You are on page 1of 3

MAKALAH PENGELOLAAN KUALITAS DAERAH AIR RAWA

NAMA ANGGOTA :
LAILA SANTI H1E114046
DARMAWATI H1E114227
MU'MIN H1E113215
ARIF RAHMAN H1E114231
GAMALIEL PURBA H1E114223
1.1 Definisi Lahan Rawa
Rawa adalah lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat
drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis.
Lahan rawa merupakan lahan alternatif untuk pengembangan pertanian.
Rawa adalah daerah rendah yang tergenang air dan pada umumnya permukaan air rawa selalu
dibawah atau sama dengan permukaan air laut, sehingga airnya selalu mengegenang dan
permukaan airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air. Rawa atau rawa-rawa terkadang sangat sulit
dibedakan dengan sungai, terkadang ada sungai yang seperti dengan Rawa, dimana sungai tersebut
jika dilihat sangat mirip dengan rawa, padahal banyak sekali perbedaan antara rawa dan sungai.
Dalam proses terbentuknya rawa juga sangat harus diketahui agar dapat mengetahui jelas tentang
rawa.
1.2 Klasifikasi Lahan Rawa
Berdasarkan pengaruh air pasang surut, khususnya sewaktu pasang besar(spring tides) di musim
hujan, bagian daerah aliran sungai di bagian bawah (downstream area) dapat dibagi menjadi 3
(tiga) zona. Klasifikasi zona-zona wilayahrawa ini telah diuraikan dan agak mendetail.
Lahan rawa terdiri atas lahan pasang surut dan lahan lebak masing-masing dengan luas 20,15
juta hektar dan 13,28 juta hektar. Secara umum rawa diklasifikasikan menjadi 2 (dua) macam
yaitu :
a. Rawa Pasang Surut adalah rawa yang terletak di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat
muara sungai sehingga dipengaruhi oleh pasang surut.
a. Rawa Lebak (rawa pedalaman) adalah rawa yang terletak di lahan yang tidak terkena pengaruh
pasang surut.
Berdasarkan hidro-topografi nya, rawa pasang surut dibagi menjadi 4 kategori :
Kategori A : Merupakan areal lahan rawa yang dapat terluapi air pasang, baik di musim hujan
maupun di musim kemarau. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama
14 hari siklus pasang purnama, baik musim hujan maupun musim kemarau. Permukaan lahan
umumnya masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air pasang tinggi rata-rata. Umumnya
areal ini terletak di lahan cekungan atau dekat dengan muara sungai. Lahan ini potensial untuk
ditanami dua kali padi sawah setahun, karena ada jaminan suplai air pada setiap musim.
Kategori B : Merupakan areal lahan rawa yang hanya dapat terluapi air pasang di musim hujan.
Permukaan lahan umumnya masih lebih tinggi dari elevasi air pasang tinggi rata-rata di musim
kemarau, namun masih lebih rendah jika dibandingkan elevasi air pasang tinggi rata-rata di musim
hujan. Lahan dapat diluapi oleh air pasang paling sedikit 4 atau 5 kali selama 14 hari siklus pasang
purnama hanya pada musim hujan saja. Lahan ini potensial ditanami padi sawah di musim hujan,
sedangkan di musim kemarau ditanami palawija.
Kategori C : Merupakan lahan rawa yang tidak dapat terluapi oleh air pasang sepanjang waktu
(atau hanya kadang-kadang saja). Permukaan lahan umumnya relatif lebih tinggi jika
dibandingkan kategori A dan B, sehingga air pasang hanya berpengaruh pada muka air tanah
dengan kedalaman kurang dari 50 cm dari permukaan lahan. Karena lahan tidak dapat terluapi air
pasang secara reguler, akan tetapi air pasang masih mempengaruhi muka air tanah. Elevasi lahan
yang relatip tinggi dapat mengakibatkan banyaknya kehilangan air lewat rembesan. Lahan ini
cocok untuk sawah tadah hujan/tegalan, dan ditanami padi tadah hujan atau palawija.
Kategori D : Merupakan lahan rawa yang cukup tinggi sehingga sama sekali tidak dapat
terjangkau oleh luapan air pasang (lebih menyerupai lahan kering). Permukaan air tanah umumnya
lebih dalam dari 50 cm dari permukaan lahan. Variasi kapasitas drainase tergantung perbedaan
antara muka tanah di lahan dan muka air di sungai terdekat dengan lahan. Lahan cocok diusahakan
untuk lahan kering/tegalan, ditanami padi gogo/palawija dan tanaman keras.
Adapun pembagian rawa lebak berdasarkan hidro-topografi, dibagi menjadi 3 kategori :
1. Lebak pematang, yaitu rawa lebak dengan genangan relatif agak dangkal dengan priode waktu
genangan pendek;
2. Lebak tengahan, yaitu lahan dengan genangan relatif agak dalam dengan periode waktu
genangan agak lama;
3. Lebak dalam, yaitu rawa lebak dengan genangan relatif dalam dengan periode waktu genangan
lama atau terus menerus sepanjang tahun.

1.3 Observasi, Identifikasi,dan Permasalahan Daerah Lahan Rawa di Kalimantan Selatan


Adapun Daerah Lahan Rawa di Kalimantan Selatan Terdapat di daerah berikut:
a. Pekauman, kecamatan Martapura Timur
Lahan rawa yang terdapat di daerah pekauman merupakan lahan rawa pasang surut,
permasalahan yang terdapat di lahan rawa ini yaitu terjadi banjir apabila hujan dan terjadi
kekeringan apabila kemarau, hal ini merugikan para petani yang mengelola lahan rawa menjadi
lahan untuk bercocok tanam. Teknolongi yang dapat digunakan untuk meminimalisir pernasalahan
yaitu dengan neraca air.
b. Nagara, kecamatan Daha
Lahan Rawa yang terdapat di daerah nagara yaitu lahan rawa lebak

You might also like