Professional Documents
Culture Documents
Teori Dasar
( )
k ro P r =
Pr
P ri
........................................................................... (3-7)
Jika pada persamaan 3-8 dan persamaan 3-9 di cari qmax nya
(asumsikan n = 1 dan Pwf = 0) kemudian kita bagi. Maka akan
didapatkan persamaan seperti berikut
3
q o max1 P r1
= .................................................................. (3-10)
q o max2 P r 2
b. Motor
Motor ini berfungsi sebagai tenaga
penggerak bagi unit pompa (prime mover).
Merupakan motor induksi tiga fasa yang
terdiri dari dua kumparan, yaitu stator
(bagian yang diam) dan rotor (bagian yang
bergerak) .
c. Protektor
Protektor dipasang di antara intake
dan motor listrik yang mempunyai 4
(empat) fungsi utama, yaitu: untuk
mengimbangi tekanan motor dengan
tekanan di annulus, sebagai tempat
duduknya Thrust Bearing (yang mempunyai
bantalan axial dari jenis marine type) untuk
meredam gaya axial yang ditimbulkan oleh
pompa, sebagai penyekat masuknya fluida
sumur ke dalam motor listrik serta
memberikan ruang untuk pengembangan /
penyusutan minyak motor sebagai akibat
dari perubahan temperatur dalam motor
listrik pada saat bekerja atau saat dimatikan.
Gambar 3.5 Protektor
a. Wellhead
Wellhead atau kepala sumur
dilengkapi dengan tubing hanger khusus
yang mempunyai lubang untuk cable pack
off atau penetrator. Cable pack off ini
biasanya tahan sampai tekanan 3000 psi.
Tubing hanger dilengkapi juga dengan
lubang untuk hidraulic control line, yaitu
saluran cairan hidraulik untuk menekan
subsurface ball valve agar terbuka.
b. Junction Box
Junction Box merupakan suatu tempat
yang terletak antara switchboard dan
wellhead yang berfungsi untuk tempat
sambungan kabel atau penghubung kabel
yang berasal dari dalam sumur dengan kabel
yang berasal dari Switchboard. Junction
Box juga digunakan untuk melepaskan gas
yang ikut dalam kabel agar tidak
menimbulkan kebakaran di switchboard.
c. Switchboard
Berfungsi sebagai pengendali atau
kontrol peralatan pompa yang
ditenggelamkan ke dalam sumur. Alat ini
merupakan kombinasi dari motor starter,
alat pelindung dari overload / underload,
alat pencatat tegangan serta kuat arus listrik
selama dalam kondisi operasi atau ammeter
recording.
d. Transformer
Berfungsi sebagai pengubah tegangan
dari primary voltage menjadi voltage yang
disesuaikan dengan kebutuhan motor yang
digunakan. Alat ini terdiri dari core atau inti
yang dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat
tembaga. Keduanya baik core maupun coil
direndam dengan minyak trafo sebagai
pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan
akan sebanding dengan jumlah lilitan
kawatnya.
a. Gear Reduce
Merupakan rangkaian roda gigi yang
berfungsi untuk mengurangi kecepatan prime
mover. Hal ini penting karena kecepatan putar
motor pada prime mover akan mempengaruhi
kecepatan pompa.
b. V-Belt
Merupakan sabuk untuk memindahkan
gerak dari prime mover ke gear reducer.
c. Crank
Fungsinya menghubungkan crank shaft
pada gear reducer dengan counter weight untuk
mengatur stroke length dengan mengubah posisi
dari pitman bearing.
d. Counter Weight
Berfungsi sebagai menyeimbangkan
gerakan saat upstroke dan downstroke dengan
cara menyimpan tenaga prime mover pada saat
down stroke dimana tenaga yang diperlukan
minimum dan mengeluarkan tenaga pada saat
upstroke sehingga terjadi perataan pembebanan.
e. Pitman
Fungsinya untuk menghubungkan pitman
bearing dengan walking beam yang berfungsi
mengubah gerak putar menjadi gerak naik turun.
f. Walking Beam
Fungsinya untuk meneruskan gerak naik
turun yang dihasilkan oleh rangkaian pitman-
counter weight-crank ke rangkaian yang ada di
dalam sumur melalui polished rod.
g. Carrier Bar
f. Polished Rod
Merupakan bagian teratas dari rangkaian rod
yang muncul di permukaan dan berfungsi
menghubungkan antara rangkaian rod di dalam
sumur dengan peralatan-peralatan dipermukaan
g. Stuffing Box
h. Sampson Post
Sampson post berfungsi sebagai penyangga
Walking Beam.
i. Briddle
Bridle nerfungsi sebagai tempat
menggantungkan Carrier Bar.
j. Flow Tee
Flow Tee berfungsi untuk mengalirkan fluida
ke flowline.
k. Flow Line
Flow Line berfungsinya sebagai tempat
mengalirnya fluida hasil pemompaan.
a. Working Barrel
Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak
naik turun dan berfungsi sebagai tempat menampung
fluida sebelum fluida diangkat plunger pada saat upstroke.
Pompa di bawah permukaan berdasarkan working barrel
ada dua macam, yaitu tubing pump dan rod pump (insert
pump). Dikatakan tubing pump karena posisi barrel dari
pompa menyatu dengan tubi ng sehingga waktu sucker rod
dicabut pada saat servis maka barrel tetap berada di bawah
tidak ikut tercabut. Sedangkan rod pump, posisi dari barrel
menyatu dengan sucker rod sehingga bila sucker rod
dicabut saat servis maka barrel akan ikut tercabut.
b. Plunger
Merupakan bagian dari pompa yang terdapat di
dalam working barrel yang berfungsi untuk mengangkat
fluida dari reservoir ke permukaan .
c. Travelling Valve
Merupakan katup yang berada di bawah plunger
yang bergerak sesuai dengan pergerakan plunger, dimana
posisinya akan terbuka pada saat downstroke sehingga
fluida dapat masuk ke dalam plunger. Posisinya akan
tertutup pada saat upstroke sehingga dapat menahan fluida
yang sudah masuk ke dalam plunger agar tidak keluar.
d. Standing Valve
Merupakan katup yang berada pada bagian bawah
working barrel dimana posisinya akan terbuka pada saat
upstroke sehingga fluida dari dalam sumur dapat masuk ke
dalam working barrel. Posisinya akan tertutup pada saat
downstroke sehingga menahan fluida yang sudah masuk ke
dalam working barrel agar tidak keluar.
e. Sucker Rod
Merupakan batang besi yang menjadi tempat
bergantungnya plunger dan berfungsi meneruskan gerak
naik turun dari surface equipment ke unitpompa di bawah
permukaan. Dalam perencanaan sucker rod diusahakan
agar rod yang dipakai ringan sehingga untuk kedalaman
yang besar pemakaian rod harus dikombinasikan (tapered
rod string).
f. Seating Nipple
Merupakan tempat dudukan dari standing valve
sehingga standing valve tidak terlepas pada saat upstroke
atau downstroke.
g. Tubing
Berfungsi mengalirkan fluida dari dasar sumur ke
permukaan dimana fluida mengalir melalui ruang antar
sucker rod dan tubing.
PD = 0,1166 x Sp x N x Dp2
dimana :
PD = kapasitas pompa (B/D)
Sp = stroke length effective (in)
N = kecepatan pompa (stroke/ menit)
Dp = diameter plunger (in)
Besarnya kapasitas pompa akan menunjukkan laju produksi yang
dihasilkan.
Akan tetapi, besarnya kapasitas pompa di bawah permukaan
ternyata tidak sama dengan produksi yang dihasilkan waktu sampai di
permukaan. Hal ini dikarenakan adanya kapasitas yang hilang saat fluida
mengalir ke permukaan. Oleh karena itu, untuk memperoleh nilai yang
objektif dari laju produksi yang dihasilkan oleh pompa, maka kapasitas
pompa dikalikan dengan ef isiensi pompa. Efisiensi pompa biasanya
dinyatakan dalam bentuk persen dan umumnya kurang dari 100% yaitu
antara 70% - 80%.
Hubungan laju produksi, kapasitas pompa dan efisiensi pompa
dapat dilihat pada persamaan berikut
Qf = Ev x PD
dimana :
Qf = laju produksi fluida (BFPD)
Ev = efisiensi pompa
PD = kapasitas pompa (BFPD)