You are on page 1of 6

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGANKEMANDIRIAN


PADA ORANG TUALANJUT USIA DI DESATOMBASIAN ATAS
KECAMATANKAWANGKOAN
BARAT

Marini Melisa Koampa


Hendro Bidjuni
Franly Onibala

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: marinikoampa@gmail.com

Abstract: Stressis thebody's reaction tosituations thatcausestress, change


sandemotionaltension. Grievances feltin peoplewho experience stressareangry,anxious, sad,
pessimistic, crying, irritability, nightmares, impaired concentration and memory. If not
addressed, these problems will cause system disorders, disease and clinical manifestations,
as well as the decline in ADL (Activities of Daily Living). The purpose of this research is to
know the relationship of the level of stress to the independence of the elderly in the village
Tombasian Upper District of West Kawangkoan. This study uses qualitative research
methods to the type of analytic survey research, and cross sectional approach where data
collection, both the independent variable and the dependent variable, carried out jointly or
simultaneously. The population in this study were all elderly in the village of Tombasian
Atas District of West Kawangkoan of 60 people. The method of this research is cross
sectional analytical survey. Sampling technique uses total sampling. Statistical test results
obtained value of p = 0.035. This means that the p-value is smaller than (0.05) it can thus be
said that there is a relationship between stress levels with independence in the elderly.
Suggested that the elderly and families with elderly to minimize the stress levels so as to
achieve the level of ability of elderly optimal as possible.
Key words: independence, stress

Abstrak: Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan, perubahan
dan ketegangan emosi. Keluhan yang dirasakan pada orang yang mengalami stres adalah
pemarah, cemas, sedih, pesimis, menangis, mudah tersinggung, mimpi buruk, gangguan
konsentrasi dan daya ingat. Bila tidak diatasi, permasalahan tersebut akan menimbulkan
gangguan sistem, timbulnya penyakit dan manifestasi klinik, serta menurunya ADL
(Activities of Daily Living). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
tingkat stres dengan kemandirian orang tua lanjut usia yang ada di desa Tombasian Atas
Kecamatan Kawangkoan Barat. Metode penelitian ini menggunakan survei analitik, dan
menggunakan pendekatan cross sectional dimana pengumpulan data, baik variabel
independen maupun variabel dependen, dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus.
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh lanjut usia di Desa Tombasian Atas Kecamatan
Kawangkoan Barat yang berjumlah 60 jiwa. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Total sampling. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,035. Hal ini berarti nilai p lebih kecil
dari (0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan bermakna antara tingkat stres
dengan kemandirian pada orang tua lanjut usia.. Saran dari penelitian ini adalah agar lanjut
usia dan keluarga dengan lanjut usia mampu meminimalisasi tingkat stres sehingga dapat
mencapai tingkat kemampuan lanjut usia seoptimal mungkin.
Kata kunci: kemandirian, stress

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

PENDAHULUAN dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan


Kondisi kehidupan yang penuh dengan makanan bergizi seimbang, pemeriksaan
tantangan membawa muatan tersendiri kesehatan secara rutin, perawatan bagi
dalam mempengaruhi kondisi individu yang menderita penyakit ketuaan dan
baik kondisi fisiologis maupun psikologis. kebutuhan rekreasi.
Bahasan tentang stres semakin marak Lansia (lanjut usia) memang rentan
seiring dengan banyaknya keluhan dan mengalami stres yang disebabkan oleh
penyakit fisik maupun psikologis yang masalah umum yang dialami lanjut usia
sebenarnya sebagai respon stres itu sendiri. berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu
Stres menurut Robert S. Fieldman rentannya terhadap berbagai penyakit ,
merupakan proses menilai sebagai suatu karena berkurangnya daya tahan tubuh
yang mengancam, menantang ataupun dalam menghadapi pengaruh dari luar.
membahayakan dan individu merespon Maka, saat memasuki masa usia lanjut
peristiwa itu pada level fisiologis, sangat diperlukan peran dari keperawatan
emosional, kognitif, dan tingkah laku. untuk mempertahankan derajat kesehatan
Memang stres tidak semata disebabkan pada lanjut usia pada taraf yang setinggi-
oleh pengaruh lingkungan atau eksternal tingginya sehingga terhindar dari penyakit
tetapi bagaimana pribadi individu juga atau gangguan kesehatan sehingga lansia
menentukan kondisi tersebut. tersebut masih dapat memenuhi kebutuhan
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi dengan mandiri (Mubarok,2006).
yang menimbulkan tekanan, perubahan, Kemandirian pada lansia dapat dilihat
ketegangan emosi, dan lain-lain. Seseorang dari kualitas kesehatan mental dan kualitas
yang mengalami stres dapat dilihat dari hidup yang dinilai dari kemampuan lansia
perubahan-perubahan yang terjadi pada dalam melakukan aktivitas dasar sehari-
kondisi fisiknya. Keluhan yang sering hari. Namun, seiring dengan pertambahan
dirasakan pada orang yang mengalami usia, lansia akan mengalami proses
stres adalah pemarah, pemurung, cemas, degeneratif baik dari segi fisik maupun
sedih, pesimis, menangis, mood atau segi mental. Menurunnya derajat
suasana hati sering berubah-ubah, harga kesehatan dan kemampuan fisik akan
diri menurun atau merasa tidak aman, mengakibatkan orang lanjut usia secara
mudah tersinggung, mudah menyerah pada perlahan menarik diri dari hubungan
orang dan mempunyai sikap bermusuhan, dengan masyarakat sekitar. Hal ini dapat
mimpi buruk, serta mengalami gangguan menyebabkan interaksi sosial menurun
konsentrasi dan daya ingat (Hawari 2007). (Fitria, 2011). Padahal, partisipasi sosial
Bila tidak diatasi dengan tepat, akan dan hubungan interpersonal merupakan
menimbulkan gangguan sistem, timbulnya bagian yang cukup penting untuk
penyakit dan manifestasi klinik. Stres kesehatan fisik, mental, dan emosional
dapat dialami oleh setiap manusia bagi lansia.
termasuk juga orang tua lanjut usia. Komisi Nasional Lansia menyatakan,
Dengan kondisi fisik dan psikis yang dengan semakin meningkatnya penduduk
menurun, menyebabkan lanjut usia lansia, dibutuhkan perhatian dari semua
mengalami stres yang bisa menyebabkan pihak dalam mengantisipasi berbagai
mereka kurang mampu untuk permasalahan yang berkaitan dengan
menghasilkan pekerjaan yang produktif, penuaan penduduk. Penuaan penduduk
dan menurunnya kemampuan untuk membawa berbagai implikasi baik dari
melakukan aktivitas sehari-hari secara aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan
mandiri . Di sisi lain mereka dituntut untuk terutama kesehatan (Komnas Lansia,
memenuhi berbagai macam kebutuhan 2010).
hidup sehari-hari yang semakin meningkat

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Data WHO tahun 2013, jumlah lansia METODE PENELITIAN


yang berada di kawasan ASEAN Penelitian ini menggunakan metode
meningkat mencapai 142.000.000 orang penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
pada tahun 2010, pada tahun 2011 survei analitik, dan menggunakan
mencapai 156.000.000 jiwa, pada tahun pendekatan cross sectional dimana
2012 berjumlah 171.000.000 dan pada pengumpulan data, baik variabel
tahun 2013 mencapai jumlah 184.000.000 independen maupun variabel dependen,
dan Indonesia adalah termasuk negara dilakukan secara bersama-sama atau
yang memasuki era penduduk berstruktur sekaligus (Notoatmodjo, 2010).
lanjut usia (aging structured population) Populasi dalam penelitian ini adalah
karena dari tahun ke tahun, jumlah seluruh lansia yang ada di desa Tombasian
penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun Atas Kecamatan Kawangkoan Barat yang
ke atas semakin meningkat. Di Indonesia berjumlah 60 orang dengan kategori usia
sendiri jumlah lansia mencapai 23.992.000 60-90 tahun ke atas. Sampel dalam
jiwa pada tahun 2013 (Depsos, 2013). penelitian ini adalah seluruh lansia yang
Data awal yang peneliti temukan di ada di desa Tombasian Atas Kecamatan
desa Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan Barat sebanyak 60 orang
Kawangkoan Barat, diperoleh data bahwa lansia yang memenuhi kriteria inklusi.
desatersebutmemiliki penduduk yang Instrumen pengumpulan data yang
berjumlah 902 jiwa dengan jumlah orang digunakan dalam penelitian ini adalah
tua lanjut usia 60 orang ( 6, 65%), dengan kuesioner dimana peneliti mengumpulkan
kategori umur 60-90 tahun ke atas. data secara formal kepada subjek untuk
Dariobservasidanwawancarasingkat menjawab pertanyaan secara tertulis yang
yangpenulislakukan, 10 orang dari 60 kemudian pertanyaan diajukan secara
lansia menderita berbagai penyakit yang langsung kepada subjek atau disampaikan
berhubungan dengan ketuaan antara lain secara lisan oleh peneliti dari pertanyaan
diabetes melitus, hipertensi, jantung yang sudah tertulis. Untuk memperoleh
koroner, rematik dan asma sehingga data, peneliti memberikan lembar
menyebabkan aktifitas bekerja terganggu . persetujuan dan kuesioner kepada
Penurunan kondisi fisik lanjut usia responden yang memenuhi kriteria inklusi.
berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan Pada penelitian ini peneliti mengumpulkan
berubahnya penampilan, menurunnya data umum yang berupa data demografi
fungsi panca indra menyebabkan lanjut yaitu : jenis kelamin, usia, pekerjaan,
usia merasa rendah diri, mudah penyakit penyerta.
tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Tingkat stres diukur menggunakan
Dalam penelitian sebelumnya yang Perceived Stress Scale (PSS-10) yang
dilakukan oleh Puji Yani di Wonokerto dibuat oleh Sheldon Cohen pada tahun
Kabupaten Pekalongan pada tahun 2010 1988,dan kemandirian lansia diukur
tentang hubungan tingkat stres dengan dengan menggunakan Katz Index.
kemandirian pada Lanjut Usia di Panti Pengkajian Katz Index merupakan
Werdha Wonokerto, hasil uji pengkajian yang umum dan luas
menunjukkan ada hubungan yang digunakan sebagai pengkuran Aktivitas
signifikan antara tingkat stres dengan dasar sehari-hari.
kemandirian pada lanjut usia di
Wonokerto.

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

HASIL dan PEMBAHASAN Analisis Bivariat


Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Kemandirian
Menurut Jenis Kelamin Orang Tua Lanjut Stres mandiri semi tidak total p
mandiri mandiri
Usia di Desa Tombasian Atas Kecamatan
Kawangkoan Barat n % n % n % n % 0,035
Jenis kelamin n % Ringan 43 93,4 2 4,34 1 2,1 46 100
Laki-laki 26 43,3 Sedang 10 71,4 1 7,14 3 21,4 14 100
Perempuan 34 56,7 Jumlah 53 3 4 60
Total 60 100 Sumber: Data Primer 2015
Sumber : Data primer 2015
PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan hasil uji
menurut Umur pada Orang Tua Lanjut statistikmenggunakan Pearsonchi-
Usia di Desa Tombasian Atas Kecamatan squaremenunjukkan ada hubungan
Kawangkoan Barat bermakna antara tingkat stres dengan
kemandirian pada lansia, dengan nilai p =
Umur n % 0,035 (p <0,05).
Dalam penelitian pada orang tua lanjut
usia di desa Tombasian Atas Kecamatan
60-65 9 15.0 Kawangkoan, sebagian besar orang tua
66-70 22 36.7 lanjut usia mengalami stres ringan dan
71-75 17 28.3 dikategorikan mandiri dengan jumlah
76-80 7 11.7 responden 43 orang ( 93,4%) dan
dikategorikan semi mandiri dengan jumlah
81-85 3 5.0 responden 2 orang (4,34%) kategori tidak
86-90 2 3.3 mandiri 1 orang (2,1%) dan yang
Total 60 100.0 mengalami stres sedang sebanyak 14 orang
Sumber: Data Primer 2015 ( 23,3 %). Hal-hal tersebut terjadi karena
para orang tua lanjut usia menjadikan
Tabel 3.Distribusi frekuensi tingkat stres masalah kesehatan atau perubahan kondisi
pada orang tua lanjut usia di desa fisik mereka atau masalah dalam keluarga
Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan sebagai suatu tekanan dalam hidup dan
Barat dengan demikian dapat mengganggu
Tingkat stres n % kondisi psikologis mereka, bahkan dapat
Stres Ringan 46 76,7 mengganggu tingkat kemandirian dalam
Stres berat 14 23,3 beraktifitas. Hal ini disebabkan karena
Total 60 100 kondisi kesehatan mereka baik fisik
Sumber: Data Primer 2015 maupun psikis yang kadang-kadang sakit
atau mengalami gangguan, sehingga
Tabel 4. Distribusi frekuensi tingkat aktivitas sehari-hari tidak semuanya dapat
kemandirian pada Orang Tua Lanjut Usia dilakukan sendiri. Pada beberapa kegiatan
di Desa Tombasian Atas Kecamatan mereka memerlukan bantuan orang lain,
Kawangkoan Barat misalnya mengerjakan pekerjaan yang
Tingkat n % berat atau mengambil keputusan( Tarwoto,
kemandirian 2006).
mandiri 53 88,3 Penelitian ini sebanding dengan
semi mandiri 3 5,0 penelitian sebelumnya tentang Hubungan
tidak mandiri 4 6,7 antara Tingkat Stres dengan Kemandirian
Total: 60 100 pada Lanjut Usia dalam Pemenuhan
Sumber: Data Primer 2015 Aktifitas Dasar Sehari-hari di Desa Bebel
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Kecamatan Wonokerto Kabupaten hal yang harus terus menerus di rasakan.


Pekalongan yang dilakukan oleh Puji Mereka berusaha untuk melakukan hal-hal
Yanitahun 2010. Dalam hasil yang berguna untuk membantu
penelitiannya diperoleh hasil bahwa ada menghilangkan stres yang mereka alami
hubungan antara tingkat stres dengan sehingga dengan demikian mereka masih
kemandirian pada lanjut usia. Peneliti bias melakukan aktivitas mereka dengan
menyarankan agar lanjut usia mampu mandiri. Hal itu bias dilihat dari distribusi
meminimalisasi tingkat stres dengan cara tingkat kemandirian pada Lanjut usia di
melakukan rekreasi, perbanyak kegiatan Desa Tombasian Atas bahwa responden
yang bias meningkatkan kebugaran dan dengan kategori mandiri adalah yang
kreativitas sehingga dapat mencapai paling banyak, tapi ada juga yang
tingkat kemampuan lanjut usia seoptimal tergolong semi mandiri karena tingkat
mungkin.Sama halnya dengan penelitian kemampuan untuk melakukan kegiatan
yang di lakukan oleh Lina Indrawati di pada batas tertentu atau membutuhkan
Panti Darma Bekasi tahun 2012. bantuan orang lain.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukanpeneliti di temukan 85 % SIMPULAN
responden mengalami stress sedang yang Berdasarkanhasil penelitian yang
menyebabkan terganggunya fungsi dilakukan di Desa Tombasian Atas
kognitif dan penurunan fungsi kognitif Kecamatan Kawangkoan Barat, Sebagian
merupakan masalah yang cukup serius besar orang tua lanjut usia mengalami stres
karena dapat mengganggu ADL dan ringan,sebagian besar orang tua lanjut usia
menurunkan tingkat kemandirian, namun dikategorikan dalam kategori mandiri. Ada
fungsi kognitif bukanlah merupakan satu- hubungan antara tingkat stres dengan
satunya faktor yang mempengaruh tingkat kemandirian pada orang tua lanjut usia di
kemandirian lansia tetapi ada faktor lain Desa Tombasian Atas Kecamatan
diantaranya lamanya lansia tinggal di Kawangkoan Barat.
panti, menyebabkan mereka mengalami
stress. Dari hasil wawancara peneliti di DAFTAR PUSTAKA
Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Dharma Azizah, L.M. (2011). Keperawatan lanjut
Bekasi banyak lansia yang jauh dari usia. Graha Ilmu,Yogyakarta.
keluarga selama bertahun-tahun baik Bustan, N. (2007).
karena ditinggal mati oleh keluarganya dan EpidemiologiPenyakitTidakMenular.
sengaja ditempatkan dipanti oleh Jakarta: RinekaCipta.
keluarganya atau bahkan keinginan pribadi Budi. (2008). Lansia yang Mandiri. Graha
karena berbagai alasan.Dari penelitian Ilmu,Yogyakarta
yang di lakukan pada lanjut usia di Desa Dharmojo, B. (2009). Geriatri :ilmu
Tombasian Atas Kecamatan Kawangkoan kesehatan usia lanjut. edisi 4, FKUI,
Barat, di dapatkan bahwaa da hubungan Jakarta
antara tingkat stress dengan kemandirian Fitria. (2011). Hubungan Fungsi Kognitif
pada orang tua lanjut usia. Sebanyak 76,7 dengan Kemandirian dalam
% lansia mengalami stress ringan. Hal ini Melakukan ADL. Universitas
disebabkan oleh sebagian besar dari Airlangga.
mereka memiliki masalah baik dari Hanun. (2011). Buku ajar Gerontik. P.T
pekerjaan mereka yang sering gagal dalam Medika, Jogjakarta.
bertani dan berdagang, bahkan sulitnya Harnowo, S. & Susanto. (2001).
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga Keperawatan Medical Bedah.
danpengaruh kesepian karena di tinggal Jakarta :WidyaMedika.
oleh orang yang dekat dengan Hawari, D.(2007). Keperawatan jiwa.
mereka.Tapi, para orang tua lanjut usia FKUI, Jakarta.
tidak menjadikan hal-hal tersebut sebagai
5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3 Nomor 2,Mei 2015

Hawari, D. (2011). Manajemen stres dan Rasmun. (2004). Stres, koping dan
depresi. FKUI, Jakarta. adaptasi. edk 1, Sagung Seto,
Hidayat, A.A. (2007) . Metode penelitian Jakarta
keperawatan teknik analisis data. Saryono. (2006). Perubahan pada Lansia.
Salemba Medika, Jakarta. EGC, Jakarta.
Hurlock. (2011). Lansia Mandiri. Jakarta, Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. PT.
FUC. Gramedia, Semarang
Hutapea, R. (2005). Sehat&ceria diusia Smet, B.(2011). Lansia Mandiri. PT.
senja. PT Rineka Cipta, Jakarta Gramedia, Semarang
Indriana, Y.Kristiana dkk. (2010). Tingkat Stanley, M.& Beare, P.G. (2002). Buku
Stres pada lansia di Panti Werdha Ajar Keperawatan Gerontik edisi
Pucang Gading. Jurnal Psikologi Undip ke-2 (Nety Juniarti& Sari
Kuntjoro, Z.S. (2002) . Masalah Kurnianingsih, Penerjemah).
kesehatan lansia. Jakarta Jakarta: EGC.
http://www.kesehatan Stanhope,M. & Knollmuller, R. (2010).
Diakses tanggal 3 oktober 2014. Praktik Keperawatan kesehatan
Martono, H. & Pranarka, K. (2010). Buku komunitas. edk 2, EGC, Jakarta
Ajar Boedhi-Darmojo Geriatri. Stuart. (2005). Kesehatan Jiwa.
Salemba Medika, Jakarta. Jakarta:EGC
Maryam. (2008). Mengenal usia lanjut Stuart. G.W. (2006). Buku Saku
dan perawatannya. Salemba Keperawatan Jiwa. Edisi 4.
Medika, Jakarta. Jakarta:EGC
Mubarok,dkk. (2006). Ilmu Keperawatan Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
komunitas 2. CV Sagung Seto, keperawatan. EGC, Jakarta.
Jakarta. Tarwoto, W. (2006). Kebutuhan Dasar
Mutadin. (2010). Kemandirian Lansia. Manusia dan proses keperawatan.
Salemba Medika, Jakarta. edk 3, Salemba medika, Jakarta
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Treacy, et al. (2004). National Council on
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Ageing and Older People
Rineka Cipta. Loneliness and Social
Nugroho, W. (2006). .
KeperawatanGerontik&Geriatrik.
Jakarta; EGC.
Nugroho,W. (1995). Perawatan Lanjut
Usia. Jakarta : EGC.
Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
metodologi penelitian
ilmuKeperawatan. P.T Gramedia,
Jakarta.
Putri, I.H. (2011). Hubungan Kemandirian
dan Dukungan Sosial dengan
Tingkat.
Ranah. (2006). Keperawatan Gerontik.
P.T Gramedia, Jakarta.

You might also like