You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker merupakan penyakit yang sangat ditakuti masyarakat karena

sering menyebabkan kematian. Prevalensi kanker di seluruh dunia terus

mengalami peningkatan, baik di negara-negara Bagian barat juga di negara-

negara Bagian Asia. Laporan kanker dunia memperkirakan angka kejadian

kanker akan meningkat menjadi 15 juta kasus baru di tahun 2020 (Nina,

2015). Sedangkan karakteristik dari tumor ganas/kanker adalah anaplastik,

pertumbuhannya progresif dan cepat, serta dapat menginfiltrasi ke jaringan

sekitar (Sjamsuhidajat, 2010). Sel-sel kanker juga dapat bermetastasis ke

bagian lain dari tubuh secara hematogen maupun limfogen (Reksoprojo,

2010).

Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi

masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia. Dari

tahun ke tahun, penyakit kanker merupakan penyebab utama kematian pada

wanita di beberapa Negara. Di dunia, 12% seluruh kematian disebabkan

oleh kanker dan penyakit ini merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit

kardiovaskular. WHO dan Bank Dunia, pada tahun 2005 memperkirakan

setiap tahun, 12 juta orang menderita kanker dan 7,6 juta di antaranya

meninggal dunia, jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan

menderita kanker dan 17 juta meninggal karena kanker pada tahun 2030.

Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di negara miskin dan

berkembang (Kemenkes RI, 2011).

Dari Global Cancer Statistic, kanker payudara merupakan kanker

yang paling sering didiagnosis dan penyebab utama kematian pada wanita di

1
2

seluruh dunia, terhitung 23% (1,38 juta) dari total kasus kanker baru dan

14% (458.400) dari total kematian akibat kanker pada tahun 2008 (Jemal,

2011). Global Health Estimates tahun 2013 menyatakan meskipun kanker

payudara dianggap penyakit negara maju, hampir 50% dari kasus kanker

payudara dan 58% kematian terjadi di negara berkembang (WHO, 2013). Di

Indonesia kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat

inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%) dan kanker leher rahim menempati

urutan kedua pada pasien rawat inap (11,78%). Sebanyak 60-70% penderita

datang dengan stadium lanjut (stadium III dan IV) (Puspitasari, 2012). WHO

memperkirakan insidensi kanker payudara pada wanita akan cenderung

meningkat tiap tahunnya (Jemal, 2011).

Menurut Septarini, (2014) berdasarkan himpunan data dari The

National Cancer Institute’s (NCI), Surveillance, Epidemiology and End Result

(SEER) program, The National Center for Health Statistic (NCHS) dan

informasi mengenai perilaku dari The Behavior Risk Factor Surveillance

System (BRFSS), Youth Risk Behaviour Surveillance System (YRBSS) serta

National Health Interview Survey (NHIS), didapatkan bahwa diperkirakan

terdapat sekitar 132.700 kasus kanker baru dan 63.100 kematian pada

penduduk kebangsaan Africa-Amerika pada tahun 2003.

Di Indonesia prevalensi tumor/kanker adalah 4,3 per 1000 penduduk.

Kanker merupakan penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah stroke, TB,

hipertensi, cedera, perinatal, dan DM, sedangkan berdasarkan data Sistem

Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati

urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%),

disusul kanker leher rahim (11,78%) (Kemenkes RI, 2011; Riskesdas 2013).

Angka prevalensi kejadian kanker di Kalimantan Selatan menurut

data Riskesdas 2013 masih menunjukkan angka 1,6%. Hal ini masih tinggi
3

dibandingkan prevalensi kejadian kanker secara nasional 1,4%. Hingga

tahun 2017, angka prevalensi kejadian kanker di Kalimantan Selatan terus

mengalami peningkatan. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan, saat ini penderita kanker serviks di Kalsel berjumlah 461 atau 1,9 %

dari 33.000 (DinkesProv Kalsel, 2017).

Data Pathology Based Cancer Registry bekerja sama dengan

yayasan kanker Indonesia, menunjukkan kanker payudara di Indonesia

menduduki peringkat kedua dari semua jenis kanker yang sering diderita

(Luwia, 2009). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS)

tahun 2009, kanker payudara menempati urutan pada pasien rawat inap di

seluruh rumah sakit di Indonesia 21,69%, disusul kanker leher rahim 17%

(Bambang, 2010). Berdasarkan data Global Burden of Cancer, angka

kejadian kanker payudara di Indonesia sebanyak 26 per 100.000 perempuan

(Sutjipto, 2013). Dokter spesialis bedah kanker Rumah Sakit Kanker

Dharmais yaitu Sutjipto (Depkes, 2013) menyatakan saat ini penderita

kanker payudara di Indonesia mencapai 100 dari 100.000 penduduk.

Menurut Cahyana dkk, (2017) jenis kelamin merupakan salah satu

karakteristik kejadian kanker. Halimatusyaadiah (2016) menemukan bahwa

kejadian kanker servik terbanyak dengan stadium III sejumlah 33 orang

(51,6%). Widya Lestari & Mayang Sari (2014) memperlihatkan hasil bahwa

(95,2 %) penderita kanker serviks berumur lebih atau sama dengan 35

tahun. Kanker juga banyak terjadi pada laki-laki. Cahyana dkk (2017) dalam

penelitiannya menyebutkan bahwa kanker prostat merupakan kanker yang

berkembang pada kelenjar prostat yang terdapat pada sistem reproduksi

laki- laki. Kanker prostat adalah keganasan yang paling umum dan

penyebab utama kedua kematian akibat kanker pada pria Amerika. Kejadian

kanker prostat sangat luas di seluruh dunia. The American Cancer Society
4

awalnya meramalkan 334.500 kasus baru dan 41.800 kematian akibat

kanker prostat. Kanker prostat menduduki ranking pertama kejadian paling

sering pada pria, dengan angka 1,1 juta kasus baru di seluruh dunia.

Muhajir, (2016) Jenis kanker lainnya yang juga sering terjadi pada

laki-laki adalah kanker kolorektal yang merupakan kanker ketiga tersering

yang terjadi pada laki-laki setelah kanker prostat dan kanker paru. Penderita

kanker ini berjumlah 746.000 kasus atau 10% dari kejadian kanker.

Mohdari, (2016) menyebutkan bahwa RSUD Ulin Banjarmasin

merupakan rumah sakit pusat rujukan di Kalimantan Selatan, Kalimantan

Tengah dan Kalimantan Timur. Data pasien di Ruang Edelweis dan Ruang

Dahlia RSUD Ulin Banjarmasin yang mengalami penyakit Ca Paru berjumlah

360 pasien dari bulan januari sampai bulan desember tahun 2014 dan pada

tahun 2015 dari bulan januari sampai bulan oktober berjumlah 248 pasien,

rata-rata perbulan pasien yang mengalami Ca Paru pada tahun 2014 adalah

30 orang dan pada tahun 2015 adalah 25 orang (Robby, 2017). Penderita

kanker payudara di RSUD Ulin pada tahun 2015 dari bulan Januari sampai

November berjumlah 996 pasien kanker payudara.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tahun 2017, terdapat 3 jenis

kanker dengan angka kejadian tertinggi pada jenis kelamin wanita yang

menyerang pada usia 14 – 44 tahun. Diurutan pertama ada neoplasma

ganas payudara sebanyak 571 kasus, disusul kejadian neoplasma ganas

serviks sebanyak 206 kasus, dan yang ketiga adalah neoplasma ganas

ovarium yaitu sebanyak 133 kasus. Pada jenis kelamin laki-laki dengan

rentang usia 14-44 tahun, kasus tertinggi terjadi pada neoplasma ganas

nasofaring sebanyak 233 kasus, disusul kejadian leukimia sebanyak 22

kasus (Profil RSUD Ulin, 2017).


5

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka Peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang Gambaran Kejadian Kanker di RSUD Ulin

Banjarmasin tahun 2016 - 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan

rumusan penelitian ini adalah “bagaimana gambaran karakterisitik kejadian

kanker di RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2016-2017?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran karakteristik kejadian kanker di RSUD Ulin

Banjarmasin tahun 2016-2017.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik jenis kelamin pada pasien kanker di

RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2016-2017.

b. Mengidentifikasi karakteristik usia pada pasien kanker di RSUD Ulin

Banjarmasin tahun 2016-2017.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memperkaya bidang keilmuan tentang

gambaran karakteristik kejadian kanker di RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan pustaka tentang karakteristik kejadian

kanker.
6

b. Bagi Tempat Penelitian

1) Untuk instansi kesehatan dan tenaga kesehatan, penelitian ini

bermanfaat sebagai bahan evaluasi program dan upaya

peningkatan pelayanan kesehatan.

2) Dapat memberikan informasi dan gambaran bagi RSUD Ulin

Banjarmasin tentang gambaran kejadian kanker, sehingga dapat

melakukan upaya pencegahan untuk menurunkan angka

kejadiannya.

c. Bagi Peneliti

1) Dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan peneliti dalam

bidang penelitian.

2) Dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama

menjalani pendidikan di Prodi Ilmu Keperawatan Stikes Sari Mulia.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Judul Desain Hasil


1 Karakteristik Pasien Deskriptif Jumlah penderita kanker
Kanker Serviks serviks yang didiagnosis secara
Berdasar Atas Usia, histopatologi di RSUD Al-Ihsan
Paritas, dan Bandung pada periode ini
Gambaran adalah 82 orang. Sebagian
Histopatologi di RSUD besar ditemukan pasien
Al-Ihsan Bandung kankers serviks dengan
(Herlana F, dkk, 2017) karakteristik usia >35 tahun
sebanyak 71 orang (86,6%),
paritas ≥3 sebanyak 52 orang
(63,4%), dan gambaran
histopatologi karsinoma sel
skuamosa sebanyak 58 orang
(70,7%).
2 Gambaran Deskriptif bahwa usia lansia > 56 - 60
Karakteristik Penderita tahun merupakan kelompok
kanker Serviks di umur paling banyak menderita
Rumah Sakit Umum kanker termasuk didalamnya
Daerah Pacitan Tahun adalah kanker payudara.
2013. [KTI]. Surakarta:
7

Prodi DIII Kebidanan


Stikes‘Aisyiyah
Surakarta.
( Ayu D, Handayani
S, Musriyati N. 2014)

3 Gambaran Kualitas Deskriptif Berdasarkan kelompok usia,


Hidup Pasien Kanker usia responden hampir sama
Serviks yang Menjalani antara kelompok usia 40 – 49
Radioterapi Di RSUD tahun sebanyak 15 responden
Arifin Achmad Provinsi (48,39%), responden yang
Riau Periode 2011- berusia antara kelompok umur
2013 50 – 59 tahun sebanyak 10
(Azizah, Sofian, responden (32,25%) dan yang
Suyanto, 2014) berusia antara kelompok umur
60 – 69 tahun sebanyak 6
responden (19,35%)
4 Berbagai Gambaran Deskriptif Dari hasl penelitiannya bahwa
Klinis pada Kanker Analitik jenis kelamin laki-laki lebih
Paru di Rumah Sakit besar dibandingkan perempuan
Kanker Dharmais dalam kejadian kanker paru,
(RSKD) Jakarta. yaitu sebesar 79,65%.
(Ramadhaniah F,
Rahayu PS, Suzanna
E. (2016)Jurnal
Respir Indo.35 (4):
203-210).

Perbedaan dan persamaan penelitian sebelumnya dengan yang peneliti

laksanakan:

1. Tempat penelitian yang berbeda, pada penelitian ini tempat penelitian adalah

RSUD Ulin Banjarmasin

2. Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif

3. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik kejadian kanker yang

meliputi jenis kelamin, usia dan jenis kanker

You might also like