You are on page 1of 16

Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya

yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka
rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan
rangkaian campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa
cabang.

Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus
listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan
baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus.

Kelebihan dari rangkaian seri adalah: Lebih menghemat daya yang dikeluarkan pada baterai,
Pengerjaan yang singkat , dan Tidak memerlukan banyak penghubung pada penyambungan jalur
sehingga hemat kabel dan saklar (hemat biaya).

Kekurangan rangkaian seri adalah: Jika salah satu komponen dicabut atau rusak maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya. Misalnya saja tiga buah lampu
disusun secara seri, maka apabila salah satu lampu dicabut atau rusak maka lampu yang lain akan
ikut padam, Nyala lampu yang satu dengan yang lain tidak sama terangnya, dan Semakin jauh
dari sumber listrik maka nyala lampu semakin redup.

Rangkaian listrik paralel adalah rangkaian listrik yang disusun secara tidak berurutan.
Kekurangan rangkaian listrik paralel adalah boros kabel dan saklar. Kelebihan rangkaian paralel
adalah jika salah satu lampu padam yang lain tetap menyala dan nyala lampu sama terang.

A. Hukum Ohm

Pengertian, Rumus dan Bunyi Hukum Ohm – Dalam Ilmu Elektronika, Hukum dasar
Elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti oleh setiap Engineer Elektronika ataupun
penghobi Elektronika adalah Hukum Ohm, yaitu Hukum dasar yang menyatakan hubungan
antara Arus Listrik (I), Tegangan (V) dan Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris
disebut dengan “Ohm’s Laws”. Hukum Ohm pertama kali diperkenalkan oleh seorang
fisikawan Jerman yang bernama Georg Simon Ohm (1789-1854) pada tahun 1825. Georg
Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang berjudul “The Galvanic
Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

Bunyi Hukum Ohm

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :

“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.Secara Matematis, Hukum Ohm dapat
dirumuskan menjadi persamaan seperti dibawah ini :

1
V=IxR

I=V/R

R=V/I

Dimana:
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam Rangkaian
Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil Tegangan dan juga dapat
memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita inginkan.

Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang dipakai
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti milivolt, kilovolt,
miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke unit Volt,
Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudahkan perhitungan dan juga untuk
mendapatkan hasil yang benar.

Hambatan atau disebut juga tahanan atau resistansi adalah sesuatu yang sering
dibicarakan dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya fungsi dari hambatan tersebut?
Dari data pengamatan kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik antara kuat arus dan
hambatan. Jika nilai hambatan diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda potensial

yang tetap, sehingga bisa ditulis,

Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan berbanding terbalik dengan kuat arus.
Dari Tabel 9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan maka hubungan antara kuat
arus dan beda potesial adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin besar beda potensial

makin besar kuat arusnya. Secara matematika dapat ditulis,

Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,

Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan R adalah hambatan yang dinyatakan
dalam satuan ohm ditulis dalam simbol � (omega). Berdasarkan hukum Ohm, 1 ohm
didefinisikan sebagai hambatan yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati
kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial 1 volt. Oleh karena itu, kita dapat

2
mendefinisikan pengertian hambatan yaitu perbandingan antara beda potensial dan kuat arus.

Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter, dan sebuah
Potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.

Dari Rangkaian Elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori
Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari Praktikum dalam hal menghitung Arus Listrik
(I), Tegangan (V) dan Resistansi/Hambatan (R).

1. Hambatan Listrik Konduktor

Pernahkah Anda memperhatikan laju kendaraan di jalan raya? Di jalan seperti apa sebuah
mobil dapat melaju dengan cepat? Ada beberapa faktor yang memengaruhinya, di
antaranya lebar jalan, jenis permukaan jalan, panjang jalan dan kondisi jalan. Jalan dengan
kondisi sempit dan berbatu akan mengakibatkan laju mobil menjadi terhambat. Sebaliknya,
jalan yang lebar dan beraspal mulus dapat mengakibatkan laju mobil mudah dipercepat.
Demikian pula, panjang jalan akan memengaruhi seberapa cepat mobil dapat melaju.

Ketika mobil dapat melaju dengan cepat, dapat dikatakan bahwa hambatan jalannya kecil
dan sebaliknya, ketika laju mobil menjadi lambat karena faktor jalan, dapat dikatakan
bahwa hambatan jalannya besar. Kuat arus listrik dapat dianalogikan dengan laju mobil di
atas. Kuat arus listrik akan kecil ketika melalui konduktor yang luas penampangnya kecil,
hambatan jenisnya besar, dan panjang. Sebaliknya, kuat arus listrik akan besar ketika
melewati konduktor yang luas penampangnya kecil, hambatan jenisnya besar, dan pendek.
Ketika kuat arus listrik kecil, berarti hambatan konduktornya besar dan sebaliknya, ketika
kuat arusnya besar, berarti hambatan konduktornya kecil.

Bukti percobaan menunjukkan bahwa luas penampang, hambatan jenis, dan panjang
konduktor merupakan faktor-faktor yang menentukan besar kecilnya hambatan konduktor

3
itu sendiri. Secara matematis, hambatan listrik sebuah konduktor dapat ditulis sebagai
berikut.

R = ρl/A

dengan:

R = hambatan listrik konduktor (Ω ),

ρ = hambatan jenis konduktor (m),

l = panjang konduktor (m), dan

A = luas penampang konduktor (m2).

B. Rangkaian Listrik Arus Searah

Arus listrik searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya lebih rendah.Arus searah
dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke
ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya
arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub
positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang
“tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Contoh dari penggunaan listrik arus searah yaitu penyaluran tenaga listrik komersil yang
pertama (dibuat oleh Thomas Alfa Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus
searah. Generator komersiel yang pertama di dunia juga menggunakan listrik arus searah.Di
tahun 1883, Nicola Tesla dianugerahi hak paten untuk penemuannya, arus bolak-balik fase
banyak. Pada bulan Mei 1883, dia menyampaikan kuliah klasik kepada The American
Institute of Electrical Engineers:”A New System of Alternating Current Motors and
Tranformers.”

Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus
searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, di zaman sekarang hampir
semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik. Walaupun begitu, pada
saat pertama peluncuran arus listrik bolak-balik, arus listrik searah masih tetap digunakan.
Bahkan, ada yang tidak mau menerima arus bolak-balik. Dengan perkembangan teknologi
elektronika saat ini, listrik arus searah (DC) dapat dihasilkan dengan cara merubah Arus
bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC) dengan menggunakan suatu alat yang disebut
Power Supply atau Adaptor. Sebagai dasar dari rangkaian Power Supply adalah sebuah
komponen diode yang dapat berfungsi sebagai penyearah, artinya adalah dapat merubah dan
menyearahkan arus bolak-balik (AC) menjadi Arus Searah (DC).

4
CONTOH RANGKAIAN ARUS SEARAH

1. Sumber-sumber Listrik Arus Searah

Semua sumber listrik yang dapat menimbulkan arus listrik tetap terhadap waktu
dan arah tertentu disebut sumber-sumber listrik arus searah. Sumber listrik arus searah
dibagi menjadi empat macam.

a. Elemen Elektro kimia

Elemen elektrokimia adalah sumber listrik arus searah dari proses kimiawi.
Dalam elemen ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik. Elemen
elektrokimia dapat dibedakan berdasarkan lama pemakaiannya sebagai berikut.

b. Elemen Primer

Elemen primer adalah sumber listrik arus searah yang memerlukan penggantian
bahan setelah dipakai. Contoh elemen primer sebagai berikut:

 Elemen Volta

Elemen volta adalah sejenis baterai kuno yang diciptakan oleh Alesandro
Volta.. Elemen volta masih diterapkan sampai saat ini. Meskipun bentuknya sudah
dimodifikasi. Elemen volta terdiri atas 2 elektroda dari logam yang berbeda yang
dicelupkan pada cairan asam atau larutan garam. Pada zaman dahulu, cairan asam
atau garam tersebut berupa kain yang dicelup dalam larutan garam/asam.

c. Elemen Daniell
5
Penemu elemen daniel adalah John Frederic Daniell. Elemen Daniell adalah
elemen yang gaya gerak listriknya agak lama karena adanya depolarisator.
Depolarisator adalah zat yang dapat menghambat terjadinya polarisasi gas hidrogen.
Depolarisator pada elemen ini adalah larutan tembaga (sulfat).

d. Elemen Leclanche

Jenis elemen leclanche ada dua macam, yaitu elemen kering dan basah, terdiri
atas dua bejana kaca yang berisi:

- batang karbon sebagai kutub positif (anoda)

- batang seng sebagai kutub negatif (katoda)

- batu kawi sebagai depolarisator

- larutan amonium klorida sebagai elektrolit

 Elemen Kering

Elemen kering adalah sumber arus listrik yang dibuat dari bahan-bahan
kering yang tidak dapat diisi kembali (sekali pakai). Elemen ini termasuk elemen
primer. Contoh elemen kering antara lain, batu baterai dan baterai perak oksida
(baterai untuk jam tangan). Bahan untuk kutub positif digunakan batang karbon,
dan untuk kutub negatif digunakan lempeng seng.

 Elemen Sekunder

Elemen sekunder adalah sumber arus listrik yang tidak memerlukan


penggantian bahan pereaksi (elemen) setelah sumber arus habis digunakan.
Sumber ini dapat digunakan kembali setelah diberikan kembali energi (diisi atau
disetrum).Contoh dari elemen sekunder yaitu akumulator (aki). Akumulator
adalah termasuk sumber listrik yang dapat menghasilkan Tegangan Listrik Arus
Searah (DC). Prinsip kerja dari aumulator adalah berdasarkan proses
kimia.Secara sederhana, prinsip kerja akumulator dapat dijelaskan sebagai
berikut.

a) Pemakaian

Pada saat akumulator dipakai, terjadi pelepasan energi dari akumulator menuju
lampu. Dalam peristiwa ini, arus listrik mengalir dari kutub positif ke pelat kutub
negatif. Setelah akumulator dipakai beberapa saat, pelat kutub negatif dan positif
akan dilapisi oleh sulfat. Hal ini menyebabkan beda potensial kedua kutub
menjadi sama dan kedua kutub menjadi netral.

6
b) Pengisian

Setelah kedua kutub netral dan arus tidak mengalir, kita harus menyetrum aki
agar dapat digunakan kembali. Pada saat aki diestrum, arah arus berlawanan
dengan pada saat digunakan,yaitu dari kutub negatif ke positif.Contoh lainnya
seperti batu baterai yang digunakan pada telepon genggam (Hp), laptop, kamera,
lampu emergensi dll.

2. Generator Arus Searah

Generator arus searah adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi gerak
(mekanis) menjadi energi listrik dengan arus searah. Generator DC dibedakan menjadi
beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet atau penguat eksitasinya
terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:

a. Generator penguat terpisah

b. Generator shunt

c. Generator kompon

Generator DC terdiri dua bagian, yang pertama stator, yaitu bagian mesin DC
yang diam, dan yang kedua, bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian
stator terdiri dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal
box.Sedangkan bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros
rotor.Prinsip kerja generator ini adalah induksi elektromagnetik (perubahan medan
magnet yang terjadi pada kumparan kawat sehingga terjadi arus listrik).Pembangkitan
tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:

 dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.

 dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.

C. Hukum I Kirchhoff

1. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik ada dua macam yaitu rangkaian listrik terbuka dan rangkaian
listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang memiliki ujung-

7
ujung rangkaian. Contoh rangkaian terbuka dapat kalian dilihat dibawah ini.

Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah rangkaian listrik yang tidak memiliki
ujung-ujung rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus listrik dapat mengalir
mengikuti jenis suatu rangkaian. Contoh rangkaian listrik tertutup secara sederhana.

Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua macam lagi yaitu rangkaian tidak
bercabang dan rangkaian bercabang. Rangkaian tidak bercabang disebut rangkaian seri.
Sedangkan rangkaian bercabang disebut rangkaian paralel.

2. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai seri.
Susunan seri ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan.

Dari gambar diatas kita telah mengetahui bahwa pada rangkaian seri besarnya
arus li strik yang mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat arus yang lewat
hambatan R1 adalah I1, kuat arus yang lewat hambatan R2 adalah I2, dan kuat arus yang
lewat hambatan R3 adalah I3. Sedangkan kuat arus yang keluar dari sumber I’, maka

berlaku:

8
Jika beda potensial di titik A dan B adalah V1, beda potensial di titik B dan C adalah V2
dan beda potensial di titik C dan D adalah V3, maka berlaku

Kedua persamaan di atas menunjukkan suatu persamaan yang berlaku untuk


susunan seri. Dengan mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan yang bergerak
per satuan waktu, sehingga arus listrik sebanding dengan muatan listrik. Oleh karena itu
dapat ditulis,

Dengan memperhatikan persamaan tersebut, selama tidak ada penambahan atau


pengurangan muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum kekekalan muatan
listrik. Bagaimanakah bunyi hukum kekekalan muatan listrik?

3. Rangkaian Paralel

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing R1, R2, dan R3 dirangkai secara
paralel. Susunan paralel ketiga hambatan itu kemudian dihubungkan dengan sumber
tegangan, lihat Gambar 9.8! Pada rangkaian paralel terdapat dua titik, yaitu A dan titik B.
Titik A dan titik B disebut titik percabangan. Kalian telah mengetahui dari hasil Kegiatan
9.5, bahwa jumlah kuat arus listrik yang masuk titik percabangan, titik A, sama besar
dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik percabangan, titik B. Oleh karena
itu:

a). Pada titik percabangan A

Dengan I adalah jumlah kuat arus yang masuk ke percabangan. Berkaitan dengan
muatan dan arus listrik, maka persamaan di atas dapat ditulis bahwa,

9
b). Pada titik percabangan B

Dengan I’adalah jumlah kuat arus yang keluar dari percabangan, dan Q’ adalah
muatan yang keluar dari percabangan.

c). I = I’

Dari a – b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan waktu yang sama, jumlah kuat
arus atau muatan yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat arus atau
muatan yang keluar dari percabangan. Pernyataan ini disebut hukum I Kirchhoff.
Selama tidak ada penambahan muatan atau arus dari luar maka besarnya muatan total
dan arus total adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan listrik. Satu hal yang
penting adalah, bahwa pada rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang

besarnya sama.

4. Rangkaian Campuran

Rangkaian seri dan rangkaian paralel adalah 2 jenis rangkaian yang di gunakan untuk
menghubungkan satu atau lebih komponen listrik menjadi satu kesatuan rangkaian.
Penggabungan kedua rangkaian ini di sebut dengan rangkaian campuran.

Rangkaian campuran adalah gabungan dari 2 rangkaian listrik, yaitu rangkaian listrik
seri dan rangkaian listrik paralel. Untuk dapat mencari besarnya hambatan dalam
rangkaian campuran kita harus terlebih dahulu mencari besarnya hambatan tiap tiap
model rangkaian ( rangkaian seri dan paralel ), kemudian mencari hambatan dari
gabungan rangkaian akhir yang kita dapat.

10
Rumus rangakain diatas adalah:

I = I 1 + I2

1/RV = 1/R2 + 1/R3

Rtotal = R1 = 1/RP

Contoh yang kita dapat dari rangkaian di atas, misalnya model rangkaian akhir
yang di dapat adalah model rangkaian seri, sehingga total rangkaian yang akan kita cari
dengan persamaan hambatan pengganti pada rangkaian hambatan seri. Sedangkan untuk
rangkaian paralel harus mencarinya dengan menghubungan suatu hambatan secara
paralel.

Dua buah elemen dalam rangkaian campuran yang di susun secara seri hanya
memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada
suatu jaringan. Karena semua rangkaian di susun secara seri maka jaringan tersebut di
sebut rangkaian seri, itu di akibatkan arus yang lewat sama besar pada masing masing
elemen.

Contoh lain dari rangkaian campuran yang dapat di hubungkan dengan rangkain
paralel adalah dalam kendaraan bermotor yang sebagian besar beban listrik lebih banyak
di hubungkan secara paralel. Masing masing dari rangkaian tersebut dapat di hubungkan
atau di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

D. Penerapan Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

Sumber tegangan adalah alat yang dapat menimbulkan beda potensial listrik. Sebuah
sumber tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk mengalirkan arus listrik
disebut GGL, E. Sumbersumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan yang disebut

11
hambatan dalam r. Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu berlaku hukum Ohm dan
hukum I Kirchhoff. Misal, sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas sebuah
hambatan luar, R, sumber tegangan, E, dan hambatan dalam r, lihat pada Gambar 9.11!

Apabila hambatannya lebih dari satu, maka R ini merupakan hambatan pengganti dari
beberapa hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam rangkaian adalah sebagai
berikut:

Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa baterai baik tersusun secara seri maupun
paralel, maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk seri.

Dengan Es = nE, rs = nR, dan n adalah banyaknya baterai yang digunakan untuk
rangkaian seri, sedang untuk rangkaian paralel:

Karena EP= E dan rp=(r/n) maka persamaan di atas, dapat ditulis kembali.

E. PENGERTIAN ISOLATOR, KONDUKTOR, DAN SEMI KONDUKTOR

1. Isolator

Isolator listrik adalah bahan yang tidak dapat atau sulit untuk mentransfer muatan
listrik. Dalam bahan isolasi terikat erat elektron valensi dalam atom. Bahan-bahan ini
digunakan dalam perangkat elektronik sebagai isolator, atau menghambat aliran arus
12
listrik. Isolator juga berguna sebagai beban atau pemisahan antara konduktor tanpa
membuat arus yang mengalir keluar atau hanya antara konduktor. Istilah ini juga
digunakan untuk nama alat yang digunakan untuk mendukung kabel transmisi listrik pada
tiang-tiang listrik.

Beberapa bahan :

Kaca, Kertas, atau Teflon adalah isolator yang sangat baik. Beberapa bahan sintetis masih
“cukup baik” digunakan sebagai insulator kabel.

Misalnya, plastik atau karet. Bahan-bahan ini dipilih sebagai isolator kabel karena lebih
mudah dibentuk / diproses sementara masih bisa memblokir aliran listrik di tegangan
menengah (ratusan, mungkin ribuan volt).

2. Konduktor (Konduktor listrik)

Konduktor dalam rekayasa elektronik adalah zat yang dapat melakukan arus
listrik, baik dalam bentuk padat, cair atau gas. Karena itu konduktif, itu disebut
konduktor. Baik konduktor adalah bahwa memiliki resistivitas kecil.

Secara umum, logam konduktif. Emas, perak, tembaga, aluminium, seng, besi
baris memiliki resistivitas yang lebih besar. Jadi emas adalah konduktor yang sangat baik,
tetapi karena sangat mahal, secara ekonomi tembaga dan aluminium yang paling banyak
digunakan.

13
3. Semikonduktor

Semikonduktor adalah bahan dengan konduktivitas listrik antara insulator dan


konduktor. Semikonduktor juga disebut setengah bahan elektrik konduktif. Sebuah
semikonduktor adalah sebagai isolator jika tidak diberi arus listrik dengan cara dan
sejumlah saat ini, tetapi suhu, aliran tertentu, prosedur dan persyaratan fungsi kerja
semikonduktor sebagai konduktor, tertentu seperti penguat saat ini, penguat tegangan dan
power amplifier.

Untuk menggunakan semikonduktor untuk fungsi harus mengetahui spesifikasi


dan karakter semikonduktor, jika tidak memenuhi persyaratan operasi itu tidak akan
berhasil dan rusak. Bahan semikonduktor yang umum digunakan adalah silikon,
germanium, dan gallium arsenide.

Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktansinya


yang dapat diubah dengan menyuntikkan bahan yang biasa disebut sebagai penderma
elektron.Salah satu alasan utama adalah kegunaan semikonduktor elektronik dalam sifat
elektronik dapat berubah banyak dengan cara yang terkendali dengan menambahkan
sejumlah kecil kotoran. Kotoran ini disebut dopan.

KESIMPULAN

14
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa begitu besar peranan rangkaian listrik
yang bermanfaat dalam kehidupan kita sehari-hari, tanpa kita sadari keberadaannya.

Rangkaian Listrik adalah suatu hubungan sumber listrik dengan alat-alat listrik lainnya
yang mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan susunan hubungan alat-alat listrik, maka
rangkaian listrik tersusun dengan tiga cara, yaitu: rangkaian seri, rangkaian paralel, dan
rangkaian campuran. Rangkaian seri adalah rangkaian alat-alat listrik yang disusun berurut tanpa
cabang.

Ciri-ciri rangkaian seri antara lain: Arus listrik mengalir tanpa melalui cabang. Arus
listrik yang mengalir melalui lampu 1 melalui lampu 2, demikian pula yang melalui baterai 1 dan
baterai 2, dan Jika salah satu alat listrik dilepas atau rusak maka arus listrik akan putus. Dan pada
rangkaian listrik ini terdapat Hukum ohm dan hokum Kirchoof 1.

Daftar Pustaka

15
Kanginan, Martin. 2006. Fisika untuk SMA. Jakarta: Erlangga

J. Finn, Edward. 1992. Dasar-dasar fisika Universitas Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Internet (www.Google.com)

16

You might also like