You are on page 1of 16

KIMIA ANALISIS INSTRUMENTASI

“Dasar-dasar Resonansi Magnet Inti Carbon, serta


Lingkungan dan Pergeseran Kimia”

DOSEN PEMBIMBING: Friska Septiani Silitonga S.Pd., M.Sc.

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

Bella Iaskyana H. Simatupang (NIM : 160384204002)

Jesika Melshandy Lubis (NIM : 160384204003)

Nur Asti Nadiah Siregar (NIM : 160384204009)

Mira Santika (NIM : 160384204024)

Imam Hidayat (NIM : 160384204041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini disusun
untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Kimia Analisis Instrumentasi. Selain itu juga untuk
menambah ilmu pengetahuan kita dalam mata kuliah ini. Makalah ini berisi uraian tentang
Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti Carbon, Lingkungan dan Pergeseran Kimia.

Dan kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Friska Septiani Silitonga S.Pd.,M.Sc.
selaku dosen dan pembimbing mata kuliah Kimia Analisis Instrumentasi.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran, kritik, maupun petunjuk dari segala pihak baik Ibu dosen dan
teman-teman untuk kesempurnaan makalah yang penulis sajikan ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tanjungpinang, 02 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................................... ii

Bab I .......................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2

Bab II......................................................................................................................................... 3

2.1 Dasar-dasar C-NMR ........................................................................................................ 3

2.2 Lingkungan Kimia dan Pergeseran Kimia ....................................................................... 7

2.2.1 Lingkungan Kimia ........................................................................................................ 7

2.2.2 Pergeseran Kimia .......................................................................................................... 8

Bab III ..................................................................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Spektroskopi nuklir magnetik resonansi melibatkan perubahan keadaan perputaran


momen nuklir magnetik, ketika intinya mengabsorpsi radiasi elektromagnetik dalam suatu
medan magnet yang kuat. Dua jenis spektroskopi yang dipakai sekarang adalah NMR
H1 (proton) dan NMR C13 (karbon 13). Spektrum nmr proton sangat berguna untuk
menentukan bagian hidrogen dari suatu senyawa. Pada tahun-tahun akhir ini, spektroskopi
nmr proton dipakai sebagai alat standar dalam proyek kedokteran untuk mengukur berat jenis
jaringan sehingga dapat menunjukkan tempat tumor pada jaringan tersebut. Spektroskopi nmr
C13, suatu alat paling baru dipakai untuk mengidentifikasi perbedaan macam - macam karbon
dalam suatu senyawa.
Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan gelombang radio oleh inti - inti atom
tertentu dalam molekul organik, apabila molekul ini berada dalam medan magnet yang kuat.
Blonch dan Purcell menemukan bahwa inti atom berorientasi terhadap medan magnet. Setiap
proton di dalam molekul yang sifat kimianya berbeda akan memberikan garis-garis resonansi
orientasi magnet yang berbeda. Ini adalah awal lahirnya Nuclear Magnetic Resonance
(NMR).
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling mudah
digunakan pada kimia modern.
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang
baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen
dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Meskipun banyak jenis nuclei yang
berbeda akan menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu
yang paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul
organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat besar.
Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan
pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita dalam
spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada molekul dimana
hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi utama pada spektrum NMR
menunjukkan perubahan kimia.

1
1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

a. Apa dasar-dasar dari C-NMR ?

b. Bagaimana penjelasan dari lingkungan kimia dan pergeseran kimia?

1.3 Tujuan

Pada makalah ini, tujuan yang akan dibahas:

a. Mengetahui apa saja dasar-dasar dari C-NMR.

b. Mengetahui tentang apa itu lingkungan kimia dan pergeseran kimia.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar C-NMR

Seperti diketahui bahwa spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (RMI) tidak hanya
terbatas terhadap inti hidrogen. Setiap inti yang memiliki jumlah proton dan atau neutron
yang ganjil bisa diukur dengan spektroskopi RMI. Nukleus yang biasa dipakai adalah karbon.
Karena karbon memiliki nomor proton yang genap maka yang digunakan adalah isotopnya,
yaitu karbon-13. Pada spektrum 1H RMI, sinyal yang dilihat berasal dari hidrogen yang hadir
pada karbon tertentu dan pola spin kopling tergantung pada atom hidrogen yang terletak pada
karbon tetangga (H-C-C-H). Pada spektrum RMI karbon, sinyal karbon dapat dilihat secara
langsung.
Spektrum 13C-NMR lebih sederhana dibanding 1H-NMR karena pada 13C-NMR tidak
13
ada pemisahan spin C-13C. Dan pada spektrumnya tidak dicantumkan integrasi.
Spektrometer resonansi magnet inti karbon pada umumnya digunakan untuk memberikan
informasi mengenai karbon-karbon dalam suatu molekul organik.

Gambar 1. C-NMR

3
Gambar 2. H-NMR

Dalam spektroskopi 1H NMR kita bekerja dengan isotop hidrogen alamiah; 99,985 %
atom hidrogen alamiah adalah 11𝐻 . Namun 98,9 % atom karbon dalam alam adalah 12
6𝐶 , suatu
isotop yang intinya tak mempunyai spin (I = 0). Karbon -13 hanya merupakan 1,1 % atom
karbon yang terdapat di alam ( I = ½). Disamping itu, transisi dari paralel ke antiparalel dari
13 13
sebuah inti C adalah transisi energi rendah. Akibatnya spektra C NMR hanya dapat
13
diperoleh dengan spektrometer yang sangat sensitif. Kelimpahan C yang rendah akan
mengurangi kerumitan spektra 13C dibandingkan spektra 1H NMR.
Dengan teknik biasa untuk menentukan spectra 13C, luas di bawah puncak tidak perlu
sebanding terhadap jumlah atom-atom karbon yang ekivalen. Hal ini disebabkan karena atom
13
C dapat kehilangan energy yang diserapnya, proses ini disebut rilaksasi (relaxation).
Akibatnya, 13C tidak dapat diintegrasikan.
Terdapat dua tipe utama spectra 13C : spectra yang menunjukkan pola pemisahan spin
13
C -1H dan spectra yang tidak menunjukkan pola itu. Kedua tipe spektra ini sering digunakan
secara saling berhubungan. Dalam keduanya digunakan TMS (tetrametilsilana), (CH3)4Si,
sebagai bahan pebanding-dalam, dan geseran-geseran kimia diukur kebawah-medan dari peak
13
TMS ini. Geseran-geseran kimia dalam NMR C jauh lebih besar daripada geseran yang
dijumpai dalam NMR 1H. kebanyakan proton dalam spektr NMR 1H menunjukkan absorbsi
antara 0-10 ppm (nilai δ) di bawah-medan TMS; hanya beberapa, seperti aldehida dan
karboksil yang menunjukkan peak diluar jangka ini.absorbsi karbon-13 dijumpai dengan

4
angka 0-200 ppm di bawah-medan TMS. Jangka geseran kimia yang lebar inilah merupakan
13
factor lain yang menyederhanakan spectra C dibandingkan spectra 1H. dan dalam spectra
13
C pelung tumpeng-tindihnya absorbs lebih kecil.
Gambar 3 menunjukkan lokasi umum dari absorbsi pelbagai macam atom karbon dan
posisi relative NMR 13C.

Gambar 3. Posisi relatif NMR 13C

A. Spectra dekopling-proton
13
Suatu spectrum dekopling-proton C, seperti tersirat oleh namanya, adalah suatu
13
spectrum dalam mana C tidak terkopling dengan 1H, jadi tidak menunjukkan permisahan
spin-spin. Dekopling dapat dicapai secara elektronis dengan menggunakan suatu radio
frekuensi kedua terhadap contoh. Energi tambahan ini menyebabkan terjadinya interkonversi
cepat antara keadaan spin paralel dan antiparalel dari proton-proton itu. Akibatnya sebuah
inti 13C hanya “melihat” suatu rata-rata dari dua keadaan spin proton, dan isyaratnya tak akan
terurai.
Karena tak ada penguraian dalam suatu spectrum dekopling-proton, maka isyarat
untuk tiap kelompok atom karbon yang ekuivalen secara magnetic akan muncul sebagai suatu
singlet. Dengan menghitung banyaknya peak dalam spectrum itu, dapat ditentukan
banyaknya macam karbon dalam sebuah molekul suatu contoh.

B. Spectra kopling-proton
13 13
Tipe kedua yang lazim dari spectrum NMR C ialah tipe dimana pemisahan C-1H
tidak ditekan. Dalam hal ini, isyarat untuk tiap karbon diurai oleh proton-proton yang terikat

5
langsung padanya. Seperti dalam spektroskopi NMR 1H, berlaku aturan n + 1. Dalam NMR
13
C, n adalah banyaknya atom hydrogen yang terikat pada karbon yang sedang dibahas.
Spektrum 13C-NMR lebih sederhana dibanding 1H-NMR karena pada 13C-NMR tidak ada
pemisahan spin 13C-13C. Dan pada spektrumnya tidak dicantumkan integrasi. Spektrometer
resonansi magnet inti karbon pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi
mengenai karbon-karbon dalam suatu molekul organik.

Gambar 4. Atom Hidrogen yang terikat pada Karbon

Gambar 5. Spektra NMR 13C kopling (atas) dan dekopling (bawah) dari vinil asetat

6
Perhatikan dua spectra vinil asetat yang ditunjukkan dalam Gambar 5. Pemeriksaan
terhadap spectra itu menunjukkan bahwa karbon karbonil pada δ = 169 ppm adalah suatu
singlet dalam kedua spectra; jadi, karbon ini tidak mengikat hidrogen satupun. Isyarat untuk
karbon CH3CO2CH=CH2 terurai menjadi suatu doblet dalam spectrum kopling; hal ini
menunjukkan bahwa terdapat satu H yang terikat padanya. Serupa pula isyarat CH2 pada δ =
98 ppm adalah suatu triplet, dan sinyal CH3 pada δ = 20 ppm adalah suatu kuartet.

2.2 Lingkungan Kimia dan Pergeseran Kimia


a. Lingkungan Kimia
Yang menyebabkan spektrum NMR sangat bermanfaat adalah terjadinya pemecahan
spin (pemecahan garis resonansi/ puncak/ sinyal) karena adanya coupling dari spin inti yang
berdekatan dan memberikan informasi tentang inti magnet tetangga. Adanya pemecahan spin
tersebut dapat memberikan informasi mengenai lingkungan kimia proton. Ada tiga aturan/
hukum pemecahan spin-spin (penjodohan orde pertama):
1. Proton ekuivalen kimia tidak menunjukkan pemecahan spin-spin. Hal ini dapat terjadi
pada karbon yang sama atau pada karbon yang berbeda tetapi spin mereka tidak
berpasangan

2. Proton yang memiliki n proton tetangga yang ekuivalen memberikan sinyal yang
pecah menjadi puncak multiplet (n + 1) dengan konstanta kopling = J

7
Proton a mempunyai dua proton tetangga, sinyal proton a akan pecah menjadi (2 +1)
puncak = 3 puncak (triplet). Proton b mempunyai 3 proton tetangga, sehingga sinyal proton b
akan pecah menjadi (3 + 1) puncak = 4 puncak (quartet). Proton c tidak mempunyai tetangga
(karena dipisahkan oleh heteroatom/ melewati tiga ikatan tunggal) akan muncul sebagai
sinyal singlet.
b. Pergeseran Kimia
Kegunaan yang besar dari resonansi magnet inti adalah karena tidak setiap proton
dalam molekul beresonansi pada frekuensi yang identic sama. Setiap proton dalam molekul
dikelilingi elektron, sehingga menimbulkan sedikit perbedaan lingkungan elektronik dari satu
proton dengan proton lainnya.
Proton-proton dilindungi oleh elektron-elektron yang mengelilingi, di dalam medan
magnet, perputaran elektron-elektron valensi dari proton menghasilkan medan magnet yang
melawan medan magnet luar yang digunakan.
Besarnya perlindungan tersebut tergantung pada kerapatan electron yang
mengelilinginya. Makin besar kerapatan electron yang mengelilingi inti, maka makin besar
pula medan yang dihasilkan yang melawan medan luar yang digunakan. Akibatnya
inti/proton merasakan adanya pengurangan medan yang mengenainya.
Perbedaan dalam frekuensi resonansi adalah sangat kecil, sehingga sangat sukar untuk
mengukur secara tepat frekuensi resonansi setiap proton. Oleh karena itu digunakan senyawa
standar frekuensi yang ditambahkan dalam larutan senyawa yang akan diukur, dan frekuensi
resonansi setiap proton dalam cuplikan diukur relative terhadap frekuensi resonansi dari
proton-proton senyawa standar. Salah satu senyawa standar yang digunakan adalah
tetrametilsilan, (CH3)4Si, disebut TMS.
Pergeseran kimia (chemical shift) dipengaruhi oleh : Bentuk Hibridisasi dari atom
Karbon dan Elektronegatifan dari atom yang berikatan dengan atom karbon (efek induksi)
Skala horizontal ditunjukkan dengan δ (ppm). δ merupakan simbol dari chemical shift
(pergeseran kimia) yang diukur dalam satuan parts per million - ppm. Sinyal pada pergeseran
kimia 2.0 ppm berarti bahwa atom hidrogen yang menyebabkan sinyal ini membutuhkan
medan magnet sebesar dua per sejuta lebih kecil dari medan magnet yang dibutuhkan oleh
TMS untuk beresonansi, sehingga sinyal pada pergeseran kimia 2.0 ppm disebut downfield
terhadap TMS. Makin jauh sinyal tersebut ke arah kiri, makin downfield proton tersebut. Baik
proton maupun karbon yang melekat pada atom yang bersifat elektronegatif, akan ter-
deshielding (tidak terlindungi dari medan magnet eksternal) dan pergeserannya akan bergeser

8
ke arah downfield (ke arah pergeseran kimia yang lebih besar). Pergeseran kimia juga bisa
dinyatakan dengan  dimana


Untuk mengetahui arti dari skala horizontal, kita membutuhkan penjelasan tentang
zero point (angka nol) yang terletak pada bagian kanan skala. Angka nol adalah angka yang
diberikan oleh atom hidrogen yang melekat pada tetrametilsilen (TMS). Semua sinyal yang
muncul dibandingkan dengan angka nol ini.

Pada beberapa spektrum RMI proton akan terlihat sinyal TMS pada angka nol
sehingga sinyal ini tidak perlu dianalisa. TMS dipilih sebagai standar karena :
1. TMS mempunyai 12 atom hidrogen yang keseluruhannya mempunyai lingkungan
kimia yang sama, sehingga menghasilkan sinyal singlet (tunggal) yang kuat karena
mengandung banyak atom hidrogen.
2. Elektron-elektron pada ikatan C-H dalam senyawa ini berada dekat dengan hidrogen
jika dibandingkan dengan senyawa lain. Berarti inti hidrogen sangat terlindungi dari
medan magnet eksternal sehingga dibutuhkan medan magnet yang besar untuk
membawa atom hidrogen ke kondisi resonansi. Akibatnya, sinyal TMS pada spektrum
berada pada daerah kanan dan hampir semua sinyal dari senyawa lain berada pada
bagian kirinya.

Inti atom yang mempunyai nilai geseran kimia (δ) daerah rendah (dekat TMS) disebut
high shielded field (daerah medan magnet tinggi), sedangkan daerah makin jauh dari TMS
disebut low shielded field (daerah medan rendah).

9
Gambar 6. Daerah Pergeseran Kimia

Gambar 7. Pergeseran Kimia beberapa jenis Karbon

10
Gambar 8. Beberapa pergeseran kimia pada NMR 13C

11
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Spektroskopi Resonansi Magnetik Inti (RMI) ada 2 yaitu 1H-NMR dan 13


C-NMR.
13
Spektrum C-NMR lebih sederhana dibanding 1H-NMR karena pada 13
C-NMR tidak ada
13
pemisahan spin C-13C. Dan pada spektrumnya tidak dicantumkan integrasi. Spektrometer
resonansi magnet inti karbon pada umumnya digunakan untuk memberikan informasi
13
mengenai karbon-karbon dalam suatu molekul organik. Pada C-NMR ini juga memiliki 2
tipe spektra yaitu spectra dekopling-proton dan spectra kopling-proton.

Spektrum NMR menjadi sangat bermanfaat ketika terjadinya pemecahan spin.


Adanya pemecahan spin tersebut dapat memberikan informasi mengenai lingkungan kimia
proton. Ada dua aturan/ hukum pemecahan spin-spin, yaitu;

1. Proton ekuivalen kimia tidak menunjukkan pemecahan spin-spin.


2. Proton yang memiliki n proton tetangga yang ekuivalen memberikan sinyal yang pecah
menjadi puncak multiplet (n + 1) dengan konstanta kopling = J

Pergeseran kimia (chemical shift) dipengaruhi oleh : Bentuk Hibridisasi dari atom
Karbon dan Elektronegatifan dari atom yang berikatan dengan atom karbon (efek induksi).

12
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R.J. and J.S. Fessenden. 1986. Kimia Organik Dasar Edisi Ketiga. Jilid 1.
Terjemahan oleh A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta.
Prof. Dr. Dachriyanus. 2014. Analisis struktur senyawa organik secara spektroskopi.
Universitas Andalas : Lembaga Pengembangan Teknologi Infomasi dan
Komunikasi. ISBN 978-602-60613-5-5. Hal 97-101
Parwata, I Made Oka Adi. Spektroskopi Magnetik Inti. Indonesia. Diakses 1 Desember 2018.
<https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/a89207c5568a2959152f8
7735b091a57.pdf>
SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNET INTI. Diakses 1 Desember 2018.
<http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/kuliah%20NMR.pdf>

13

You might also like