Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN GERONTIK
KELOMPOK :
ADE MARHESSOFIBRI F. PO 5120216001
ADIDYA FRAMADI PO 5120216002
AFIFAH AYU DIVA PUTRI PO 5120216003
AHMAD IHSAN RAMADHAN PO 5120216004
ANITA YULIANA PO 5120216005
BAB I PENDFAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan bertambahnya usia, wajar saja bila kondisi dan fungsi tubuh pun makinmenurun. Tak
heran bila pada usia lanjut, semakin banyak keluhan yang dilontarkankarena tubuh tak lagi
mau bekerja sama dengan baik seperti kala muda dulu.
Nina Kemala Sari dari Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam RS Cipto
Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam suatu pelatihandi
kalangan kelompok peduli lansia, menyampaikan beberapa masalah yang kerap muncul
pada usia lanjut , yang disebutnya sebagai a series of I’s. Mulai dari immobility(imobilisasi),
instability (instabilitas dan jatuh),incontinence (inkontinensia), intellectual impairment
(gangguan intelektual), infection (infeksi), impairment of vision and hearing (gangguan
penglihatan dan pendengaran), isolation (depresi), Inanition (malnutrisi), insomnia (ganguan
tidur), hingga immune deficiency (menurunnya kekebalan tubuh).
Sumber lain menyebutkan, penyakit utama yang menyerang lansia ialah hipertensi, gagal
jantung dan infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal
dan hati. Juga terdapat berbagai keadaan yang khas dan sering mengganggu lansia seperti
gangguan fungsi kognitif, keseimbangan badan, penglihatan dan pendengaran.Secara umum,
menjadi tua ditandai oleh kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemuduran
fisik, antara lain :
1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap
2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban
3. Gigi mulai lepas (ompong)
4. Penglihatan dan pendengaran berkurang
5. Mudah lelah dan mudah jatuh
6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mengetahui anatomi, fisiologi, dan epidemologi penyakit kardiovaskuler
pada usia lanjut
2. Tujuan Khusus
mengetahui perubahan anatomik pada jatung
mengetahui perubahan fisiologik pada jantung
mengetahui gejala, tanda dan diagnosis penyakit jantung pada usia lanjut
mengetahui macam macam penyakit jantung pada usia lanjut
mengetahui konsep asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan
system kardiovaskule
BAB II
KONSEP TEORI
KONSEP ASKEP
A. PENGKAJIAN
1. RIWAYAT KESEHATAN/KEPERAWATAN
a. Keluhan Utama :
Nyeri dada
Sesak nafas
Edema
b. Riwayat Kesehatan :
Digunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan
yang mencerminkan refleksi perubahan dan sirkulasi oksigen
Nyeri ----
lokasi, durasi, awal pencetus, kwalitas, kuantitas, faktor
yang memperberat/memperingan, tipe nyeri.
Integritas neurovaskuler –mengalami panas, mati rasa, dan
perasaan geli.
Status pernafasan ----
sukar bernafas, nafas pendek, orthopnoe, paroxysmal
nocturnal dyspnoe dan efek latihan pada pernafasan.
Ganngguan sirkulasi ---
peningkatan berat badan, perdarahan, pasien sudah lelah.
c. Riwayat kesehatan sebelumnya ----
penyekit yang pernah diderita, obat-obat yang digunakan dan potensial
penyakit keturunan.
Kebiasaan pasien ---- diet, latihan, merokok dan minuman.
d. Riwayat Perkembangan :
Struktur system kardiovaskuler berubah sesuai usia.
Efek perkembangan fisik denyut jantung
Produksizat dalam darah.
Tekanan darah.
e. Riwayat Sosial :
Cara hidup pasien.
Latar belakang pendidikan
Sumber-sumber ekonomi.
Agama.
Kebudayaan dan etnik.
f. Riwayat Psikologis :
Informasi tentang status psikologis penting untuk mengembangkan
rencanaasuhan keperawatan.
Mengidentifikasi stress/sumber stress.
Mengidentifikasi cara koping, mekanisme dan sumber-sumber
coping.
2. PENGKAJIAN FISIK
a. JANTUNG
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum dan khusus
pada jantung. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik khusus pada jantung,
maka penting terlebih dahulu melihat pasien secara keseluruhan/keadaan
umum termasuk mengukur tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan
frekuensi pernafasan.
Keadaan umum secara keseluruhan yang perlu dilihat adalah :
1) Bentuk tubuh gemuk/kurus
2) Anemis
3) Sianosis
4) Sesak nafas
5) Keringat dingin
6) Muka sembab
7) Oedem kelopak mata
8) Asites
9) Bengkak tungkai/pergelangan kaki
10) Clubbing ujung jari-jari tangan
Pada pasien khususnya penyakit jantung amat penting melakukan
pemeriksaan nadi adalah :
1) Kecepatan/menit
2) Kuat/lemah (besar/kecil)
3) Teratur atau tidak
4) Isi setiap denyut sama kuat atau tidak.
a) INSPEKSI
Lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis. Mudah terlihat pada pasien yang
kurus dan tidak terlihat pada pasien yang gemukatau emfisema pulmonum. Yang
perlu diperhatikan adalah Titik ImpulsMaksimum (Point of Maximum Impulse).
Normalnya berada pada ruang intercostals V pada garis midklavikular kiri.
Apabila impuls maksimum ini bergeser ke kiri berarti ada pembesaran jantung kiri
atau jantung terdorong atau tertarik kekiri.
1. Toraks/dada
Pasien berbaring dengan dasar yang rata. Pada bentuk dada “Veussure
Cardiac”dinding totaks di bagian jantung menonjolm menandakan penyekit
jantung.
2. ongenital. Benjolan ini dapat dipastikan dengan perabaan.Vena Jugularis
Eksterna (dileher kiri dan kanan)
Teknik
Posisi pasien setengah duduk dengan kemiringan ± 45º
Leher diluruskan dan kepala menoleh sedikit kekiri pemeriksa di
kanan pasien
Perhatikan vena jugularis eksterna yang terletak di leher ; apakah
terisipenuh/sebagian, di mana batas atasnya bergerak naik turun.
Dalam keadaan normal vena jugularis eksterna tersebut kosong/kolaps.
Vena jugularis yang terisi dapat disebabkan oleh :
o Payah jantung kanan (dengan atau tanpa jantung kiri).
o Tekanan intra toraks yang meninggi.
o Tamponade jantung.
o Tumor mediastinum yang menekan vena cava superior.
b) PALPASI
Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung dan denyut jantung.
Pointof Maximum Impuls dipalpasi untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika
darah mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami gangguan.
Dengan posisi pasien tetap terlentang kita raba iktus kordis yang kita amati
padainspeksi. Perabaan dilakukan dengan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) atau
dengantelapaktangan.
Yang perlu dinilai adalah :
Lebar impuls iktus kordis
Kekuatan angkatnya
Normal lebar iktus kordis tidak melebihi 2 jari. Selain itu perlu pula
dirasakan (dengan telapak tangan) :
Bising jantung yang keras (thrill)
Apakah bising sistolik atau diastolic
Bunyi murmur
Friction rub (gesekan pericardium dengan pleura)
c) PERKUSI
Dengan posisi pasien tetap berbaring/terlentang kita lakukan pemeriksaan perkusi.
Tujuannya adalah untuk menentukan batas jantung (batas atas kanan kiri).
Teknik perkusi menuntut penguasaan teknik dan pengalaman, diperlukan
keterampilan khusus. Pemeriksa harus mengetahui tentang apa yang disebut
sonor, redup dan timpani.
d) AUSKULTASI
Pemeriksaan auskultasi untuk menentukan denyut jantung, irama jantung,
bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub)
Bunyi jantung perlu dinilai kualitas dan frekuensinya. Bunyi jantung
merupakan refleksi dari membuka dan menutupnya katup dan terdengar di titik
spesifikdari dinding dada.
a. Bunyi jantung I (S1) dihasilkan oleh penutupan katup atrioventrikuler
(mitraldan trikuspidalis).
b. Bunyi jantung II (S2) disebabkan oleh penutupan katup semilunar (aorta dan
pulmonal).
c. Bunyi jantung III (S3) merupakan pantulan vibrasi ventrikuler dihasilkanoleh
pengisianventrikel ketika diastole dan mengikuti S2.
d. Bunyi jantung IV (S4) disebabkan oleh tahanan untuk mengisi ventrikel pada
diastolyang lambat karena meningkatnya tekanan diastoleventrikel atau
lemahnya penggelembungan ventrikel.
Bunyi bising jantung disebabkan oleh pembukaan dan penutupan katup
jantung yang tidak sempurna. Yang perlu diperhatikan pada setiap bising jantung
adalah
Murmur adalah bunyi hasil vibrasi dalam jantung dan pembuluh darah
besar disebabkan oleh bertambahnya turbulensi aliran. Padamurmur dapat
ditentukan :
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
Intervensi Rasional
· Kaji tanda vital dan tanda – · Memonitor gejala dan tanda infeksi sedini
tanda infeksi umum lainnya. mungkin.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan masalah penting pada usia lanjut, maka dengan
adanya peningkatan populasi golongan ini akan terjadi pula peningkatan penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler merupakan sebab utama kematian dan
disabilitas pada usia lanjut
Perubahana anatomic pada jantung seiring dengan beratambahnya usia meliputi :
Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment)
pada serat-serat miokardium.
Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung.
Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama
jantung.
Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini menyebabkan
jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat
pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat.
Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial.
Macam-macam penyakit jantung pada usia lanjut
1) Penyakit Jantung Koroner (PJK)
2) Hipertensi dan Penyakit Jantung Hipetensif
3) Penyakit Jantung valvular
4) Penyakit Vaskular Perifer
5) Penyakit Katup Jantung
B. SARAN
Diharapkan perawat lebih mengerti tentang konsep hipertensi pada lansia
dandisarankan perawat lebih banyak lagi mencari informasi tentang hipertensipada
lansia sehingga bisa menambah wawasan yang lebih maksimal dan dapat
melaksanakanasuhan keperawatan pada lansia dengan baik dan benar
DAFTAR PUSTAKA
Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nulia Medika