You are on page 1of 30

BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 2002) keluarga adalah unit terkecil yang
terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan yang salingketergantungan.
Menurut Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya ( 2005 ) yang dimaksud
keluarga adalah dua atau lebihdari individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan danmereka hidup dalam suatu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing- masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Menurut Wall ( 2001 ) yang disebut keluarga adalah kelompok yang
mengidentifikasika diri dengan anggotanya yang terdiri dari 2 individu atau lebih
yang asosiasinya dicirikan oleh istilahistilah khusus yang boleh jadi tidak diikat
oleh hubungan darah atau hukum, tetapi berfungsi sedemikian macam sehingga
mereka menjadi sebagai suatukeluarga.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan
1) unit terkecil dari masyarakat yangterdiri dari dua orang atau lebih;
2) adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah;
3) hidup dalam suatu rumah tagga;
4) dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga;
5) berinteraksi diantara sesama anggota keluarga;
6) setiap anggota rumag tangga mempunyai peran masing- masing. ( Effendi,
Nasrul.2006 )
2.1.2 Ciri- Ciri Keluarga
Adapun ciri- ciri keluarga adalah sebagai berikut :
a. Diikat dalam suatu ikata perkawinan
b. Ada hubungan darah dan ikatan batin
c. Ada tangung jawab masing- masing anggotanya
d. Ada pengambilan keputusan
e. Ada kerjasama daintara anggota keluarga
f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
g. Tinggal dalam satu rumah
2.1.3 Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarga, daintaranya:
a. Fungsi Biologis
Fungsi ini meliputi :
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memenuhi kebutuhan gizi kweluarga
3) Memelihara dan merawat anggota keluarga
4) Memelihara dan membesarkan anak
b. Fungsi psikologis
Fungsi ini meliputi :
1) Memberikan rasa aman dan kasih sayang
2) memeberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosialisasi
Meliputi :
1) membina sosialisasi pada anak
2) Mmbentuk norma- norma tingkah laku sesuai tingkat perkembangan anak
3) Meneruskan nilai- nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekomoni
Pada fungsi ini meliputi :
1) Mencari sumber- sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan kaluarga dimasa yang akan datang,
misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
Fungsi ini meliputi :
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat- tingkat perkembangan.
2.1.4 Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak- anak, berperanan sebagai pencari
nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman; sebagai kepala keluarga;
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
b. Peranan Ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan ibu dari anak- anak, berperanan sebagai
pengasuh dan pendidik anak- anaknya, mengurus rumah tangga, pelindung,
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya mdan sebagai anggota
masyarakat dilingkungannya. Disamping itu juga dapat sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak- anak melaksanakan peranan psiko- sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual. ( Effendi,
Nasrul.1998)

2.1.5 Tipe / Bentuk Keluarga


a. Nuclear Family : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
b. Ekstended Family : keluarga yang terdiri dari dua keluarga atau lebih yang
tinggal dala satu rumah.
c. Blanded family : keluarga yang terdiri dari anak tiri dengan orang tua.
d. Single Family : keluarga yang terdiri dari 1 orang tua, dalam hal ini ayah atau
ibu ) yang tinggal dengan anaknya dalam satu rumah.
e. Three generation family : keluarga tang terdiri dari 3 generasi ( nenek- kakek,
ayah- ibu dan anaknya yang telah menikah ) yang tinggal dalam satu rumah.
2.1.6 Struktur keluarga
a. Struktur legislasi : masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama
menyampaikan pendapatnya(demokrasi)
b. Struktur yang hangat : menerima dan toleransi
c. Struktur yang terbuka dan anggota terbuka : mendorong kejujuran dan
kebenaran(honesty and authentioly)
d. Struktur yang kaku : suka melawan dan tergantung pada peraturan
e. Struktur yang bebas : tidak adanya aturan yang memaksakan
f. Struktur yang kasar : abuse (menyiksa,kejam dan kasar)
g. Struktur emosi yang dingin(isolasi,sukar berteman)
h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu,stress emosional)
2.1.7 Perkembangan keluarga
a. Tahap I : pasangan baru(keluarga baru)
- Membina hubungan intim yang memuaskan
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok.
- Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Tahap II : keluarga “child bearing” (keluarga anak pertama)
- Persiapan menjadi orang tua
- Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi hubungan
seksual dan kegiatan.
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Tahap III : keluarga dengan anak prasekolah
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga
- Membantu anak bersosialisasi
- Mempertahankan hubungan yang sehat, baik dalam maupun diluar
keluarga
- Pembagian waktu untuk individu,pasangan dan anak
- Kegiatan dan waktu untuk menstimulasi tumbuh dan kembang anak.
d. Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah
- Membantu anak bersosialisasi
- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat,termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Tahap V : keluarga dengan remaja
- Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab,mengingat remaja sudah bertambah dewasa meningkat ekonominya
- Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang,hindari
perdebatan,permusuhan dan kecurigaan
f. Tahap VI : keluarga anak dewasa (pelepasan)
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
- Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
- Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat
g. Tahap VII : keluarga usia pertengahan
- Mempertahankan kesehatan
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
h. Tahap VIII : keluarga lanjut usia
- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan,teman,kekuatan fisik
dan pendapatan
- Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
- Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
2.1.8 Tugas perawatan kesehatan keluarga
a. Mengenal masalah keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
c. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
e. Menggunakan pelayanan kesehatan

3.2 Konsep Tuberculosis


3.2.1 Pengertian tuberculosis
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang paru-paru
yang disebabkan oleh Mycobakterium Tuberkulosis.

3.2.2 Etiologi
Jenis kuman berbentuk batang, ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0,3-0,6/um.
Sebagian besar kuman berupa lemak/lipid sehingga kuman tahan terhadap asam dan
lebih tahan terhadap kimia , fisik. Sifat lain dari kuman ini adalah aerob yang
menyukai daerah yang banyak oksigin, dalam hal ini lebih menyenangi daerah yang
tinggi kandunagn oksiginnya yaitu. daerah apikal paru, daerah ini yang menjadi
prediksi pada penyakit Tuberkulosis

3.2.3 Patofisiologi
Penyakit ini dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel efektor
(makrofag), sedangkan limphosit (sel T) adalah sel imonoresponsifnya. Imunitas ini
biasanya melibatkan makrofag yang diaktifkan ditempat infeksi oleh limfosit dan
limfokin, respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitifitas ( lambat). Basil Tuberkel
yang mencapai permukaan alveolus akan diinhalasi sebagai suatu unit (1-3 basil),
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang
besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Yang berada dialveolus dibagian
bawah lobus atas paru basil tuberkel ini membuat peradangan.
Leukosit polimorfonuklear nampak pada tempay tersebut dan mempagosit,
namun tidak membunuh basil. Hari-hari berikutnya leukosit diganti oleh makrofag,
alveoli yang terserang mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumoni akut.
Pneumoni selluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini dapat berjalan
terus, dan basil terus dipagosit atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga
menyebar melalui kelenjar getah bening. Makrofag yang mengadakan infiltrasi
menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit (membutuhkan waktu 10-20 hari). Nekrosis bagian sentral
lesi memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju (nekrosis kaseosa) .
Daerah yang mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi sel epiteloid
dan fibroblas akan menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi akan lebih
fibroblas membentuk jaringan parut dan ahirnya membentuk suatu kapsul yang
dikelilingi tuberkel..

3.2.4 Tanda dan Gejala


Keluhan dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan, yang terbanyak adalah :
1. Demam : subfebril, febril ( 40-41derajat C) hilang timbul.
2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk ini untuk
membuang /mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering
sampai batuk purulenta (menghasilkan sputum)
3. Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru.
4. Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise : ditemukan beripa anorexia, nafsu makan menurun, BB
menurun, sakir kepala, nyeri otot, keringat diwaktu malam hari
Pada Atelektasis terdapat gejala manifestasi klinik yaitu: Sianosis, Sesak nafas,
Kolaps. Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong
kesisi yang sakit. Pada Foto Torax tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan
diagfragma menonjol keatas.

3.2.5 Pemeriksaan Diagnostik


a. Pemeriksaan fisik :
 Pada tahap dini sulit diketahui.
 Ronchi basah, kasar dan nyaring.
 Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi
memberi suara umforik.
 Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.
 Bila mengenai Pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara
pekak)
b. Pemeriksaan Radiologi :
 Pada tahap dini tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan
batas tidak jelas.
 Pada kavitas bayangan berupa cincin.
 Pada Kalsifikasi tampak bayangan bercak-bercak padat dengan densitas
tinggi
c. Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan
bronchus atau kerusakan paru karena TB.
d. Laboratorium :
 Darah : leukosit meninggi, LED meningkat
 Sputum : pada kultur ditemukan BTA
 Test Tuberkulin : Mantoux test (indurasi lebih dari 10-15 mm)

3.2.6 Penatalaksanaan
 Penyuluhan
 Pencegahan
 Pemberian obat-obatan :
1. OAT (obat anti tuberkulosa) :
2. Bronchodilatator
3. Expektoran
4. OBH
5. Vitamin
 Fisioterapi dan rehabilitasi
 Konsultasi secara teratur
3.3 Asuhan Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan digunakan metode proses

keperawatan yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi 4 tahap yaitu :

Pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. (H. Lismidar, 2005, IX)

1. Pengkajian

Pengkajian adalah komponen kunci dan pondasi proses

keperawatan, pengkajian terbagi dalam tiga tahap yaitu, pengumpulan

data, analisa data dan diagnosa keperawatan. (H. Lismidar, 2005. Hal 1)

a. Pengumpulan data

Dalam pengumpulan data ada urutan – urutan kegiatan yang

dilakukan yaitu :

1). Identitas klien

Nama, umur, kuman TBC menyerang semua umur, jenis

kelamin, tempat tinggal (alamat), pekerjaan, pendidikan dan status

ekonomi menengah kebawah dan satitasi kesehatan yang kurang

ditunjang dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat

kontak dengan penderita TB patu yang lain. (dr. Hendrawan

Nodesul, 2006. Hal 1)

2). Riwayat penyakit sekarang

Meliputi keluhan atau gangguan yang sehubungan dengan

penyakit yang di rasakan saat ini. Dengan adanya sesak napas,

batuk, nyeri dada, keringat malam, nafsu makan menurun dan suhu

badan meningkat mendorong penderita untuk mencari

pengonbatan.

8
3). Riwayat penyakit dahulu

Keadaan atau penyakit – penyakit yang pernah diderita oleh

penderita yang mungkin sehubungan dengan tuberkulosis paru

antara lain ISPA efusi pleura serta tuberkulosis paru yang kembali

aktif.

4). Riwayat penyakit keluarga

Mencari diantara anggota keluarga pada tuberkulosis paru

yang menderita penyakit tersebut sehingga sehingga diteruskan

penularannya.

5). Riwayat psikososial

Pada penderita yang status ekonominya menengah ke

bawah dan sanitasi kesehatan yang kurang ditunjang dengan

padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan

penderita tuberkulosis paru yang lain (dr. Hendrawan Nodesul,

2006).

6). Pola fungsi kesehatan

a). Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat

Pada klien dengan TB paru biasanya tinggal didaerah

yang berdesak – desakan, kurang cahaya matahari, kurang

ventilasi udara dan tinggal dirumah yang sumpek. (dr.

Hendrawan Nodesul, 2006)

b). Pola nutrisi dan metabolik

Pada klien dengan TB paru biasanya mengeluh

anoreksia, nafsu makan menurun. (Marilyn. E. Doenges, 2008)

9
c). Pola eliminasi

Klien TB paru tidak mengalami perubahan atau

kesulitan dalam miksi maupun defekasi

d). Pola aktivitas dan latihan

Dengan adanya batuk, sesak napas dan nyeri dada akan

menganggu aktivitas. (Marilyn. E. Doegoes, 2008)

e). Pola tidur dan istirahat

Dengan adanya sesak napas dan nyeri dada pada

penderita TB paru mengakibatkan terganggunya kenyamanan

tidur dan istirahat. (Marilyn. E. Doenges, 2008)

f). Pola hubungan dan peran

Klien dengan TB paru akan mengalami perasaan asolasi

karena penyakit menular. (Marilyn. E. Doenges, 2008)

g). Pola sensori dan kognitif

Daya panca indera (penciuman, perabaan, rasa,

penglihatan, dan pendengaran) tidak ada gangguan.

h). Pola persepsi dan konsep diri

Karena nyeri dan sesak napas biasanya akan

meningkatkan emosi dan rasa kawatir klien tentang

penyakitnya. (Marilyn. E. Doenges, 2008)

i). Pola reproduksi dan seksual

Pada penderita TB paru pada pola reproduksi dan

seksual akan berubah karena kelemahan dan nyeri dada.

j). Pola penanggulangan stress

10
Dengan adanya proses pengobatan yang lama maka

akan mengakibatkan stress pada penderita yang bisa

mengkibatkan penolakan terhadap pengobatan. (dr. Hendrawan

Nodesul, 2006. Hal 23)

k). Pola tata nilai dan kepercayaan

Karena sesak napas, nyeri dada dan batuk menyebabkan

terganggunya aktifitas ibadah klien.

7). Pemeriksaan fisik

Berdasarkan sistem – sistem tubuh

a). Sistem integumen

Pada kulit terjadi sianosis, dingin dan lembab, tugor

kulit menurun

b). Sistem pernapasan

Pada sistem pernapasan pada saat pemeriksaan fisik

dijumpai

inspeksi : adanya tanda – tanda penarikan paru, diafragma,

pergerakan napas yang tertinggal, suara napas

melemah. (Purnawan Junadi DKK, th 2002, hal 213)

Palpasi : Fremitus suara meningkat. (Hood Alsogaff, 2005.

Hal 80)

Perkusi : Suara ketok redup. (Soeparman, DR. Dr. 1998. Hal

718)

11
Auskultasi : Suara napas brokial dengan atau tanpa ronki basah,

kasar dan yang nyaring. (Purnawan. J. dkk, 2002,

DR. Dr. Soeparman, 1998. Hal 718)

c). Sistem pengindraan

Pada klien TB paru untuk pengindraan tidak ada

kelainan

d). Sistem kordiovaskuler

Adanya takipnea, takikardia, sianosis, bunyi P2 syang

mengeras. (DR.Dr. Soeparman, 2008. Hal 718)

e). Sistem gastrointestinal

Adanya nafsu makan menurun, anoreksia, berat badan

turun. (DR.Dr. Soeparman, 2008. Hal 718)

f). Sistem muskuloskeletal

Adanya keterbatasan aktivitas akibat kelemahan, kurang

tidur dan keadaan sehari – hari yang kurang meyenangkan.

(Hood Al Sagaff, 2005. Hal 87)

g). Sistem neurologis

Kesadaran penderita yaitu komposments dengan GCS :

456

h). Sistem genetalia

Biasanya klien tidak mengalami kelainan pada genitalia

8). Pemeriksaan penunjang

a). Pemeriksaan Radiologi

12
Tuberkulosis paru mempunyai gambaran patologis,

manifestasi dini berupa suatu koplek kelenjar getah bening

parenkim dan lesi resi TB biasanya terdapat di apeks dan

segmen posterior lobus atas paru – paru atau pada segmen

superior lobus bawah. (Dr. dr. Soeparman. 2008). Hal 719)

b). Pemeriksaan laboratorium

(1). Darah

Adanya kurang darah, ada sel – sel darah putting

yang meningkatkan serta laju endap darah meningkat

terjadi pada proses aktif. (Head Al Sagaff. 2005. Hal 91)

(2). Sputum

Ditemukan adanya Basil tahan Asam (BTA) pada

sputum yang terdapat pada penderita tuberkulosis paru

yang biasanya diambil pada pagi hari. (DR. Dr.

Soeparman dkk, 2008. Hal 719, Barbara. T. long. Long.

Hal 447, th 2006)

(3). Test Tuberkulosis

Test tuberkulosis memberikan bukti apakah orang

yang dites telah mengalami infeksi atau belum. Tes

menggunakan dua jenis bahan yang diberikan yaitu : Old

tuberkulosis (OT) dan Purifled Protein Derivative (PPD)

yang diberikan dengan sebuah jarum pendek (1/2 inci) no

24 – 26, dengan cara mecubit daerah lengan atas dalam

0,1 yang mempunyai kekuatan dosis 0,0001 mg/dosis

13
atau 5 tuberkulosis unit (5 TU). Reaksi dianggap

bermakna jika diameter 10 mm atau lebih reaksi antara 5

– 9 mm dianggap meragukan dan harus di ulang lagi.

Hasil akan diketahui selama 48 – 72 jam tuberkulosis

disuntikkan. (DR. Dr. Soeparman, 2008, hal 721, Sylvia.

A. price, 2005, hal 755, Barbara. C. long, 2006, hal 446).

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan pola pernapasan sehubungan dengan

sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk yang efektif

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang

sehubungan dengan keletihan, anorerksia dan dipsnea

3.5 Asuhan keperawatan

a. Diagnosa keperawatan pertama : ketidakefektifan pola pernapasan yang

sehubungan dengan sekresi mukopurulen dan kurangnya upaya batuk yang

efektif.

1. Tujuan : setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 1x24 jam pola nafas

efektif

2. Kriteria hasil :

- klien mempertahankan pola pernafasan yang efektif

- frekwensi irama dan kedalaman pernafasan normal (RR 16 – 20

kali/menit)

3. Rencana tindakan

a). Bina hubungan saling percaya kepada pasien

14
R/ menjalin hubungan dengan pasiean agar pasien dapat kooperatif

dengan perawat

b). Kaji kualitas dan kedalaman pernapasan, penggunaan otot aksesori

pernapasan : catat setiap peruhan

R/ Mengetahui penurunan bunyi napas karena adanya sekret

c). Kaji kualitas spotum : warna, bau, knsistensi

R/ Mengetahui perubahan yang terjadi untuk memudahkan pengobatan

selanjutnya.

d). Auskultasi bunyi napas setiap 4 jam

R/ Membantu mengembangkan secara maksimal

e). Baringan klien untuk mengoptimalkan pernapasan : posisi semi fowler

tinggi.

R/ Batuk dan napas dalam yang tetap dapat mendorong sekret laluar

f). Bantu dan ajakan klien berbalik posisi, batuk dan napas dalam setiap 2

jam sampai 4 jam.

R/ Mencegah kekeringan mukosa membran, mengurangi kekentalan

sekret dan memperbesar ukuran lumen trakeobroncial

g). Klaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat – obatan

R/ Agar dapat mempercepat proses penyembuhan

b. Diagnosa keperawatan kedua : perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan

tubuh yang sehubungan dengan anoreksia, keletihan atau dipsnea

1). Tujuan : setelah dilakukan asurhan keperawatan 2x24 jam terjadi peningkatan

nafsu makan, berat badan yang stabil dan bebas tanda malnutrisi

2). Kriteria hasil

15
- Klien dapat mempertahankan status malnutrisi yang adekuat

- Berat badan stabil dalam batas yang normal

3). Rencana tindakan

a. Bina hubungan saling percaya kepada pasien

R/ menjalin hubungan dengan pasiean agar pasien dapat kooperatif

dengan perawat

b. Mencatat status nutrisi klien, turgor kulit, berat badan, integritas mukosa

oral, riwayat mual / muntah atau diare.

R/ Berguna dalam mendefenisikan derajat / wasnya masalah dan

pilihan indervensi yang tepat.

c. Pastikan pola diet biasa klien yang disukai atau tidak

R/ Membantu dalam mengidentifukasi kebutuhan / kekuatan khusus.

Pertimbangan keinginan individu dapat memperbaiki masakan diet.

d. Mengkaji masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodic

R/ Berguna dalam mengukur keepektifan nutrisi dan dukungan cairan

e. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan

karbohidrat.

R/ Berguna dalam mengukur keepektifan nutrisi dan dukungan cairan

c.. ketidakefektifan jalan nafas yang sehubungan dengan sekret kental,

kelemahan dan upaya untuk batuk.

1) Tujuan : setelah dilakukan asurhan keperawatan 1x24 jam jalan

nafas efektif

2) Kriteria hasil :

- klien dapat mengeluarkan sekret tanpa bantuan

16
- klien dapat mempertahankan jalan nafas

- pernafasan klien normal (16 – 20 kali per menit)

3) Rencana tindakan :

a) Bina hubungan saling percaya kepada pasien

R/ menjalin hubungan dengan pasiean agar pasien dapat kooperatif

dengan perawat

b) Kaji fungsi pernafasan seperti, bunyi nafas, kecepatan, irama,

dan kedalaman penggunaan otot aksesori

R/ Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronkhi, mengi

menunjukkan akumulasi sekret / ketidakmampuan untuk membersihkan

jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori

pernafasan dan peningkatan kerja penafasan

c) Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif.

R/ Pengeluaran sulit jika sekret sangat tebal sputum berdarah kental

diakbatkan oleh kerusakan paru atau luka brongkial dan dapat

memerlukan evaluasi lanjut.

d) Berikan klien posisi semi atau fowler tinggi, bantu klien untuk

batuk dan latihan untuk nafas dalam.

R/ Posisi membatu memaksimalkan ekspansi paru dan men urunkan

upaya pernapasan. Ventilasi maksimal meningkatkan gerakan sekret

kedalam jalan napas bebas untuk dilakukan.

e) Pertahanan masukan cairan seditnya 2500 ml / hari, kecuali ada

kontraindikasi.

17
R/ Pemasukan tinggi cairan membantu untuk mengecerkan sekret

membuatnya mudah dilakukan.

f) Berikan obat-obatan sesuai indikasi : agen mukolitik,

bronkodilator , dan kortikosteroid.

R/ Menurunkan kekentalan dan perlengketan paru, meningkatkan

ukuran kemen percabangan trakeobronkial berguna padu adanya

keterlibatan luas dengan hipoksemia.

18
FORMULIR KUNJUNGAN RUMAH PK I

A. Identitas Pasien / Keluarga

Nama : Tn.M

Umur : 34 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Jln.Hangtuah Rt.02 Rw.01 Ngemplak

No Telp :-

Sarana kesehatan yang digunakan : Puskesmas Trajeng

B. Pemeriksaan

Keluhan yang dirasakan : Pasien mengatakan mengeluh nyeri dada sebelah

kanan dan kadang-kadang batuk

Tanda Vital :

TD : 110/70 mmhg Nadi : 78x/menit RR : 21x/menit Suhu :-

Status Mental

Bingung (-) Disorientasi (-) Menarik diri (-)

Cemas (-) Depresi (-) Sering marah (-)

Keterangan : Saat dilakukan kunjungan rumah serta pengkajian pada klien

kondisi emosi klien saat itu stabil. Klien juga sangat kooperatif dalam

menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan padanya.

Sistem Integumen

Warna kulit : coklat sawo matang

Akral : hangat

19
CRT : kembali < 2dtk

Diaphoresis (-) Jaundice (-) Luka (-)

Mukosa mulut : Lembab

Sistem Kardiovaskuler

Aritmia (-) Distensi vena jugularis (-)

Nyeri dada (-) Edema perifer (-)

Lain-lain : tidak ada bunyi jantung tambahan,tidak terdapat bising

murmur

Sistem Pernafasan

Wheezing (-) Batuk (+)

Ronchi (+) Sputum (-)

Lain-lain : klien mengatakan kadang-kadang batuk,tidak terdapat

wheezing,terdapat ronchi,tidak terdapat retraksi intercostae, RR 21x/mnt

Sistem Pencernaan

Intake makanan : klien mengatakan makan nasi,lauk pauk,sayur,dalam porsi

sedang 3x/24 jam habis.

Intake cairan : klien mengatakan minum air putih _+ 800cc/24

jam,terkadang sekali minum teh

Sonde (-) Flatus (-) Diare (-)

Mual/muntah (-) Distensi (-) Konstipasi (-)

Hematemesis (-) Nyeri perut (-)

Frekuensi BAB : 2x/24 jam intensitas lunak,bau khas

Bising usus : tidak dikaji

Lain-lain : tidak ada nyeri tekan pada abdomen

20
Sistem perkemihan

Disuria (-) Inkontontinensia (-) Konsistensi (-)

Hematuria (-) Retensi (-)

Frekuensi : 5x/24jam,kuning,jernih,bau khas urin

Jumlah : -+ 800cc

Lain-lain : tidak terdapat kesulitan dalam BAK

Sistem Persyarafan

Nyeri kepala (-) Reflek pupil (-) Tremor (-)

Lain-lain : klien mengatakan tidak ada nyeri kepala,tidak terdapat

tremor

Sistem Muskuloskeletal

Paralisis (-) Tonus otot (-) Hemiparesis (-)

Rentang gerak/ROM : gerakan aktiv,tidak ada masalah

Kekuatan otot : baik

Keseimbangan : baik

Nyeri Spesifik

Lokasi : dada sebelah kanan

Tipe : nyeri sedang

Intensitas : seperti ditusuk

Durasi : hilang timbul

Skala : 4 (sedang)

Riwayat Pengobatan

Alergi (-)

Jenis obat yang dikonsumsi : streptomycin (IM)

21
Efek samping :

C. Kegiatan sehari-hari

Makan/Minum : klien mampu melakukan sendiri makan/minum.

Klien makan 3x/24jam dalam jumlah porsi sedang nasi,lauk pauk,sayuran dan

minum -+ 800cc air putih terkadang juga minum teh.

Istirahat : klien mengatakan dirinya cukup istirahat dana setelah

disuntik klien tidur,siang : 10.00-13.00,malam : 21.30-05.00

BAB/BAK : klien mengatakan BAB/BAK lancar tidak ada kesulitan

Kebersihan diri : klien mengatakan mandi 2x/24jam

D. Perilaku tidak sehat

Merokok ( ),ket : klien mengatakan pernah merokok 1

setengah tahun yang lalu,sekarang sudah berhenti

merokok

Minum kopi ( ),ket : klien mengatakan sudah tidak minum kopi

Mengkonsumsi (-),ket : klien mengatakan mengkonsumsi garam

dalam jumlah sedang

Minum alcohol/NAPZA (-),ket : klien mengatakan dirinya tidak

mengkonsumsi alcohol

Perilaku seks bebas (-),ket : klien mengatakan tidak pernah melakukan

perilaku seks bebas

E. Spiritual

Taat beribadah : klien mengatakan sholat 5 waktu

Kepercayaan yang berlawanan dengan kesehatan : klien mengatakan

dia percaya bahwa penyakitnya yang ia derita sekarang ini

22
merupakan ujian dari allah SWT dan dirinya juga yakin

bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya.

F. Psikologi

Keadaan emosi pada saat ini : emosi klien stabil dank lien tampak tenang

dan rileks

Marah (-) Ketakutan (-) Putus asa (-)

Keterangan : saat dilakukan kunjungan klien sangat kooperatif dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya

G. Faktor resiko masalah kesehatan

Lantai rumah licin : klien mengatakan lantai rumahnya tidak licin melainkan

tidak berporselen

Pola rentang gerak : klien mengatakan tidak ada masalah dengan kakinya

Penataan perabot rumah : penataan perabot rumah tidak ada masalah karena

penataannya rapi dan perabot rumahnya juga tidak terlalu

banyak.

Hubungan tidak harmonis: klien mengatakan hubungan antar anggota

keluarga sangat harmonis antara satu dengan yang lain.

H. Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari

No Jenis kegiatan sehari-hari Mandiri Dengan

bantuan
1 Makan dan minum
2 Berpindah dari kursi ke tempat tidur dan

sebaliknya
3 Kebersihan diri : cuci

muka,menyisir,mencukur dan aktivitas

kamar mandi

23
4 Berjalan di jalan yang datar
5 Naik turun tangga
6 Berpakaian,termasuk mengenakan sepatu
7 Mengontrol buang air besar
8 Mengontrol buang air kecil
9 Olahraga/latihan fisik
10 Pemanfaatan waktu luang/rekreasi

Pasuruan, 27 februari 2015

(...................................................)

ANALISA DATA

NAMA PASIEN : Tn. M

UMUR : 34 tahun

NO.REGISTER :-

24
DATA PENUNJANG INTERORETASI DATA MASALAH
DS: klien mengatakan nyeri dada Nyeri

sebelah kanan

DO:

- k.u cukup

- wajah tampak grimace

- tertengar suara ronchi

- tidak terdapat retraksi intercotae

-skala 4(sedang)

- ttv:

TD : 110/70 mmhg

N : 78x/mnt

RR : 21x/mnt

25
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NAMA PASIEN : Tn. M

UMUR : 34 tahun

NO.REGISTER :-

NO TGL DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL TT

MUNCUL TERATASI
1 27-2-2015

26
CATATAN KEPERAWATAN

27
28
29
NAMA PASIEN : Tn. M

UMUR : 34 tahun

NO.REGISTER :-

NO TGL NO.DX IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TT

KEP
1 27-2-2015 1 1. Membina hubungan saling percaya kepada pasien

2.Mengkaji kondisi nyeri

3.Mengkaji tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmhg

N : 78x/mnt

RR : 21x/mnt

4.Mengajarkan teknik distraksi relaksasi

- jika batuk,dengan menarik nafas dalam dikeluarkan

melalui mulut dengan perlahan

5.berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian

analgetik

30

You might also like