You are on page 1of 10

Evaluasi Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Meningkatkan Pelayanan Publik Di

Kantor Camat Tompaso Kabupaten Minahasa

Jeferson Glandy Lumentah


Johnny Hanny Posumah
Martha. Ogotan

Abstract : Sub-district as a public service agency has a duty to provide services to the public, so
that the Civil Service will also determine the success of the public service. This research is to
answer how the performance of the Civil Service to Improve Public Services Head office
Tompaso Minahasa,This study uses a qualitative method. In this case the performance
indicators used are productivity, kaualitas service, responsiveness, renponsibilitas, and
accountability. Informants in this study were taken from the community, the old law, and an
employee at the office of Head Tompaso (7 people), Law Tua (4 people), and people (5 people) of
data collection by interview: while the analysis of data using analysis techniques interactive
model of Miles and Huberman. The results showed: (1) The level of productivity is quite good
views from the successful implementation of programs and activities that have been set. (2)
Quality of service is pretty good views of the coordination of the Civil Service in providing
services easy, fast, transparancy, and means. (3) The level of responsiveness is quite good, in
response to all the needs and complaints of the public. (4) Level of Responsibility quite well,
judging from the utilization of human resources potential of the Civil Service. (5) Level of
Accountability pretty good views of the accountability system is done either to local governments
and to the public. Based on the results of these studies conclude that the Civil Service
Performance Evaluation In Improving Public Services Head office Tompaso Minahasa pretty
good views of the productivity aspect, Quality service, Responsiveness, Responsibility, and
Accountability.

Keywords: Performance Evaluation of Civil Servants.

PENDAHULUAN masyarakat adalah aset terpenting yang


Dalam rangka mencapai Tujuan Nasional menjadi ujung tombak dalam melaksanakan
sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 tugas serta tanggung jawab di instansi
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara pemerintah. Esensi tugas dan tanggung
Republik Indonesia tahun 1945 diperlukan jawab instansi pemerintah adalah
PNS yang profesional, bebas dari intervensi melaksanakan fungsi pelayanan,
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi pembangunan,dan pemberdayaan kepada
dan nepotisme, mampu menyelenggarakan masyarakat sebagai penerima manfaatnya.
pelayanan publik bagi masyarakat dan Karena itu stiap instansi pemerintah harus
mampu menjalankan peran sebagai perekat mewujudkan pelayanan yang prima
persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan (exellent), dimana tujuan tersebut tidak akan
Pancasila dan UUD 1945.Pengelolaaan tercapai apabila tidak didukung oleh kinerja
Negara tidak lepas dari peran aparatur secara maksimal. Dalam pandangan
pemerintah sebagai penggerak utama roda masyarakat, maupun pemberitahuan yang
pemerintahan. Pegawai Negeri Sipil (PNS) ada di media sosial pada umumnya kinerja
sebagai aparatur pemerintah dan abdi aparatur pemerintah yang ada selama ini

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 1


belum mampu memenuhi harapan dari perangkat daerah (SKPD) tersebut.
sebagian besar masyarakat. Kecamatan sebagai instansi pelayanan
Dari fenomena yang terjadi ini menimbulkan publik dituntut untuk memperbaiki dan
berbagai pandangan yang ada akhirnya senantiasa melakukan reformasi serta
memberikan predikat yang tidak mengantisipasi perkembangan masyarakat
menguntungkan terhadap Pegawai Negeri yang terjadi. Dalam rangka meningkatkan
Sipil sebagai aparatur pemerintah. Saat ini kinerja instansi pemerintahan yang baik
untuk mengikis pandangan buruk tersebut (good governance), perlu adanya penyatuan
setiap instansi pemerintah berlomba-lomba arah dan pandangan bagi setiap jajaran
melakukan pembenahan untuk pegawai pemerintah yang dapat
meningkatkan kualitas,efisiensi dan dipergunakan sebagai pedoman atau acuan
ketanggapan pelayanan publik pembenahan dalam melaksanakan tugas baik manajerial
tersebut dapat dimulai dari pemerintah pusat maupun oprasional diseluruh bidang tugas
kemudian diikuti oleh pemerintah daerah, dan unit organisasi instansi pemerintah
sampai pada kecamatan. Undang-undang secara terpadu.
Pelayanan Publik (UU Nomor 25 Tahun Berdasarkan prasurvei yang dilakukan di
2009 Tentang Pelayanan Publik) adalah Kantor Camat Tompaso Kabupaten
undang-undang yang mengatur tentang Minahasa, dapat dilihat ada beberapa
prinsip-prinsip pemerintahan yang baik yang masalah yang ditemukan di lapangan antara
merupakan yang merupakan efektifitas lain dimana dalam menjalankan pelayanan
fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. publik tidak sesuai dengan azas – azas
Kondisi objektif menunjukan bahwa pelayanan publik, seperti pelayanan yang
penyelenggaraan pelayanan publik masih berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka
dihadapkan pada sistem pemerintahan yang waktu penyelesaian, biaya yang harus
belum efektif dan efisien serta kualitas dikeluarkan, persyaratan yang tidak
sumber daya manusia aparatur yang belum transparan, sikap pegawai yang kurang
memadai. Hal ini terlihat dari masih responsif mereka lebih mengutamakan
banyaknya keluhan dan pengaduan dari kepentingan pribadi dari pada kepentingan
masyarakat baiki secara langsung maupun organisasi. Ada juga yang menjadi masalah
melalui media massa, seperti: prosedur yang dimana pegawai sering tidak disiplin baik
berbelit-belit, tidak ada kepastian jangka dalam waktu menyelesaikan pekerjaan
waktu penyelesaian, biaya yang harus maupun dalam masuk dan pulang kantor.
dikeluarkan, persyaratan yang tidak Dalam kamus besar bahasa Indonesia
transparan, sikap petugas yang kurang (2000;570), kinerja didefinisikan sebagai
responsif. Aparatur Negara dalam hal ini sesuatu yang dicapai, prestasi yang
dititikberatkan kepada aparatur pemerintah diperlihatkan kemampuan kerja. Namun
hendaknya memberikan pelayanan dengan demikian, media masa Indonesia memberi
sebaik-baiknya, berorientasi pada kebutuhan padanan kata dalam bahasa inggris untuk
dan kepuasan penerima pelayanan, sehingga istilah kinerja yaitu “performance”. Menurut
dapat meningkatkan daya saing dalam prawirosentono (1999:19) “performance”
memberikan barang dan jasa. Dalam sistem atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat
pemerintahan Indonesia kecamatan dicapai oleh seseorang atau sekelompok
merupakan ujung tombak dari pemerintahan orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
daerah yang langsung berhadapan dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masyarakat luas. Citra birokrasi masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
pemerintahan secara keseluruhan akan organisasi bersangkutan secara legal, tidak
banyak ditentukan oleh satuan kerja

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 2


melanggar hukun dan sesuai dengan moral langsung maupun tidak langsun untuk
maupun etika. memenuhi kebutuhan.Monir (2003:16),
Evaluasi kinerja (performance dalam Harbani Pasolong (2010),
evaluation) dalam organisasi publik mengatakan bahwa pelayanan adalah proses
merupakan peranan kunci dalam pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas
pengembangan pegawai dan produktivitas orang lain secara langsung.
mereka.evaluasi kinerja pada prinsipnya Pelayanan publik menurut
merupakan manifestasi dari bentuk penilaian Sinambela (2005:5) dalam Harbani Pasolong
kinerja seorang pegawai.Penilaian kinerja (2010), setiap kegiatan yang dilakukan
memberikan gambaran tentang keadaan pemerintah terhadap sejumlah manusia yang
pegawai dan sekaligus dapat memberikan memiliki setiap kegiatan yang
feedback (umpan balik). menguntungkan dalam suatu kumpulan atau
Kinerja organisasi (organizational kesatuan, dan menawarkan kepuasan
performance) atau sering disebut pula meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
dengan keefektifan organisasi produk secara fisik.
(organizational effectiveness) secara umum Dari uraian latar belakang diatas, dapat
diartikan sebagai keberhasilan atau prestasi dikemukakan bahwa dengan adanya Kantor
organisasi (LAN 2002). Camat Tompaso sebagai organisasi publik
Gibson (1990:40), dalam Harbani beserta perangkatnya dalam memberikan
Pasolong (2010) menyatakan bahwa kinerja pelayanan publik harus dapat memberikan
seseorang ditentukan oleh kemampuan dan pelayanan yang baik kepada masyarakat
motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. sebagai pengguna jasa pelayanan.Untuk itu
Berdasarkan Undang-Undang perlu ditingkatkan kualitas pelayanan sesuai
nomor 43 Tahun 1999 perubahan atas dengan keinginan masyarakat sebagai
Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 pengguna jasa layanan.Dengan kondisi
Tentang pokok-pokok Kepegawaian, dapat masyarakat yang sangat majemuk dan
dikutip beberapa pengertian untuk pesatnya perkembangan masyarakat beserta
menyamakan presepsi dan interpretasi dengan akses transportasi kedesa-desa yang
tentang istilah-istilah kepegawaian sebagai masih kurang.
berikut: .
1. Pegawai Negeri. METODOLOGI PENELITIAN
Adalah “setiap warga Negara
Republik Indonesia yang telah memenuhi A. Jenis Penelitian
syarat yang ditentukan, diangkat oleh Jenis penelitian dapat dikelompokkan
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas menurut tujuan, pendekatan, tingkat
Negara lainnya dan digaji berdasarkan eksplanasi, dan jenis data. Sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku”. fokus penelitian ini ialah evaluasi kinerja
Pegawai Negeri terdiri atas: (1) Pegawai pegawai negeri sipil dalam meningkatkan
Negeri Sipil, (2) Anggota Tentara Nasional pelayanan publik di tinggkat kecamatan,
Indonesia; dan (3) Anggota Kepolisian maka penelitian ini lebih memungkinkan
Negara Republik Indonesia. Sedangkan apabila tingkat eksplanasi menggunakan
Pegawai Negeri Sipil terbagi dua, yait: (1) metode kualitatif. Mengapa demikian karena
Pegawai Negeri Sipil Pusat, (2) Pegawai jenis penelitian ini yaitu penelitian yang
Negeri Sipil Daerah. digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
Pelayanan pada dasarnya dapat di yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai
definisikan sebagai aktivitas seseorang, instrumen kunci.
sekelompok dan/atau organisasi baik

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 3


Jenis Penelitian yang digunakan dalam yang akan menjadi tolak ukur evaluasi
penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif kinerja dari pegawai.
yakni metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat pospositivisme, digunakan D. Informan penelitian
untuk meneliti pada kondisi obyek yang Dalam penelitian kualitatif tidak terlalu
alamiah dimana penelitia adalah sebagai mementingkan jumlah informan/responden,
instrument kunci, teknik pengumpulan data tetapi lebih mementingkan content,
di lakukan secara trigulasi, analisis data relevansi, sumber yang benar-benar dapat
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil memberikan informasi, baik mengenai
penelitian kualitatif lebih menekankan orang, peristiwa, atau hal. Oleh karena itu
makna dari pada generalisasi, (Sugiyono : teknik pengambilan responden/informan
2014 ). yang digunakan dalam penelitian ini ialah
Metode penelitian kualitatif sering disebut
teknik purposive sampling atau pengambilan
metode penelitian naturalistik karena sampel bertujuan.
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang Menurut ciri-ciri dari sampel bertujuan
alamiah (natural setting); disebut juga (purposive sampling) ialah sebagai berikut :
sebagai metode etnograpi, karena pada (1) sampel tidak ditentukan atau ditarik
awalnya metode ini lebih banyak digunakan terlebih dahulu; (2) tujuan memperoleh
untuk penelitian dibidang antropologi variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat
budaya; disebut sebagai metode kualitatif, dicapai apabila pemilihan sampel seluruhnya
karena data yang terkumpul dan analisisnya
dijaring dan dianalisis; (3) pada umumnya
lebih bersifat kualitatif. setiap sampel dapat sama kegunaannya; dan
(4) pada sampel bertujuan seperti ini jumlah
B. Lokasi Penelitian sampel ditentukan oleh pertimbangan-
Lokasi yang dipilih dalam penelitian pertimbangan informasi yang diperlukan.
adalah Kantor Kecamatan Tompaso Adapun yang menjadi responden/informan
Kabupaten Minahasa. dari penelitian ini adalah: Camat
diKecamatan Tompaso, 1 orang. Sekertaris
C. Definisi Konseptual Fokus Penelitian Kecamatan, 1 orang. Seksi Pemerintahan, 1
Konsep yang diteliti atau diamati dalam
orang. Seksi Pembangunan, 1 orang. Seksi
penelitian ini ialah kinerja pegawai negeri Trantib, 1 orang. Seksi Pel. Umum & Kesra,
sipil dalam meningkatkan pelayanan publik. 1 orang. Hukum Tua, 5 orang. Unsur
Fokus penelitian tersebut secara Masyarakat, 5 orang.
konsepsional didefinisikan sebagai tingkat
E. Teknik Pengumpulan Data
keberhasilan dari pegawai negeri sipil
Kantor Camat Tompaso Kabupaten Teknik pengumpulan data yang digunakan
Minahasa dalam meningkatkan pelayanan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut :
publik. Berdasarkan definisi konsep tersebut a. Wawancara (Interview). Teknik
maka hal yang merupakan fokus yang
wawancara ini digunakan untuk
diamati dari evaluasi kinerja Pegawai Negeri memperoleh data primer dari
Sipil dalam meningkatkan pelayanan publik responden/informan. Wawancara
yang akan di ukur dengan indikator dilakukan dengan dua cara yaitu
pelayanan publik yang di kemukakan oleh wawancara dengan menggunakan
Dwiyanto yang terdiri dari: Produktivitas, pedoman (interview guide), dan
Kualitas Layanan, Responsivitas,
wawancara secara mendalam (indepth
Responsibilitas, dan Akuntabilitas. interview).
Dwiyanto (2006:50-51). Aspek aspek di atas

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 4


b. Dokumentasi. Teknik dokumentasi ini sebelumnya belum pernah ada.
digunakan untuk memperoleh data Temuan dapat berupa deskripsi data
sekunder yaitu data yang telah terolah gambaran suatu objek yang
atau tersedia . sebelumnya masih remang – remang
c. Observasi. Teknik observasi ini atau gelap sehingga setelah diteliti
digunakan untuk mengamati secara menjadi jelas, dapat berupa hubungan
langsung peristiwa/fenomena yang kausal atau interaktif, hipotesis atau
diteliti. teori.

F. Teknik Analisis Data A. Hasil Analisis Data Dan


Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian Sebagaimana telah disebutkan dalam uraian
kualitatif, maka sesuai dengan penelitian ini metodologi penelitian di atas bahwa tujuan
teknik analisis data ialah analisis deskriptif penelitian ini ialah untuk mengetahui kinerja
kualitatif. Dalam hal ini metode atau teknik pegawai negeri sipil dalam meningkatkan
analisis data yang digunakan ialah model pelayanan publik dikantor Camat Tompaso
analisis interaktif Miles dan Huberman Kabupaten Minahasa. Dalam hal ini knierja
(1984) yaitu hasil pengumpulan data pegawai negeri sipil didefinisikan sebagai
direduksi. Istilah reduksi menurut (Moleong tingkat keberhasilan atau pencapaian
: 1989), dalam penelitian kulitatif ialah pelaksanaan program/kegiatan yang telah
sebagai merangkum data, memilih hal-hal ditetapkan sehubungan dengan tugas dan
pokok dan memfokuskan pada hal-hal fungsinya menyelenggarakan pelayanan
penting. publik dikantor camat Tompaso. Evaluasi
Langkah-langkah dalam analisis data yaitu atau tingkat keberhasilan tersebut dapat
sebagai berikut. diamati dari beberapa indikator kinerja
1 Pengumpulan data. Pengumpulan data yaitu: Produktivitas, kualitas layanan,
dilakukan melalui wawancara responsivitas, responsibilitas dan
langsung dengan para informan akuntabilitas. Untuk menjawab tujuan
2. Reduksi data, mereduksi data berarti penelitian trsebut maka dilakukan
merangkum, memilih hak-hak pokok wawancara terhadap beberapa Pegawai
yang penting, dicari tema dan Negeri Sipil yang ada dikantor Camat
polanya. Dengan demikian data data Tompaso, beberapa Hukum Tua di
yang telah direduksi akan kecamatan Tompaso, serta unsur
memberikan gambaran yang lebih Masyarakat. Data/informasi yang diperoleh
jelas dan mempermudah peneliti dari wawancara dianalisis dengan teknik
untuk melakukan pengumpulan data analisis kualitatif model interaktif. Hasil
selanjutnya, dan mencari bila analisis data wawancara dikemukakan
diperlukan. berikut ini.
3. Penyajian data. Penyajian data ini
dilakukan dalam bentuk uraian 1. Produktivitas
singkat, bagan, hubungan antara Tidak hanya mengukur tingkat efisiensi,
kategori, flowhart dan sejenisnya, atau tetapi juga mengukur efektivitas pelayanan.
dilakukan penyajian data dengan teks Produktivitas pada umumnya dipahami
yang bersifat naratif. sebagai rasio antara input dengan output.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, Konsep produktivitas dirasa terlalu sempit
kesimpulan dalam penelitian kualitatif dan kemudian General Accounting office
adalah merupakan temuan baru yang (GAO) mencoba mengembangkan satu

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 5


ukuran produktivitas yang lebih luas dengan kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat
memasukan seberapa besar pelayanan publik dijadikan indikator kinerja birokrasi publik.
itu memiliki hasil yang diharapkan salah Keuntungan utama menggunakan keupasan
satu indicator kinerja yang penting masyarakat sebagai indikator kinerja adalah
Dwiyanto (2006:50-51), informasi mengenai kepuasan masyarakat
Berdasarkan konsep tersebut maka dalam seringkali tersedia secara mudah dan murah.
penelitian ini produktivitas terbagi menjadi Informasi mengenai kepuasan masyarakat
dua aspek yaitu: efektivitas, apakah terhadap kualitas pelayanan seringkali dapat
kebijakan/program/kegiatan yang ditetapkan diperoleh dari media massa atau diskusi
sehubungan dengan tugas fungsi dan publik. Kotler (1994) dalam (H Surjadi
wewenang dari Pegawai Negeri Sipil dalam 2009) mengarikan kepuasan pelanggan
menyelenggarakan pelayanan publik sudah adalah tingkat perasaan seseorang setelah
berjalan dengan baik dan benar sesuai membandingkan kinerja yang ia rasakan
dengan rencana yang ditetapkan dibandingkan dengan harapan. Kualitas
sebelumnya. Sedangkan efisiensi, dilihat layanan relatif sangat tinggi, maka bisa
dari rasio atau perbandingan antara hasil menjadi satu ukuran kinerja birokrasi publik
program/kegiatan yang dicapai dengan besar yang mudah dan murah. Dwiyanto
anggaran/dana yang dipergunakan, atau (2006:50-51).
perbandingan antara hasil program/kegiatan Berdasarkan konsep tersebut maka
yang dicapai dengan sumber daya manusia dalam penelitian ini kualitas layanan di
atau tenaga yang dipergunakan. definisikan sebagai kepuasan pelanggan
Dalam rangka tugas fungsi dan wewenang sehingga penyelenggaraan pelayanan publik
tersebut setiap bagian dikantor Camat di kantor camat tompaso bisa berjalan
Tompaso Kabupaten Minahasa menetapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan
program dan kegiatan yang akan masyarakat. oleh karena itu, tingkat kualitas
dilaksanakan pada setiap satu tahun layanan ini dilihat dari 3 (tiga) aspek : (1)
anggaran. Menurut hasil wawancara dengan dari petugas kantor kecamatan memberikan
camat tompaso bahwa program dan kegiatan layanan secara cermat , akurat, dan
yang ditetapkan pada setiap seksi dapat akuntabel sesuai dengan kebutuhan
dilaksanakan sesuai dengan yang telah masyarakat. (2) petugas kecamatan
direncanakan. Bahwa semua kepala seksi memberikan peayanan secara terbuka,
yang diwawancarai mengungkapkan bahwa mudah, dapat di akses oleh semua pihak
program dan kegiatan pada tiap-tiap seksi yang membutuhkan dan disediakan secara
yang mereka pimpin dalam memadai serta mudah dimengerti (3)
menyelenggarakan pelayanan publik petugas kecamatan memberikan layanan
dikantor Camat Tompaso Kabupaten tidak ada dikriminasi, mementingkan aspek
Minahasa telah dilaksanakan dengan baik keadilan dari pemberi dan penerima layanan.
sesuai dengan yang telah ditetapkan. Hasil wawancara menunjukan
bahwa tingkat kualitas layanan yang
2. Kualitas Layanan dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil
Kualitas layanan cenderung menjadi penting dikantor Camat Tompaso Kabupaten
dalam menjelaskan kinerja organisasi Minahasa dalam menyelenggarakan
pelayanan publik. Banyak pandangan pelayanan publik sudah cukup baik.
negative yang terbentuk mengenai
organisasi publik muncul karena 3. Responsivitas
ketidakpuasan publik terhadap kualitas. Responsivitas bermakna bahwa lembaga-
Dengan demikian menurut Dwiyanto lembaga dan proses-proses harus melayani

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 6


masyarakat atau pemangku kepentingan. tompaso kabupaten minahasa dalam
Dalam konteks birokrasi dan organisasi menyelenggarakan pelayanan publik sudah
pemerintah, responsivitas menunjuk pada cukup baik khusunya kemampuan dari
keselarasan antara program dan pelayanan pegawai dalam memberikan pelayanan
dengan kebutuhan masyarakat. kepada masyarakat, sudah sesuai dengan
Responsivitas dimasukan sebagai salah satu kebutuhan masyarakat, kemampuan dari
indikator kinerja karena responsivitas secara pegawai dalam merespon tugas dan
langsung menggambarkan kemampuan pekerjaan agar sesuai dengan kebutuhan
birokrasi publik dalam menjalankan misi masyarkat, kemampuan menangani kendala
dan tujuannya. Sedangkan Responsivitas atau permasalahan dalam memenuhi
yang rendah ditunjukan dengan kebutuhan masyarakat. dengan demikin
ketidakselarasan antara pelayanan dengan dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai
kebutuhan masyarakat. Hal tersebut jelas negeri sipil dalam memberikan pelayanan
menunjukan kegagalan organisasi dalam dilihat dari indikator responsivitas sudah
mewujudkan misi dan tujuan birokrasi cukup baik.
publik. Organisasi yang memiliki
responsivitas rendah dengan sendirinya 4. Responsibilitas.
memiliki kinerja yang jelek pula. Dwiyanto Responsibilitas menjelaskan apakah
(2006:50-51). pelaksanaan kegiatan birokrasi publik itu
Berdasarkan konsep tersebut maka dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip
dalam penelitian ini responsivitas administrasi yang benar dengan kebijakan
didefinisikan sebagai kemampuan pegawai birokrasi, baik yang ekspisit maupun
negeri sipil dikantor camat tompaso untuk implisit, lenvine dalam dwiyanto (2006:51).
mengembangkan progam dan kegiatan yang Oleh sebab itu responsibilitas bisa pada
sesuai dengan kebutuhan pelayanan publik suatu ketika berbenturan dengan
dari kecamatan itu sendiri. Oleh karena itu responsivitas.
tingkat rensponsivitas disini dilihat dari Berdasarkan konsep tersebut responsibilitas
beberapa aspek : (1) apakah program- menjelaskan pelaksanaan kegiatan
program penyelenggaraan pelayanan kepada organisasi publik itu dilakukan belum sesuai
masyarakat sudah sesuai dengan kebutuhan dengan prinsip-prinsip administrasi sehingga
masyarakat; (2) apakah perkembangan atau masih banyak tugas dan fungsi yang belum
peningkatan volume tugas/kerja dalam optimal secara keseluruhan sehingga
memberikan pelayanan kepada masyarakat, mencerminkan kinerja yang kurang baik.
sehingga dapat diantisipasi dan diselesaikan Hasil wawancara kinerja dari petugas
tepat pada waktunya; (3) dan apa kendala pemberi layanan cukup baik karena dalam
atau hambatan yang ada atau muncul dalam kinerjanya sudah sesuai dengan aturan yang
penyelenggaraan pelayanan kepada ada. Pelaksanaa pelayanan berdasarkan
masyarakat sehingga dapat ditangani secara tugas dan fungsinya sudah optimal sehingga
cepat dan tepat. Hasil wawancara sudah mencerminkan kinerja yang baik.
menunjukan bahwa tingkat responsivitas SDM dari petugas sudah mulai di
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pegawai berdayakan sehingga mereka sudah
negeri sipil dalam menigkatkan pelayanan mengetahui tugas fungsi serta wewenangnya
publik dikantor camat tompaso kabupaten dalam menyelenggarakan pelayanan.
minahasa sudah cukup baik. Berikut
wawancara dari pegawai kantor camat 5. Akuntabilitas
tompaso. Hasil wawancara menunjukan Akuntabilitas yaitu menunjuk pada
bahwa tingkat responsivitas dikantor camat seberapa besar kebijkan dan kegiatan

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 7


birokrasi publik tunduk pada para pejabat Keseluruhan hasil penelitian diatas dapat
politik yang dipilih oleh rakyat. Asumsinya memberikan kesimpulan bahwa kinerja
ialah bahwa para pejabat politik tersebut Pegawai Negeri Sipil dalam meningkatkan
karena dipilih oleh rakyat, dengan pelayanan publik dikantor camat tompaso
sendirinya akan selalu memprioritaskan kabupaten minahasa menunjukan kualitas
kepentingan publik. Dalam konteks ini, yang cukup baik dilihat dari indikator
konsep akuntabilitas public dapat digunakan kinerja yang dipakai dalam penelitian ini
untuk melihat seberapa besar kebijakan dan yaitu: produktivitas, kualitas layanan,
kegiatan birokrasi publik itu konsisten responsivitas, responsibilitas, akuntabilitas.
dengan kehendak publik. Kinerja birokrasi
publik tidak hanya dilihat dari ukuran KESIMPULAN DAN SARAN
eksternal yang dikembangkan oleh birokrasi
public atau pemerintah, seperti pencapaian A. Kesimpulan
target. Kinerja sebaiknya harus dilihat dari Kinerja merupakan wujud dari kemampuan
ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan dan keberhasilan suatu organisasi dalam
norma-norma yang berlaku di masyarakat. melaksanakan kebijakan, program dan
Suatu kegiatan birokrasi publik memiliki kegiatan sehubungan dengan
akuntabilitas yang tinggi kalau kegiatan itu penyelenggaraan tugas dan fungsinya.
dianggap benar dan sesuai dengan nilai-nilai Dalam penelitian ini kinerja Pegawai Negeri
dan norma yang berkembang dalam Sipil Dalam Meningkatkan Pelayanan
masyarakat.Berdasarkan konsep tersebut Publik Dikantor Camat Tompaso Kabupaten
maka dalam penelitian ini akuntabilitas Minahasa dilihat dari Indikator yaitu:
untuk melihat seberapa besar Produktivitas, Kualitas layanan,
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Responsivitas, Responsibilitas, dan
fungsi dan kinerja dari Pegawai Negeri Sipil Akuntabilitas. Maka dapat di simpulkan
dikantor Camat Tompaso dalam hasil penelitian ini sebagai berikut:
meningkatkan pelayanan publik, sesuai 1. Di ukur dengan produktivitas,
dengan kehendak publik. Dalam wawancara Dikantor Camat Tompaso proses
dengan petugas terkait dikantor camat penyelenggaraan pelayanan publik
tompaso maupun diluar kantor camat dalam implementasinya cukup baik,
tompaso diperoleh gambaran bahwa system terutama dalam menjalankan tugas
pertanggungjawaban (akuntabilitas) fungsi dan wewenangnya dalam
pelaksanaan tugas para Pegawai Negeri Sipil memberikan pelayanan kepada
dalam menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat, kinerja dari Pegawai
masyarakat. Hal yang dikemukakan oleh Negeri Sipil yang masih Belum di
informan menunjukan bahwa sistem optimalkan secara menyeluruh.
akuntabilitas pelaksanaan kebijakan program 2. Di ukur dari kualitas layanan,
dan kegiatan Pegawai Negeri Sipil dalam pelayanan untuk masyarakat dalam
meningkatkan pelayanan publik selama ini memeberikan informasi sudah sangat
dilakukan dengan baik ini menunjukan baik, ini menunjukan bahwa sudah
wujud pertanggungjawaban kepada ada koordinasi dari para Pegawai
masyarakat. Dengan demikian dapat Negeri Sipil dalam melaksanakan
dinyatakan bahwa Kinerja pegawai negeri tugas memeberikan pelayanan yang
sipil dalam meningkatkan pelayanan publik mudah, cepat, transparansi, sarana dan
dikantor camat tompaso kabupaten minahasa prasarana sehingga penyelenggaraan
dilihat dari indikator akuntabilitas sudah pelayanan publik lebih mudah.
baik.

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 8


3. Di ukur dengan responsivitas kantor meningkatkan kinerja Pegawai Negeri Sipil
camat Tompaso dalam merespons adalah sebagai berikut :
segala yang menjadi kebutuhan dan 1. Meningkatkan SDM dari pegawai
keluhan dari masyarakat sudah melalui pendidikan dan pelatihan.
optimal, segala program dan kegiatan 2. Meningkatkan motivasi kerja para
sehubungan dengan kebutuhan pegawai dengan memberikan insentif
masyrakat dapat direspon dan yang memadai.
dilaksanakan 3. Meningkatkan koordinasi antara
4. Di ukur dengan responsibilitas, atasan dan bawahan yang ada di
dikantor camat tompaso sudah lingkungan kantor camat Tompaso.
melaksanakan tugas secara optimal
sehingga mencerminkan kinerja yang DAFTAR PUSTAKA
baik, SDM dari Pegawai Negeri Sipil Indrianty Sudirman, 2012. Topik-Topik
yang sudah mulai di berdayankan, Riset Manajemen Strategi: Penerbit
sehingga pegawai sudah mengetahui
IPB Press
apa yang menjadi tugas dan fungsi
mereka dalam memberikan pelayanan Indiahono Dwiyanto, 2010. Perbandingan
kepada masyarakat Administrasi Publik, Model, konsep
5. Di ukur dari akuntabilitas, Kecamatan
dan Aplikasi.
Tompaso sudah optimal dalam
memberikan pertanggungjawaban di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
tiap program dan kegiatan yang Balai pustaka Depdikbud 2000,.
dilaksanakan, dapat
Moenir. 2006. Manajemen Pelayanan
dipertanggungjawabkan setiap tahun,
terutama sudah Publik, Jakarta: Bina Aksara
dipertanggungjawabkan kepada Moleong, L, J. 2089. Metodologi Penelitian
masyarakat. Kualitatif, Bandung : Remaja
6. Secara keseluruhan kinerja Pegawai
Negeri Sipil dalam Karya Bandung.
menyelenggarakan, menetapkan , dan
mengawasi program dan kegiatan Posolong, Harbani. 2010. Teori
dikantor camat dilihat dari tugas dan Administrasi Publik. Makasar.
fungsi serta wewenangnya, di ukur Alfabeta.
dengan ke 5 indikator diatas sudah
berjalan dengan baik. Prawirosentono, suyadi 1999. Kebijakan
kinerja karyawan. Yogyakarta:
B. Saran
Saran dari hasil penelitian ini menunjukan BPFE.
bahwa evaluasi kinerja Pegawai Negeri Sipil
dalam meningkatkan pelayanan publik Santosa, Pandji. Administrasi Publik: Teori
dikantor camat Tompaso Kabupaten dan Aplikasi Good Governance,
Minahasa dilihat dari semua indikator yang
Bandung: PT.Reflika Aditama,
dipakai dalam penelitan ini masih dalam
kategori cukup baik. Ini artinya pencapaian 2008.
kinerja bagi para pegawai masih belum
maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut Sugiyono, 2008. Metode Penelitian
maka hal-hal yang ditempuh untuk Adminisitasri, Bandung: Alfabeta.

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 9


Sugiyono, 2014 Metode Penelitian Sumber Lain.
kuantitatif, Kualitatif dan R & D
Penerbit Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

Surjadi, H. pengembangan kinerja


pelayanan publik, Refika Aditama Undang – Undang Nomor 29 tahun 2009
bandung.
Widodo, Joko, 2011. Analisis Kebijakan
Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004
Publik, Malang: Bayumedia
Publishing Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa
Nomor 38 Tahun 2008

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 10

You might also like