You are on page 1of 1

Darah adalah produk yang menyelamatkan jiwa bagi banyak orang di seluruh dunia.

Layanan darah bergantung pada donor sukarela (tidak dibayar). Oleh karena itu, penting
untuk meningkatkan jumlah donor darah dan mempertahankan sebanyak mungkin donor.
Di negara-negara berpenghasilan tinggi, sekitar 45 juta sumbangan darah dikumpulkan
setiap tahun. Namun, sumbangan ini hanya berasal dari 4% populasi (36 donasi per 1000
penduduk) (Remoortel, et al., 2017).
Pelayanan darah di Indonesia semakin gencar dilakukan dalam rangka mendukung
pencapaian sasaran pembangunan kesehatan nasional (Depkes RI, 2014). Data rutin
Kesehatan Keluarga 2017 mencatat sebanyak 27,1% kematian ibu disebabkan oleh karena
perdarahan (Depkes RI, 2018). Pelayanan yang optimal diharapkan mampu mengurangi
angka kematian baik karena perdarahan saat persalinan maupun perdarahan oleh karena
sebab yang lainnya, serta kasus kelainan darah yang membutuhkan transfusi darah
(Depkes RI, 2014). Dalam sepuluh tahun terakhir, jumlah donor darah di Indonesia
mengalami peningkatan namun masih belum mampu mencukupi kebutuhan. Jumlah
kantong darah yang terkumpul di Indonesia pada tahun 2016 adalah sebanyak empat juta
kantong darah, sementara menurut panduan WHO jumlah darah yang dibutuhkan adalah
dua persen dari jumlah penduduk. Pada tahun 2016 jumlah penduduk di Indonesia adalah
sekitar 258 juta lebih jiwa, maka kebutuhan darah seharusnya kurang lebih 5 juta kantong
darah. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan persediaan darah yang
cukup banyak di Indonesia yaitu sekitar 18,8% (Depkes RI, 2018).

You might also like