You are on page 1of 16

BAB I

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1. ANATOMI FISIOLOGI

Usus besar terdiri dari:

- Kolon asendens (kanan)

- Kolon transversum

- Kolon desendens (kiri)

- Kolon sigmoid (berhubungan


dengan rektum).

Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung,
yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus
halus.
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari
tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika
mencapai rektum bentuknya menjadi padat.

Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna


beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus
besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.

Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus
besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir
dan air, dan terjadilah diare.

1
2. PENGERTIAN

Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru
( ACS 1998 ).

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya
cara untuk mengubah kanker Colon.

3. PENYEBAB

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Makanan mengandung zat-
zat kimia dicurigai sebagai penyebab kanker pada usus besar. Makanan
tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut, yang mempercepat usus
besar menyebabkan terjadinya kanker.

Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,
menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya
kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat
berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni
yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu
peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan.

Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang
yang berusia 20 – 30 tahun. Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis
atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Resiko
dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga
menderita penyakit tersebut.

4. PATOFISIOLOGI

Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada
bagian ( Sthrock 1991) :

2
• 25 % pada caecum dan ascending colon
• 10 % pada transfersum colon
• 15 % pada desending colon
• 20 % pada sigmoid colon
• 30 % pada rectum

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya


tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan
dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode.
Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,
mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ
yang ada disekitarnya, kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau
menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung
masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui
limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi, biasanya sel bergerak
menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase
ke paru-paru. Tempat metastase yang lain termasuk, kelenjar Adrenalin, ginjal,
kulit, tulang dan otak.

Penambahan untuk infeksi secara


langsung dan menyebar melalui limpa
dan sistem sirkulasi, tumor colon juga
dapat menyebar pada bagian peritonial
sebelum pembedahan tumor belum
dilakukan. Penyebaran terjadi ketika
tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju ke rongga
peritonial.

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi


tumor atau melelui penyebaran metastase yang termasuk :

- Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis

3
- Pembentukan abses
- Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan


pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur
membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor
melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya
( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut
tertutupi oleh kanker.

5. MANIFESTASI KLINIK

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen
usus tempat kanker berlokasi. Gejala palling menonjol adalah perubahan
kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum
kedua. Gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya,
anoreksia, penurunan berat badan dan keletihan.

Hal pertama yang ditunjukkan oleh Ca Colon adalah :

- teraba massa
- pembuntuan kolon sebagian atau seluruhnya
- perforasi pada karakteristik kolon dengan distensi abdominal dan nyeri

6. PEMERIKASAAN DIAGNOSTIK

Nilai hemaglobin dan Hematocrit biasanya turun dengan indikasi anemia. Hasil
tes Gualac positif untuk accult blood pada feces memperkuat perdarahan pada
GI Tract. Pasien harus menghindari daging, makanan yang mengandung
peroksidase (Tanaman lobak dan Gula bit) aspirin dan vitamin C untuk 48 jam
sebelum diberikan feces spesimen. Perawat dapat menilai apakah klien pada
menggumakan obat Non steroidal anti peradangan (ibu profen) Kortikosteroid
atau salicylates. Kemudian perawat dapat konsul ke tim medis tentang
gambaran pengobatan lain.

4
Makanan-makanan dan obat-obatan tersebut menyebabkan perdarahan. Bila
sebenarnya tidak ada perdarahan dan petunjuk untuk kesalahan hasil yang
positif.

Dua contoh sampel feses yang terpisah dites selama 3 hari berturut-turut, hasil
yang negatif sama sekali tidak menyampingkan kemungkinan terhadap Ca
Colon. Carsinoma embrionik antigen (CEA) mungkin dihubungkan dengan Ca
Colon, bagaimanapun ini juga tidak spesifik dengan penyakit dan mungkin
berhubungan dengan jinak atau ganasnya penyakit. CEA sering menggunakan
monitor untuk pengobatan yang efektif dan mengidentifikasi kekambuhan
penyakit.

7. PENATALAKSANAAN MEDIK

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan


pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna,
terapi komponen darah dapat diberikan.

Paengobatan tergantung pada tahap penyait dan komplikasi yang


berhubungan. Endoskopi, ulttrasonografi, dan laparoskopi telah terbukti
berhasildalam pentahapan kanker kolorektal pada periode praoperatif.
Metode pentahapan yang dapat digunakan secara luasadalah klasifikasi
Duke:

- Kelas A : tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa


- Kelas B : penetrasi melalui dinding usus
- Kelas C : invasi kedalam sistem limfe yang mengalir regional
- Kelas D : metastasisregional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

Pengobatan medis untuk kanker kolrektal paling sering dalam bentuk


pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan diberikan selain pengobatan
bedah. Pilihan mencakup kemotrapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.

Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker kolon
Kelas C adalah program 5-FU/Levamesole.

5
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode pra operatif, intraoperatif
dan pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih
baik dari pembedahan dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk
tumor yang tidak dioperasi atau tidak direseksi, radiasi digunakan untuk
mennghilangkan gejala secara bermakna.

B. ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang perasaan


lelah;adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi, frekuensi,
durasi,berhubungan dengang makan atau defekasi); pola eliminasi terdahulu
dan saat ini,deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses, mencakup
adanya darah atau mukus.Informasi tambahan mencakup riwayat masa lalu
tentang penyakit usus inflamasi kronisatau polip kolorektal; dan terapi obat saat
ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakupmasukan lemak dan/ atau serat serta
jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan beratbadan adalah penting.

Pengkajian objektif adalah mencakup auskultasi abdomen terhadap bisisng usus


danpalpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padat.
Spesimen fesesdiinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan utama

Pasien dengan tipe Ca Colon mempunyai diagnosa keperawatan seperti


dibawah ini:

a). Resiko tinggi terhadap luka b.d efek dari tumor dan kemungkinan metastase.

b). Ketidakefektifan koping individu b.d gangguan konsep diri.

Diagnosa keperawatan tambahan

6
1. Nyeri b.d obstruksi tumor pada usus besar dengan kemungkinan menekan
organ yang lainnya.
2. Gangguan pemeliharaan kesehatan b.d kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit, program diagnosa dan rencana pengobatan.
3. Ketidakefektifan koping keluarga : Kompromi b.d gangguan pada peran,
perubahan gaya hidup dan ketakutan pasien terhadap kematian.
4. Gangguan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh b.d program diagnosa.
5. Ketakutan proses penyakit
6. Ketidakberdayaan b.d penyakit yang mengancam kehidupan dan
pengobatannya.
7. Gangguan pola sexual b.d gangguan konsep diri.

3. PERENCANAAN/ IMPLEMENTASI

Contoh perencanaan atau implementasi pada resiko tinggi terhadap luka

Perencanaan : Tujuan untuk klien adalah :

1) Pengalaman pengobatan atau memperpanjang kelangsungan hidup.


2) Pengalaman untuk meningkatkan kualitas hidup.
3) Tidak ada pengalaman tentang komplikasi kanker termasuk metastase.

Intervensi :

Pembedahan biasanya pengobatan untuk tumor di kolon atau rektal.Tetapi


radiasi dan kemoterapi mungkin juga digunakan untuk membantu pembedahan,
untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan kanker.

a) Pelaksanaan tanpa pembedahan.

• Tim medis dapat menilai kanker tiap pasien untuk menentukan rencana
pengobatan yang baik dengan mempertimbangkan usia, komplikasi penyakit
dan kualitas.

b) Terapi radiasi

7
• Persiapan penggunaan radiasi dapat diberikan pada pasien yang menderita
Ca kolorektal yang besar, walaupun ini tidak dilaksanakan secara rutin. Terapi
ini dapat menyebabkan kesempatan yang lebih banyak dari tumor tertentu,
yang mana terjadi fasilitas reseksi tumor selama pembedahan.

• Radiasi dapat digunakan post operatif sampai batas penyebaran metastase.


Sebagai ukuran nyeri, terapi radiasi menurunkan nyeri, perdarahan, obstruksi
usus besar atau metastase ke paru-paru dalam perkembangan penyakit.

• Perawat menerangkan prosedur terapi radiasi pada klien dan keluarga dan
memperlihatkan efek samping (contohnya diare dan kelelahan). Perawat
melaksanakan tindakan untuk menurunkan efek samping dari terapi .

c) Kemoterapi

• Obat non sitotoksik memajukan pengobatan terhadap Ca kolorektal kecuali


batas tumor pada anal kanal. Bagaimanapun juga 5 fluorouracil (5-FU,Adrucil)
dan levamisole (ergamisol) telah direkomendasikan terhadap standar terapi
untuk stadium khusus pada penyakit (contoh stadium III) untuk
mempertahankan hidup. Kemoterapi juga digunakan sesudah pembedahan
untuk mengontrol gejala-gejala metastase dan mengurangi penyebaran
metastase. Kemoterapi intrahepatik arterial sering digunakan 5 FU yang
digunakan pada klien dengan metastasis liver.

Intervensi Keperawatan Praoperatif


a. Mempertahankan Eliminasi
Frekuensi dan konsistensi defekasi dipantau. Laksatif dan enema diberikan
sesuai resep. Pasien yang menunjukkan tanda perkembangan kearah obstruksi
total disiapkan untuk menjalani pembedahan.
b. Menghilangkan Nyeri
Analgesik diberikan sesuai resep. Lingkungan dibuat kondusif untuk
relaksasidengan meredupkan lampu, mematikan televisi atau radio, dan
membatasi pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasien. Tindakan
kenyamanan tambahan ditawarkan : Perubahan posisi, gosokan punggung, dan
teknik relaksasi.
8
c. Meningkatkan Toleransi Aktivitas
Toleransi aktivitas pasien dikaji. Aktivitas diubah dan dijadwalkan untuk
memungkinkan periode tirah baring yang adekuat dalam upaya untuk
menurunkan keletihan pasien. Terapi komponen darah diberikan sesuai resep
bila pasien menderita anemia berat. Apabila transfusi darah diberikan, pedoman
keamanan umum dan kebijakan institusi mengenai tindakan pengamanan harus
diikuti.

Intervensi Keperawatan Pascaoperatif


a. Perawatan Luka
Luka abdomen diperiksa dengan sering selama 24 jam pertama untuk meyakinkanbahwa
luka akan sembuh tanpa komplikasi (infeksi, dehisens, hemoragi, edemaberlebihan).
Balutan diganti sesuai kebutuhan untuk untuk mencegah infeksi. Pasien dibantu untuk
membebat insisi abdomen selama batuk dan nafas dalam untukmengurangi tegangan
pada tepi insisi. Suhu, nadi, dan frekuensi pernapasan dipantauterhadap adanya
peningkatan yang mengindikasikan proses infeksi. Stoma diperiksa terhadap
pembengkakan (edema ringan akibat manipulasi bedahadalah normal), warna ( stoma
sehat adalah merah jambu), rabas ( rembesanberjumlah sedikit adalah normal), dan
perdarahan (tanda abnormal). Kulit peristoma dibersihkan dengan perlahan dan
dikeringkan untuk mencegah iritasi. Barier pelindung kulit harus diberikan sebelum
melekatkan kantung drainase.
Apabila malignansi telah diangkat dengan rute perineal, luka di observasi dengancermat
untuk tanda hemoragi. Luka ini dapat mengandung drain dan tampon yangdiangkat
secara bertahap. Mungkin terdapat jaringan yang terkelupas selamabeberapa minggu.
Proses ini dipercepat dengan irigasi mekanis luka atau rendamduduk yang dilakukan dua
atau tiga kali sehari. Kondisi luka perineal dan adanyaperdarahan, infeksi atau nekrosis
didokumentasikan.
b. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah
Perencanaan pulang memerlukan upaya gabungan dari dokter, perawat, ahli
terapienterostoma, pekerja sosial dan ahli diet. Pasien dipulangkan dari rumah
sakitdiberikan informasi khusus, individual sesuai kebutuhan mereka, tentang
perawatanostomi dan komplikasi yang harus diobservasi. Instruksi diet penting
untukmembantu pasien mengidentifikasi dan menghindari makanan pengiritasi yang

9
dapatmenyebabkan diare atau konstipasi. Pasien diajarkan tentang obat yang
diresepkan(kerja, tujuan, dan kemungkinan efek samping masing – masing).
Tindakan (irigasi, pembersihan luka) dan penggantian balutan ditinjau ulang,
dankeluarga didorong untuk berpartisipasi. Pasien memerlukan pengarahan
khusustentang kapan mereka harus menghubungi dokter. Mereka perlu mengetahui
denganpasti kapan komplikasi memerlukan perhatian segera (perdarahan, distensi
abdomen,dan kekakuan, diare, dan sindrom dumping). Apabila terapi radiasi diperlukan,
efeksamping yang mungkin terjadi (anoreksia, muntah, diare, dan kelelahan)
harusditinjau ulang.
Perawatan kesehatan di rumah sering diperlukan untuk memberikan perawatanesensial
pada pasien yang lemah atau untuk mengawali perawatan tindak lanjutterhadap luka.
Kunjungan ini merupakan kesempatan untuk memberikan penyuluhantambahan dan
mengobservasi kondisi mum pasien.
c. Citra Tubuh Positif
Pasien didorong untuk mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami
sertamendiskusikan tentang pembedahan dan stoma (bila telah dibuat).
Perawatankolostomi harus dipelajari dan pasien harus mulai merencanakan untuk
memasukkanperawatan stoma dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan pendukung dan
sikap daripihak perawat penting dalam meningkatkan adaptasi pasien terhadap
perubahan yangterjadi akibat pembedahan.

d. Pemantauan dan Penatalaksanaan Komplikasi


Kondisi pasien diobservasi terhadap gejala komplikasi. Pengkajian yang seringterhadap
abdomen, termasuk penurunan atau perubahan bising usus dan peningkatanlingkar
abdomen harus dilakukan. Pasien perlu dipersiapkan untuk menjalanipembedahan
darurat. Tanda vital dipantau akan adanya peningkatan dan penurunannadi dan
pernapasan, penurunan tekanan darah, serta perdarahan rektal yangmenunjukkan adanya
hemoragi. Hematokrit dan hemoglobin dipantau. Terapikomponen darah diberikan sesuai
ketentuan. Adanya perubahan tiba – tiba pada nyeriabdomen harus dilaporkan karena ini
dapat menunjukkan perforasi. Peningkatanjumlah sel darah putih suhu dan / atau gejala
syok dilaporkan karena dapatmenunjukkan sepsis. Antibiotik diberikan sesuai pesanan
untuk kemungkinan komplikasi poscaoperatif.

10
4. EVALUASI

Hasil yang diharapkan


a. Mempertahankan eliminasi usus adekuat
b. Mengalami sedikit nyeri
c. Meningkatkan toleransi aktivitas
d. Mencapai tingkat nutrisi optimal
1. Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori
2. Kram abdomen berkurang
e. Keseimbangan cairan tercapai
1. Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual
2. Berkemih sedikitnya 1,5 L/24 jam
f. Mengalami penurunan ansietas
1. Mengungkapkan masalah dan rasa takut dengan bebas
2. Menggunakan tindakan koping untuk menghadapi stres
g. Memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan
diri setelah pulang
1. Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah, dan perawatan diri pascaoperatif
2. Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi
h. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal
i. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal
j. Tidak mengalami komplikasi
1. Menggunakan antibiotik oral sesuai resep
2. Bekerjasama dalam protokol pembersihan usus
3. Tidak demam
4. Bising usus ada
5. Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun
6. Tidak ada bukti perforasi atau perdarahan
BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

11
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon
adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru
( ACS 1998 ). Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Makanan
mengandung zat-zat kimia dicurigai sebagai penyebab kanker pada usus besar.
Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,
menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker
didalam usus besar.

SARAN

Penulis menyarankan pada penulisan makalah berikutnya dengan tema yang


sama dapat lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Suzanne, Brenda.1997.Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner


&Suddarth Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

12
http://www.scribd.com/doc/8343664/KANKER-KOLON

http://www.colondetoxification.ca/colon_cancer.html

http://www.mdconsult.com/das/patient/body/220475487-2/0/10041/9470.html

http://emedicine.medscape.com/article/277496-treatment

ASUHAN KEPERAWATAN

CA COLON PRA – POST OPERASI

13
Oleh :
TK II Reguler
Renita Diah Paramita

Dosen Pebimbing :
Ns. Paula Krisanty, S.Kep, M.A

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III


PRODI KEPERAWATAN PERSAHABATAN
TAHUN 2010/2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB I),
Prodi Keperawatan Persahabatan
14
Dalam penulisan makalah ini penulis mendapat pengarahan dan bimbingan
dari beberapa pengajar. Maka dari itu tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak antara lain :

1. Kepada koordinator KMB I, Santa Manurung, SKM, M.Kep


2. Dosen pembimbing, Ns. Paula Krisanty, S.Kep, M.A
3. Kepada ketua prodi persahabatan, Ibu Sri Maryani, SKM,Mkes

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak terdapat


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan karya
tulis di masa yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca.

Jakarta, 14 September 2010

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I TINJAUAN TEORI......................................................................................1
A. KONSEP DASAR PENYAKIT....................................................................1

15
1. ANATOMI FISIOLOGI..........................................................................1

2. PENGERTIAN......................................................................................2

3. PENYEBAB..........................................................................................2

4. PATOFISIOLOGI..................................................................................2

5. MANIFESTASI DIAGNOSTIK..............................................................4

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK............................................................4

7. PENATALAKSANAAN MEDIS.............................................................5

B. ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................6

1. PENGKAJIAN.......................................................................................6

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN..............................................................6

3. PEENCANAAN/ IMPLEMANTASI........................................................7

4. EVALUASI..........................................................................................11

BAB II PENUTUP................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

16

You might also like