You are on page 1of 13
RANCANGAN SPLIT-PLOT Pendahuluan Pada pembahasan sebelumnya tentang beberapa jenis rancangan lingkungan untuk mengendalikan gelat percobaan, kita hanya dihadapkan pada satu tipe Satuan Percobaan untuk semua perlakuan dan satu proses pengacakan untuk menempatkan perlakuan ke dalam satuan percobaan, Namun demikian, dalam percobaan faktorial terkadang kita dihadapkan pada situasi lain dimana terdapat beberapa tipe satuan percobaan dan taraf dari faktor-faktor percabaan ditampatkan sécara berurutan serta prosedur pengacakannya pun dilakukan secara terpisah. Misalnya, dari kedua faktor yang kita coba, kita buat ukuran petak satuan percabaan yang ukurannya lebih besar untukesalah satu faktornya, kemudian untuk ‘masing-masing petak tersebut kite bagi lagi menjadi beberapa petak dengan ukuran lebih kecil yang merupakan satuan percobaan untuk taraf faktor keduanya. Prosedur ini tiada lain merupakan prinsip dari percobaan Split-Plot. Petak satuan percobaan yang ukurannya lebih besar dan didalamnya terdapat anak-anak petak dinamakan dengan Petak Utama (Main Plot), sedangkan petak satuan percobaan kedua yang ukurannya lebih kecil dan ditempatkan secara acak pada Petak Utama dinamakan anak petak (Sub Plot). Dengan demikian, percobaan Split-plot merupakan superimpose dari dua jenis satuan percobaan dimana rancangan lingkungan untuk keduanya bisa sama ataupun berbeda, Satuan percobaan untuk petak utams bisa dirancang dengan rancangan dasar RAL, RAKL, dan RBSL. Demikian juga, satuan percobaan anak petak bisa dirancang dengan ketiga rancangan dasar tersebut. Kombinasi rancangan yang sering digunakan di bidang pertanian adalah RAKL baik untuk petak utama maupun anak petaknya. Pada uraian selanjutnya, hanya dibahas rancangan RAKL untuk rancangan dasar anak petaknya. Dalam rancangan Split-plot, tidak hanya ukuran dan derajat ketepatan untuk kedua faktor yang berbeda, amun disini kita dihadapkan juga pada dua satuan percobaan yang berbeda sehingga perbandingan keragaman galat percobaannya pun berbeda. Pada rancangan RPT, pengukuran pengaruh faktor utama dikorbankan, sebaliknya pengaruh faktor anak petak dan interaksi anak petak dengan petak utama lebih tepat dibandingkan dengan rancangan kelompok lengkap biasa. Beberapa alasan pemilihan rancangan RPT dalah sebagai berikut: 1. Derajat Ketepatan + Misalnya suatu penelitian ditujukan untuk menilai 10 varietas kedelai dengan tiga taral/level pemupukan dalam suatu percobaan faktorial 10 x 3, apabila si peneliti mengharapkan ketepatan lebih tinggi bagi perbandingan varietas kedelai daripada untuk respons pemupukan. Dengan demikian, si peneliti akan membuat varietas sebagal faktor anak petak dan pemupukan sebagai faktor petak utama. (© 2011 bespiway smarts into | Rancangan Spl Plot al = Akan tetapi, seorang agronomis yang mempelajari respons pemupukan 10 varietas kedelai yang dikembangkan oleh si peneliti mungkin akan menginginkan ketepatan yang libih tinggi untuk respons pemupukan daripada untuk varietas, dan akan menempatkan varietas pada petak utama dan pemupukan pada anak petak. 2. Ukuran Nisbi Mengenai Pengaruh Utama + Dari informasi sebelumnya, diketahui adanya perbedaan respon yang lebih besar diantara beberapa taraf dari faktor tertentu dibandingkan beberapa taraf yang lain, Kombinasi perlakuan dari faktor yang menimbulkan perbedaan respon yang besar dapat diperlakukan secara acak pada petak utama (Steel dan Torrie, 1991), = Satu faktar lebih dipentingkan dari faktor yang lain. Apabila pengaruh utama salah satu faktor diharapkan lebih besar dan lebih mudah dilihat daripads faktor lainnya, maka salah satu faktor tersebut dapat ditempatkan sebagai petak utama, dan faktar yang lain sebagai anak petak (Gomez & Gomez, 1995). Faktor yang dipentingkan ini mungkin merupakan penemuan baru atau cara-cara baru atau sebab lain, sehingga satu faktor mendapat perhatian yang lebih dari faktor lainnya. Adapun faktor yang kurang dipentingkan bisa disebabkan karena faktor tersebut telah mempunyal informasi cukup banyak atau telah dilakukan percobaan yang berulang-ulang. + Misalnya kita ingin meneliti jarak tanam pada beberapa varietas tanaman. Dari percobaan percobaan terdahulu sudah diketahui informasi tentang varietas tersebut antara lain potensi produksinya. Sedangkan dalam percobaan ini ingin diketahul lebih mendalam tentang pengaruh Jarak tanam pada beberapa varietas tersebut, maka dalam percobaan semacam ini digunakan RPT. Varietas diperlakukan sebagai faktor petak utama (main plot faktor), sedangkan jarak tanam diperlakukan sebagai faktor anak petak (sub plot faktor), karena_mengharapkan pengaruh perlakuan jarak tanam lebih besar daripada faktor perlakuan varietas. * Contoh kasus Iain misalnya pada permulaan tahun 1984 ditemukan zat Hidrazil yang dapat meningkatkan produksi tanaman. Sudah pasti hal mengenai Hidravil agak terbatas jika dibandingkan dengan pupuk Rustica yang sudah dikenal. Apabila percobaan_dilakukan menggunakan materi Hidrazil dan Rustica, maka dengan sendirinya faktor Hidrazil lebih dipentingkan dibandingkan dengan faktor Rustica. 3. Praktek Pengelolaan * Penempatan perlakuan sebagai petak utara dilakukan berdasarkan pertimbangan praktis di lapangan, misalnya satu faktor memerlukan petak yang luas dan sukar sekali dilakukan pada petak yang kecil, misalnya: ‘© Pembajakan lahan (pengolahan tanah dengan bajak atau traktor), sedangkan faktor-faktor lain seperti pemupukan, jarak tanam, penyemprotan, tinggi genangan dan lainnya dapat dilakukan pada petak kecil, Dalam pelaksanaan percobaan, pembajakan lahan dilakukan terlebih dahulu, baru selanjutnya dibuat petak-petak yang lebih kecil untuk faktor yang lain. Dalam hal ini petak yang luas (faktar pembajakan) seolah-olah kurang dipentingkan sedangkan petak yang kecil (pemupukan dll) merupakan faktor yang dipentingkan. © Dalam suatu percobaan untuk menilai penampilan beberapa varietas padi dengan berbagai taraf pemupukan, si peneliti mungkin menempatkan petak utama untuk pemupukan guna memperkecil keperluan pemisahan petakan yang memerlukan taraf pemupukan yang berbeda. (© 2011 bespiway smarts into | Rancangan Spl Plot El 4, Rancangan ini dapat digunakan bila suatu faktor lain ditambahkan dalam percobaan. + Misalnya pengaruh membandingkan beberapa fungisida sebagai pelindung terhadap serangan penyakit karat daun, sekaligus digunakan beberapa varletas yang diketahui berbeda resistensinya terhadap penyakit tersebut, dalam hal ini varietas dijadikan sebagai petak utama (mainplot) dan fungisida dalam anak pet ak (subplot) (Steel dan Torrie, 1991). 5. Suatu percobaan menggunakan waktu/tempat sebagai faktor utama atau beberapa percobaan yang persis sama dilakukan dalam beberapa waktu/tempat yang berbeda = Percobaan ini sering disebut percobaan terpisah terhadap waktu (Split in Time) atau percobaan ‘terpisah terhadap tempat (Split in Space] = Dengan demikian waktu/tempat dapat dianggap sebagai faktor/perlakuan. yang kurang dipentingkan, sedangkan faktor/perlakuan yang lain dianggap sebagai faktor/perlakuan yang dipentingkan. " Faktor yang kurang dipentingkan disebut dengan faktor utama (main factor) atau perlakuan tama (main treatment) sedangkan faktor yang dipentingkan disebut faktor tambahan (sub factor) atau perlakuan tambahan (sub treatment). Untuk pembicaraan selanjutnya, faktor yang. kurang dipentingkan diberi simbol A (faktor A) dengan taraf-taratnya, sedangkan faktor yang dipentingkan diberi simbal 8 (faktor B) dengan taraftarafnya. Demikian seterusnya bila menggunakan lebih dari dua faktor atau diberi simbol yang sesuai dengan perlakuan yang dicobakan. Kerugian dari rancangan Split-plot adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh utama dari petak utama diduga dengan tingkat ketelitian yang lebih rendah dibandingkan pengaruh interaksi dan pengaruh utama dari anak petak-nya. Sehingga analisis ini tidak disarankan untuk percobaan yang membutuhkan tingkat ketepatan pendugaamembutuhkan pendugaan yang sama antar dua faktor 2. Analisis lebih komplek dibandingkan rancangan faktorial terutama jika diterapkan dalam RAKL. Walaupun tehnik komputer merupakan solusinya namun interpretast dari output tidak mudah. Pengacakan dan Tata Letak Percobaan RPT Percobaan RPT bisa digunakan baik di laboratorium, rumah kaca, maupun di lapangan. Satuan percobaan untuk petak utama dan anak petaknya bisa dirancang dengan kombinasi rancangan dasar RAL, RAKL, dan RASL Prosedur pengacakan dilakukan 2 tahap, yaitu pengacakan pada petak utama, kemudian dilanjutkan dengan pengacakan pada anak petak. Di sini, hanya akan dibahas proses pengacakan dan tata letak RPT dengan rancangan dasar petak utamanya RAL, RAK, dan RBSL, sedangkan rancangan dasar untuk anak petaknya sama, yaitu RAK. (© 2011 prspiwuye smarts nto | Rancangan Spl Plot al

You might also like