Professional Documents
Culture Documents
Kelas : 4 A
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Analisis Kualitas Lingkungan
Tanah”.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................ 4
B. Fungsi Tanah........................................................................................................... 5
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 29
B. Saran .......................................................................................................................... 29
Daftar Pustaka............................................................................................................ 30
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah
satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada
di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat
gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali
yang kaya akan unsur hara.
Saat ini tanah sering menjadi topik yang cukup serius di bidang ekologi. Tanah
digunakan tidak sesuai aturan yang berlaku dan tidak memperhatikan dampak
jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut, misalnya
pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya.
Pembangunan tersebut menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian,
pencemaran tanah dan badan air yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas
produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk
hidup lain, sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi
dan sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan
adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi terutama pertambangan
1
yang dilakukan secara terbuka yang meninggalkan lubang-lubang besar di
permukaan bumi.
B. Rumusan Masalah
8. Apa yang dimaksud dengan hara makro dan mikro dalam tanah?
2
C. Tujuan
8. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan hara makro dan mikro dalam tanah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TANAH
Tanah adalah kumpulan dari bagian-bagian padat yang tidak terkait
antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin material organik) dan
rongga-rongga diantara bagian-bagian tersebut berisi udara dan
air.(Verhoef,1994).
Menurut Craig (1991), tanah adalah akumulasi mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan antar pertikelnya, yang terbentuk karena
pelapukan dari batuan.
Sedangkan tanah menurut Bowles (1991) adalah campuran partikel-
partikel yang terdiri dari salah satu atau seluruh jenis berikut :
a. Berangkal (boulders), merupakan potongan batu yang besar, biasanya
lebih besar dari 250 mm sampai 300 mm. Untuk kisaran antara 150 mm
sampai 250 mm, fragmen batuan ini disebut kerakal (cobbles).
b. Kerikil (gravel), partikel batuan yang berukuran 5 mm sampai 150 mm.
c. Pasir (sand), partikel batuan yang berukuran 0,074 mm sampai 5 mm,
berkisar dari kasar (3-5 mm) sampai halus (kurang dari 1 mm).
d. Lanau (silt), partikel batuan berukuran dari 0,002 mm sampai 0,074 mm.
Lanau dan lempung dalam jumlah besar ditemukan dalam deposit yang
disedimentasikan ke dalam danau atau di dekat garis pantai pada muara
sungai.
e. Lempung (clay), partikel mineral berukuran lebih kecil dari 0,002 mm.
Partikel-partikel ini merupakan sumber utama dari kohesi pada tanah
yang kohesif.
f. Koloid (colloids), partikel mineral yang “diam” yang berukuran lebih
kecil dari 0,001 mm.
4
B. FUNGSI TANAH
Fungsi tanah kini beragam dan kegiatan manusia di atasnya
menyebabkan kelestarian tanah menjadi terancam. Salah satu indikator yang
mencerminkan kelestarian tanah adalah kualitas tanah. Kualitas tanah diukur
berdasarkan pengamatan kondisi dinamis indikator-indikator kualitas tanah.
Kualitas tanah berkaitan erat dengan tingkat kesuburan tanah yaitu kemampuan
tanah menyediakan hara untuk pertumbuhan tanaman.
C. KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi tanah secara umum adalah pengelompokkan berbagai jenis
tanah ke dalam kelompok yang sesuai dengan sifat teknik dan karakteristiknya.
Sistem klasifikasi tanah adalah suatu sistem yang mengatur jenis-jenis tanah
yang berbeda-beda, tetapi mempunyai sifat-sifat yang serupa kedalam
kelompok - kelompok dan subkelompok berdasarkan pemakaiannya.
Dengan adanya sistem klasifikasi ini akan menjelaskan secara singkat
sifat-sifat umum tanah yang sangat bervariasi tanpa penjelasan yang rinci.
Klasifikasi ini pada umumnya di dasarkan sifat-sifat indeks tanah yang
sederhana seperti distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Namun semuanya
tidak memberikan penjelasan yang tegas tentang kemungkinan pemakaiannya.
1. Sistem klasifikasi tanah dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan tekstur dan ukuran Sistem klasifikasi ini di
dasarkan pada keadaan permukaan tanah yang bersangkutan, sehingga
dipengaruhi oleh ukuran butiran tanah dalam tanah. Klasifikasi ini
sangat sederhana di dasarkan pada distribusi ukuran tanah saja. Pada
klasifikasi ini tanah dibagi menjadi kerikil (gevel), pasir (sand), lanau
(silt) dan lempung (clay) (Das,1993).
b. Klasifikasi berdasarkan pemakaian Pada sistem klasifikasi ini
memperhitungkan sifat plastisitas tanah dan menunjukkan sifat-sifat
tanah yang penting. Pada saat ini terdapat dua sistem klasifikasi tanah
yang sering dipakai dalam bidang teknik. Kedua sistem klasifikasi itu
memperhitungkan distribusi ukuran butir dan batas-batas Atterberg.
2. Klasifikasi tanah diperlukan antara lain untuk hal-hal sebagai berikut:
5
a. Perkiraan hasil eksplorasi tanah (perkiraan log bor tanah, peta tanah,
dan lain-lain). b. Perkiraan standar kemiringan lereng penggalian tanah
dan tebing.
b. Perkiraan pemilihan bahan (penentuan tanah yang harus disingkirkan,
pemilihan tanah dasar, bahan tanah timbunan, dan lain-lain).
c. Perkiraan persentasi muai dan susut.
d. Pemilihan jenis konstruksi dan peralatan untuk konstruksi (pemilihan
cara penggalian dan rancangan penggalian).
e. Perkiraan kemampuan alat untuk konstruksi.
f. Rencana pekerjaan/pembuatan lereng dan tembok penahan tanah
(perhitungan tekanan tanah dan pemilihan jenis konstruksi).
D. KUALITAS TANAH
Kualitas tanah merupakan kapasitas dari suatu tanah dalam suatu lahan
untuk menyediakan fungsi-fungsi yang dibutuhkan manusia atau ekosistem
alami dalam waktu yang lama. Fungsi tersebut merupakan kemampuannya
untuk mempertahankan pertumbuhan dan produktivitas tumbuhan serta hewan,
mempertahankan kualitas udara dan air atau mempertahankan kualitas
lingkungan. Tanah berkualitas membantu hutan untuk tetap sehat dan
menumbuhkan tanaman yang baik (Plaster, 2003).
1. Keasaman (pH)
6
2. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya batang,
cabang dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses
fotosintesis.Tanah dengan kandungan nitrogen rendah menyebabkan
tanaman tumbuh kerempeng.
3. Bahan Organik
4. Phosfor
5. Kalium
6. Kalsium
7
7. Magnesium
Indikator kualitas tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi serta proses dan
karakteristik yang dapat diukur untuk memantau berbagai perubahan dalam
tanah (USDA, 1996). Secara lebih spesifik Doran dan Parkin (1994)
menyatakan bahwa indikator kualitas tanah harus memenuhi kriteria:
8
E. PENCEMARAN TANAH
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami (Veegha, 2008). Darmono (2001)
menyatakan bahwa ada dua sumber utama kontaminasi tanah yaitu kebocoran
bahan kimia organik dan penyimpanan bahan kimia dalam bunker yang
disimpan dalam tanah, dan penampungan limbah industri yang ditampung
dalam suatu kolam besar yang terletak diatas atau di dekat sumber air tanah.
1. Limbah industri yang dapat atau limbah padat yang adalah hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari
proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula. Pulp,
kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dan lain-
lainnya.
2. Limbah cair adalah hasil pengolahan dalam suatu proses produksi,
misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri
kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen dan boron
adalah zat hasil dari proses industri pelapisan logam. (Sadrach, 2008).
9
Tanah merupakan tempat penampungan berbagai bahan kimia. Banyak
dari gas SO2 yang dihasilkan dari perubahan bahan bakar batu bara atau bensin
berakhir dengan sulfat yang masuk kedalam tanah atau tertampung diatas tanah.
Nitrogen Oksida (NO) yang dirubah diatmosfer menjadi nitrat akhirnya akan
terdeposit ditanah. Tanah menyerap NO dan NO2 dengan cepat dan gas-gas
tersebut mengalami oksidasi menjadi nitrat dalam tanah. Karbon monoksida
dirubah menjadi CO2 oleh bakteri dan ganggang dalam tanah. Partikel timbal
(Pb), yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor ditemukan pada lapisan
atas tanah ditemukan juga di daerah yang dekat dengan penambangan dan
peleburan timbal.
10
Faktor-faktor yang merupakan bahan penilaian antara lain :
11
Meskipun insek-insek, cacing-cacing, beberapa tanaman memegang
peranan penting dalam biodegradasi dari pestisida dan senyawa-senyawa bahan
pencemar organik, mikroorganisme mempunyai peranan yang paling penting.
Seperti beberapa reaksi transformosi nitrogen, sulfur, dan fosfor secara mikroba
serta degradasi dari senyawa organik dengan mikroba sebagai mediator.
12
terjadinya kanker usus ( Stomach Cancer-producing soil) ini adalah
terbentuknya metabolit sekunder oleh tanaman dan mikroorganisme. Metabolit
sekunder merupakan senyawa biokimia yang terbentuk dari prekursor metabolit
primer ketika metabolit primer terakumulasi ke tingkat yang lebih rendah, Oleh
karena itu sangat penting adanya penelitian-penelitian terhadap tanah pertanian.
13
4. Limbah Padat atau Sampah
14
Limbah domestic padat bisa berupa sampah anorganik atau sampah yang
tidak dapat diurai oleh mikroorganisme, seperti plastik . sedangkan untuk
sampah cair seperti detergen , oli, cat, dan lain sebaginya. Kedua-duanya
mempunyai dampak kerusakan yang begitu besar karena tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.
2) Limbah Industri
3) Limbah Pertanian
Keberadaan zat-zat kimia yang awalnya ditujukan untuk membantu proses
pertanian justru malah menjadi sumber polusi tanah. Sebut saja zat-zat
kimia seperti pupuk urea, DDT dan pestisida, sisa-sisa dari zat tersebut.
Dapat menyebabkan polusi dan dampaknya hasil tanaman yang ditanam
kurang sehat.
15
biologi, dan fisika tanah harus diketahui. Semua sifat tersebut akan menentukan
apakah tanah tersebut merupakan media tumbuh yang baik. Tanah yang
berkualitas baik adalah tanah yang mampu menyediakan hara yang dibutuhkan
oleh tanaman, mampu menyediakan air, serta bebas dari unsure pencemar yang
dapat menghambat pertumbuhan serta produksi tanaman budidaya serta
memberi ruang yang leluasa bagi akar tanaman untuk berkembang.
Sifat tanah baik itu sifat kimia, biologi dan fisika tidak dapat terpisahkan
satu sama lain untuk menilai kualitas tanah di suatu tempat. Untuk sifat fisika
analisis yang dilakukan adalah tekstur tanah, kadar lengas, dan porositas. Lalu
sifat kimia yang dianlisis adalah kadar Nitrogen Total, dan Kadar Bahan
Organik. Dan yang terkahir untuk parameter sifat biologinya adalah respirasi
mikrobia tanah.
1. Parameter Fisika Tanah
a. Kadar Lengas
Kadar lengas menunjukkan kadar air yang ada didalam tanah. air
memiliki berbagai fungsi bagi tanaman. Fungsi tersebut antara lain, sebagai
pembangun sel tanaman, sebagai pelarut unsure hara, dan sebagai unsure
hara. Air diserap oleh tanah melalui akar. Dengan kata lain air yang dapat
dimanfaatkan oleh tanamna adalah air yang ada di dalam tanah. Oleh karena
itu kandungan air dalam tanah (kadar lengas) memiliki peranan yang sangat
penting.
Tanah yang berkualitas baik yaitu tanah yang memiliki kadar lengas
yang cukup tinggi namun tidak terlalu tinggi. Ketika kadar lengas tanah
terlalu rendah maka air yang dapat diserap tanaman juga akan sedikit. Namun
jika kadar lengas terlalu tinggi, maka pori tanah akan jenuh dengan udara
sehingga menyebabkan aerasi menjadi terganggu.
b. Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah
dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah. (Dede rohmat,
2009) Menurut PP no 150 tahun 2000 tanah lahan kering yang memiliki
nilai permeabilitas atau daya pelulusan air < 0,7 cm/jam dan > 8,0 cm/jam
telah terletak pada ambang kritis, artinya tanah tersebut telah memiliki
permeabilitas yang buruk.
c. Porositas tanah
16
Porositas tanah berpengaruh pada daya simpan air tanah dan
kemampuan tanah dalam mempertukarkan udara. Hal-hal tersebut sangat
penting, karena tanaman sangat membutuhkan udara dan air. Porositas juga
memberikan ruang bagi akar tanaman untuk tumbuh dan mencari unsure hara
dengan lebih leluasa. Tanah yang kualitasnya baik memiliki porositas yang
tidak terlalu sedikit dan tidak juga terlalu besar. Porositas yang kecil akan
menyebabkan aerasi tanah terganggu dan mengganggu pertumbuhan akar.
Sedangkan porositas yang terlalu besar akan menyebabkan tanah sulit
mengikat air sehingga tanaman akan kekurangan air. Menurut PP No 150
tahun 2000 , porositas tanah lahan kering yang memiliki tidak kurang dari
30% dan tidak lebih dari 70% dapat dikatakan kualitas tanah baik.
d. Berat Jenis
Bobot jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan
kerapatan dari partikel dapat secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai
perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak
termasuk ruang pori antarpartikel. Berat jenis partikel ini penting dalam
penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin.
e. Berat Isi
Menurut Lembaga Penelitian Tanah (1979), definisi berat isi tanah
adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan
volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat
bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan
bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan kadar
air tanah (Agus et al . 2006). Bobot isi tanah dapat digunakan untuk
menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk
menembus (penetrasi) tanah, dan untuk pertumbuhan akar tersebut (Pearson
et al., 1995).
Berat isi merupakan suatu sifat tanah yang menggambarkan taraf
kemampatan tanah. Tanah dengan kemampatan tinggi dapat mempersulit
perkembangan perakaran tanaman, pori makro terbatas dan penetrasi air
terhambat (Darmawijaya,1997).
Tanah lahan kering memiliki berat isi yang baik yaitu dengan nilai < 1,4
g/cm³. (PP no 150 tahun 2000).
17
f. Kemantapan Agregat
Kemantapan agregat adalah ketahanan rata-rata agregat tanah melawan
pendispersi oleh benturan tetes air hujan atau penggenangan air. Agregat
dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar
tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan
air. Pada tanah yang agregatnya kurang stabil bila terkena gangguan maka
agregat tanah tersebut akan mudah hancur. (Hardjowigeno,1987)
g. Tekstur
Tektur juga menentukan porositas tanah. tanah yang didominasi fraksi
pasir cendrung lebih porus datau memiliki porositas yang besar. Tanah
dengan tekstur seperti ini akan sulit menahan air. Karena jumlah pori mikro
yang berfungsi menahan air sangat sedikit.namun jika tanah yang didominasi
oleh liat akan memiliki jumlah pori mikro yang bersar dan jumlah pori makro
yang sedikit. Hal ini akan menghambat aerasi tanah sehingga tidak terjadi
pertukaran udara yang akan menghambat respirasi akar dan mirobia tanah.
2. Parameter Kimia
a. Keasaman (pH)
Tanah asam dapat memengaruhi keadaan tanah dan pertumbuhan
tanaman. Agar tanah yang bereaksi asam dapat ditanami maka keasamannya
perlu diperkecil, angka pH diperbesar dengan keasaman kapur.
b. Nitrogen
Nitrogen merupakan unsur mutlak yang harus ada dalam tanah dan
dibutuhkan dalam jumlah banyak. Unsur Nitrogen mempunyai peranan
merangsang pertumbuhan secara keseluruhan dan khususnya batang, cabang
dan daun, hijau daun serta berguna dalam proses fotosintesis.Tanah dengan
kandungan nitrogen rendah menyebabkan tanaman tumbuh kerempeng.
c. Bahan Organik
Tanah memiliki kandungan bahan organik tinggi artinya struktur
tanahnya baik, menambah kondisi kehidupan di dalam tanah karena
organisme dalam tanah memanfaatkan bahan organik sebagai makanan.
d. Phosfor
Phosfor berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar
benih dan tanaman muda. Phosfor juga berfungsi sebagai bahan mentah
18
untuk pembentukkan protein tertentu, membantu asimilasi, memeprcepat
bunga, pemasakan biji dan buah. Tanah yang kadar phosfor nya sedikit akan
jelek akibatnya bagi tanaman pada saat berbuah.
e. Kalium
Kalium merupakan sumber kekuatan bagi tanaman dalam menghadapi
kekeringan dan penyakit. Apabila tanah dengan kandungan unsur kalium
rendah menyebabkan daun tanaman keriting, mengerut, timbul bercak merah
coklat, mengering lalu mati.
f. Kalsium
Kalsium berperan merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mengeraskan batang dan merangsang pembentukan biji dan apabila tanah
dengan kandungan Kalsium rendah maka daun mudah mengalami klorosis.
g. Magnesium
Tanah dengan kandungan Mg yang rendah menyebabkan daun tua
mengalami klorosis dan tampak bercak-bercak coklat. Daun yang semula
hijau segar menjadi kekuningan. Daun akan mengering dan kerap kali
langsung mati.
3. Parameter Biologi
19
mengenai tanah dapat mengatur pembuangan limbahnya ketika akan
dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran secara kimia pada limbah
pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya pencemaran. Tetapi tidak
demikian dengan makluk hidup yang menghuni ekosistem air dalam tanah
secara terus menerus. Disitu terdapat hewan-hewan, mikroorganisme,
bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan indicator
biologis. Jumlah mikroba yang menandakan tanah tersebut tidak tercemar
atau memiliki kualitas yang bagus adalah >102 cfu/gr tanah.
20
I. REAKSI TANAH ( pH )
Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang
mencakup dari berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang
lengkap. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia
tanah dimana status kimia tanah merupakan suatu faktor yang
mempengaruhi proses-proses biologis seperti pada pertumbuhan tanaman.
Reaksi atau pH yang ekstrim berarti menunjukkan keadaan kimia tanah
dapat disebutkan proses biologis terganggu (Pairunan,1985).
Reaksi tanah menunjukkan sifat keasaman atau alkalis tanah yang
dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukan banyaknya konsentrasi
ion hidrogen (H+)di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam
tanah, maka semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan
ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik
dengan ion H+. Pada tanah-tanah yang masam ion H+ lebih tinggi daripada
OH-, sedangkan pada tanah alkalis kandungan ion OH- lebih tinggi
daripada ion H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bersifat
netral yaitu mempunyai nilai pH 7. Kemasaman tanah terdapat pada daerah
dengan curah hujan tinggi, sedangkan pengaruhnya sangat besar dapa
tanaman, sehingga kemasaman tanah harus diperhatikan karena merupakan
sifat tanah yang sangat penting (Hardjowigeno, 2003).
Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan
elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi
tanah ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan
kalorimetrik dapat ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas
PH, pasta PH dan larutan universal. Pada prinsipnya dikerjakan dengan
membandingkan warna larutan tanah dengan warna larutan standar dari
kertas, pasta dan larutan indikator universal (Darmawijaya, 1990).
Larutan mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam,
dan lebih besar dari 7 basa atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion
H+ sama besar dengankonsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis
sebaliknya. Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia.
Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan keadaan
kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas kemasaman
21
tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5 masam, 5,6 - 6,5
agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan < 8,5 alkalis (
Pairunan, 1985) .
Reaksi tanah atau pH tanah penting dalam menentukan mudah
tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. Menunjukkan kemungkinan
adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi perkembangan mikro
organisme seperti bakteri berkembang dengan baik pada pH 5,5. Jamur
dapat berkembang biak pada segala tingkat kemasaman tanah dan bakteri
pengikat nitrogen dengan bakteri nitrifikasi hanya berkembang dengan baik
pada pH lebih dari 5,5 (Foth,1994).
Dampak pertama yang akan kita rasakan dari adanya tanah yang
tercemar pastinya akan menurunkan kesuburan pada tanah itu sendiri.
seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwasannya tanah ini pada dasarnya
mempunyai keunggulan. Salah satu keunggulan tanah adalah mempunyai
nilai kesuburan sehingga banyak tanaman bisa hidup dengan subur. Namun
ketika tanah ini sudah tercemar dengan berbagai macam zat yang merugikan
(baik zat kimia maupun non kimia), hal ini akan menurunkan tingkat
kesuburan tanah tersebut. Tanah akan menjadi tidak subur karena zat- zat
polutan sudah merusak jaringan kesuburan tanah tersebut. Akibatnya,
banyak tanaman yang tidak akan bisa tumbuh dengan baik.
22
Masih serangkaian dengan dampak pencemaran tanah yang akan
menurunkan tingkat kesuburan. Hal ini juga akan berakibat pada masa hidup
tanaman. Tamanan yang awalnya tumbuh dengan subur, lama- kelamaan
akan menjadi layu, bahkan akan mati. Selain tanaman, pencemaran pada
tanah ini juga akan berdampak pada makhluk hidup lainnya (seperti binatang
dan manusia). Zat- zat polutan yang ada di dalam tanah akan masuk ke dalam
janrungan tumbuhan. Dan ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh manusia
maupun binatang, maka efek negatifnya dapat tersalurkan pada binatang atau
manusia yang memakan tumbuhan tersebut.
Pencemaran tanah juga akan berdampak pada pencemaran udara. Hal ini
karena zat- zat yang mencemari tanah tersebut (misalnya sampah) dalam
jangka waktu yang lama akan membuat udara yang ada di sekitarnya menjadi
tidak sehat. Akibatnya udara tersebut menjadi tidak nyaman untuk dihirup.
Selain itu, apabila yang membuat pencemaran pada tanah adalah sampah,
maka ketika akan terjadi proses dekomposisi maka akan menimbulkan bau
yang begitu menyengat. Dan inilah yang disebut dengan pencemaran udara.
5. Merusak Ekosistem
23
tanah pastinya akan menyebabkan menyebabakn keseimbangan ekosistem
menjadi terganggu. Akibatnya lingkungan menjadi tidak nyaman dan banyak
fungsi yang seharusnya didapatkan justru akan berubah menjadi suatu wujud
kerugian.
Tidak hanya itu saja, dan yang paling penting pencemaran tanah ini akan
menyebabkan kondisi lingkungan yang kita tempati menjadi tidak nyaman
sama sekali. Terlebih apabila pencemarah tanah tersebut disebabkan oleh
sampah. Sampah- sampah akan membuat berbagai macam kerugian bagi
makhluk hidup. Selain tidak sedap dipandang mata, sampah juga akan
menyebabkan bau yang sangat menyengat. Ini sungguh tidak nyaman
digunakan sebagai tempat bermukim.
Itulah beberapa dampak dari pencemaran tanah yang dapat kita rasakan.
Selain dampak- dampat tersebut masih banyak lagi dampak yang dapat kita
rasakan baik kita sadari maupun tidak. Oleh karenai itulah kita sebagai
manusia harus menjaga tanah dari berbagai bentuk pencemaran.
a) Kanker
Makanan yang sering kita konsumsi lebih banyak berasal dari tanaman.
Tanaman biasanya tumbuh pada tanah. Tanah yang telah tercemar atau
terpolusi akan mengakibat tanaman yang kita konsumsipun dapat
beracun,meskipun tidak pada saat itu. Tanaman banyak diberikan pupuk dan
peptisida agar subur. Dimana pupuk dan peptisida mengandung
benzena,kromium, dan yang lainnya yang memiliki sifat karsinogen. Zat-zat
24
karsinogen ini bekerja dengan mengubah DNA dalam sel-sel tubuh yang dapat
menyebabkan kanker.
d) Penyakit Perut
Tanaman yang kita konsumsi berasal atau ditanam di tanah yang sudah
tercemar atau terpolusi dengan zat-zat kimia maka akan terdapat penyakit yang
ditimbulkan. Jika tanaman tersebut tidak kita cuci dengan benar dan baik maka
akan menimbulkan sakit perut berupa infeksi lambung akut dan amoeabiasis.
e) Penyakit Kulit
Tanah yang sudah terpolusi terkontak langsung pada tubuh kita maka akan
menyebabkan penyakit kulit. Bukan itu saja, tanah yang terpolusi merembes
sampai ke air tanah kemudian air tanah tersebut kita gunakan untuk mandi
maka juga dapat menyebabkan penyakit kulit.
f) Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.
Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun atau berbahaya bahkan pada dosis yang rendah. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme dan hewan lain
yang hidup di lingkungan tanah. Perubahan metabolism dari organism dapat
memusnahkan beberapa spesies primer rantai makanan, yang memberi
pengaruh yang besar terhadap predator atau tingkatan lain pada rantai
25
makanan. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman
menyebabkan penurunan hasil pertanian (Pranowo, 2009).
1. Langkah Pencegahan
26
Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat
akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan
agar dilakukan proses pemurnian. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan
secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang
dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.
2. Langkah Penanggulangan
a. Remidiasi
b. Bioremediasi
27
mengontrol, mereduksi atau bahkan mereduksi bahan pencemar dari
lingkungan.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
29
DAFTAR PUSTAKA
30