Professional Documents
Culture Documents
Giok Pemula PDF
Giok Pemula PDF
J Medula Unila|Volume 6|Nomor 1|Desember 2016|50
Giok dan Ety | Penatalaksanaan yang Tepat pada Meningitis Tuberkulosa
Serikat sekalipun. Umumnya meningitis pernapasan 20 x/menit, suhu 38,9 oC. Berat
tuberkulosis berhubungan erat dengan ko- badan 40 kg. Status generalis: kepala:
infeksi HIV.4-6 konjungtiva anemis, toraks: ronkhi pada kedua
Pasien dengan meningitis tuberkulosis lapang paru, abdomen dan ekstremitas: tidak
akan mengalami tanda dan gejala meningitis ditemukan kelainan. Status neurologis: kaku
yang khas, seperti nyeri kepala, demam dan kuduk (+), refleks babinsky (+/+), refleks
kaku kuduk, walaupun tanda rangsang fisiologis meningkat, pemeriksaan sistem
meningeal mungkin tidak ditemukan pada motorik dan sensorik sulit dinilai.
tahap awal penyakit. Durasi gejala sebelum Hasil pemeriksaan laboratorium
ditemukannya tanda meningeal bervariasi dari didapatkan kadar Hemoglobin 7,5 g/dL,
beberapa hari hingga beberapa bulan. Namun Hematokrit 23%, leukosit 19.100/uL, hitung
pada beberapa kondisi, meningitis jenis 0/0/0/91/5/4 dan trombosit 199.000/ul.
tuberkulosis dapat muncul sebagai penyakit Kadar ureum 31 mg/dL, kreatinin 0,8 mg/dL,
yang berat, dengan penurunan kesadaran, natrium 134 mmol/L, kalium 3,3 mmol/L,
palsi nervus kranial, parese dan kejang.4 kalsium 8,1 mg/dL, klorida 100 mmol/L.
Beratnya gejala dan risiko kematian Rontgen toraks menunjukkan adanya kavitas
yang tinggi akibat meningitis tuberkulosis pada lobus superior pulmo sinistra dan infiltrat
mendorong perlunya pengetahuan mengenai pada lobus inferior pulmo dekstra sehingga
tatalaksana yang adekuat. Oleh karena itu, disimpulkan sebagai tuberkulosis paru lesi
dalam artikel ini kami akan memaparkan luas.
penanganan meningitis tuberkulosis yang Pasien dalam kasus ini didiagnosis
tepat. sebagai meningitis tuberkulosa. Terapi yang
diberikan berupa terapi farmakologis dan non-
Kasus farmakologis. Pemberian terapi farmakologis
Seorang pasien wanita berusia 27 tahun meliputi cairan intravena Ringer Laktat,
dibawa keluarganya datang ke IGD RS dengan kortikosteroid deksametason intravena 5mg /
keluhan penurunan kesadaran sejak 1 hari 8 jam, obat anti tuberkulosis (OAT) berupa
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan ini rifampisin 450 mg, isoniazid 200 mg,
terjadi pertama kali pada pagi hari saat pasien pirazinamid 1000 mg, etambutol 750 mg,
bangun tidur, pasien terlihat lemas dan tidak streptomisin injeksi 750 mg, dan parasetamol
ada respon saat diajak berkomunikasi. 3x500 mg per Naso Gastric Tube (NGT). Terapi
Sebelumnya pasien mengeluhkan sakit non farmakologis meliputi observasi tanda-
kepala, demam, mual muntah, lemas dan tidak tanda vital dan tirah baring serta diet cair per
nafsu makan sejak 1 minggu sebelum masuk NGT. Prognosis pada pasien ini adalah dubia
rumah sakit. Demam dirasakan hilang timbul ad malam.
tetapi tidak disertai dengan kejang. Nyeri Satu hari setelah dirawat, terdapat
kepala dirasakan menetap sepanjang hari di perbaikan klinis pasien yaitu GCS meningkat
seluruh bagian kepala. Pasien juga mengeluh menjadi 12 (E4V2M6). GCS pasien dua hari
sering mengalami batuk berdahak sejak 1 setelah dirawat adalah 14 (E4V4M6). Pada hari
tahun sebelum masuk rumah sakit. Pasien ketiga setelah dirawat, GCS pasien 15.
selama ini mengeluhkan adanya keringat di Kemudian, selama tiga hari setelahnya pasien
malam hari dan penurunan berat badan. Tidak dirawat untuk observasi keadaan pasien dan
ada riwayat trauma dan riwayat kontak komplikasi yang mungkin terjadi.
tuberkulosis di keluarga. Pasien pernah
mengonsumsi obat anti tuberkulosis namun Pembahasan
hanya 2 bulan dan tidak dilanjutkan karena Infeksi bakteri Mycobacterium
merasa batuk telah berkurang. Pasien tuberculosis pada sistem saraf pusat meliputi
mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi meningitis tuberkulosis, tuberkuloma
dan diabetes melitus. intrakranial, araknoiditis tuberkular spinal dan
Hasil pemeriksaan fisik didapatkan ensefalopati tuberkulosis. Meningitis
keadaan umum tampak sakit berat, kesadaran tuberkulosis merupakan bentuk paling berat
somnolen dengan Glasgow Coma Scale (GCS) dan paling sering dari tuberkulosis neurologis.7
E3V2M5= 10. Tanda-tanda vital: tekanan darah Manifestasi klinis meningitis tuberkulosis sama
100/80 mmHg, nadi 84 x/menit, laju dengan meningitis subakut lainnya. Apabila
gejala kelainan neurologis berat telah presumtif tuberkulosis adalah orang dengan
ditemukan (misalnya, koma, kejang, gejala atau tanda sugestif tuberkulosis, yaitu
peningkatan tekanan intrakranial dan batuk produktif lebih dari dua minggu yang
hemiparese), maka diagnosis dapat ditegakkan disertai gejala pernapasan seperti sesak napas,
dan prognosisnya buruk.8 nyeri dada, batuk darah dan/atau gejala
Meningitis tuberkulosis diklasifikasikan tambahan seperti menurunnya nafsu makan,
menjadi tiga derajat oleh British Medical menurun berat badan, keringat malam dan
Research Council. Meningitis tuberkulosis mudah lelah.11-13
derajat 1 ditandai dengan GCS 15 tanpa Sebagian besar pasien meningitis
kelainan neurologis fokal, derajat 2 ditandai tuberkulosis memiliki riwayat sakit kepala
dengan GCS 15 dengan defisit neurologis dengan keluhan tidak khas selama 2-8 minggu
fokal, atau GCS 11-14, dan derajat 3 ditandai sebelum timbulnya gejala iritasi meningeal.
dengan GCS ≤10. Sistem klasifikasi ini Gejala nonspesifik ini meliputi malaise,
digunakan untuk memisahkan pasien dan juga anoreksia, rasa lelah, demam, mialgia dan
untuk menentukan prognosis.8 sakit kepala. Pada dewasa biasanya terdapat
Patogenesis penyakit ini diduga terjadi gejala klasik meningitis, yaitu demam, sakit
dalam dua tahap. Pada tahap awal, kepala dan kaku kuduk yang disertai defisit
bakteremia membawa basil tuberkulosis ke neurologis fokal, perubahan perilaku dan
sirkulasi serebral dan menyebabkan penurunan kesadaran. Riwayat tuberkulosis
terbentuknya lesi primer tuberkulosis di otak hanya didapatkan pada sekitar 10% pasien.
yang dapat mengalami dorman dalam waktu Foto toraks yang menunjukkan tuberkulosis
lama. Pada tahap kedua, meningitis paru ditemukan pada 30-50% dari seluruh
tuberkulosis terjadi akibat pelepasan basil pasien.13-15
Mycobacterium tuberculosis ke dalam ruang Pemeriksaan rontgen juga mendukung
meningen dari lesi subependimal atau subpial kecurigaan ini dengan kesan tuberkulosis paru
(terutama di fisura Sylvii).8,9 Proses patologi lesi luas. Oleh karena itu, pasien dalam kasus
yang menyebabkan defisit neurologis pada ini diduga mengalami tuberkulosis
meningitis tuberkulosis adalah (1) eksudat ekstrapulmoner yaitu meningitis tuberkulosis
dapat menyebabkan obstruksi aliran CSS derajat 3 sebagai penyebaran dari tuberkulosis
sehingga terjadi hidrosefalus, (2) granuloma paru primer (yang telah didiagnosis
dapat bergabung membentuk tuberkuloma berdasarkan klinis). Definisi kasus tuberkulosis
atau abses sehingga terjadi defisit neurologis diagnosis klinis adalah kasus tuberkulosis yang
fokal, dan (3) vaskulitis obliteratif yang dapat tidak dapat memenuhi kriteria konfirmasi
menyebabkan infark dan sindrom stroke.8 bakteriologis walau telah diupayakan
Berdasarkan anamnesis, terdapat defisit maksimal tetapi ditegakkan diagnosis
neurologis berupa penurunan kesadaran tuberkulosis aktif oleh klinisi yang
mendadak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. memutuskan untuk memberikan pengobatan
Sebelumnya pasien mengeluhkan sakit kepala tuberkulosis berdasarkan foto toraks
dan demam. Pada pemeriksaan fisik abnormal, histologi sugestif dan kasus
didapatkan kesadaran somnolen dengan GCS ekstraparu.11-13
10 (E3V2M5) dan temperatur tubuh 38,9 oC, Pemeriksaan radiologi berupa CT Scan
serta ditemukan kaku kuduk, refleks patologis tidak selalu spesifik menggambarkan adanya
(Babinsky) di kedua tungkai dan peningkatan kelainan pada meningitis tuberkulosis.
refleks fisiologis. Data dari anamnesis dan Gambaran obliterasi sisterna basalis oleh
pemeriksaan fisik di atas telah memenuhi trias eksudat isodens atau hiperdens ringan sebagai
meningitis, yaitu nyeri kepala, demam dan temuan yang paling umum ditemukan.
kaku kuduk.10 Gambaran yang lebih baik dapat ditemukan
Selain itu, pasien memiliki riwayat batuk dari pemeriksaan MRI, khususnya MRI dengan
1 tahun, demam, penurunan berat badan dan kontras yang menunjukkan penebalan
keringat malam. Dari pemeriksaan fisik leptomeningeal dan eksudat sisterna.
ditemukan ronkhi pada kedua lapang paru. Manifestasi lainnya yang dapat ditemukan
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada gambaran radiologi meningitis
tersebut, diduga pasien ini juga menderita tuberkulosis adalah komplikasi yang mungkin
tuberkulosis paru. Suspek tuberkulosis atau
J Medula Unila|Volume 6|Nomor 1|Desember 2016|52
Giok dan Ety | Penatalaksanaan yang Tepat pada Meningitis Tuberkulosa
J Medula Unila|Volume 6|Nomor 1|Desember 2016|54
Giok dan Ety | Penatalaksanaan yang Tepat pada Meningitis Tuberkulosa