You are on page 1of 33

MAKALAH

ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN TANAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Anti Amelia (17111024130151)


2. Erlinda Rara S. (17111024130179)
3. Lidya Wuri H. (17111024130196)
4. Putri Amala S. (17111024130222)
5. Putri Dini M. (17111024130223)
6. Siti Mariam (17111024130248)
7. Sri Ayuningsih (17111024130250)

Kelas : 4 A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN AKADEMIK 2017/2018

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Kualitas Lingkungan
Tanah”.

Makalah Analisis Kualitas Lingkungan Tanah ini telah kami susun


dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Analisis Kualitas


Lingkungan Tanah” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Samarinda, 29 Maret 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ i

Daftar isi ....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2

C. Tujuan ....................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 4

A. Pengertian Tanah .................................................................................................... 4

B. Fungsi Tanah........................................................................................................... 5

C. Klasifikasi Tanah .................................................................................................... 5

D. Kualitas Tanah ........................................................................................................ 6

E. Pencemaran Tanah .................................................................................................. 9

F. Jenis-Jenis Pencemaran Tanah................................................................................ 14

G. Parameter Sifat Tanah ............................................................................................. 15

H. Hara Makro dan Mikro Dalam Tanah ..................................................................... 20

I. Reaksi pH Dalam Tanah ......................................................................................... 21

BAB III PENUTUP.................................................................................................... 29

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 29

B. Saran .......................................................................................................................... 29

Daftar Pustaka............................................................................................................ 30

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah
satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada
di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat
gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali
yang kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah


Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa memperhatikan
dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu
diantaranya, penyelenggaraan pembangunan. Pembangunan kawasan industri di
daerah-daerah pertanian dan sekitarnya menyebabkan berkurangnya luas areal
pertanian, pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan
manusia atau makhluk hidup lain.

Tanah merupakan tempat kehidupan mikroorganisme yang secara makro


menguntungkan bagi mahkluk hidup terutama manusia. Mikroorganisme yang
menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, fungi, aktinomisetes, alga,
dan protozoa. Jumlah dan jenis mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh perubahan
lingkungan.

Saat ini tanah sering menjadi topik yang cukup serius di bidang ekologi. Tanah
digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku dan tidak memperhatikan dampak
jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut, misalnya
pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya.
Pembangunan tersebut menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian,
pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk
hidup lain, sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi
dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan
adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi terutama pertambangan

1
yang dilakukan secara terbuka yang meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu


mendapatkan perhatian serius. Limbah industri yang mencemari lahan pertanian
mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya dan bisa mencemari badan air,
merusak tanah, serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.

Fakta membuktikan bahwa pencemaran tanah berbahaya bagi lingkungan dan


kesehatan, oleh karena itu diperlukan pengkajian khusus yang membahas
mengenai pencemaran tanah beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya
serta cara untuk menanggulangi dampak pencemaran tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan tanah?

2. Apa fungsi dari tanah?

3. Bagaimana klasifikasi tanah?

4. Apa yang dapat menjadi parameter dari kualitas tanah?

5. Apa yang termasuk dalam sumber pencemaran tanah?

6. Apa yang termasuk dalam jenis pencemaran tanah?

7. Bagaimana cara mengetahui parameter sifat tanah?

8. Apa yang dimaksud dengan hara makro dan mikro dalam tanah?

9. Bagaimana reaksi pH dalam tanah?

10. Bagaimana dampak dari pencemaran tanah?

11. Apa saja penyakit yang diakibatkan oleh pencemaran tanah?

12. Bagaimana cara pencegahan dan penaggulangan pencemaran tanah?

2
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari tanah.

2. Untuk mengetahui fungsi dari tanah.

3. Untuk mengetahui klasifikasi dari tanah.

4. Untuk mengetahui parameter dari kualitas tanah.

5. Untuk mengetahui sumber dari pencemaran tanah.

6. Untuk mengetahui jenis pencemaran tanah

7. Untuk mengetahui parameter sifat tanah.

8. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hara makro dan mikro dalam tanah.

9. Untuk mengetahui reaksi pH dalam tanah.

10. Untuk mengetahui apa dampak dari pencemaran tanah.

11. Untuk mengetahui penyakit yang diakibatkan pencemaran tanah.

12. Untuk mengetahui cara pencegahan dan pencemaran tanah.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TANAH
Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terkait
antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan
rongga-rongga diantara bagian-bagian tersebut berisi udara dan
air.(Verhoef,1994).
Menurut Craig (1991), tanah adalah akumulasi mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan antar pertikelnya, yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan.
Sedangkan tanah menurut Bowles (1991) adalah campuran partikel-
partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut :
a. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya
lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm
sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
b. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
c. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm,
berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
d. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm.
Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang
disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara
sungai.
e. Lempung (clay), partikel mineral berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah
yang kohesif.
f. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih
kecil dari 0,001 mm.

4
B. FUNGSI TANAH
Fungsi tanah kini beragam dan kegiatan manusia di atasnya
menyebabkan kelestarian tanah menjadi terancam. Salah satu indikator yang
mencerminkan kelestarian tanah adalah kualitas tanah. Kualitas tanah diukur
berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-indikator kualitas tanah.
Kualitas tanah berkaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah yaitu kemampuan
tanah menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman.

C. KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah secara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis
tanah ke dalam kelompok yang sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang mengatur jenis-jenis tanah
yang berbeda-beda, tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa kedalam
kelompok - kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya.
Dengan adanya sistem klasifikasi ini akan menjelaskan secara singkat
sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang rinci.
Klasifikasi ini pada umumnya di dasarkan sifat-sifat indeks tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Namun semuanya
tidak memberikan penjelasan yang tegas tentang kemungkinan pemakaiannya.
1. Sistem klasifikasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan tekstur dan ukuran Sistem klasifikasi ini di
dasarkan pada keadaan permukaan tanah yang bersangkutan, sehingga
dipengaruhi oleh ukuran butiran tanah dalam tanah. Klasifikasi ini
sangat sederhana di dasarkan pada distribusi ukuran tanah saja. Pada
klasifikasi ini tanah dibagi menjadi kerikil (gevel), pasir (sand), lanau
(silt) dan lempung (clay) (Das,1993).
b. Klasifikasi berdasarkan pemakaian Pada sistem klasifikasi ini
memperhitungkan sifat plastisitas tanah dan menunjukkan sifat-sifat
tanah yang penting. Pada saat ini terdapat dua sistem klasifikasi tanah
yang sering dipakai dalam bidang teknik. Kedua sistem klasifikasi itu
memperhitungkan distribusi ukuran butir dan batas-batas Atterberg.
2. Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk hal-hal sebagai berikut:

5
a. Perkiraan hasil eksplorasi tanah (perkiraan log bor tanah, peta tanah,
dan lain-lain). b. Perkiraan standar kemiringan lereng penggalian tanah
dan tebing.
b. Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan,
pemilihan tanah dasar, bahan tanah timbunan, dan lain-lain).
c. Perkiraan persentasi muai dan susut.
d. Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan
cara penggalian dan rancangan penggalian).
e. Perkiraan kemampuan alat untuk konstruksi.
f. Rencana pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahan tanah
(perhitungan tekanan tanah dan pemilihan jenis konstruksi).

D. KUALITAS TANAH
Kualitas tanah merupakan kapasitas dari suatu tanah dalam suatu lahan
untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan manusia atau ekosistem
alami dalam waktu yang lama. Fungsi tersebut merupakan kemampuannya
untuk mempertahankan pertumbuhan dan produktivitas tumbuhan serta hewan,
mempertahankan kualitas udara dan air atau mempertahankan kualitas
lingkungan. Tanah berkualitas membantu hutan untuk tetap sehat dan
menumbuhkan tanaman yang baik (Plaster, 2003).

Kualitas tanah diukur berdasarkan pengamatan kondisi dinamis


indikator-indikator kualitas tanah. Kualitas tanah berkaitan erat dengan tingkat
kesuburan tanah yaitu kemampuan tanah menyediakan hara untuk pertumbuhan
tanaman.

Berikut beberapa parameter kualitas tanah yang perlu dianalisis:

1. Keasaman (pH)

Tanah asam dapat memengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan


tanaman. Agar tanah yang bereaksi asam dapat ditanami maka
keasamannya perlu diperkecil, angka pH diperbesar dengan keasaman
kapur.

6
2. Nitrogen

Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya batang,
cabang dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses
fotosintesis.Tanah dengan kandungan nitrogen rendah menyebabkan
tanaman tumbuh kerempeng.

3. Bahan Organik

Tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi artinya struktur


tanahnya baik, menambah kondisi kehidupan di dalam tanah karena
organisme dalam tanah memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.

4. Phosfor

Phosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar


benih dan tanaman muda. Phosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah
untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi,
memeprcepat bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang kadar
phosfor nya sedikit akan jelek akibatnya bagi tanaman pada saat
berbuah.

5. Kalium

Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi


kekeringan dan penyakit. Apabila tanah dengan kandungan unsur
kalium rendah menyebabkan daun tanaman keriting, mengerut, timbul
bercak merah coklat, mengering lalu mati.

6. Kalsium

Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar,


mengeraskan batang dan merangsang pembentukan biji dan apabila
tanah dengan kandungan Kalsium rendah maka daun mudah mengalami
klorosis.

7
7. Magnesium

Tanah dengan kandungan Mg yang rendah menyebabkan daun tua


mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak coklat. Daun yang
semula hijau segar menjadi kekuningan. Daun akan mengering dan
kerap kali langsung mati.

Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan
karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam
tanah (USDA, 1996). Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994)
menyatakan bahwa indikator kualitas tanah harus memenuhi kriteria:

a. Berkorelasi baik dengan berbagai proses ekosistem dan berorientasi


modeling.
b. Mengintegrasikan berbagai sifat dan proses kimia, fisika dan biologi
tanah.

c. Mudah diaplikasikan pada berbagai kondisi lapang dan dapat diakses


oleh para pengguna.

d. Peka terhadap variasi pengelolaan dan iklim (terutama untuk menilai


kualitas tanah yang bersifat dinamis).

e. Sedapat mungkin merupakan komponen basis tanah.

Klasifikasi sifat-sifat tanah yang berkontribusi terhadap kualitas tanah


didasarkan atas kepermanenanya dan tingkat kepekaanya terhadap
pengelolaan (Islam dan Weil, 2000).

8
E. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami (Veegha, 2008). Darmono (2001)
menyatakan bahwa ada dua sumber utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran
bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang
disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung
dalam suatu kolam besar yang terletak diatas atau di dekat sumber air tanah.

Pencemaran tanah biasanya terjadi karena kebocoran limbah cair atau


bahan kimia industri atau fasilitas komersial penggunaan pastisida, masuknya
air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang lansung dibuang ketanah secara
tidak memenuhi syarat (ilegal dumping ).

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan


tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah.
Pencemaraan yang masuk kedalam tanah kemudian terendap sebagi zat kima
beracun di tanah. Zat beracun ditanah tersebut dapat berdampak langsung
kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air , tanah dan udara
diatasnya (Veegha, 2008).

Limbah industri yang bisa menyebabkan pencemaran tanah berasal dari:


Pabrik, manufaktur, industri kecil, industri perumahan, bisa berupa limbah cair.

1. Limbah industri yang dapat atau limbah padat yang adalah hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula. Pulp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dan lain-
lainnya.
2. Limbah cair adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri
kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam. (Sadrach, 2008).

9
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak
dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin
berakhir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung diatas tanah.
Nitrogen Oksida (NO) yang dirubah diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan
terdeposit ditanah. Tanah menyerap NO dan NO2 dengan cepat dan gas-gas
tersebut mengalami oksidasi menjadi nitrat dalam tanah. Karbon monoksida
dirubah menjadi CO2 oleh bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel timbal
(Pb), yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan
atas tanah ditemukan juga di daerah yang dekat dengan penambangan dan
peleburan timbal.

Tanah juga sebagai tempat penampung banyak limbah-limbah dari


rembesan penumpukan sampah (landfill), kolam lumpur (lagoon), dan sumber-
sumber lainnya. Dalam beberapa kasus, lahan pertanian dari bahan-bahan
organik berbahaya yang dapat mengurai juga merupakan tempat pembangunan
yang menyebabkan pencemaran tanah terjadi. Hal ini terjadi karena bahan
organik tadi di dalam tanah diuraikan oleh mikroba-mikroba tanah. Selain itu
pembuangan kotoran dan pemupukan yang berlebih dapat menambah
pencemaran tanah.

Beberapa bahan pencemar senyawa organik terlihat pada humus pada


waktu terjadi proses pembentukan humus dalam tanah. Bahan-bahan ini
menetap dalam humus sehingga menyebabkan terjadi pencemaran pada humus
yang akan terbentuk. Pengikatan terjadi terhadap senyawa-senyawa yang
mempunyai kemiripan sruktur dengan humus, Seperti senyawa-senyawa fenol
dan anilin.

Tanah menerima sejumlah besar pestisida sebagai akibat dari


penggunaan yang berlebihan pada pemberantasan hama pertanian. Secara
global diperkirakan pestisida digunakan sebanyak 2,5 juta ton per tahun.
Degradasi sejumlah besar dari pestisida dalam tanah sangat memberikan
pengaruh terhadap lingkungan. Pengaruh-pengaruh detail dari berbagai
pestisida terhadap lingkungan saat ini dibutuhkan untuk lisensi atau perizinan
dari pestida baru (di U.S dilakukan oleh “Federal Insecticide, Fungicide, dan
Rodenticide act, FIFRA”).

10
Faktor-faktor yang merupakan bahan penilaian antara lain :

1. Penyerapan pestisida oleh tanah.


2. Perembesan atau leaching dari pestisida kedalam air yang berhubungan
dengan potensinya terhadap pencemaran air.
3. Efek dari pestisida terhadap mikroorganisme dan kehidupan binatang
dalam tanah.
4. Dan kemungkinan terjadinya sifat toksik yang lebih tinggi dari hasil
proses degradasi.

Proses pengikatan suatu pestisida kepada tanah dapat terjadi melalui


berbagai bentuk absorbsi secara fisik melalui energi van der waals yang
terbentuk dari interaksi dipole-dipole antara molekul pestisida dan muatan dan
partikel-partikel tanah. Proses tukar-ion (ion exchange) sangat efektif dalam
penggambungan senyawa-senyawa organik kationic seperti herbisida paraquat,
kepada partikel-partikel tanah anionik.

Beberapa pestisida yang bersifat netral dapat bersifat kationik bila


berikatan dengan H+ dan terlibat sebagai spesi dengan bentuk muatan positif.
Ikatan hidrogen merupakan mekanisme lain dimana beberapa pestisida dapat
berfungsi sebagai suatu ligan koordinasi terhadap logam-logam dalam bahan
mineral tanah.

Tiga cara yang utama dimana pestisida-pestisida mengalami degradasi


dalam atau diatas tanah adalah degradasi kimia, reaksi fotokimia, dan yang
paling penting adalah biodegradasi.

1. Degradasi Kimia Reaksi Fotokimia dan Biodegradasi


Degradasi kimia dari pestisida telah dibuktikan secara eksperimen dalam
tanah yang telah disterikan dari semua aktivitas mikroba. Sebagai contoh, Clay
(lempung) telah memperlihatkan dapat mengkatalisis hidrolisis dari
O,O_dimetil_O_2,4,5_ triklorofenil tiofosfat, suatu efek yang dapat
menghubungkan terhadap gugus OA pada permukaan mineral tanah. Banyak
reaksi hidrolisis secara kimia murni dari beberapa pestisida terjadi dalam tanah.

11
Meskipun insek-insek, cacing-cacing, beberapa tanaman memegang
peranan penting dalam biodegradasi dari pestisida dan senyawa-senyawa bahan
pencemar organik, mikroorganisme mempunyai peranan yang paling penting.
Seperti beberapa reaksi transformosi nitrogen, sulfur, dan fosfor secara mikroba
serta degradasi dari senyawa organik dengan mikroba sebagai mediator.

Akhir-akhir ini telah dapat dibuktikan bahwa Rhizosphere merupakan


bagian yang paling penting dari tanah dalam kemampuannya untuk
menyelenggarakan biodegradasi dari sampah-sampah. Rhizosphere adalah
lapisan dari tanah dimana akar-akar tanaman secara umum beraktivitas. Ini
merupakan lapisan dimana biomassa meningkat dan sangat penting bagi sistem
akar tanaman dan Rhizosphere dapat mengandung 10x biosmassa mikroba per
satuan volume lebih dari pada tanah yang tidak mempunyai lapisan rhizosphere.
Populasinya bervariasi sesuai karakteistik dari tanah, tanaman dan karakteristik
akarnya, kandungan uap air, dan eksposure pada oksigen. Bila suatu daerah
terekspose oleh senyawa-senyawa bahan pencemaran, mikroorganisme dapat
beradaptasi terhadap biodegradasi dan bisa tetap tinggal di daerah tersebut.

2. Aktivitas Pertanian dan Kesehatan

Beberapa ahli mengemukakan bahwa tanah telah memberikan efek


nyata pada kesehatan, seperti efek dari kekurangan unsur-unsur hara mikro yang
terkandung dalam bahan makanan terhadap kesehatan manusia. Salah satu
contoh adalah selenium, Se, yang bersifat toksik pada dosis tinggi tapi sangat
dibutuhkan dalam konsentrasi mikro. Kekuranagan unsur mikro ini memberikan
efek yang merugikan bagi binatang juga manusia.

Terdapat korelasi yang positif antara kondisi geografi tanah dengan


kejadian atau tumbuhnya kanker kanker pada manusia. Suatu insiden yang
mengngagetkan atau tumbuhnya kanker usus yang terjadi di beberapa daerah
pertanian dengan tipe / jenis tanah tertentu di Negri Belanda, Amerika serikat,
Perancis, Wales, dan Skandinavia. Jenis tanah diwilayah ini mengandung bahan
organik cukup tinggi, bersifat asam, dan sering mengalami “Waterlogged”.
Terjadinya penyakit kanker karena penduduk mengkonsumsi bahan makanan
yang ditaman disekitar rumah di lahan tersebut juga mengkonsumsi air yang
hanya berasal dari sumur pada lahan yang sama. Salah satu penyebab dari

12
terjadinya kanker usus ( Stomach Cancer-producing soil) ini adalah
terbentuknya metabolit sekunder oleh tanaman dan mikroorganisme. Metabolit
sekunder merupakan senyawa biokimia yang terbentuk dari prekursor metabolit
primer ketika metabolit primer terakumulasi ke tingkat yang lebih rendah, Oleh
karena itu sangat penting adanya penelitian-penelitian terhadap tanah pertanian.

3. Erosi dan Pelumpuran

Kualitas tanah menurun selain disebabkan oleh terjadinya


pencemaran, juga disebabkan oleh erosi. Erosi dapat menyebabkan merosotnya
produksifitas lahan, rusaknya lingkungan, tergangunya keseimbangan estetika,
serta pencemaran lingkungan hidup . Bila Keadaan lebih parah lagi akan
terbentuk lahan kritis.

Erosi berpengaruh terhadap penurunan produksi tanah akibat :

a) Pemiskinan tanah/hilangnya tanah lapisan atas

b) Memburuknya msifat fisik dan kimia tanah

c) Berkurangnya aktivitas biologi tanah

d) Tertutupnya tanah lapisan atas

Erosi Mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah yang lebih asam


(PH rendah),terbentuknya lapisan dengan kandungan aluminium yang lebih
tinggi, menurunkan kandungan bahan organik ( C) dan nitrogen (N), unsur-
unsur hara lebih rendah, dan terbentuknya lapisan bawah yang lebih padat.

Dengan terjadinya erosi ini maka menimbulkan pelumpuran sistem irigasi


disamping terjadinya pencemaran air dan berkurangan kapasitas waduk. Erosi
tanah dan pelumpuran aliran sungai makin lama makin bertambah, salah satu
penyebabnya adalah penggundulan hutan di hulu sungai dan tofografi/
kemiringan tanah.

13
4. Limbah Padat atau Sampah

Dengan meningkatnya populasi penduduk disetiap daerah/kota maka


jumlah sampah yang dihasilakan setiap rumah tangga makin meningkat. Hal ini
menjadi masalah besar bagi kota-kota besar yang padat penduduknya seperti
Jakarta, dalam menangani sampah yang dihasilkan setiap harinya.
Penanggulangan sampah secara tuntas belum dapat dilakuakan dan umumnya
dibuang pada penimbunan sampah terbuka (Open Dumping) atau sanitary
landfield . Sampai saat ini Kota jakarta masih “ menyewa” lahan di Bekasi untuk
menempatkan sampahnya dengan biaya sewa yang cukup mahal pertahunnya.

Dampak negatif dari sampah-sampah tersebut dapat terjadi ditempat


penampungan sementara (TPS) yang terdapat disetiap wilayah seperti di setiap
RW atau Kelurahan, pasar, dan sebagainya maupun di tempat penampungan akhir
(TPA). Dampak negatif di TPS biasanya dalam bentuk bau yang kurangan sedap
karena terjadi penguraian secara anaerob, kumpulan lalat diatas sampah yang
dapat menimbulkan berjangkitnya penyakit dan estetika. Tempat Penampungan
sampah akhir (TPA) dalam bentuk penimbunan sampah terbuka akan
menimbulkan dampak negatif yang lebih besar karena selain bau yang tidak sedap
yang berasal dari penguraian secara anaerob dari komponen-komponen sampah,
seperti gas H2S, NH3, CH4 juga dapat terjadi rembesan dari proses “ leaching”
logam-logam berbahaya ke dalam air tanah atau sumber.

F. JENIS-JENIS PENCEMARAN TANAH YANG TERJADI DI TANAH


1) Limbah Domestik
Tidak lain dan tidak bukan, limbah dosmetic ini adalah jenis pencemaran
yang sering kita lakukan.Jenis pencemaran ini adalah hasil dari berbagai
kegiatan manusia seperti perdagangan, kelembangaan, sector wisata.
Dalam kegiatan perdagangan seperti pasar, hotel dan restoran, pasti
meninggalkan limbah. Begitupun kegiatan wisata, terutama para
wisatawan yang tidak bertanggunga jawab yang sering membuang
sampah sembarangan.

14
Limbah domestic padat bisa berupa sampah anorganik atau sampah yang
tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, seperti plastik . sedangkan untuk
sampah cair seperti detergen , oli, cat, dan lain sebaginya. Kedua-duanya
mempunyai dampak kerusakan yang begitu besar karena tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.

2) Limbah Industri

Kegiatan industri semakin hari semakin mengkhawatirkan pasalnya


regulasi dari pemerintah mengenai standar pembuangan limbah, industri
sering tidak mendapat respon positif. Belum lagi keberadaan oknum
pemerintahan yang menyalah gunakan kekuasaannya untuk k epentingan
pribadi, semua itu semakin memperparah polusi tanah dari hasil limbah
industri. Limbah industri sendiri terdiri dari limbah industri padat dan
limbah industri cair. Untuk limbah industri padat yang biasanya berbentuk
lumpur atau bubur mungkin kita jarang melihatnya.Namun untuk limbah
industri cair, hampir setiap industri besar maupun kecil yang kita temui
akan mengeluarkan limbah ini. Sebut saja industri skala kecil seperti pabrik
tahu rumahan, proses produksinya akan menghasilkan limbah cair.

3) Limbah Pertanian
Keberadaan zat-zat kimia yang awalnya ditujukan untuk membantu proses
pertanian justru malah menjadi sumber polusi tanah. Sebut saja zat-zat
kimia seperti pupuk urea, DDT dan pestisida, sisa-sisa dari zat tersebut.
Dapat menyebabkan polusi dan dampaknya hasil tanaman yang ditanam
kurang sehat.

G. PARAMETER SIFAT TANAH


Parameter adalah ukuran, kriteria, patokan, pembatasan, standar, atau
tolak ukur seluruh populasi dalam penelitian. (Eko Sujatmiko, 2014).
Parameter tanah, adalah ukuran atau acuan untuk mengetahui atau
menilai hasil suatu proses perubahan yang terjadi dalam tanah sebagai medium
pertumbuhan tanaman. Dalam menilai atau membandingkan kualitas tanah,
maka setiap parameter tanah harus diketahui, diantaranya parameter sifat kimia,

15
biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat tersebut akan menentukan
apakah tanah tersebut merupakan media tumbuh yang baik. Tanah yang
berkualitas baik adalah tanah yang mampu menyediakan hara yang dibutuhkan
oleh tanaman, mampu menyediakan air, serta bebas dari unsure pencemar yang
dapat menghambat pertumbuhan serta produksi tanaman budidaya serta
memberi ruang yang leluasa bagi akar tanaman untuk berkembang.
Sifat tanah baik itu sifat kimia, biologi dan fisika tidak dapat terpisahkan
satu sama lain untuk menilai kualitas tanah di suatu tempat. Untuk sifat fisika
analisis yang dilakukan adalah tekstur tanah, kadar lengas, dan porositas. Lalu
sifat kimia yang dianlisis adalah kadar Nitrogen Total, dan Kadar Bahan
Organik. Dan yang terkahir untuk parameter sifat biologinya adalah respirasi
mikrobia tanah.
1. Parameter Fisika Tanah
a. Kadar Lengas
Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air
memiliki berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai
pembangun sel tanaman, sebagai pelarut unsure hara, dan sebagai unsure
hara. Air diserap oleh tanah melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanamna adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena
itu kandungan air dalam tanah (kadar lengas) memiliki peranan yang sangat
penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas
yang cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah
terlalu rendah maka air yang dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun
jika kadar lengas terlalu tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara
sehingga menyebabkan aerasi menjadi terganggu.
b. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah
dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat,
2009) Menurut PP no 150 tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki
nilai permeabilitas atau daya pelulusan air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam
telah terletak pada ambang kritis, artinya tanah tersebut telah memiliki
permeabilitas yang buruk.
c. Porositas tanah

16
Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan
kemampuan tanah dalam mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat
penting, karena tanaman sangat membutuhkan udara dan air. Porositas juga
memberikan ruang bagi akar tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure hara
dengan lebih leluasa. Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang
tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu besar. Porositas yang kecil akan
menyebabkan aerasi tanah terganggu dan mengganggu pertumbuhan akar.
Sedangkan porositas yang terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit
mengikat air sehingga tanaman akan kekurangan air. Menurut PP No 150
tahun 2000 , porositas tanah lahan kering yang memiliki tidak kurang dari
30% dan tidak lebih dari 70% dapat dikatakan kualitas tanah baik.
d. Berat Jenis
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan
kerapatan dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai
perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak
termasuk ruang pori antarpartikel. Berat jenis partikel ini penting dalam
penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
e. Berat Isi
Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah
adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan
volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat
bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan
bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan kadar
air tanah (Agus et al . 2006). Bobot isi tanah dapat digunakan untuk
menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk
menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson
et al., 1995).
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat (Darmawijaya,1997).
Tanah lahan kering memiliki berat isi yang baik yaitu dengan nilai < 1,4
g/cm³. (PP no 150 tahun 2000).

17
f. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan
pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Agregat
dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar
tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan
air. Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan maka
agregat tanah tersebut akan mudah hancur. (Hardjowigeno,1987)
g. Tekstur
Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi
pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah
dengan tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori mikro
yang berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi
oleh liat akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro
yang sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi
pertukaran udara yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.

2. Parameter Kimia
a. Keasaman (pH)
Tanah asam dapat memengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan
tanaman. Agar tanah yang bereaksi asam dapat ditanami maka keasamannya
perlu diperkecil, angka pH diperbesar dengan keasaman kapur.
b. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya batang, cabang
dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses fotosintesis.Tanah dengan
kandungan nitrogen rendah menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng.
c. Bahan Organik
Tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi artinya struktur
tanahnya baik, menambah kondisi kehidupan di dalam tanah karena
organisme dalam tanah memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
d. Phosfor
Phosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Phosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah

18
untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi, memeprcepat
bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang kadar phosfor nya sedikit akan
jelek akibatnya bagi tanaman pada saat berbuah.

e. Kalium
Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi
kekeringan dan penyakit. Apabila tanah dengan kandungan unsur kalium
rendah menyebabkan daun tanaman keriting, mengerut, timbul bercak merah
coklat, mengering lalu mati.
f. Kalsium
Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mengeraskan batang dan merangsang pembentukan biji dan apabila tanah
dengan kandungan Kalsium rendah maka daun mudah mengalami klorosis.
g. Magnesium
Tanah dengan kandungan Mg yang rendah menyebabkan daun tua
mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak coklat. Daun yang semula
hijau segar menjadi kekuningan. Daun akan mengering dan kerap kali
langsung mati.

3. Parameter Biologi

Tanah terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang


peka dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu.
Organisme yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang
tahan akan tetap hidup. Planaria merupakan contoh hewan yang peka
pencemaran. Tanah yang mengandung planaria menunjukkan tanah tersebut
belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex (cacing merah)
merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang baik di
lingkungan yang kaya bahan organik, meskipun spesies hewan yang lain
telah mati. Ini berarti keberadaan cacing tersebut dapat dijadikan indikator
adanya pemcemaran zat organik.

Organisme yang dapat dijadikan petunjuk pencemaran dikenal sebagai


indikator biologis. Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya
daripada indikator kimia. Pabrik yang membuang limbah ke sungai dan

19
mengenai tanah dapat mengatur pembuangan limbahnya ketika akan
dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah
pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak
demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah
secara terus menerus. Disitu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme,
bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indicator
biologis. Jumlah mikroba yang menandakan tanah tersebut tidak tercemar
atau memiliki kualitas yang bagus adalah >102 cfu/gr tanah.

H. UNSUR HARA DALAM TANAH ( MAKRO DAN MIKRO )


Secara garis besar, tanaman atau tumbuhan memerlukan 2 (dua) jenis
unsur hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal. Dua jenis unsur hara tersebut disebut Unsur Hara Makro dan
Unsur Hara Mikro. Kedua jenis unsur ini sudah terkandung dalam SOT
HCS dengan jumlah yang seimbang. Berikut adalah kedua jenis unsur hara
tersebut berikut gejala-gejala yang biasa timbul, baik apabila kekurangan
atau kelebihan unsur tersebut :
1) Unsur Hara Makro
Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar. Daftarnya adalah
sebagai berikut : Nitrogen (N), Fosfor atau Phosphor (P), Kalium
(K), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan Belerang atau Sulfur (S).
2) Unsur Hara Mikro
Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah
sedikit . Walaupun hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat
penting untuk menunjang keberhasilan proses-proses dalam
tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima.
Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi ,
tembaga , mangan , seng , dan molibdenum.

20
I. REAKSI TANAH ( pH )
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang
mencakup dari berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang
lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia
tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman.
Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah
dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,1985).
Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalis tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi
ion hidrogen (H+)di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam
tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan
ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan ion H+. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi daripada
OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi
daripada ion H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bersifat
netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada daerah
dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa
tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan
sifat tanah yang sangat penting (Hardjowigeno, 2003).
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan
elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi
tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan
kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas
PH, pasta PH dan larutan universal. Pada prinsipnya dikerjakan dengan
membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standar dari
kertas, pasta dan larutan indikator universal (Darmawijaya, 1990).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam,
dan lebih besar dari 7 basa atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion
H+ sama besar dengankonsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis
sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia.
Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman

21
tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5
agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (
Pairunan, 1985) .
Reaksi tanah atau pH tanah penting dalam menentukan mudah
tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Menunjukkan kemungkinan
adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi perkembangan mikro
organisme seperti bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5. Jamur
dapat berkembang biak pada segala tingkat kemasaman tanah dan bakteri
pengikat nitrogen dengan bakteri nitrifikasi hanya berkembang dengan baik
pada pH lebih dari 5,5 (Foth,1994).

J. DAMPAK DARI PENCEMARAN TANAH

Semua hal yang telah mengalami pencemaran pasti ujungnya akan


menimbulkan berbagai dampak yang negatif, tidak terkecuali tanah ini. Jika
udara dan air yang tercemar akan menimbulkan berbagai macam dampak
negatif, maka tanah pun juga demikian. Ada berbagai macam dampak negatif
dari adanya pencemaran tanah ini. Beberapa macam dampak pencemaran
tanah antara lain sebagai berikut:

1. Mengurangi kesuburan tanah

Dampak pertama yang akan kita rasakan dari adanya tanah yang
tercemar pastinya akan menurunkan kesuburan pada tanah itu sendiri.
seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya tanah ini pada dasarnya
mempunyai keunggulan. Salah satu keunggulan tanah adalah mempunyai
nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa hidup dengan subur. Namun
ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang merugikan
(baik zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah tersebut. Tanah akan menjadi tidak subur karena zat- zat
polutan sudah merusak jaringan kesuburan tanah tersebut. Akibatnya,
banyak tanaman yang tidak akan bisa tumbuh dengan baik.

2. Membuat tumbuh- tumbuhan dan makhluk hidup lainnya mati

22
Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan
menurunkan tingkat kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup
tanaman. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama- kelamaan
akan menjadi layu, bahkan akan mati. Selain tanaman, pencemaran pada
tanah ini juga akan berdampak pada makhluk hidup lainnya (seperti binatang
dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah akan masuk ke dalam
janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia
maupun binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau
manusia yang memakan tumbuhan tersebut.

3. Menyebabkan pencemaran pada udara

Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini
karena zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam
jangka waktu yang lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi
tidak sehat. Akibatnya udara tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup.
Selain itu, apabila yang membuat pencemaran pada tanah adalah sampah,
maka ketika akan terjadi proses dekomposisi maka akan menimbulkan bau
yang begitu menyengat. Dan inilah yang disebut dengan pencemaran udara.

4. Menimbulkan wabah penyakit

Dampak pencemaran tanah yang selajutnya adalah menyebabkan


timbulnya banyak bibit penyakit. Tanah yang tercemar merupakan rumah
yang sangat nyaman bagi patogen- patogen yang menimbulkan banyak
penyakit. Hal ini dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama akan
menyebabkan berbagai penyakit datang dan siap menyerang makhluk
hidup yang ada dan menempati tanah yang tercemar tersebut. Yang akan
menikmati datangnya penyakit ini tidak hanya manusia saja, namun juga
binatang dan tumbuh- tumbuhan lainnya.

5. Merusak Ekosistem

Ekosistem (baca: eksoistem darat dan ekosistem air) merupakan wujud


interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungan serta komponen-
komponen yang ada di dalamnya (baik komponen biotik maupun komponen
abiotik). Tanah termasuk ke dalam komponen abiotik sehingga tercemarnya

23
tanah pastinya akan menyebabkan menyebabakn keseimbangan ekosistem
menjadi terganggu. Akibatnya lingkungan menjadi tidak nyaman dan banyak
fungsi yang seharusnya didapatkan justru akan berubah menjadi suatu wujud
kerugian.

6. Merusak keindahan atau estetika

Hal yang pasti terjadi selanjutnya akibat adanya pencemaran tanah


adalah rusaknya nilai keindahan atau estetika lingkungan. Keindahan
lingkungan tidak hanya terdapat pada apa yang kita lihat saja, namun juga
apa yang kita dengar dan apa pula yang kita rasa. Pencemaran tanah akan
banyak sekali merusak nilai- nilai keindahan tersebut.

Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan
menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman
sama sekali. Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh
sampah. Sampah- sampah akan membuat berbagai macam kerugian bagi
makhluk hidup. Selain tidak sedap dipandang mata, sampah juga akan
menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini sungguh tidak nyaman
digunakan sebagai tempat bermukim.

Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan.
Selain dampak- dampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita
rasakan baik kita sadari maupun tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai
manusia harus menjaga tanah dari berbagai bentuk pencemaran.

K. PENYAKIT YANG DI AKIBATKAN OLEH PENCEMARAN TANAH

a) Kanker
Makanan yang sering kita konsumsi lebih banyak berasal dari tanaman.
Tanaman biasanya tumbuh pada tanah. Tanah yang telah tercemar atau
terpolusi akan mengakibat tanaman yang kita konsumsipun dapat
beracun,meskipun tidak pada saat itu. Tanaman banyak diberikan pupuk dan
peptisida agar subur. Dimana pupuk dan peptisida mengandung
benzena,kromium, dan yang lainnya yang memiliki sifat karsinogen. Zat-zat

24
karsinogen ini bekerja dengan mengubah DNA dalam sel-sel tubuh yang dapat
menyebabkan kanker.

b) Ginjal dan Penyakit Liver


Penyakit ginjal dan liver banyak hal yang menyebabkannya, termasuk hal
yang kita konsumsi. Tanaman yang kita konsumsi banyak yang kita dapat
berasal dari tanah. Jika tanah sudah terpolusi atau tercemar dengan zat merkuri
dan cyclodiene maka dapat mengakibatkan ginjal dan penyakit liver.

c) Disentri dan Kolera


Di atas artikel ini sudah menyebutkan manfaat tanah salah satunya sumber
mata air. Bagaimana tanah yang terpolusi merembes sampai ke air tanah?.
Secara otomatis air tersebut juga jadi tercemar. Jika air yang tercemar tadi kita
konsumsi maka kita dapat mengalami disentri dan kolera.

d) Penyakit Perut
Tanaman yang kita konsumsi berasal atau ditanam di tanah yang sudah
tercemar atau terpolusi dengan zat-zat kimia maka akan terdapat penyakit yang
ditimbulkan. Jika tanaman tersebut tidak kita cuci dengan benar dan baik maka
akan menimbulkan sakit perut berupa infeksi lambung akut dan amoeabiasis.

e) Penyakit Kulit
Tanah yang sudah terpolusi terkontak langsung pada tubuh kita maka akan
menyebabkan penyakit kulit. Bukan itu saja, tanah yang terpolusi merembes
sampai ke air tanah kemudian air tanah tersebut kita gunakan untuk mandi
maka juga dapat menyebabkan penyakit kulit.

f) Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme dan hewan lain
yang hidup di lingkungan tanah. Perubahan metabolism dari organism dapat
memusnahkan beberapa spesies primer rantai makanan, yang memberi
pengaruh yang besar terhadap predator atau tingkatan lain pada rantai

25
makanan. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
menyebabkan penurunan hasil pertanian (Pranowo, 2009).

L. PENGENDALIAN KERUSAKAN TANAH

Cara pencegahan dan penanggulangan bahan pencemar tanah merupakan


dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua
tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan
sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan.

Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya


pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan
pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan
penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan
sebagai berikut :

1. Langkah Pencegahan

Pada umumnya pencegahan ini pada prinsipnya adalah berusaha untuk


tidak menyebabkan terjadinya pencemaran, misalnya mencegah/mengurangi
terjadinya bahan pencemar, antara lain : Sampah organik yang dapat
membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan
mengubur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian
dapat diolah sebagai kompos/pupuk. Untuk mengurangi terciumnya bau busuk
dari gas-gas yang timbul pada proses pembusukan, maka penguburan sampah
dilakukan secara berlapis-lapis dengan tanah.

Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat


dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar
sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara
individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman,
sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat
dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil,
kemudian dikubur.

26
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan
agar dilakukan proses pemurnian. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan
secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

2. Langkah Penanggulangan

Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan


penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada
prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar
atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat.

Ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak yang


ditimbulkan oleh pencemaran tanah, yaitu:

a. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang


tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-
site). Pembersihan in-situ adalah pembersihan di lokasi terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan ini lebih murah
dan lebih mudah. Pembersihan ex-situ meliputi penggalian tanah yang tercemar
dan dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar dengan cara menyimpan tanah di bak yang kedap,
kemudian memompakan zat pembersih ke bak tersebut. Proses selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. (Pranowo, 2009).

b. Bioremediasi

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah


denganmenggunakan mikroorganisme (Pranowo, 2009). Menurut Ramadhani
(2009), bioremediasi adalah proses penguraian limbah organik maupun
anorganik polutan secara biologi dalam kondisi terkendali dengan tujuan

27
mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari
lingkungan.

Bioremidiasi berkaitan erat dengan biotransformasi. Biotransformasi


merupakan proses modifikasi polutan beracun oleh enzim-enzim yang
diproduksi oleh mikroorganisme dengan cara mengubah struktur kimia
polutan tersebut. Biotransformasi berujung pada biodegradasi, yaitu polutan
beracun terdegradasi. Polutan beracun terdegradasi memiliki struktur yang
tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak berbahaya dan
tidak beracun.

28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia


merubah lingkungan tanah secara alami. Pencemaran ini terjadi karena
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri, penggunaan pestisida,
masuknya air permukaan tanah ke dalam lapisan tanah, dan air limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah tanpa memenuhi syarat.

Beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah,


diantaranya dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu proses
mengurangi dampak pencemaran tanah dengan cara membersihkan permukaan
tanah yang tercemar sedangkan bioremediasi merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme.

B. Saran

Untuk lebih memahami tentang pencemaran tanah, disarankan para


pembaca mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini.
Selain itu, diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari–hari dalam menjaga kelestarian
tanah beserta penyusun yang ada di dalamnya.

29
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F. Fisika Lingkungan. Hipocrates. Jakarta. 2012

Hamer, Mark J, Water and Waste Water Technology 1975

Suyono, M.Sc. Pencemaran Kesehatan Lingkungan

Herawati. 2009. Pencemaran Tanah. Dalam : http://hend-


learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html [Diakses pada 05 November
2012]

Prawono, Galih. 2009. Pencemaran Terhadap Lingkungan. Dalam :


http://gapra.files.wordpress.com/2009/01/makalah-pencemaran-terhadap-
lingkungangapra.pdf [Diakses pada 05 November 2012]

Rahmadhani, Dedy. 2009. Bioremidiasi . Dalam :


http://dydear.multiply.com/journal/item/11 [Diakses pada 05 November 2012]

30

You might also like