Professional Documents
Culture Documents
GEOLOGI STRUKTUR
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi
beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan bentuk
(deformasi) pada batuan.
Geologi struktur pada intinya mempelajari struktur batuan, yaitu struktur primer (misal:
perlapisan, foliasi, laminasi, dan sebagainya) dan struktur sekunder (misal: kekar, sesar,
lipatan). Dimana sebagian besar mempelajari tentang struktur sekunder.
Cara mempelajari dan menganalisa struktur geologi dapat dibagi menjadi dua tahapan, yaitu:
1. Tahap lapangan, meliputi langkah-langkah secara berurutan, yaitu observasi lapangan,
pencatatan dan perekaman data secara detail.
2. Tahap laboratorium, meliputi analisa dan sintesa geologi.
Cara penulisan simbol (notasi) struktur bidang dan struktur garis:
1. Struktur Bidang
Penulisan struktur bidang dinyatakan dengan:
a. Jurus dan Kemiringan (dip)
Sistem azimuth: N X0 E/ Y0, dimana X adalah jurus/ strike (00-3600), dan Y adalah kemiringan/
dip (00-900).
Contoh : N 0600E/ 450
Sistem kuadran : (N/ S) A0 (E/ W)/ B0C, dimana A adalah strike (00-3600) ,B adalah dip (00-
900), dan C adalah dip direction yang menunjukkan arah dip.
Contoh : N 350W/ 300SW
b. Besar Kemiringan
Misalnya dalam sistem azimuth ditulis dengan notasi N 1450E/ 300, maka penulisan
berdasarkan sistem “dip, dip direction” dapat ditulis dengan notasi 300, N 2350E
2. Struktur Garis
Penulisan struktur garis dinyatakan dengan:
a. Sistem Azimuth: Y0, N X0E, dimana Y adalah penunjaman/ plunge (00-900) dan X adalah
arah/ bearing (00-3600).
Contoh : 780, N 0450E
b. Sistem Kuadran : tergantung pada posisi kuadran.
Contoh : 450, N 900E dapat ditulis 450, S 900E atau 450, N 900E
Kesimpulan
Geologi struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk arsitektur/ struktur kerak bumi
beserta gejala-gejala geologi yang menyebabkan terjadinya perubahan- perubahan bentuk
(deformasi) pada batuan.
Mempelajari geologi struktur di laboratorium sangat penting agar dapat menggambarkan
struktur bidang dan struktur garis pada peta, selain itu juga sangat berguna untuk mengetahui
gambaran tiga dimensi dari struktur di lapangan.
STRUKTUR BIDANG
Beberapa unsur struktur geologi secara geometri dapat dianggap sebagai struktur bidang.
Struktur geologi tersebut diantaranya adalah: bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
bidang belahan, bidang foliasi, dan sejenisnya. Beberapa istilah dalam struktur bidang, antara
lain:
Jurus/ Strike
Adalah arah dari garis horizontal yang merupakan perpotongan antara bidang yang
bersangkutan dengan bidang horizontal, dimana besar sudutnya diukur dari arah utara.
Kemiringan/ Dip
Adalah sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring yang bersangkutan dengan
bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus/ strike.
Kemiringan Semu/ Apperent Dip
Merupakan sudut kemiringan suatu bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal dari
pengukuran dengan arah tidak tegak lurus jurus.
Arah Kemiringan/ Dip Direction
Adalah arah tegak lurus jurus yang sesuai dengan arah miringnya bidang yang bersangkutan
dan diukur dari arah utara.
Kesimpulan
Didalam geologi struktur terdapat dua struktur yang dipelajari, salah satunya adalah struktur
bidang. Struktur bidang ini diantaranya adalah bidang perlapisan, bidang kekar, bidang sesar,
bidang belahan, bidang foliasi, dan sebagainya.
STRUKTUR GARIS
Salah satu unsur struktur secara geometris adalah geometris garis (struktur garis, gores garis,
perpotongan 2 bidang, dan lainnya). Struktur garis dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Struktur Garis Riil
Adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung di lapangan,
contohnya gores garis pada bidang sesar.
2. Struktur Garis Semu
Adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari orientasi unsur-
unsur struktur yang membentuk kelurusan atau liniasi, contohnya liniasi fragmen breksi sesar.
Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi 2 juga, yaitu:
1. Struktur Garis Primer, meliputi liniasi atau penjajaran mineral-mineral pada batuan beku
tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen.
2. Struktur Garis Sekunder, meliputi gores garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar, garis
poros lipatan dan kelurusan-kelurusan dari topografi, sungai dan sebagainya.
Beberapa istilah dalam struktur garis:
Arah Penunjaman (trend)
Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis dan menunjukkan arah penunjaman garis
tersebut, dimana hanya menunjukkan 1 arah tertentu.
Arah Kelurusan (bearing)
Adalah jurus dari bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukkan arah penunjaman
garis tersebut, tetapi menunjukkan sudut pelurusnya.
Rake (pitch)
Adalah besar sudut antara garis dengan garis horizontal yang diukur pada bidang dimana garis
itu terdapat.
3.3 Kesimpulan
1. Metode grafis dapat diaplikasiakan dalam pemecahan permasalahan struktur garis dengan
menggunakan metode grafis satu antara lain :
a. Menentukan pluge dan rake sebuah garis pada bidang tertentu
b. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan pada bidang tertentu.
2. Struktur garis dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur garis riil dan struktur garis semu.
3. Berdasarkan alat pembentukannya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur primer
dan struktur sekunder.
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara bidang (2 bidang) sejajar yang merupakan lapisan
batuan. Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu (umumnya permukaan bumi)
ke arah bawah terhadap suatu titik garis bidang.
1. KETEBALAN
Ketebalan lapisan dapat ditentukan dengan beberapa cara, baik secara langsung maupun tak
langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan pada suatu keadaan tertentu, misalnya
lapisan horizontal yang tersingkap pada tebing vertikal, lapisan vertikal yang tersingkap pada
topografi datar. Apabila keadaan medan, struktur yang rumit, atau keterbatasan alat yang
dipakai tidak memungkinkan dilakukannya pengukuran secara langsung, maka diadakan
pengukuran secara tidak langsung, tetapi sebaiknya diusahakan pengukuran mendekati secara
langsung. Pengukuran tidak langsung yang paling sederhana adalah pada lapisan miring
tersingkap pada permukaan horizontal, dimana lebar singkapan diukur tegak lurus jurus, yaitu
w. Dengan mengetahui kemiringan lapisan (δ), maka ketebalannya adalah T= w sin δ.
Pendekatan lain untuk mengukur ketebalan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
mengukur jarak antara titik yang merupakan batas lapisan sepanjang lintasan tegak lurus jurus.
Untuk mencari kemiringan lereng yang tegak lurus jurus lapisan, dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu dengan menggunakan “Aligment Nomograph” dengan menganggap
kemiringan lereng sbagai kemiringan semu dan kemiringan lereng tegak lurus jurus sebagai
kemiringan sebenarnya.
2. KEDALAMAN
Menghitung kedalaman lapisan ada beberapa cara, antara lain:
Menghitung secara matematis.
Dengan “Aligment Diagram”.
Secara grafis.
Rumus umum kedalaman: D= m (sin σ ± cos σ tan δ)
4.1 Langkah Kerja
Tugas 04.1 Tebal dan Kedalaman
1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.
2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 500E.
3. Buat sudut dari arah utara yang telah ditentukan soal N1650E, kemudian tarik garis
sepanjang 3 cm.
4. Membuat garis FL tegak lurus dengan bearing, ukur sudut sebesar 400 dari FL sebagai dip.
5. Tarik garis dititik 3 cm N 1650E sejajarN 500E sampai berpotongan dengan garis FL untuk
penentuan ketebalan dan kedalaman.
6. Tarik garis sejajar arah utara diperpotongan garis yang telah dibuat tadi dengan FL dan
diperpotongan garis N 500E dangan FL.
7. Ketebalan dan kedalaman didapatkan secara grafis yaitu 180 m dan 230 m, sedangkan
secara perhitungan matematis didapatkan ketebalan 174,77 m dan kedalaman 228,14 m
Tugas 04.2 Tebal dan Kedalaman
1. Buat garis bantu untuk menentukan arah utara.
2. Buat sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 350E .
3. Buat kembali sudut yang telah ditentukan soal sebesar N 750E.
4. Tarik garis dengan panjang 2,5 cm, 3 cm, dan 2 cm dengan sudut 330 dari arah N 750E
sebagai sudut dari slope.
5. kemudian tarik garis tegak lurus N 750E kearah slope dititik-titik 2,5 cm, 3cm, dan 2 cm.
6. Buat garis tegak lurus N 350E sebagai garis FL.
7. Kemudian tarik garis dengan sudut 450 dari FL sebagai garis true slope dan sudut 650 dari
FL sebagai garis kemiringan dipnya.
8. Tarik garis sejajar N 350E ditik-titik 2,3 cm, 3cm, dan 2 cm diarah perpotongan dengan N
750E sampai berpotongan dengan true slope.
9. Kemudian tarik garis sejajar arah dip diperpotongan garis tadi sengan true slope untuk
menentukan ketebalan dan kedalaman dari napal, batupasir, dan batugamping.
10. Didapatkan ketebalan dari napal, batupasir, dan batugamping secara grafis yaitu 65 m, 75
m, dan 60 m. Sedangkan kedalaman top batu pasir dibor dari top batugamping sebesar 150 m.
11. Kemudian dibuat gambar tiga dimensinya.
Kesimpulan
1. Perhitungan tebal dapat dilakukan dengan dua cara yaitu perhitungan dengan pengukuran
secara langsung dan perhitungan berdasarkan perhitungan tidak langsung.
2. Perhitungan kedalaman dapat menggunakan dua metode yaitu perhitungan berdasarkan
pengukuran tegak lurus jurus lapisan dan perhitungan berdasarkan tidak tegak lurus dengan
jurus.
3. Jika tebal dan kedalaman berlawanan dengan arah kemiringan maka akan terjadi penipisan
dan sebaliknya akan menambah ketebalan.
5.3 Kesimpulan
Proyeksi Stereografi
A. Wulf net
1. Struktur bidang
Strike : 0° dimulai dari arah utara pada Wulf net.
Dip : 0° dimulai dari lingkaran primitif dan 90° berada di pusat wulf net.
2. Struktur garis
Bearing : 0° di mulai dari arah utera pada Wulf net.
Plunge : 0° di mulai dari lingkaran primitif dan 90° berada pada pusat wulf net.
B. Schmidt net
1. Struktur bidang
Strike : 0° dimulai dari arah utara pada Schmidt net.
Dip : 0° dimulai dari lingkaran primitif dan 90° berada di pusat Schmidt net.
2. Struktur garis
Bearing : 0° dimulai dari arah utara pada Schmidt net.
Plunge : 0° di mulai dari lingkaran primitif dan 90° berada pada pusat Schmidt net.
Proyeksi Kutub
1. Struktur bidang
Strike : 0° dimulai dari arah West pada polar equal area.
Dip : 0° dimulai dari pusat dan 90° berada di lingkaran primitif.
2. Struktur garis
Bearing : 0° dimulai dari utara.
Plunge : 0° dari lingkaran tepi dan 90° berada di pusat.
Metode statistik adalah metode yang di terapkan untuk mendapatkan kisaran harga rata–rata
atau harga maksimum dari sejumlah data acak atau satu jenis struktur, dari metode ini maka
dapat diketahui kesenderungan–kecenderungan, bentuk pola maupun kedudukan umum dari
jenis struktur yang sedang di analisa.
Parameter yang di gunakan ada 2 macam yaitu :
1. Metode statistik dengan satu parameter
a. Metode stratistik dengan dua parameter.
b. Metode statistik dengan satu parameter
Yang dimaksud adalah data–data yang akan dibuat diagramnya hanya terdiri dari satu unsur
pengukuran, misalkan data dari kekar vertikal, arah liniasi struktur sedimen, arah liniasi frakmen
breksi sesar, arah kelurusan gawir.
Jenis diagram ini adalah :
Diagram kipas
Diagram roset
Histogram
Keterangan :
Diagram Kipas
Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari usur-unsur struktur
yang datanya hanya satu unsur pengukuran saja.
Tabulasi data : data pengukuran di masukkan dalam suatu tabel sehingga mempermudah
proses pembuatan diagram.
Diagram Roset
Tujuan dari diagram ini adalah untuk mengetahui arah kelurusan umum dari data dengan satu
parameter, misalkan bearing.
Tabulasi data : data yang ada di masukkan dalam tabel dengan tujuan untuk mempermudah
akan tetapi tabelnya berbeda dengan tabel diagram kipas.
Histogram
Tujuan diagram ini adalah untuk mengetahui kelurusan umum dari unsur struktur.
Tabulasi data : sama dengan diagram kipas yaitu di masukkan dalam suatu tabel seperti
diagram kipas.
SESAR
Sesar adalah suatu rekahan yang memperlihatkan pergeseran cukup besar dan sejajar dengan
bidang rekahan yang terbentuk. Pergeseran yang terjadi sepanjang garis lurus atau perputaran.
1. Anatomi Sesar
Bidang sesar : suatu bidang yang sepanjang rekahan daam batuan yang tergeserkan.
Jurus sesar : arah dari suatu garis horisontal yang merupakan perpotongan antara bidang
sesar dengan bidang horisontal.
Kemiringan sesar : sudut antara bidang sesar dengan bidang horisontal dan di ukur tegak
lurus jurus sesar.
Atap sesar : blok yang terletak diatas bidang sesar apabila bidang sesarnya tidak vertikal.
Foot wall : blok yang terletak dibawah bidang sesar.
Hade : sudut antara garis vetikal dengan bidang sesar dan merupakan penyiku dari dip sesar.
Heave : komponen horisontal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus
sesar.
Throw : komponen vertikal dari slip di ukur pada bidang vertikal yang tegak lurus jurus sesar.
Strike–slip fault : sesar yang mempunyai pergerakan sejajar terhadap arah jurus bidang sesar
kadang – kadang disebut Wrench foult, tear foult.
Dip–slip fault : sesar yang mempunyai pergerakan naik dan turun sejajar terhadap arah
kemiringan sesar.
3. Sesar translasi
Pada sesar translasi kedudukan unsur–unsur tidak berubah pada hanging wall dan foot wall
karena pergeseran sepanjang bidang sesar adalah sama.
7.3 Kesimpulan
Terdapat dua cara analisis sesar yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Secara
langsung apabila ditemukan atau didapatkan unsur-unsur sesar beserta penyertanya dan
secara tidak langsung bila hanya didapatkan unsur penyertanya saja.
LIPATAN
Lipatan merupakan hasil perubahan bentuk dari suatu bahan yang ditunjukkan sebagai
lengkungan atau kumpuilan dari lengkungan pada unsur garis atau bidang di dalam bahan
tersebut. Pada umumnya unsur yang ada pada lipatan adalah : bidang perlipatan, foliasi, dan
liniasi.
Berdasarkan proses perlipatan dan jenis batuan yang terlipatkan dapat dibedakan :
a. Flexture / competent folding .
b. Flow / incomptent folding.
c. Shear folding .
d. Flexture and flow folding
Mekanisme gaya di bagi menjadi :
a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan permukaan
lempeng.
b. Bending ( pelengkungan) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya tegak lurus permukaan
lempeng.
1. Jenis – jenis lipatan
a. Antiklin e. Antiform sinklin
b. Sinklin f. Sinform antiklin
c. Antiform g. Dome
d. Sinform
2. Unsur – unsur lipatan
a. Hinge : titik pelengkungan maksimum dari lipatan .
b. Crest : titik tertinggi dari lipatan.
c. Trough : titk dasar dari terendah dari lipatan.
d. Plunge : sudut penunjaman dari hinge line terhadap bidang horisontal dan diukur pada
bidang vertikal.
e. Bearing : sudut horisontal yang dihitung terhadap arah tertentu dan ini merupakan arah
penunjaman suatu hanging line.
f. Rake : sudut antara hinge line dengan bidang horisontal yang diukur pada axial surface.
3. Rekonstruksi lipatan
Dengan menggunakan beberapa metode antara lain :
Metode busur lingkar.
Free hand metode.
Kombinasi metode busur kingkar dengan free hand metode.
Klasifikasi lipatan berdasarkan dip dari sumbu lipatan dan plunge dari Hinge Line
Analisis lipatan
8.3 Kesimpulan
1. Untuk analisis lipatan tidak harus lebih kecil dari 90° ( tetapi tergantung dari sudut yang
terbentuk antara perpotongan kedua kedudukan umum dengan bidang bantu ).
2. Rekonstruksi suatu lipatan dapat menggunakan beberapa cara tergantung dari macam data
yang tersedia dilapangan.
KESIMPULAN UMUM
Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari tentang arsitektur, geometri batuan hasil
deformasi, termasuk gaya dan pergerakan yang mengakibatkan terbentuknya struktur,
pergerakan magma, deformasi benda angkasa luar.
Tahapan didalam mempelajari struktur geologi secara sistematis dapat dilakukan dengan cara
mengenal jenis-jenis struktur batuan yang umumnya dilakukan di lapangan (pencatatan data),
penyajian data (diagram, peta, penampang), analisis.
Di laboratorium, dapat dipelajari mengenai kekar, sesar, dan juga lipatan, dimana terdapat
unsur geologi yang akan lebih mudah dan cepat penyelesaiannya bila digambarkan dalam
bentuk proyeksi stereografi. Adapun macam-macam proyeksi stereografi:
1. Equal angle projection net/ wulf net.
2. Equal area projection net/ schimdt net.
3. Orthographic net.
Sedangkan dalam tahap analisis dapat menggunakan metode statistik untuk mengoptimalkan
hasil yang dicapai dalam analisis struktur-struktur geologi.
Pengetahuan tentang struktur geologi dapat diaplikasikan dalam kehidupan, seperti halnya
kekar yang mempunyai hubungan dengan mesalah geologi tektonik, geohidrologi, geologi
minyak, geologi pertambangan, geothermal, dan lain sebagainya. Rekahan merupakan suatu
zona yang lemah sehingga perlu kita waspadai dalam pertambangan dapat dilakukan dengan
baik karena adanya system rekahan yang ada dalam batuan tersebut.beberapa fungsi rekahan:
1. Sebagai jalan untuk proses pelarutan.
2. Sebagai tempat dimulainya proses replacement mineral.
3. Sebagai jalan migrasi minyak.
4. Sebagai reservoir minyak.
DAFTAR PUSTAKA
Hadisurya, Dading. 2004. “Buku Catatan Geologi Struktur”. Jurusan Teknik Pertambangan,
UPN “V” Yogyakarta.
Hendaryono, DR., Ir. 2004. “Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur”. Jurusan Teknik
Geologi, UPN “V” Yogyakarta.
Maynard, Christopher. 1974. “Planet Earth”. Grisewood& Dempsey Ltd: London