You are on page 1of 3

Berikut contoh kalimat ambigu dan penjelasannya

1. Sumbangan ketiga perusahaan tersebut sudah kami terima.

Perhatikan, kalimat diatas adalah kalimat ambigu. Lihat kalimat sumbangan ketiga perusahaan.
Makna yang pertama, sumbangan tersebut adalah sumbangan dari tiga perusahaan. Makna
yang kedua, perusahaan tersebut telah menyumbang untuk yang ketiga kalinya.

Untuk menghindari keambiguan, jika yang dimaksud adalah makna yang pertama maka
kalimat diatas sudah benar akan tetapi jika yang dimaksud adalah makna yang kedua maka
kalimat diatas harus dibubuhi tanda penghubung sebagai pemisah pelafalan seperti sumbangan
ketiga-perusuhaan tersebut sudah kami terima.

Bagaimana? Sudah mulai paham apa itu kalimat ambigu dan contoh kalimatnya? Ternyata
sering kita temukan dan gunakan sehari-hari bukan? Oke baiklah, kita bahas satu lagi contoh
kalimat ambigu agar kita lebih paham tentang kalimat ambigu dan menghindari kesalahan
penafsiran.

2. Tambal ban 200 meter.

Kalimat diatas adalah kalimat ambigu. Maksudnya apa ya? Oke mari kita bahas. Makna yang
pertama adalah ada tempat menambal ban yang ukurannya 200 meter. Makna yang kedua, ada
tempat tambal ban yang jaraknya 200 meter. Dari kalimat yang kedua jelas makna yang
dimaksud adalah makna yang kedua karena secara logika bisa diterima. Lantas bagaimana
dengan makna yang pertama? Abaikan saja karena tidak sesuai dengan konteks dan dekat
dengan kata mustahil.

Sudah mulai pahamkan? Baiklah, kita tambah satu lagi contohnya ya. Biar makin jelas-sejelas-
jelasnya.

3. Anak pejabat yang korup itu sekarang sudah di hotel pordeokan.

Kalimat diatas termasuk kalimat ambigu. Mengapa disebut begitu? Ya! Benar sekali karena
memiliki makna ganda. Siapa yang korup? Anak pejabat atau pejebatnya? Mari kita bahas
makna dari kalimat yang ketiga ini. Makna yang pertama ialah yang korup itu anak pejabatnya.
Maka dari itu kalimat diatas harus diberi kata penghubung apabila makna yang pertama ini
yang dimaksud seperti berikut: “anak-pejabat yang korup itu sudah di hotel pordeokan”. Makna
yang kedua, yang korup ialah pejabatnya. Apabila makna kalimat kedua ini yang dimaksud
maka kalimat diatas sudah benar.

Pengertian Kalimat Ambigu dan Contoh Kalimatnya – Bagaimana sudah pahamkan? Good,
demikian tadi penjelasan singkat tentang Kalimat Ambigu dan Contoh Kalimatnya. Semoga
penjelasan dan informasi yang disampaikan diatas dapat bermanfaat, bisa menambah ilmu
pemaham dan memperkaya pengetahuan kita semua tentang kebahasaan tentunya bahasa
Indonesia. Salam semangat!
- Dia datang kemari memberi tahu.
Kalimat diatas menimbulkan keambiguan kareana memiliki banyak tafsir, yaitu:
Apakah dia datang memberi tahu yang terbuat dari kacang kedelai, atau
Apakah dia datang memberi suatu informasi.
Untuk mengetahui arti atau makna kalimat tersebut secara keseluruhan, maka harus
mendengarkan pembicaraan secara utuh.
- Orang tua

Kata tersebut memiliki dua makna yaitu ibu dan bapak atau orang yang sudah tua. Oleh sebab
itu untuk mengetahui makna yang sebenarnya perlu disatukan ke dalam satu kalimat.

a. Orang tua Deni tidak bisa hadir hari ini.


b. Aku bertemu dengan orang tua yang kemarin tersesat di jalanan.
- Kata “lari” memiliki makna yang berbeda yaitu mengerjar sesuatu atau menjauh dari sesuatu.
Dia berlari mengejar bus sekolahnya.
Aku lari dari kenyataan.
- Gigit jari

Ani hanya bisa gigit jari melihat barang yang diinginkan tak bisa didapat.
Ani menggigit jarinya hingga berdarah.
Kata gigit jari di atas memiliki dua makna yaitu putus asa atau benar-benar menggigit jarinya.
- Saya membaca buku sejarah musik baru.

Kalimat di atas menimbulkan pertanyaan – pertanyaan apakah bukunya yang baru, sejarahnya
yang baru atau musiknya yang baru.

Untuk menghindari keambiguan pada kalimat di atas, Seharusnya penulisannya adalah


sebagai berikut:

Saya membaca buku-sejarah-musik yang baru (Jika bukunya yang baru)


Saya membaca buku tentang sejarah-musik yang baru (Jika sejarahnya yang baru)
Saya membaca buku sejarah tentang musik yang baru (Jika musiknya yang baru)
- Mobil pegawai baru sedang diperbaiki di bengkel.

Kalimat di atas masih tidak jelas apakah mobilnya yang baru atau pegawainya yang baru.

Untuk menghindari keambiguan pada kalimat di atas, seharusnya ditulis:

Mobil-pegawai yang baru sedang diperbaiki di bengkel. (Jika mobilnya yang baru)
Mobil pegawai baru itu sedang diperbaiki di bengkel. (Jika pegawainya yang baru)
- Guru Andre yang gemuk itu tidak bisa datang hari ini.

Kalimat di atas masih menimbulkan pertanyaan apakah gurunya yang gemuk atau andrenya
yang gemuk, sehingga penulisannya seharusnya sebagai berikut:

Guru-Andre yang gemuk itu tidak bisa datang hari ini. (Gurunya yang gemuk)
Andre yang gemuk itu gurunya tidak bisa datang hari ini. (Andrenya yang gemuk)
. Sumbangan ke dua sekolah itu telah dikirimkan.

Kalimat di atas juga menimbulkan keambiguitasan apakah itu merupakan sumbangan yang ke
dua kalinya, sumbangan yang diberikan kepada dua sekolah, ataukah sumbangan dari kedua
sekolah yang berbeda.

Oleh karena itu, untuk menghindari keambiguitasan kalimat di atas seharusnya ditulis sebagai
berikut:

a. Sumbangan yang kedua kalinya itu telah dikirimkan. (Jika sumbangannya yang kedua kali)
b. Sumbangan untuk dua sekolah itu telah dikirimkan. (Jika sumbangan tersebut untuk dua
sekolah)
c. Sumbangan kedua-sekolah itu telah dikirimkan. (Jika dua sekolah yang menyumbang)
-

You might also like