) dengan
tidak terdapat multikolinieritas, hipotesis:
namun jika nilai tolerance <0,10 dan Ho : secara persial tidak ada
VIF > 10, maka terjadi gangguan pengaruh signifikan antara
multikolinieritas pada penelitian variabel bebas (X) terhadap
tersebut (Ghozali, 2009:92). variabel terikat (Y).
3.3.2.3. Uji Heteroskedastisitas Ha : Secara parsial ada pengaruh
Uji heteroskedastisitas bertujuan signifikan antara variabel
untuk menguji apakah model regresi bebas (X) terhadap variabel
terjadi ketidaksamaan varians dari terikat (Y).
residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali,
2009:105). Pendeteksian mengenai
ada tidaknya heteroskedastisitas
hasil uji Kolmogorov Smirnov. Uji
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kolmogorov Smirnov dilakukan untuk
4.1. Uji Kualitas Data menguji apakah residual terdistribusi
1. Hasil Uji Validitas secara normal, dengan melihat ∝ >
Untuk melihat validitas dari 0,05. Dari hasil analisi data diperoleh
masing-masing pernyataan dalam nilai Kolmogorov Smirnov sebesar
kuesioner menggunakan Korelasi 0,594 dan nilai signifikasi sebesar
Product Moment dari Karl Pearson (r). 0,872. Dari hasil uji normalitas dapat
Jika rhitung > rtabel maka data dikatakan disimpulkan bahwa distribusi data
valid, dimana rtabel untuk N = 51 adalah normal.
adalah 0,2759. Berdasarkan hasil 2. Uji Multikolinearitas
pengolahan data didapatkan bahwa Uji Multikolinieritas diperlukan
nilai pearson correlation untuk untuk mengetahui ada tidaknya
masing-masing variabel X1, X2, X3 dan variabel independen yang memiliki
Y > rtabel. Maka dapat dikatakan bahwa kemiripan antar variabel independen
seluruh item pernyataan dalam dalam suatu model. Jika Variance
kuesioner adalah valid. Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan
2. Hasil Uji Reliabilitas antara 1-10 maka tidak terjadi
Suatu kuesioner dikatakan multikolinieritas(Sujarweni,2015:177
reliabel atau handal jika jawaban ). Hasil multikolinieritas dari X1
seseorang terhadap pernyataan menunjukkan VIF 1,114, X2
adalah konsisten atau stabil dari menunjukkan VIF 1,137, dan X3
waktu ke waktu. Suatu variabel menunjukkan VIF 1,205. Dari uraian
dikatakan reliabel jika memiliki tersebut dapat disimpulkan bahwa
Cronchbach Alpha > 0,60 (Sujarweni, seluruh variabel independen memiliki
2015:169). nilai VIF < 10, yang artinya tidak
Dari nilai Cronchbach Alpha dari terjadi kolerasi antar variabel
masing-masing instrument independen atau dengan kata lain
pernyataan lebih dari 0,60 maka bahwa model regresi yang diajukan
dapat dikatakan bahwa instrument tidak terjadi gejala multikolenieritas.
pernyataan adalah reliable. Dari hasil 3. Uji Heteroskedastisitas
Cronchbach Alpha untuk instrument Berdasarkan hasil uji glejser
Pemahaman Sistem Akuntansi koefisien parameter untuk variabel
Pemerintahan adalah 0,843, pemahaman sistem akuntansi
Pemahaman Pengelolaan Keuangan pemerintahan (X1) adalah 0,595,
daerah adalah 0,854, Pemahaman pemahaman pengelolaan keuangan
Pengelolaan Barang Milik Daerah daerah (X2) adalah 0,198 dan
adalah 0,893, dan Kinerja SKPD pemahaman pengelolaan barang milik
adalah 0,641. Dengan demikian daerah (X3) adalah 0,617. Dapat
semua instrument dapat dikatakan disimpulkan bahwa tidak terdapat
reliable. gejala heteroskedastisitas karena nilai
4.2. Uji Asumsi Klasik sihnifikansi dari setiap valiabel > 0,05.
1. Uji Normalitas 4.3. Hasil Uji Regresi Linear
Uji normalitas dilakukan untuk Berganda
melihat apakah apakah dalam model Dari hasil uji analisis regresi
regresi variabel pengganggu atau linear berganda didapatkan model
residual memiliki distribusi normal. regresi sebagai berikut :
Hasil uji normalitas dapat diketahui Y= 23,738 + 0,512 + 0,399 + 0,445
dengan melihat nilai sigfikansi dari
1. Uji Parsial (t)
Dimana: 1. Variabel pemahaman sistem
Y= Kinerja SKPD akuntansi pemerintahan (X1)
A= Konstanta Uji t digunakan untuk
β1 + β2 + β3= Koefisien regresi mengetahui ada atau tidaknya
X1=Pemahaman sistem akuntansi pengaruh pemahaman sistem
keuangan daerah akuntansi pemerintahan (X1)
X2=Pemahaman pengelolaan terhadap kinerja SKPD (Y) di
keuangan daerah Kabupaten Bangkalan.Pada
X3=Pemahaman pengelolaan barang hasil uji t untuk variabel
milik daerah pemahaman sistem akuntansi
4.4. Analisi Koefisien Determinasi pemerintah diperoleh hasil
Regresi bahwa thitung (2,760) > ttabel
Nilai Adjusted R Square sebesar (2,01174) dan tingkat
0,418 atau 41,8%. Hal ini signifikansinya 0,008 lebih
menunjukkan bahwa persentasi kecil dari alpha (α) = 0,05.
pengaruh pemahaman sistem Jadi, H0 ditolak dan Ha
akuntansi pemerintahan (X1), diterima. Dengan demikian
pemahaman pengelolaan keuangan dapat ditarik kesimpulan
daerah (X2) dan pemahaman bahwa secara parsial
pengelolaan barang milik daerah (X3) pemahaman sistem akuntansi
terhadap kinerja SKPD (Y) sebesar pemerintahan berpengaruh
41,8%. Dapat disimpulkan bahwa positif signifikan terhadap
41,8% variabel kinerja SKPD dapat kinerja SKPD.
dijelaskan oleh variabel pemahaman 2. Variabel pemahaman
sistem akuntansi pemerintahan, pengelolaan keuangan daerah
pemahaman pengelolaan keuangan (X2)
daerah, dan pemahaman pengelolaan Pada hasil uji t untuk variabel
barang milik daerah. Sedangkan pemahaman pengelolaan
sisanya 58,2% dipengaruhi oleh keuangan daerah (X2)
variabel yang lain yang tidak masuk pengaruhnya terhadap kinerja
dalam penelitian ini. SKPD (Y) diperoleh hasil
4.5. Hasil Pengujian Hipotesis bahwa thitung (2,091) > ttabel
(2,01174) dan tingkat
signifikansinya 0,042 lebih
Koef.
Variabel t hitung Sig. kecil dari alpha (α) = 0,05.
Regresi
Jadi, H0 ditolak dan Ha
Konstanta 23,738
diterima. Dengan demikian
X1 (Pemahaman Sistem dapat ditarik kesimpulan
Akuntansi 0,512 2,760 0,008 bahwa secara parsial
Pemerintahan pemahaman pengelolaan
X2 (Pemahaman keuangan daerah
Pengelolaan 0,399 2,091 0,042 berpengaruh positif signifikan
Keuangan Daerah) terhadap kinerja SKPD.
X3 (Pemahaman 3. Variabel pemahaman
Pengelolaan Barang 0,445 2,291 0,027 pengelolaan barang milik
Milik Daerah) daerah (X3)
Pada hasil uji t untuk variabel
pemahaman pengelolaan

barang milik daerah (X1) SKPD (Y). Pada hasil uji t untuk
pengaruhnya terhadap kinerja variabel pemahaman sistem
SKPD (Y) diperoleh hasil akuntansi pemerintah diperoleh hasil
bahwa thitung (2,291) > ttabel bahwa thitung (2,760) > ttabel (2,01174)
(2,01174) dan tingkat dan tingkat signifikansinya 0,008
signifikansinya 0,027 lebih lebih kecil dari alpha (α) = 0,05. Jadi,
kecil dari alpha (α) = 0,05. H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan
Jadi, H0 ditolak dan Ha demikian dapat dikatakan bahwa
diterima. Jadi dapat ditarik pemahaman aparatur pemerintah
kesimpulan bahwa secara tentang sistem akuntansi
parsial pemahaman pemerintahan akan mempengaruhi
pengelolaan barang milik kinerja SKPD.
daerah berpengaruh positif Hasil uji tersebut sejalan dengan
signifikan terhadap kinerja penelitian Tuasikal (2007) yang
SKPD. menunjukkan bahwa pemahaman
2. Uji Simultan (F) sistem akuntansi pemerintah
Model Sum of Df Mean F Sig berpengaruh terhadap kinerja SKPD.
Squares Squar Hasil uji ini juga sejalan dengan
e penelitian Syahrida (2009) dengan
Regress 214,717 3 71,572 4,711 0,006 hasil penelitiannya menunjukkan
ion b
bahwa pemahaman sistem akuntansi
Residu 714,106 47 15,194 keuangan berpengaruh terhadap
al kinerja SKPD. Ratih (2012) juga
Total 928,824 50
melakukan penelitian yang sama dan
Nilai ftabel pada taraf signifikansi hasil penelitian yang dilakukan
5% (df2) n-k (51-4) = 47 dan df1 (k- menunjukkan bahwa pemahaman
1) 4-1= 3. Nilai f tabel yang didapat sistem akuntansi keuangan daerah
adalah 2,80. Berdasarkan tabel diatas berpengaruh terhadap kinerja.
menunjukkan bahwa nilai fhitung Hasil uji ini tidak sejalan dengan
sebesar 4,711 lebih besar dari ftabel penelitian yang dilakukan oleh Sari
2,80 dan nilai signifikansi sebesar dkk (2013) yang menunjukkan bahwa
0,006 lebih kecil dari alpha (α) = 0,05 pemahaman sistem akuntansi
sehingga dapat ditarik kesimpulan pemerintahan tidak berpengaruh
bahwa variabel pemahaman sistem terhadap kinerja pengelola keuangan
akuntansi pemerintahan (X1), daerah.
pemahaman pengelolaan keuangan Suwardjono (2005:159) dalam
daerah (X2) dan pemahaman Syahrida (2009) menegaskan bahwa
pengelolaan barang milik daerah (X3) akuntansi akan mempunyai peran
berpengaruh secara simultan dan yang nyata dalam kehidupan sosial
signifikan terhadap kinerja SKPD. ekonomi kalau informasi yang
4.6. Pembahasan Hasil Penelitian dihasilkan oleh akuntansi dapat
1. Pengaruh Pemahaman Sistem mengendalikan perilaku pengambil
Akuntansi Pemerintahan kebijakan ekonomi untuk bertindak
terhadap Kinerja SKPD menuju ke suatu pencapaian tujuan
Berdasarkan hasil penelitian sosial dan ekonomi negara. Salah satu
dalam pengujian hipotesis diperoleh tujuan ekonomi negara adalah alokasi
bahwa pemahaman sistem akuntansi sumber daya ekonomi secara efisien
pemerintahan (X1) berpengaruh sehingga sumber daya ekonomi yang
positif signifikan terhadap kinerja menguasai hajat hidup orang banyak
dapat dinikmati masyarakat secara efektif, efisien, dan juga kesulitan
optimal. teknis dalam pelaksanaan
2. Pengaruh Pemahaman pengelolaan keuangan daerah karena
Pengelolaan Keuangan Daerah pemahaman pelaksana yang kurang
terhadap Kinerja SKPD. memadai.
Berdasarkan hasil penelitian 3. Pemahaman Pengelolaan
dalam pengujian hipotesis diperoleh Barang Milik Daerah Terhadap
bahwa pemahaman pengelolaan Kinerja SKPD.
keuangan daerah berpengaruh positif Berdasarkan hasil penelitian
signifikan terhadap kinerja SKPD. dalam pengujian hipotesis diperoleh
Pada hasil uji t untuk variabel bahwa pemahaman pengelolaan
pemahaman pengelolaan keuangan barang milik daerah berpengaruh
daerah (X2) pengaruhnya terhadap positif signifikan terhadap kinerja
kinerja SKPD (Y) diperoleh hasil SKPD. Pada hasil uji t untuk variabel
bahwa thitung (2,091) > ttabel (2,01174) pemahaman pengelolaan barang milik
dan tingkat signifikansinya 0,042 daerah (X3) pengaruhnya terhadap
lebih kecil dari alpha (α) = 0,05. Jadi, kinerja SKPD (Y) diperoleh hasil
H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan bahwa thitung (2,291) > ttabel (2,01174)
demikian dapat dikatakan bahwa dan tingkat signifikansinya 0,027
variabel pemahaman pengelolaan lebih kecil dari alpha (α) = 0,05 dan
keuangan daerah dapat hasil dari koefisien regresi
mempengaruhi kinerja SKPD di menunjukkan 0,445. Jadi, H0 ditolak
Kabupaten Bangkalan. dan Ha diterima.
Hasil uji tersebut sejalan dengan Hasil penelitian ini sejalan
penelitain Tuasikal (2007) yang dengan penelitian Ratih (2012) yang
menunjukkan bahwa pemahaman menunjukkan bahwa pemahaman
pengelolaan keuangan daerah pengelolaan barang milik daerah
berpengaruh terhadap kinerja SKPD. berpengaruh terhadap kinerja SKPD,
Hidayat (2015) melakukan penelitian artinya apabila pengelolaan barang
dengan judul pengaruh pengelolaan milik daerah telah diterapkan sesuai
keuangan daerah dan sistem dengan Peraturan Pemerintah Nomor
akuntansi keuangan daerah 6 Tahun 2006 tentang pengelolaan
berpengaruh terhadap kinerja barang milik daerah, yang kemudian
pemerintah daerah, menunjukkan ditindak lanjuti dengan Permendagri
hasil bahwa pengelolaan keuangan Nomor 17 tahun 2007 tentang
daerah berpengaruh terdahap kinerja pedoman pengelolaan barang milik
pemerintah daerah. Hal ini tidak daerah maka akan menaikkan kinerja
sejalan dengan penelitian yang SKPD.
dilakukan dengan Syahrida (2009) Hasil penelitian inimemiliki arti
yang menunjukkan bahwa jika aparatur pemerintah memiliki
pemahaman pengelolaan keuangan pemahaman tentang pengelolaan
daerah tidak berpengaruh secara barang milik daerah yang memadai,
signifikan terhadap kinerja SKPD. maka kinerja SKPD dapat
Kemungkinan hal tersebut dapat ditingkatkan. Artinya, jika aparatur
terjadi akibat adanya faktor lain yang pemerintah telah memiliki
mempengaruhi, salah satunya yakni pemahaman yang cukup mengenai
kebijakan dari Kepala Daerah pengelolaan barang milik daerah
sehingga, pengelolaan keuangan maka pengelolaan barang milik
daerah tidak dilakukan secara tertib, daerah sudah dilaksakan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah 5. PENUTUP
Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 5.1. Kesimpulan
2014 tentang pengelolaan barang Berdasarkan hasil analisis
milik daerah. Pemahaman sebagaimana yang telah diuraikan
pengelolaan barang milik daerah sebelumnya, maka dapat ditarik
menjadi sangat penting sebab, dalam kesimpulan sebagai berikut :
konteks pengelolaan barang memiliki 1. Pemahaman sistem akuntansi
banyak tugas yang harus diemban pemerintahan (X1) berpengaruh
diantaranya dimulai dari pengadaan positif signifikan terhadap
barang, pemeliharaan, inventarisasi, kinerja SKPD (Y).
dll. 2. Pemahaman pengelolaan
4. Pengaruh Pemahaman Sistem keuangan daerah (X2)
Akuntansi Pemerintahan, berpengaruh positif signifikan
Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap kinerja SKPD (Y).
dan Pengelolaan Barang Milik 3. Pemahaman pengelolaan
Daerah Terhadap Kinerja barang milik daerah (X3)
SKPD Secara Simultan. berpengaruh positif signifikan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kinerja SKPD (Y).
dalam pengujian hipotesis diperoleh 4. Pemahaman sistem akuntansi
bahwa pemahaman sistem akuntansi pemerintahan (X1), pengelolaan
pemerintahan, pengelolaan keuangan keuangan daerah (X2) dan
daerah dan pengelolaan barang milik pengelolaan aset milik daerah
daerah berpengaruh signifikan secara (X3) berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja SKPD. Nilai simultan terhadap kinerja SKPD
Ftabel pada taraf signifikansi 5% (df2) (Y).
n-k (51-4) = 47 dan df1 (k-1) 4-1= 3. 5.2. Keterbatasan dan Saran
Nilai F tabel yang didapat adalah 2,80. Hasil ini memiliki beberapa
Berdasarkan tabel diatas keterbatasan :
menunjukkan bahwa nilai Fhitung 1. Objek dalam penelitian ini adalah
sebesar 4,711 lebih besar dari Ftabel seluruh SKPD di Kabupaten
2,80 dan nilai signifikansi sebesar Bangkalan, namun hanya
0,006 lebih kecil dari alpha (α) = dilakukan di 24 SKPD
0,05. Artinya, apabila pengelola dikarenakan ada
keuangan daerah memiliki keterbatasanperijinan.
pemahaman tentang sistem akuntansi 2. Pengaruh variabel independen
pemerintahan, pengelolaan keuangan hanya sebesar 41,8 %.
daerah dan pengelolaan barang milik Dari keterbatasan penelitian yang
daerah maka kinerja setiap SKPD telah diungkapkan, maka dapat
akan meningkat. diberikan saran-saran sebagai berikut
Hasil pengujian ini sejalan :
dengan penelitian Ratih (2012) yang 1. Sebaiknya untuk penelitian
menyatakan bahwa pemahaman selanjutnya, responden lebih
sistem akuntansi pemerintah, diperluas lagi agar mendapatkan
penatausahan keuangan daerah dan hasil yang lebih maksimal.
pengelolaan barang milik daerah 2. Sebaiknya untuk penelitian
berpengaruh secara simultan selanjutnya, responden
terhadap kinerja SKPD. Penelitian ini penelitian dilihat dari sudut
juga konsisten dengan Tuasikal pandang yang menerima
(2007).
pelayanan yakni dalam hal ini Barang Milik Daerah Terhadap
adalah masyarakat. Kinerja SKPD Pada pemerintah
3. Diharapkan untuk penelitan Provinsi Kepulauan Riau. Tesis
selanjutnya untuk menambahkan Tidak Dipublikasikan, Sekolah
variabel yang belum pernah Pasca Sarjana, Universitas
digunakan dalam penelitian Sumatera Utara.
terdahulu. Ruspina, Depi Oktia, 2013. Pengaruh
4. Tidak hanya menggunakan Kinerja Aparatur Pemerintah
kuesioner tapi juga dapat Daerah, Pengelolaan Keuangan
dikembangkan dengan metode Daerah, Dan Sistem
kualitatif dengan melakukan Pengendalian Intern
wawancara kepada pihak-pihak Pemerintah (SPIP) terhadap
yang terkait. Penerapan Good Governance
DAFTAR PUSTAKA (Studi Empiris pada
Dewi Rika Krisna, Kadek Ainawarti Pemerintahan Kota Padang).
dan Ari Surya Darmawan. Sari, Saiful dan Aprilia, 2010.
2014. Pengaruh Pemahaman Pengaruh pemahaman sistem
Sistem Akuntansi Keuangan akuntansi pemerintahan dan
Daerah dan Pengelolaan penatausahaan keuangan
Keuangan Daerah Terhadap daerah terhadap kinerja
Kualitas Informasi Laporan pengelola keuangan
Keuangan Pemerintah Daerah daerah.Jurnal Fairness Volume
(Studi Empiris pada 10 SKPD 3.
Berupa Dinas di Kabupaten Siregar, Baldric.2015. Akuntansi
Jembrana). Jurnal Akuntansi Sektor Publik (Akuntansi
Program S1 (Volume 2 No.1 Keuangan Pemerintah Daerah
Tahun 2014). Berbasis Akrual). Yogyakarta :
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Sekolah Tinggi Ilmu
Multivariate dengan Program Manajemen YKPN.
IBM SPSS 21 Up Date PLS Sujarweni, V. Wiratna. 2015.
Regresi edisi tujuh. Bandung : Akuntansi Sektor Publik.
Badan Penerbit Universitas Yogyakarta: Penerbit Pustaka
Diponegoro. Baru Press.
Hidayat, Rahmad. 2015. Pengaruh Sujarweni, V. Wiratna. 2015.
Pengelolaan Keuangan Daerah Metodologi Penelitian Bisnis
dan Sistem Akuntansi dan Ekonomi. Yogyakarta:
Keuangan Daerah Terhadap Penerbit Pustaka Baru Press.
Kinerja Pemerintah Daerah. Syahrida, Cut Faiza. 2009. Pengaruh
Mahmudi. 2013. Manajemen Kinerja Pemahaman Sistem Akuntansi
Sektor Publik edisi ketiga. Keuangan Daerah dan
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Pengelolaan Keuangan Daerah
Ilmu Manajemen YKPN. terhadap Kinerja SKPD pada
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Pemerintah Provinsi Sumatera
Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi. Utara. Tesis. Universitas
Ratih, Asri Eka, 2012. Pengaruh Sumatera Utara.
Pemahaman Sistem Akuntansi Tausikal, Askam, 2007. Pengaruh
Keuangan Daerah, Pemahaman Sistem Akuntansi,
Penatausahaan Keuangan Pengelolaan Keuangan Daerah
Daerah, dan Pengelolaan Terhdap Kinerja Satuan Kerja
Pemerintah Daerah di
Kabupaten Maluku Tengah
Provinsi Maluku, Jurnal
Akuntansi dan Keuangan
Sektor Publik, Vol. 08, No. 01,
Februari 2007.
Usman, dan Lukman Pakaya, 2014.
Pengaruh Pemahaman Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
terhadap Kinerja SKPD pada
Pemerintah Daerah Kabupaten
Bone Bolango.
Yusuf, M. 2015. 8 Langkah
Pengelolaan Aset Daerah
Menuju Pengelolaan Keuangan
Daerah Terbaik. Jakarta :
Salemba Empat.

You might also like