You are on page 1of 7

REVIEW GANGGUAN PERILAKU DAN EMOSI ANAK DAN REMAJA

ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder)

Nama Jurnal : Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) in Children: A


Short Review and Literature
Penulis: Bibi Leila Hoseini, Maryam Ajilian Abbasi, Habibolah Taghizade
Moghaddam, Gholamreza Khademi, Masumeh Saeidi
Tahun: 2014

Abstrak

Pada abstrak, penulis menjelaskan mengenai pengertian Attention-


deficit hyperactivity disorder (ADHD) merupakan kombinasi dari berbagai
ganggaun, seperti kesulitan mempertahankan perhatian, perilaku hiperaktif dan
impulsif. ADHD diperkirakan mempengaruhi sekitar 6-7 % anak dibawah umur
18 tahun jika didiagnosis mengunakan kriteria DSM-IV, dan sekitar 1-2 %
gangguan hiperkinetik jika didiagnosis dengan kriteria ICD-10. Anak-anak di
Amerika Utara memiliki tingkat ADHD yang lebih tinggi dibandingkan dengan
anak-anak di Afrika dan Timur Tengah, hal tersebut dikarenakan metode
diagnosis yang digunakan berbeda di berbagai wilayah dunia. Jika menggunakan
metode diagnostik yang sama, tarifnya kurang lebih sama antar negara. ADHD
tidak dapat disembuhkan melalui pengobatan, tetapi hanya dapat membantu
mengatasi gejalanya saja. Diagnosis dini dan pengobatan dapat memberikan
hasil yang baik.

Pengantar
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) adalah gangguan pada
masa kanak-kanak dan masa remaja yang ditandai oleh kurangnya perhatian,
terlalu aktif dan impulsive (bertindak secara tiba-tiba). Gangguan ADHD ini
biasanya bersifat kronis, dengan sepertiga sampai setengah dari penderita anak-
anak yang terkena ADHD berlanjut hingga mereka dewasa. Anak-anak dengan
ADHD biasanya memiliki prestasi di bidang pendidikan yang kurang, perilaku
antisosial selama masa-masa sekolah dan terus mengalami kesulitan pada masa-
masa sekolah (1). ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang
paling umum pada masa kanak-kanak. Prevalensi di seluruh dunia pada anak-
anak ≤18 tahun telah diperkirakan sebesar 5,3% dalam 102 studi dari semua
benua, dengan mayoritas dari Amerika Utara dan Eropa (2).
Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) ditandai dengan
kurangnya perhatian, hiperaktif, dan impulsif menurut DSM-IV (3), sementara
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (4) menggunakan nama yang berbeda —
hyperkinetic disorder (HD) —tetapi membuat daftar kriteria operasional yang
sama untuk gangguan tersebut.
Pemahaman tentang aspek epidemiologi ADHD / HD dapat
memberikan wawasan tentang distribusi, etiologi serta informasi untuk
merencanakan alokasi dana untuk layanan kesehatan mental.

Methods and materials

Penelitian saat ini adalah survei tinjauan yang dilakukan untuk mengevaluasi
beberapa informasi gangguan atensi defisit defisit anak-anak yang disebutkan
dalam situs web sains dengan mempelajari artikel dan buku-buku teks sains.
Untuk mengevaluasi teks, bentuk tunggal atau kombinasi dari kata kunci berikut
digunakan: "ADHD", "Prevalensi", "ADD", "Hyperkinesis" dan "Anak-anak".
Untuk mengevaluasi database elektronik Persia situs web berikut dicari: Google,
database informasi ilmiah (SID), Kementerian kesehatan, Perpustakaan artikel
medis Iran (medlib.ir), lembaga penelitian Iran untuk informasi (Iran Doc), basis
data publikasi (Magiran , Medex Iran), dan juga mencari di basis data elektronik
lainnya seperti Google Scholar, Scopus, dan PubMed. Juga, pencarian
perpustakaan dilakukan dengan mengacu pada arsip jurnal perpustakaan, dan
mengevaluasi referensi Persia dan Inggris yang tersedia seperti buku teks dan
juga artikel jurnal penelitian-ilmiah dan pendidikan, dan artikel seminar tahunan
kedokteran dan psikologi.

1. Result
a. Gejala Klinis
Jadi penulis membagi gejala klinisnya menjadi 3 yaitu:
 Tidak bisa fokus (Tidak perhatian)
Kalau hanya ada gejala ini, kadang-kadang di sebut sebagai
ADD (Atention Defisit Disorder).
 Memiliki kesulitan menjaga perhatian selama tugas atau
bermain
 Tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas
sekolah
 Memiliki masalah mengatur tugas dan kegiatan
 Sering kehilangan mainan, tugas, pensil, buku, atau alat
yang dibutuhkan untuk tugas atau kegiatan
 Mudah teralihkan
 Sering lupa dalam kegiatan sehari-hari
 Menjadi sangat aktif (hiperaktif)
 Berlari dan memanjat pada situasi yang tidak pantas
 Berbicara berlebihan
 Tidak bisa mengendalikan perilaku (Impulsif)
 Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaan itu
dilontarkan
 Punya kesulitan menunggu giliran
 Menyela atau mengganggu orang lain
b. Gejala Lainnya
Gejalanya lebih terlihat jelas pada laki-laki.
2. Epidemiologi
Prevalensi rata-rata ADHD di seluruh dunia adalah antara 5,29% dan
7,1% pada anak-anak dan remaja (<18 tahun).
Tingkat prevalensi faktor ADHD:
 Umur:pada usia prasekolah 2-4 tahun.
 Jenis Kelamin: Laki-laki lebih banyak
 Subtipe ADHD: ADHD sering disertai dengan komorbiditas seperti
gangguan pemberontak oposisi (ODD) dan gangguan kecemasan
a. Afrika
Diperkirakan bahwa ADHD mempengaruhi antara 5,4-8,7% anak-
anak di Afrika.
b. Jerman
Evaluasi 2008 dari survei "KiGGS", pemantauan pada 14.836 anak
perempuan dan anak laki-laki (usia antara 3 hingga 17 tahun),
menunjukkan bahwa 4,8% peserta memiliki ADHD. Sementara 7,9%
dari semua anak laki-laki memiliki ADHD, hanya 1,8% perempuan
yang punya kelainan yang sama.
c. Spain
Rata-rata 6,8% pada usia dibawah 18 tahun.
d. Amerika Serikat
Di Amerika Serikat didiagnosis pada 2-16 persen anak-anak sekolah.
Tingkat dari diagnosis dan pengobatan ADHD jauh lebih tinggi di
pantai timur Amerika Serikat daripada di pantai baratnya.

Pemeriksaan dan tes

 Jika dicurigai ADHD, orang tersebut sebaiknya dievaluasi oleh tenaga


kesehatan yang profesional
 Diagnosis berdasarkan gejala :
o Masalah kesehatan mental seperti gangguan mood, kecemasan
atau penggunaan zat, gangguan pada belajar; atau tic disorder

Pencegahan

Untuk mengurangi risiko ADHD dapat dilakukan dengan cara :

 Selama kehamilan, hindari yang dapat membahayakan perkembangan


janin seperti :
o minum
o Alkohol
o Merokok
o menggunakan narkoba.
 Hindari paparan racun lingkungan, seperti polychlorinated biphenyls
(PCBs).
 Lindungi anak Anda dari paparan
o Polutan
o Racun
o Asap rokok
o bahan kimia pertanian atau industri,
o cat timbal (ditemukan di beberapa bangunan lama).
 Hindari anak-anak dari paparan TV yang berlebihan dan video game
dalam lima tahun pertama
 Jika anak menderita ADHD, bantu mengurangi masalah atau
komplikasi:
o Konsisten, tetapkan batas dan jelas konsekuensi untuk perilaku
anak Anda.
o Kumpulkan rutinitas harian untuk anak seperti seperti waktu
tidur, waktu pagi, waktu makan, tugas-tugas sederhana dan TV.
 Hindari multitasking sendiri saat berbicara dengan anak, buat kontak
mata kapan memberikan instruksi, dan menyisihkan beberapa menit
setiap hari untuk memuji anak Anda.
 Bekerjasama dengan guru dan pengasuh untuk mengidentifikasi masalah
lebih awal, untuk mengurangi dampak dari kondisi pada kehidupan anak.

Kesimpulan

Attention-deficit / hyperactivity disorder (ADHD) adalah kondisi kronis


yang mempengaruhi jutaan anak dan sering berlanjut hingga dewasa. ADHD
termasuk kombinasi masalah, seperti kesulitan mempertahankan perhatian,
perilaku hiperaktif dan impulsif. Anak-anak dengan ADHD juga mungkin
berjuang dengan harga diri yang rendah, hubungan yang bermasalah dan
kinerja yang buruk di sekolah. Gejala terkadang berkurang seiring
bertambahnya usia. Namun, beberapa orang tidak pernah sepenuhnya
mengatasi gejala ADHD mereka. Tetapi mereka dapat belajar strategi untuk
menjadi sukses. Sementara pengobatan tidak akan menyembuhkan ADHD,
hanya dapat mengurangi gejala yang timbul

You might also like