Professional Documents
Culture Documents
Case Report Pseudokista Pankreas - Azis
Case Report Pseudokista Pankreas - Azis
PSEUDOKISTA PANKREAS
Oleh:
dr. Azis Aimaduddin AI
Pembimbing:
dr. Suwardi, Sp.B, Sp.BA
1
HALAMAN PENGESAHAN
Pseudokista Pankreas
(Case Report)
Oleh :
dr. Azis Aimaduddin AI
NIM :S561408005
Surakarta,.......................................2015
Pembimbing
2
DAFTAR ISI
Daftar Isi.....................................................................................................3
ABSTRAK..................................................................................................4
BAB IV DISKUSI......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................15
3
CASE REPORT : PSEUDOKISTA PANKREAS
Aimaduddin, Azis1 . Suwardi2
1. Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta, Indonesia
2. Department of Pediatric Surgery, Dr. Moewardi Hospital, Surakarta,
Indonesia
Abstract:
Introduction :
Pancreatic Pseudocysts well defined as a local accumulation of fluid that rich in amylase and
other pancreatic enzymes, that has nonepithelialized wall. Size varies from 2-30 cm. About one
third of pseudocysts manifest in the head of the gland, and two thirds appear in the tail.
Pathogenesis of pancreatic pseudocysts seems to stem from disruption of the pancreatic duct
due to pancreatitis and extravasation of enzymatic material. In children, pancreatic pseudocysts
are often associated with trauma.
Case Description : A male patient, 12 year old with a lump in the abdomen. Patient with a
history of abdominal trauma 2 months before entering the hospital, then a lump appeared at the
abdomen and continues to expand. Patient also complain of frequent nausea and decreased
appetite. A pain cystic fluctuative and immobile lump that 8 x 6 cm in size was found in
palpability. From abdominal scaning images, a cyst cavity around the pancreatic was found.
Patient was diagnosed with pancreatic pseudocyst. Patient underwent internal drainage of the
cyst-yeyunostomi side to side Roux en Y. From pathology anatomy the conclusion is a
pancreatic pseudocyst.
Follow-up to 2 months postoperative, no complications was found.
The internal drainage of the cyst-yeyunostomi side to side Roux en Y on pancreatic
pseudocyst give a good results.
Keyword : Pseudocyst, Trauma, Pancreatitis.
4
CASE REPORT : PSEUDOKISTA PANKREAS
Aimaduddin, Azis1 . Suwardi2
Bagian Bedah Anak Universitas Sebelas Maret Surakarta/RSUD DR. Moewardi Surakarta
Abstrak
Pseudokista Pankreas merupakan penumpukan cairan yang terlokalisir yang kaya
amilase dan enzim pankreas lainnya, yang memiliki dinding yang tidak berepitel. Ukuran
bervariasi 2-30 cm. Sekitar sepertiga dari pseudokista terjadi pada caput pankreas, dan dua
pertiga muncul di bagian ekor. Patogenesis pseudokista pankreas berasal dari gangguan
saluran pankreas akibat pankreatitis dan ekstravasasi bahan enzimatik. Pada anak-anak,
pseudokista pankreas sering berhubungan dengan trauma. Dilaporkan seorang pasien laki-
laki umur 12 tahun dengan benjolan di perut. Pasien dengan riwayat trauma tumpul diperut
2 bulan sebelum masuk rumah sakit, kemudian muncul benjolan diperut yang makin lama-
makin membesar. Pasien juga mengeluh sering mual dan penurunan nafsu makan. Pada
perabaan dijumpai benjolan kistik fluktuatif dan terfikisir dengan ukuran ± 8 x 6 cm, dan
nyeri. Pada pemeriksaan scaning dijumpai gambaran rongga kista disekitar pankreas.
Pasien didiagnosa dengan pseudokista pankreas. Pada pasien dilakukan drainase interna
kista-yeyunostomi side to side Roux en Y. Dari pemeriksaan patologi anatomi didapatkan
kesan suatu pseudokista pankreas.
Follow up sampai 2 bulan post operasi tidak dijumpai komplikasi.
Drainase interna kista-yeyunostomi side to side Roux en Y pada pseudokista pancreas
memberikan hasil yang baik.
Kata kunci : Pseudokista, Trauma, pankreatitis.
5
Pendahuluan
Pseudokista pankreas merupakan komplikasi dari trauma tumpul abdomen atau
dari pancreatitis yang melibatkan kerusakan dari duktus pankreas. Ekstravasasi dari
enzim – enzim pankreas dan jaringan organ pencernaan akan menyebabkan reaksi
inflamasi dan reaksi fibroblastik, yang akan membentuk suatu kapsul tanpa lapisan
epitel.1
Pankreatitis bisa terjadi lokal atau difus dan bisa diklasifikasikan menjadi akut,
kronis, nekrotik atau perdarahan. Secara umum, prognosis anak dengan pankreatitis
akut sangat baik, meskipun pernah dilaporkan 10-23% pseudokista pankreas yang
diawali dari pancreatitis akut. Sekitar 50% pseudokista pancreas pada anak
berhubungan dengan trauma abdomen dan 60% dari pseudokista pankreas yang
disebabkan oleh trauma tumpul memerlukan intervensi bedah.4
Pada pankreatitis akut, terjadi gangguan pada duktus akibat dari nekrosis pada
sebagian sel-sel di pankreas dan kebocoran duktus (post necrotic pseudocyst ).
Akibatnya, terjadi ekstravasasi enzim-enzim pankreas termasuk enzim pencernaan dari
sel-sel asinus. Normalnya sel-sel tersebut melepaskan enzim-enzim pencernaaan ke
dalam duktus pengumpul yang kemudian mengalirkan ke duktus pankreatikus menuju
ke lumen duodenum. Ekstravasasi enzim-enzim ini dapat menyebabkan terjadinya
autodigesti pada jaringan pankreas. Edema dengan cepat terjadi kemudian disusul
6
dengan terjadinya nekrosis pankreas, oklusi pembuluh darah dan respon inflamasi. Ini
menjelaskan kandungan kista yang terdiri dari cairan pankreas yang kadang bercampur
darah atau sisa jaringan nekrotik. Terkumpulnya sekresi pankreas selanjutnya
menyebabkan terjadinya pembentukan dinding (walling-off) oleh jaringan granulasi
sehingga terbentuklah suatu kista pankreas tanpa lapisan epitel pada dindingnya yang
disebut pseudokista. Pada pasien dengan pankreatitis kronik, terjadi peningkatan
tekanan pada duktus pankreatikus akibat dari striktur, batu pada duktus, penumpukan
protein dan lain-lain sehingga terjadi ruptur pada duktus.5
Sekitar sepertiga dari pseudokista terjadi pada caput pankreas, dan dua pertiga
muncul di bagian ekor. Tidak ada gejala yang spesifik yang menjadi pathognomik dari
pseudokista pankreas, namun harus dipertimbangkan kemungkinan pseudokista
pancreas pada pasien yang memiliki sakit perut persisten, anoreksia, ikterik, dan massa
di perut setelah kasus pancreatitis atau setelah trauma.3
7
4 minggu sebelum kumpulan cairan akut matur menjadi pseudocyst yang muncul pada
50% pasien dengan kumpulan cairan akut. Gambaran patognomonik dari pseudocyst
pankreas adalah massa densitas cairan, konfigurasi oval atau bulat berdinding tebal
pada pasien dengan riwayat pankreatitis akut atau kronis. 6
8
Laporan Kasus
Seorang anak laki – laki, An. R , usia 12 tahun, masuk tanggal 26 Juni 2015 ke
UGD RS DR. Moewardi dengan keluhan benjolan dan nyeri seluruh lapang perut sejak
1 minggu sebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan terus-menerus , muntah (+)
cairan , BAB ( - ) 3 hari , flatus ( + ), demam ( + ), benjolan pada perut kira-kira
sebesar telur bebek. Oleh keluarga pasien dibawa ke RS di Sukoharjo, dipasang infus,
diberi obat-obatan injeksi dan dilakukan USG dan CT-Scan Abdomen, kemudian
dirujuk ke RSUD Moewardi.
Dari anamnesa diketahui bahwa benjolan timbul sekitar 6 minggu yang lalu,
benjolan muncul 4 minggu setelah pasien mengalami trauma abdomen pada 25 April
2015 dimana perut pasien terkena stang sepeda saat pasien terjatuh dari sepeda. Pada
saat itu pasien dibawa ke RSUD Moewardi , diopname dan dilakukan USG FAST
dengan hasil tidak terdapat cairan bebas pada cavum abdomen, pasien dirawat selama
5 hari, kondisi stabil dan pasien dipulangkan. Pasien kontrol ke poli bedah anak 2x, dan
tidak ada keluhan.
Dari pemeriksaaan fisik didapatkan pasien sakit sedang, dengan tekanan darah
(TD) 100/60 mmHg, frekuensi nadi 78 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu
37,5C. Berat badan 25 kg. Status generalisata dalam batas normal. Conjunctiva tidak
anemis dan sclera tidak ikterik. Dari status lokalis abdomen terlihat perut tidak distensi,
nyeri tekan pada seluruh lapang perut, pemeriksaan bising usus menurun, dan dari
perabaan didapati massa fluktuatif yang terfiksir dengan permukaan rata, ukuran 8 x 6
cm. Pada RT :TMSA normal, mukosa licin, ampula tidak kolaps , nyeri pada seluruh
lapang perut ( + ) , massa (-), STLD (-), faeces (+)
9
Foto 26 Juni 2015
USG Abdomen
10
Pada pasien dilakukan pemeriksaan CT scan di RSUD Wonogiri dan dijumpai adanya
gambaran massa kistik ukuran 8 x 6 cm dari radiolog mengarah suatu kista pankreas
, DD kista mesenterium
11
Dari manifestasi klinis, laboratorium, USG Abdomen dan CT-Scan Abdomen ,
pasien didiagnosis Peritonitis Generalisata ec susp ruptur pseudokista pankreas dd kista
mesenterium.
Pasien di berikan cairan intravena (IVFD) D ¼ NS 1500ml/24 jam, injeksi
ceftriaxone 500mg/12 jam, injeksi metamizole 500mg/8 jam, injeksi ondancentron 4
mg/12 jam , dipasang nasogastrik tube dan dialirkan, dipasang DC dan direncanakan
laparotomy.
12
Pasca operasi pasien dirawat di Pediatric Intensif Care Unit (PICU). Tidak
terdapat komplikasi pada pasien. Pasien di berikan IVFD D1/2NS 430ml+D40% 45
cc/jam , aminofusin paed 500cc/hari , Injeksi Ceftriaxone 500mg/12 jam, Injeksi
Metronidazole 200mg/8jam Injeksi Ondancentron 40mg/12 jam, injeksi metamizole
500mg/8 jam. Drain 300cc/hari.
Pada 2 Juli 2015 pasien stabil, tidak didapatkan perarahan dari luka operasi,
suara usus normal, defekasi normal, tidak terapat komplikasi dari luka operasi, pasien
dipindahkan ke bangsal.
13
Diskusi
Dilaporkan seorang pasien laki- laki umur 12 tahun dengan benjolan di perut.
Pada Pasien ini dengan riwayat mengalami trauma tumpul abdomen, diikuti dengan
keluhan muncul benjolan diperut yang makin lama makin membesar dan nyeri, diikuti
dengan keluahan mual, rasa penuh di perut dan penurunan nafsu makan, dari
pemeriksaan fisik didapati suatu massa fluktuatif yang terfiksir dan nyeri di daerah
abdomen. Akibat dari trauma tumpul di daerah abdomen yang diperkirakan di lokasi
pankreas mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sell asinar. Hal ini menyebabkan
aktivasi dan pelepasan enzim digestive yang bisa menimbulkan inflamasi dan nekrosis.
Pada keadaan normal sel asinar melepaskan enzim inaktif ke dalam “collecting duct”
yang kemudian dialirkan ke duktus pankreatikus terus ke lumen duodenum. Jika terjadi
obstruksi atau disrupsi, terjadi pengeluaran enzim aktif kedalam panrenkim yang
memicu terjadinya autodigestive jaringan pancreas. Sekresi pancreas yang terkumpul
sering dilapisi oleh jaringan granulasi sehingga membentuk suatu pseudokista.1,3
Benjolan pada pasien yang berukuran lebih dari 6 cm, menetap 8 minggu dan
adanya peritonitis merupakan indikasi untuk laparotomi explorasi dan drainase interna.
Pada pasien dilakukan laparotomi explorasi kista-yeyunostomi, yeyunoyeyunostomi
side to side roux en y . Pada pasien dilakukan follow up hingga 2 bulan pasca operasi
dan tidak dijumpai adanya komplikasi. Ini menjelaskan bahwa drainase interna kista-
yeyunostomi side to pada pseudokista pancreas memberikan hasil yang baik. Tindakan
intervensi bedah yang lain yang dapat dilakukan yaitu pankreatikoyeyunostomi roux en
y yang juga memberikan hasil yang cukup baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
15