You are on page 1of 7

ISSN Online 2407-6279 Jurnal Galung Tropika, 6 (1) April 2017, hlmn.

12 - 18
ISSN Cetak 2302-4178

KANDUNGAN PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PAKAN


KOMPLIT BERBASIS TONGKOL JAGUNG DENGAN
PENAMBAHAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA

Protein Content of Rude and Crude Fiber Based Complete Feed Corn Cob
With the Addition of Azolla As Ruminant Feed
Fitriani
Email: fitribnf@yahoo.co.id
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare

Hasyim Asyari
Email: achimk13ha@gmail.com
Program Studi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Parepare

ABSTRAK

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan pakan alternatif yang
berkualitas dan mengandung protein tinggi untuk ternak ruminansia dengan memanfaatkan
limbah-limbah pertanian yaitu tongkol jagung. Tujuan utama penelitian ini untuk
mengetahui kandungan protein kasar dan serat kasar pakan komplit bebasis tongkol jagung
dengan penambahan Azolla sebagai sumber parotein bagi pakan ternak ruminansia.
Penelitian ini akan dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap 3 x 3 yaitu 3 perlakuan dan perlakuan diulang sebanyak 3 (tiga) kali sehingga
terdapat 9 satuan percobaan. Peubah yang diamati untuk melihat respon terhadap perlakuan
yang diberikan adalah kandungan protein kasar dan serat kasar yang dianalisis
menggunakan metode analisis proksimat. Hasil analisis ragam kandungan protein kasar
pakan komplit berbasis tongkol jagung dengan penambahan azolla sebagai pakan ternak
ruminansia berpengaruh sangat nyata (P>0,05) terhadap kandungan protein kasar. Nilai
kandungan protein kasar yang diperoleh berkisar antara 9,45% sampai dengan 10,50%.
Hasil analisis ragam kandungan serat kasar pakan komplit berbasis tongkol jagung dengan
penambahan azolla sebagai pakan ternak ruminansia berpengaruh sangat nyata terhadap
kandungan serat kasar. Nilai kandungan serat kasar yang diperoleh berkisar antara 20,79%
sampai dengan 21,01%.
Kata kunci: protein kasar; serat kasar; tongkol jagung; azolla; pakan komplit.

ABSTRACT

This research generally aims to obtain alternative feed quality and high in protein
to ruminants to utilize agricultural wastes that corn cobs. The main objective of this study
to determine the crude protein and crude fiber bebasis complete feed corn cob with the
addition of Azolla as a source parotein for ruminant feed. This study will be conducted
using the experimental method completely randomized design 3 x 3 ie 3 treatments and the
treatment was repeated three (3) times so that there are 9 experimental unit. Variables
measured to see the response to the treatment given is crude protein and crude fiber were
analyzed using proximate analysis. Results of analysis of variance crude protein content of
corn cob-based complete feed with the addition of Azolla as ruminant feed was highly
Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung 13
dengan Penambahan Azolla Sebagai Pakan Ruminansia

significant (P> 0.05) on the crude protein content. Values obtained the crude protein
content ranged from 9.45% to 10.50%. Results of analysis of variance crude fiber content
of complete feed based on corn cob with the addition of Azolla as ruminant feed very
significant effect on the content of crude fiber. Values obtained crude fiber content ranged
from 20.79% to 21.01%.
Keyword: crude protein; crude fiber; corn cob; azolla; complete feed.

PENDAHULUAN mencampurkan limbah pertanian dengan


tambahan pakan (konsentrat) serta
Tongkol jagung merupakan salah mempertimbangkan kebutuhan nutrisi
satu limbah pertanian yang ternak baik kebutuhan serat maupun zat
penggunaannya belum optimal. Hasil sisa makanan lainnya (Chuzaemi, 2002).
tanaman pertanian berupa tongkol jagung Mide dan Natsir (2013) melaporkan
jumlahnya melimpah tetapi masih jarang bahwa pemanfaatan tongkol jagung
digunakan sebagai bahan pakan ternak hingga 45% dalam ransum komplit tidak
(Yulistiani, 2012). Limbah ini dapat mempengaruhi tingkat kecernaan dan
digunakan sebagai alternatif pengganti konsumsi ransum komplit. Hal ini
hijauan. Komposisi nutrisi tongkol mengindikasikan bahwa penggunaan
jagung terdiri dari bahan kering (BK) tongkol jagung dalam ransum komplit
90%, protein kasar (PK) 2,8%, lemak hingga 45% tidak berpengaruh negatif
kasar (LK) 0,7%, abu 1,5%, serat kasar terhadap pemanfaatan nutrisi oleh
(SK) 32,7%, dinding sel 80% selulosa kambing.
25%, lignin 6% dan acid detergen fiber Pakan sumber serat tongkol
(ADF) 32% (Forsum, 2012). Nilai jagung memiliki kualitas yang rendah
palatabilitas yang diukur secara kualitatif sehingga perlu disuplementasi dengan
menunjukkan bahwa daun dan kulit pakan sumber energi dan protein.
jagung lebih disukai oleh ternak Rendahnya nilai kecernaan ini
dibandingkan dengan batang ataupun diakibatkan oleh tingginya kandungan
tongkol (Wilson et al., 2004). serat yang terdapat pada tongkol jagung.
Palatabilitas tongkol jagung yang rendah Suplementasi nutrien baik energi maupun
masih dapat dimanfaatkan sebagai pakan protein secara bersama-sama
ruminansia dengan pengolahan terlebih dimaksudkan untuk optimasi
dahulu melalui cara pengurangan ukuran pertumbuhan mikrobia agar pemanfaatan
partikel. pakan berserat dapat optimal (Suhartanto
Peningkatan kualitas tongkol dkk., 2003). Widyobroto dkk, (2001)
jagung sebagai pakan ruminasia dapat menjelaskan bahwa kondisi yang ideal
dilakukan dengan penyajian dalam bagi terbentuknya protein mikrobia
bentuk pakan komplit dengan apabila sumber karbohidrat terfermentasi
suplementasi sumber protein dan mineral. tersedia serempak dengan sumber
Pakan komplit adalah salah satu metode protein, dengan demikian imbangan
yang dapat digunakan untuk kandungan energi dan protein merupakan
meningkatkan pemanfaatan limbah syarat untuk penyusunan konsentrat bagi
pertanian yaitu dengan cara ruminansia.
14 Fitriani dan Asyari

Pemilihan bahan pakan sumber protein kasar dan serat kasar pakan
protein sebagai pelengkap dalam komplit berbasis tongkol jagung dengan
pembuatan pakan komplit perlu penambahan azolla sebagai pakan
diperhatikan. Masalah utama dalam ruminansia.
penyediaan pakan sumber protein yaitu
harganya relatif mahal, maka dalam METODE PENELITIAN
penyusunan pakan komplit perlu
memikirkan berbagai sumber protein, Pelaksanaan Penelitian
baik yang konvensional maupun yang
Kandungan protein kasar dan
non konvensional yang relatif berharga
serat kasar pakan komplit berbasis
murah dan tersedia secara lokal. Di sisi
tongkol jagung dengan penambahan
lain perlu pula diperhatikan sifat dan
azolla sebagai pakan ruminansia
karakteristik protein dari bahan tersebut.
menggunakan rancangan acak lengkap.
Hal ini penting dilakukan mengingat
Penelitian ini terdiri dari 3 taraf perlakuan
karakteristik dari bahan pakan sumber
dengan 3 ulangan, sehingga terdapat 9
protein sangat bervariasi tingkat
unit pengamatan. Adapun taraf perlakuan,
fermentasinya dalam ternak ruminansia,
yaitu perlakuan pertamam adalah ransum
mulai dari yang mudah terdegradasi
komplit mengandung Azolla 15%; kedua
seperti protein yang berasal dari biji
menggunakan Ransum komplit
legum sampai dengan yang resisten
mengandung Azolla 20%; dan ketiga
terhadap degradasi rumen.
dengan Ransum komplit mengandung
Upaya yang dapat dilakukan
Azolla 25%.
untuk meningkatkan kandungan protein
Adapun prosedur pembuatan
pakan komplit yaitu dengan penambahan
ransum komplit meliputi beberapa tahap,
tanaman azolla. Azolla adalah sejenis
yaitu:
pakis (fern) air tawar yang hidup di
1) Semua pakan yang digunakan berupa
kolam, danau, rawa dan sungai kecil baik
tongkol jagung dan bahan pakan
di kondisi daerah tropis maupun sub
lainnya terlebihi dahulu digiling
tropis. Untuk berabad lamanya, azolla
untuk merubah ukuran partikel dan
telah digunakan sebagai pupuk hijau di
melunakan tekstur bahan agar
Cina Selatan dan Vietnam Utara (Basak
mempermudah pencampuran.
dkk., 2002). Azolla sering dijumpai
2) Kemudian setiap bahan ditimbang
terapung di perairan sawah dan kolam
sesuai dengan proporsinya dalam
ikan. Karena dianggap gulma, para petani
perlakuan dan dicampur secara
lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan
merata.
dibuang begitu saja. Padahal, bila
3) Campuran dihangatkan dan dicetak
dimanfaatkan sebagai pakan ternak
dalam cetakan.
sangat baik berhubung karena kandungan
4) Terakhir dilakukan pengeringan
protein pada tanaman azolla sangat tinggi
selama 24 jam di bawah sinar
yaitu berkisar 24-30%. Berdasarkan
matahari atau dimasukkan kedalam
uraian tersebut, maka dilakukan
oven.
penelitian yang berjudul kandungan
Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung 15
dengan Penambahan Azolla Sebagai Pakan Ruminansia

Pengamatan kandungan protein kasar pakan komplit


Parameter yang diukur dalam berbasis tongkol jagung dengan
penelitian ini adalah kandungan protein penambahan azolla sebagai pakan ternak
kasar dan serat kasar pakan komplit ruminansia (Gambar 2). Nilai kandungan
berbasis tongkol jagung dengan protein kasar yang diperoleh berkisar
penambahan azolla sebagai pakan antara 9,45% sampai dengan 10,50%.
ruminansia. Setelah diformulasi sesuai Tingginya protein kasar pada perlakuan
dengan tabel komposisi susunan pakan penambahan Azolla 25% ini disebabkan
komplit (Tabel 1) dilanjutkan analisis karena penambahan Azolla sebanyak
proksimat untuk mengetahui kandungan 25%, sehingga menghasilkan nilai protein
protein kasar dan serat kasar. kasar yang berbeda dengan perlakuan
lainnya. Kadar protein kasar yang tinggi
Analisis Data dapat dipengaruhi oleh level pemberian
Analisis data menggunakan bahan penyusun pakan. Hal ini sesuai
analisis ragam, apabila perlakuan dengan pendapat Rangkuti (2011), bahwa
berpengaruh nyata akan diuji jarak Kadar protein kasar yang tinggi
berganda Duncan. Data dianalisis dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
bantuan program statistik SPSS. satunya adalah jenis bahan pakan.
Hasil analisis laboratorium
HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan kandungan protein pada
penambahan Azolla 15% (9,45),
Protein Kasar penambahan Azolla 20% (9,94) dan
Hasil analisis ragam kandungan penambahan Azolla 25% (10,50).
protein kasar pakan komplit berbasis Meskipun terdapat perbedaan kandungan
tongkol jagung dengan penambahan protein hasil analisis laboratorium pada
azolla sebagai pakan ternak ruminansia setiap perlakuan, namun semua ransum
berpengaruh sangat nyata terhadap komplit mengandung protein diatas level
kandungan protein kasar. Hal ini dapat minimum kebutuhan minimal protein
dilihat pada gambar 1. Berdasarkan hasil kasar ransum ruminansia yakni 7,5%
sidik ragam menunjukkan perlakuan (Mide dan Natsir, 2013). Tanaman Azolla
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap berpotensi baik sebagai salah satu bahan
16 Fitriani dan Asyari

pakan untuk sumber protein mengingat Serat Kasar


bahwa bahan pakan sumber protein yng Hasil analisis ragam kandungan
berasal dari hewani harganya relatif serat kasar pakan komplit berbasis
tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat tongkol jagung dengan penambahan
Basak dkk., (2002) yng menyatakan azolla sebagai pakan ternak ruminansia
bahwa kadungan protein kasar Azolla berpengaruh sangat nyata terhadap
adalah 25,78%. kandungan serat kasar. Hal ini dapat
Kandungan Protein Kasar dan Serat Kasar Pakan Komplit Berbasis Tongkol Jagung 17
dengan Penambahan Azolla Sebagai Pakan Ruminansia

dilihat pada gambar 2. Berdasarkan hasil menyatakan bahwa serat kasar adalah
sidik ragam menunjukkan perlakuan semua zat organik yang tidak larut dalam
berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap H2SO4 0,3 N dan dalam NaOH 1,5 N
kandungan serat kasar pakan komplit yang berturut-turut dimasak selama 30
berbasis tongkol jagung dengan menit.
penambahan azolla sebagai pakan ternak
ruminansia (Gambar 2). Nilai kandungan KESIMPULAN DAN SARAN
serat kasar yang diperoleh berkisar antara
Kesimpulan
20,79% sampai dengan 21,01%.
Hasil analisis laboratorium 1) Kandungan protein pada pakan
menunjukkan bahwa dengan penambahan komplit berbasis tongkol jagung
bahan pakan sumber protein tanaman dengan penambahan Azolla
Azolla dapat menurunkan kandungan sebanyak 25% memiliki kandungan
serat kasar pakan komplit yang berbahan protein yag tertinggi
dasar tongkol jagung. Serat kasar adalah 2) Perlakuan penambahan Azolla 25%
bagian dari pangan yang tidak dapat direkomendasikan sebagai pakan
dihidrolisis. Kecernaan serat suatu bahan ternak ruminansia karena memiliki
makanan sangat mempengaruhi kandungan protein yang tertinggi
kecernaan pakan, baik dari segi jumlah (10,50%) dan kandungan serat kasar
maupun dari komposisi kimia seratnya yang rendah yaitu 20,79%).
(Tillman et al, 2005).
Serat tidak pernah digunakan Saran
secara keseluruhan oleh ruminansia, Sebaiknya dilakukan penelitian
sekitar 20-70% dari serat yang lanjutan terhadap aplikasi pakan komplit
dikonsumsi ditemukan dalam feses. pada ternak ruminansia meliputi tingkat
Menurut Wirahadikusumah (2004), palatabilitas, konsumsi, konversi,
kecernaan serat kasar yang rendah Pertambahan Berat Badan dan efisiensi
merupakan akibat dari proporsi lignin peggunaan pakannya.
yang tinggi di daerah tropis dengan
pemberian pakan hijauan dan pakan DAFTAR PUSTAKA
konsentrat yang menyebabkan laju
Basak, B., A.H. Pramanik, M.S.
pergerakan zat makanan yang tinggi,
Rahmnan, S.U. Taradar and B.C.
sehingga kerja enzim tidak optimal serta Roy. 2002. Azolla (Azolla
mengakibatkan sejumlah zat makanan pinnata) As A Feed Ingredient
tidak dapat didegradasi dan diserap oleh in Broiler Ration. Int. J. Poult.
tubuh. Sci., 1: 29–24.
Kandungan serat kasar yang Chuzaemi, S. 2002. Arah dan Sasaran
tinggi dalam pakan komplit akan Penelitian Nutrisi Sapi Potong di
Indonesia. Makalah Dalam
menurunkan daya koefisiensi cerna dalam
Workshop Sapi Potong. Pusat
bahan pakan tersebut, karena serat kasar Penelitian dan Pengembangan
mengandung bagian yang sukar untuk Peternakan Bogor dan Loka
dicerna. Wirahadikusumah, (2004)
18 Fitriani dan Asyari

Penelitian Sapi Potong, Malang Widyobroto B.P., M. Soejono, H.


11-12 April 2002. Hartadi, dan D.A.
Forsum, 2012. Tongkol Jagung. Kusumaningrum. 2001.
forsum.wordpress.com/2012/09/ Pengaruh Tingkat Undegraded
18/tongkol -jagung/. Diakses Protein Terhadap Produksi dan
pada tanggal 1 Juli 2014, Kualitas Susu Sapi Perah.
Makassar. Buletin Peternakan UGM. Edisi
Mide, M.Z dan A. Natsir. 2013. Pengaruh Tambahan. Desember 2001.
Penggunaan Level Tongkol Wilson, C. B., G. E. Erickson, T. J.
Jagung yang Berbeda dalam Klopfenstein, R. J. Rasby, D. C.
Ransum Komplit pada Ternak Adams, and I. G. Rush. 2004. A
Kambing. Laporan Penelitian Review of Corn Stalk Grazing
Fakutas Peternakan Unhas, on Anial Performance And Crop
Makassar. Yield. Nebraska Beef Cattle
Rangkuti, J. H. 2011. Produksi dan Reports. 13-15. Availableat
Kualitas Susu Kambing http://www.digitalcommons.unl.
Peranakan Etawah (PE) pada edu/animalscinber/215. Diakses
Kondisi Tatalaksana yang pada tanggal 1 Juli 2014,
Berbeda. Departemen Ilmu Makassar.
Produksi dan Teknologi Wirahadikusumah, M. 2004. Biokimia:
Peternakan. Fakultas Peternakan. Metabolisme Energi,
Institut Pertanian Bogor. Karbohidrat, dan Lipid.
Suhartanto, B., B.P. Widyobroto, dan R. Bandung. Institut Teknologi
Utomo. 2003. Produksi Ransum Bogor.
Lengkap (Complete Feed) dan Yulistiani. 2012. Silase Tongkol Jagung
Suplementasi Undegraded Untuk Pakan Ternak
Protein untuk Meningkatkan Ruminansia. Balai Penelitian
Produksi dan Kualitas Daging Ternak. Sinar Tani, Bogor.
Sapi Potong. Laporan Penelitian
Ilmu Pengetahuan Terapan
(Hibah Bersaing X/3). Lembaga
Penelitian Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S.
Reksohadiprodjo, S.
Prawirokusumo dan S.
Lebdosoekojo. 2005. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. Gadjah
Mada University Press,
Yogyakarta.

You might also like