You are on page 1of 20

LAPORAN PORTOFOLIO RUMAH SAKIT

KASUS MEDIK

LAKI-LAKI 46 TAHUN DENGAN GOUT ARTHRITIS AKUT

Disusun oleh:
dr. Okta Fitria

Pendamping:
dr. Ken Mardyanah

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. R. SOETIJONO BLORA
2018
Berita Acara Presentasi Portofolio

Pada hari ini tanggal ___________________ telah dipresentasikan portofolio oleh :


Nama : dr. Okta Fitria
Judul/Topik : LAKI-LAKI 46 TAHUN DENGAN GOUT ARTHRITIS AKUT
Nama Pendamping : dr. Ken Mardyanah
Nama Wahana : RSUD Dr. R. Soetijono Blora

No Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesunguhnya.

Pendamping,

dr. Ken Mardyanah


NIP 19600226 200604 2002
1. TOPIK : Gout Arthritis Akut

Tanggal (Kasus) : 09/10/ 2018 Presenter : dr. Okta Fitria


Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Ken Mardyanah
Tempat Presentasi : RSUD dr. R. Soetijono Blora
Obyektif Presentasi :
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Neonatu  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil
s
 Deskripsi :
Pasien laki-laki usia 46 tahun datang ke poli Penyakit dalam dengan mengeluhkan
nyerl pergelangan tangan kanan sejak tiga hari sebelum diperiksa. Nyeri awalnya dirasakan
hanya ringan, tetapi lama kelamaan semakin berat. Nyeri dirasakan semakin berat sejak satu
hari sebelum diperiksa. Pasien tidak ada riwayat jatuh sebelumnya. Pergelangan tangan kanan
dirasa agak sedikit bengkak. Nyeri dirasa sangat mengganggu, sampai aktivitas pasien terbatas
kerena nyeri yang dirasakan. Pasien juga mengeluhkan sedikit sesak napas. Sesak tidak
disertai dengan batuk dan nyeri dada . Sesak semakin bertambah bila pasien kelelahan setelah
aktivitas.
Keluhan ini dirasakan pasien hilang timbul sejak tiga tahun yang lalu. Biasa muncul
setelah pasien makan makanan yang banyak sumber asam urat seperti daun singkong atau
makanan laut. Sebelumnya pasien berobat ke klinik dan dilakukan pemeriksaan darah. Dan
hasilnya dikatakan asam urat pesien tinggi.
Pasien mempunyai riwayat sakit ginjal dan menjalani HD 1 minggu sekali semenjak
setengah tahun yang lalu.

 Tujuan :
1. Mengetahui penegakan diagnosis Gout Arthritis Akut
2. Mengetahui penatalaksanaan Gout Arthritis Akut
Bahan Bahasan  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit
Cara Membahas  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  E-mail  Pos
DATA PASIEN Nama : Tn. S No. Registrasi : 087661
Nama Klinik : Poli Telp : - Terdaftar sejak :
Penyakit Dalam
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis : Gout Arthritis Akut

3
2. Gambaran Klinis (Riwayat Penyakit Sekarang)
Pasien mengeluhkan nyerl pergelangan tangan kanan sejak tiga hari sebelum diperiksa.
Nyeri awalnya dirasa hanya ringan, tetapi lama kelamaan semakin berat. Nyeri dirasa
semakin berat sjeak satu hari sebelum diperiksa. Pasien tidak ada riwayat jatuh sebelumnya.
Pergelangan tangan kanan dirasa agak sedikit bengkak. Nyeri dirasa sangat mengganggu,
sampai aktivitas pasien terbatas kerena nyeri yang dirasakan. Nyeri semakin bertambah berat
setiap kali pasien menggerakkan tangannya, berkurang sebentar dengan pemberian obat anti
nyeri, tetapi kemudian nyeri dirasakan lagi. Pasien sudah berobat ke dokter tetapi tidak ada
perubahan. Keluhan ini dirasakan pasien hilang timbul sejak tiga tahun yang lalu. Biasa
muncul setelah pasien makan makanan yang banyak sumber asam urat seperti daun singkong
atau makanan laut. Sebelumnya pasien sudah berobat ke klinik dan dilakukan pemeriksaan
darah. Dikatakan asam urat pesien tinggi. Pasien diberi obat (pasien lupa namanya), tetapi
obat itu hanya diminum pasien bila nyeri. Pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat dalam
jangka lama dan tidak ada obat yang rutin diminum pasian. Pasien juga mengeluhkan sedikit
sesak napas. Sesak tidak disertai dengan batuk dan nyeri dada . Sesak semakin bertambah bila
pasien kelelahan setelah aktivitas.
Buang air besar pasien tidak ada perubahan, seminggu 3-7x konsistensi lembek, tidak
ada darah mupun lendir, warna kekuningan. Buang air kecil pasien 2-3x/hari sedikit-sedikit
kurang lebih 1 gelas perhari . Tidak ada nyeri saat buang air kecil, tidak pula ada batu
maupun pasir..
Satu tahun sebelum periksa pasien pernah dirawat di rumah sakit karena operasi
benjolan yang ada di dekat mata kaki kiri pasien. Benjolan ukuran 2x2 cm, tidak nyeri dan
tidak bertambah besar, saat dioperasi benjolan berisi keputihan seperti kapur. Dikatakan
kalau benjolan tersebut merupakan asam urat.
Pasien mempunyai riwayat sakit ginjal dan menjalani HD 1 minggu sekali semenjak
setengah tahun yang lalu Pasien mengaku tidak ada riayat sakit gula darah tinggi mupun sakit
tensi tinggi sebelumnya. Pasien juga tidak ada riwayat konsumsi obat- obatan jangka panjang
ataupun konsumsi obat herbal sebelumnya.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


 Pasien tidak memiliki riwayat dengan keluhan yang sama sebelumnya
 Pasien tidak memiliki memiliki sakit darah tinggi
 Pasien tidak memiliki sakit diabetes

4
 Pasien tidak memiliki riwayat alergi
4. Riwayat Penyakit Keluarga
 Tidak ada riwayat keluarga

5. Riwayat Sosio-Ekonomi
Pasien telah menikah dan mempunyai 1 orang anak. Sekarang ini pasien tinggal
bersama istri dan anaknya.
DAFTAR PUSTAKA :

1. Ragab G, Elshahaly M, Bardin T. Gout: An Old Disease in New Perspective A


Review. Journal of Advanced Research [internet]. 2017 [cited 2018 October 30],
8:495-511
2. Richette P, Doherty M, Pascual E, Barskova V, Becce F, Sanabria JC. 2016 Updated
EULAR Evidenced Based Recommendations for The Management of Gout. Ann
Rheum Dis [internet]. 2016 [cited 2018 October 30]; 0:1-14
3. Ahmed S, Shaffique S, Asif HM, Hussain G, Ahmad K. Pathophysiology, Clinical
Cobnsequences, epidemiology dan Treatment of Hyperuricemic Gout. J Pharm Sci
[internet]. 2018 Mar [cited 2018 October 30]; 6(1):88-94
4. Khanna D, Fitzergald JD, Khanna PP, Bae S, Singh MK, Neogi T, et.al, 2012
American College of Rheumatology Guidelines for Management of Gout. Part 1:
Systematic Nonpharmacologic and Pharmacologic Theraupetic Approaches to
Hyperuricemia. Arthritis Care & Research [internet]. 2012 Oct [cited October 30];
64(10):1431-1446
5. Bardin T, Richette P. Impact of Comorbidities on Gout and Hyperuricemia: an Update
on Prevalence and Treatment Options. BMC Medicine [internet]. 2017 [cited October
29]; 15:123
6. Leung YY, Hui LLY, Kraus VB. Colchicine-Update on Mechanism of Action and
Theraupetic Uses. Semin Arthritis Rheum[internet]. 2015 Dec[cited November 3];
45(3):341-350
7. Chinchilla SP, Urionaguena, Perez-Ruiz F. Febuxostat for the chronic management of
hyperuricemia in patients with gout. Expert Review of Clinical Pharmacology
[internet]. 2016[cited November 2]
8. White W.B, Saag K.G, Becker M.A, Borer J.S, Gorelick P.B, Whelton A, et.al.

5
Cardiovascular Safety of Febuxostat or Allopurinol in Patients with Gout. N Engl J
Med[internet]. 2018[cited November 2]; 378:1200-10
9. Vargas-Santos AB, Taylor WJ, Neogi T. Gout Classification Criteria: Update and
Implication. Curr Rheumatol Rep [internet]. 2016 July [cited November 1].; 18(7):46

HASIL PEMBELAJARAN :

1. Mengetahui penegakkan diagnosis Gout Arthritis akut


2. Mengetahui penatalaksanaan Gout Arthritis akut
I. SUBJECTIVE

Keluhan Utama : nyeri sendi pergelangan tangan kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluhkan nyerl pergelangan tangan kanan sejak tiga hari sebelum periksa.
Nyeri dirasakan semakin berat sejak satu hari sebelum periksa. Pasien tidak ada riwayat jatuh
sebelumnya. Pergelangan tangan kanan dirasa agak sedikit bengkak. Nyeri dirasa sangat
mengganggu, sampai aktivitas pasien terbatas kerena nyeri yang dirasakan. Nyeri semakin
bertambah berat setiap kali pasien menggerakkan tangannya, berkurang sebentar dengan
pemberian obat anti nyeri, tetapi kemudian nyeri dirasakan lagi. Pasien sudah berobat ke
dokter tetapi tidak ada perubahan. Keluhan ini dirasakan hilang timbul sejak tiga tahun yang
lalu. Biasa muncul setelah pasien makan makanan yang banyak sumber asam urat seperti
daun singkong atau makanan laut. Sebelumnya pasien sudah berobat ke klinik dan dilakukan
pemeriksaan darah. Dikatakan asam urat pesien tinggi. Pasien diberi obat, tetapi obat itu
hanya diminum pasien bila nyeri.

Pasien juga mengeluhkan sedikit sesak napas. Sesak tidak disertai dengan batuk dan
nyeri dada . Sesak semakin bertambah bila pasien kelelahan. Buang air besar pasien tidak ada
perubahan, seminggu 3-7x konsistensi lembek, tidak ada darah mupun lendir, warna
kekuningan. Buang air kecil pasien 2-3x/hari sedikit-sedikit kurang lebih 1 gelas perhari .
Tidak ada nyeri saat buang air kecil, tidak pula ada batu maupun pasir..

Satu tahun sebelum periksa pasien pernah dirawat di rumah sakit karena operasi
benjolan yang ada di dekat mata kaki kiri pasien. Benjolan ukuran 2x2 cm, tidak nyeri dan
tidak bertambah besar, saat dioperasi benjolan berisi keputihan seperti kapur. Dikatakan
kalau benjolan tersebut merupakan asam urat. Pasien mengaku tidak ada riwayat sakit gula
darah tinggi mupun sakit tensi tinggi sebelumnya. Pasien juga tidak aada riayat konsumsi
obat- obatan jangka panjang ataupun konsumsi obat herbal sebelumnya. Pasien mempunyai
riwayat sakit ginjal dan menjalani HD 1 minggu sekali semenjak setengah tahun yang lalu

6
II. OBJECTIVE

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 09 Juli 2018)

Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Berat badan : 64 Kg Tinggi badan: 168 cm
BMI : 22,85 (normoweight)
Lingkar Perut : 86 cm
Tanda-tanda vital :
 Frekuensi Nadi : 94 kali/menit. Teraba kuat , irama teratur, isi cukup,
equal.
 Tekanan Darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi Nafas : 20 kali/menit, teratur
 Suhu : 36.8oC (axilla)

Head To Toe
Kepala : Normochepal, distribusi rambut merata, warna hitam, tidak mudah dicabut .
Wajah : Simetris.
Mata : Mata tampak tidak cekung, conjungtiva tidak anemis, tidak ada sklera
ikterik, kornea jernih, pupil bulat, isokor diameter 3 mm/3mm, shadow test -/- ,reflex cahaya
langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+)
Hidung : Bentuk hidung normal, tidak ada deviasi septum nasi, tidak ada secret.
Telinga : Bentuk normal, tidak ada secret, tidak ditemukan adanya tofus
Mulut : Bibir tidak sianotik, mukosa bibir lembab, lidah tidak kotor dan tidak tremor,
gusi tidak membesar, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis.
Leher : KGB tidak teraba pembesaran. trakea ditengah, tekanan vena jugularis tidak
diukur.
Thoraks: Tidak tampak retraksi dada. Simetris saat statis dan dinamis
Paru :
Inspeksi : Tidak Ada retraksi, simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : Vocal fremitus simetris kanan kiri.
Perkusi : Sonor dikedua lapang paru

7
Auskultasi : Bunyi suara nafas vesikuler, wheezing -/- dan ronchi -/-
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak nampak
Palpasi : Ictus kordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Bunyi Jantung 1 dan II regular, Tidak ada murmur dan gallop

Abdomen :
Inspeksi : Agak cembung, supel, tidak ada luka / sikatrik / perdarahan.
Auskultasi : Bising usus (+).
Perkusi : Timpani
Palpasi : BU normal, turgor baik, supel, tidak ada nyeri tekan, hepar dan lien
tidak teraba.
Ekstremitas : Akral hangat, tidak ada sianosis, edema (-), CRT < 2”

Status Lokalis Extremitas :

Superior Superior Inferior Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Edema (+)wrist - - -
dextra,
nyeri tekan
(+), sedikit
eritem

Pucat - - - -

Akral dingin - - - -

Scar - - - -

Deformitas - - - +tofus
ukuran
2x1 cm,
lateral
maleolus
lateral

8
Pemeriksaan neurologis:
Refleks fisiologis :
KPR : (+/+) normal Biceps : (+/+) normal
APR : (+/+) normal Triceps: (+/+) normal
Refleks patologis :
Babinski: (-) Oppenheim: (-)
Chaddock: (-)
Kekuatan otot ekstremitas atas 5555/5555
Kekuatan otot ekstremitas bawah 5555/5555
Sensorik : baik

Pemeriksaan Penunjang :

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


HB 9,7 12,3-15,3
Leukosit 10,8 4,5-14,5
Trombosit 340 150-450
Ureum 145 10-50
Kreatinin 8,7 0,7-1,3
Asam Urat 9,1 2,4-6.0
Na 135 132-145
K 3,2 3,1-5,1
Ca 1,26 1,17-1,29

III. ASSESMENT

Gout Arthritis Akut disertai dengan CKD stg V dengan HD rutin

9
IV. PLAN

Non Medikamentosa
- Menghindari makanan yang mengandung asam urat yang tinggi

Medikamentosa
- Colcisin 0,5 mg/24 jam p.o
- Caco3 1 tab/8 jam p.o
- Furosemid 40 mg ( 1-0-0 )
- Asam folat 1x 800 mg
- Rutin HD sesuai jadwal

V.PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia ad boman
Qua ad fuctionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam

10
VI. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Arthritis Gout


Artritis gout merupakan penyakit heterogen sebagai akibat deposisi kristal
monosodium urat pada jaringan atau supersaturasi asam urat didalam cairan
ekstarseluler. Artritis gout merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
sering ditemukan, yang ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam
ataupun di sekitar persendian. Monosodium urat ini berasal dari metabolisme purin. Hal
penting yang mempengaruhi penumpukan kristal adalah hiperurisemia dan saturasi
jaringan tubuh terhadap urat. Apabila kadar asam urat di dalam darah terus meningkat
dan melebihi batas ambang saturasi jaringan tubuh, penyakit artritis gout ini akan
memiliki manifestasi berupa penumpukan kristal monosodium urat secara mikroskopis
maupun makroskopis berupa tofus.

B. Patofisiologi Arthritis Gout


Penyakit arthritis gout merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang
paling sering ditemukan, ditandai dengan adanya penumpukan kristal monosodium
urat di dalam ataupun di sekitar persendian . Asam urat merupakan kristal putih tidak
berbau dan tidak berasa lalu mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi
asam sianida (HCN) sehingga cairan ekstraseslular yang disebut sodium urat. Jumlah
asam urat dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam urat dalam
tubuh, dan banyaknya ekskresi asam urat . Kadar asam urat dalam darah ditentukan
oleh keseimbangan antara produksi (10% pasien) dan ekskresi (90% pasien). Bila
keseimbangan ini terganggu maka dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kadar
asam urat dalam darah yang disebut dengan hiperurisemia.

C. Gejala klinis Arthritis Gout


Gangguan metabolisme yang mendasari gout adalah hiperurisemia yan
didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 mg/dl dan 6,0 mg/dl .
Gejala-gejala klinik hiperuresemia dibagi dalam 4 stadium,yaitu:
- Stadium I
Tidak ada gejala yang jelas. sukar berkonsentrasi. Pada pemeriksaan darah ternyata asam
urat tinggi.
- Stadium II

11
Serangan-serangan arthritis pirai yang khas, arthritis yang akut dan hebat, 90% lokalisasi
di jari jempol kaki (podagra), tetapi semua persendian dapat diserang, kadang-kadang
lebih dari satu sendi yang diserang (migratory polyarthritis). Sendi tersebut menjadi
bengkak dalam beberapa jam, menjadi panas, merah, sangat nyeri. Kemudian
pembengkakan ini biasanya menjalar ke sekitar sendi dan lebih menyolok daripada
arthritis yang lain. Kadang-kadang terjadi efusi di sendi-sendi besar. Tanpa terapi
keluhan dapat berkurang sendiri setelah 4 sampai 10 hari. Pembengkakan dan nyeri
berkurang, dan kulit mengupas sampai normal kembali.
- Stadium III
Pada stadium ini di antara serangan-serangan arthritis akut, hanya terdapat waktu yang
pendek, yang disebut fase interkritis.
- Stadium IV
Pada stadium ini penderita terus menderita arthritis yang kronis dan tophi sekitar sendi,
juga pada tulang rawan dari telinga. Akhirnya sendi-sendi dapat rusak, mengalami
destruksi yang dapat menyebabkan cacat sendi .

Arthritis gout ditandai dengan serangan-serangan nyeri hebat dan kemerahan pada
bagian bawah sendi dari ibu jari kaki, yang terjadi pada waktu tengah malam. Serangan
berkurang dalam beberapa hari tetapi berulang kembali. Lama kelamaan, sendi dirusak
oleh endapan kristal asam urat didalam sinovia dan tulang rawan. Asam urat didalam
serum meningkat. Penyakit ini dianggap sebagai suatu penyakit orang berada yang
memakan makanan yang kaya akan DNA, yang memproduksi banyak asam urat

D. Kriteria diagnosis Arthritis Gout


Subkomite The American Rheumatism Association menetapkan bahwa kriteria
diagnostik untuk gout adalah:
1. Adanya kristal urat yang khas dalam cairan sendi.
2. Tofi terbukti mengandung kristal urat berdasarkan pemeriksaan kimiawi dan
mikroskopik dengan sinar terpolarisasi.
3. Diagnosis lain, seperti ditemukan 6 dari beberapa fenomen klinis, laboratoris, dan
radiologis sebagai tercantum dibawah ini:
- Lebih dari sekali mengalami serangan arthritis akut.
- Terjadi peradangan secara maksimal dalam satu hari.

12
- Serangan artrtis monoartikuler.
- Kemerahan di sekitar sendi yang meradang.
- Sendi metatarsophalangeal pertama (ibu jari kaki) terasa sakit atau membengkak.
- Serangan unilateral pada sendi tarsal (jari kaki).
- Serangan unilateral pada sendi MTP 1.
- Dugaan tophus (deposit besar dan tidak teratur dari natrium urat) di kartilago artikular
(tulang rawan sendi) dan kapsula sendi.
- Hiperurikemia, yaitu pembengkakan sendi secara asimetris(satu sisi tubuh saja).

Perubahan radiologis hanya terjadi setelah bertahun-tahun timbulnya gejala. Terdapat


predileksi pada sendi MTP pertama, walaupun pergelangan kaki, lutut, siku, dan sendi
lainnya juga dapat terlibat. Foto polos dapat memperlihatkan:
a. Efusi dan pembengkakan sendi
b. Erosi: hal ini cenderung menimbulkan penampakan “punched out”, yang berada
terpisah dari permukaan artikular. Densitas tulang tidak mengalami perubahan.
c. Tofi: mengandung natrium urat dan terdeposit pada tulang, jaringan lunak, dan sekitar
sendi. Kalsifikasi pada tofi juga dapat ditemukan, dan tofi intraoseus dapat membesar
hingga menyebabkan destruksi sendi .

E. Faktor Resiko Arthritis Gout


Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat membuat seseorang menjadi lebih
mudah untuk terkena penyakit arthritis gout. Secara garis besar, terdapat dua faktor risiko
untuk pasien dengan penyakit arthritis gout, yaitu faktor yang tidak dapat dimodifikasi
dan faktor yang dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia dan jenis kelamin. Sedangkan
faktor risik yang dapat dimodifikasi adalah pekerjaan, Glomerular Filtration Rate (GFR),
kadar asam urat, dan penyakit-penyakit penyerta lain seperti Diabetes Melitus (DM),
hipertensi, dan dislipidemia yang membuat individu tersebut memiliki risiko lebih besar
untuk terserang penyakit arthritis gout.

13
14
F. Penatalaksanaan Arthritis Gout
Secara umum penanganan arthritis gout adalah memberikan edukasi, pengaturan
diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan dini agar tidak terjadi
kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Tujuan terapi meliputi terminasi serangan
akut; mencegah serangan di masa depan; mengatasi rasa sakit dan peradangan dengan
cepat dan aman; mencegah komplikasi seperti terbentuknya tophi, batu ginjal, dan
arthropati destruktif. Pengelolaan gout sebagian bertolakan karena adanya
komorbiditas; kesulitan dalam mencapai kepatuhan terutama jika perubahan gaya
hidup diindikasikan; efektivitas dan keamanan terapi dapat bervariasi dari pasien ke
pasien.

Medikamentosa pada gout termasuk:


- Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
OAINS dapat mengontrol inflamasi dan rasa sakit pada penderita gout secara efektif.
Efek samping yang sering terjadi karena OAINS adalah iritasi pada sistem
gastroinstestinal, ulserasi pada perut dan usus, dan bahkan pendarahan pada usus.

15
Penderita yang memiliki riwayat menderita alergi terhadap aspirin atau polip tidak
dianjurkan menggunakan obat ini. Contoh dari OAINS adalah indometasin. Dosis
obat ini adalah 150-200 mg/hari selama 2-3 hari dan dilanjutkan 75-100 mg/hari
sampai minggu berikutnya.
- Kolkisin
Kolkisin efektif digunakan pada gout akut, menghilangkan nyeri dalam waktu 48 jam
pada sebagian besar pasien. Dosis efektif kolkisin pada pasien dengan gout akut
berhubungan dengan penyebab keluhan gastrointestinal. Obat ini biasanya diberikan
secara oral pada awal dengan dosis 1 mg, diikuti dengan 0,5 mg setiap dua jam atau
dosis total 6,0 mg atau 8,0 mg telah diberikan.Kebanyakan pasien, rasa sakit hilang 18
jam dan diare 24jam; Peradangan sendi reda secara bertahap pada 75-80% pasien
dalam waktu 48 jam.
- Kortikosteroid
Kortikosteroid biasanya berbentuk pil atau dapat pula berupa suntikan yang lansung
disuntikkan ke sendi penderita. Efek samping dari steroid antara lain penipisan tulang,
susah menyembuhkan luka dan juga penurunan pertahanan tubuh terhadap infeksi.
Steroids digunakan pada penderita gout yang tidak bisa menggunakan OAINS
maupun kolkisin
- Prednison 20-40 mg per hari diberikan
selama tiga sampai empat hari.Dosis kemudian diturunkan secar bertahap selama 1-2
minggu. ACTH diberikan sebagai injeksi intramuskular 40-80 IU, dan beberapa
dokter merekomendasikan dosis awal dengan 40 IU setiap 6 sampai 12 jam untuk
beberapa hari, jika diperlukan
- Urikosurik dan Xanthine Oxidase Inhibitor
Gout dapat dicegah dengan mengurangi konsentrasi asam urat serum < 6,0 mg/dL.
Penurunan kurang dari 5,0 mg/dL mungkin diperlukan untuk reabsorpsi dari tophi.
Terapi dengan obat yang menurunkan konsentrasi asam urat serum harus
dipertimbangkan, ketika semua kriteria sebagai berikut:
- penyebab hiperurisemia tidak dapat dikoreksi atau, jika
diperbaiki, tidak menurunkan konsentrasi serum asam urat
kurang dari 7,0 mg/dL;

16
- pasien memiliki dua atau tiga
serangan pasti gout atau memiliki tophi; dan pasien dengan kebutuhan untuk minum
obat secara teratur dan permanen. Dua kelas obat yang tersedia: obat urikosurik
(misalnya Probenesid) dan xanthine oxidase inhibitor (misalnya Allopurinol)

Non-Medikamentosa pada gout termasuk :


a. Edukasi
Penatalaksaan arthritis gout tidak hanya dapat diselesaikan secara
farmakologis . Karena kebutuhan akan obat yang menurunkan konsentrasi asam urat
serum mungkin akan seumur hidup, penting untuk mengidentifikasi faktor yang
berkontribusi terhadap hiperurisemia yang mungkin diperbaiki. Beberapa faktor
tersebut adalah obesitas, diet purin tinggi, konsumsi alkohol secara teratur, dan terapi
diuretik. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya hiperurisemia.
Obesitas didefinisikan sebagai kondisi dimana terjadi kelebihan lemak tubuh.
Pada orang obesitas terjadi peningkatan asam urat terutama karena adanya
peningkatan lemak tubuh, disamping itu juga berhubungan dengan luas permukaan
tubuh sehingga pada orang gemuk akan lebih banyak memproduksi urat dari pada
orang kurus. Mengontrol berat badan, membatasi konsumsi daging merah dan latihan
sehari-hari, merupakan rekomendasi dasar gaya hidup yang penting untuk pasien
dengan gout atau hiperurisemia. Alkohol harus dihindari karena meningkatkan
produksi asam urat dan merusak ekskresinya.
Dehidrasi dan trauma berulang yang mungkin terjadi dalam latihan atau
pekerjaan tertentu harus dihindari, dan obat-obatan yang dikenal untuk berkontribusi
untuk hiperurisemia, termasuk thiazide dan diuretik loop, salisilat dosis rendah,
siklosporin, niacin, etambutol, dan pirazinamid harus dihilangkan, jika
memungkinkan .Edukasi pasien dan pemahaman mengenai dasar terapi diperlukan
untuk menjamin keberhasilan terapi gout. Menghindari faktor- faktor yang dapat
memicu serangan juga merupakan bagian yang penting dari strategi penatalaksanaan
gout.

17
b. Perencanaan makanan
Berdasarkan kadar purinnya, sumber makanan berpurin dikelompokkan
menjadi 3, yakni sumber makanan yang mengandung purin tinggi, sedang dan rendah.
Berikut ini akan diuraikan kriteria masing-masing sumber makanan berdasarkan kadar
purinnya.
a. Sumber makanan yang mengandung purin tinggi
Dalam kadar yang normal sebenarnya purin sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Namun, jika
jumlahnya melebihi batas normalnya, maka akan meningkatkan produksi asam urat.
Akibatnya terbentuklah kristal-kristal asam urat. Sumber makanan yang termasuk berkadar
purin tinggi bisa dilihat dibawah ini.

A. Sumber makanan yang mengandung purin tinggi:

Sumber Makanan Kadar Purin (mg/100gram)


Teobromin (kafein cokelat) 2.300
Limpa kambing 773
Hati sapi 554
Ikan 480
Jamur kuping 448
Limpa sapi 444
Daun melinjo 366
Paru sapi 339
Bayam, kangkung 290
Ginjal sapi 269
Jantung sapi 256
Hati ayam 243
Jantung kambing/ domba 241
Ikan teri 239
Udang 234
Biji melinjo 222
Daging kuda 200
Kedelai dan kacang-kacangan 190
Dada ayam dengan kulitnya 175
Daging ayam 169
Daging angsa 165
Lidah sapi 160
Ikan kakap 160
Tempe 141
Daging bebek 138

18
Kerang 136
Udang lobster 118
Tahu 108

Selain yang tertera pada tabel tersebut, sumber makanan dan minuman yang juga
mengandung purin tinggi diantaranya adalah berikut ini: jeroan, kaldu atau ekstrak daging,
soft Drink atau minuman bersoda, minuman beralkohol, es krim, ikan hering, ikan tuna,
salmon, ikan kembung dan aneka jenis seafood lainnya.

B. Sumber makanan yang mengandung purin sedang

Kelompok yang kedua adalah sumber makanan yang mengandung purin sedang.
Kadar purin dalam makanan terkategori sedang jika jumlahnya berkisar antara 9-100 mg/100
gram. Penderita asam urat sebenarnya boleh mengonsumsi sumber makanan yang
mengandung purin sedang, hanya saja jumlahnya harus dibatasi dan tidak boleh melebihi
batas yang diizinkan (100-150 mg/hari). Untuk daging pun sebaiknya konsumsi per harinya
berkisar antara 1 hingga 1,5 potong. Sementara itu, sayuran sekitar satu mangkok (100 gram)
per harinya. Konsumsi makanan yang mengandung purin sedang melebihi batas yang
dianjurkan akan menaikan kadar asam urat di dalam darah.

Sumber makanan yang mengandung purin sedang yaitu:


(a) daging dan ikan (kecuali jenis daging dan ikan yang sudah disebutkan dalam kelompok
berpurin tinggi),
(b) biji dandaun melinjo,
(c) kacang-kacangan,
(d) kangkung,
(e) jamur,
(f) bayam,
(g) daun pepaya,
(h) daun singkong, dan
(i) kol.

C.Sumber makanan yang mengandung purin rendah yaitu :

Kadar purin dalam makanan yang terkategori rendah jika jumlahnya kurang dari 9
mg.Penderita asam urat tidak perlu khawatir mengonsumsi makanan yang termasuk dalam
kelompok ini. Bahkan sumber makanan berpurin rendah bisa dikonsumsi setiap hari karena
tidak beresiko meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Berikut ini daftar sumber
makanan yang mengandung purin rendah yaitu:
(a) nasi,
(b) ubi,
(c) roti,
(d) singkong,

19
(e) jagung,
(f) susu,
(g) sayuran (kecuali yang telah disebutkan dalam kelompok berpurin sedang), dan
(h) buah-buahan (kecuali nanas,durian,avokad)

20

You might also like