Professional Documents
Culture Documents
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
Danivan Fajari Ramandityo
1113103000031
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
Jakarta.
ii
iii
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Danivan Fajari Ramandityo
NIM: 1113103000031
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM dr. Dede Moeswir, Sp.PD, KKV
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing 1 Pembimbing 2
dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM dr. Dede Moeswir, Sp.PD, KKV
Penguji 1 Penguji 2
dr. Femmy Nurul Akbar, Sp.PD, KGEH dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN Kaprodi PSKPD FKIK UIN
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT
NIP. 19650808 198803 1 002 NIP. 19780507 200501 1 005
iv
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan
semesta alam yang atas ridho, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN HIPERTENSI
DENGAN KEPARAHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
BERDASARKAN SULLIVAN VESSEL SCORE” sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan jenjang program sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT, selaku Ketua Program Studi
Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM dan dr. Dede Moeswir, Sp.PD, KKV
selaku dosen pembimbing riset yang telah banyak menyediakan waktu,
tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dan membimbing penelitian dari
awal hingga terselesaikannya penelitian ini.
4. Kedua orangtua penulis, Ir. Djoko Setio Warmanto dan Dra. Indra
Siswarini Larasati, MA yang selalu mendoakan, memberi semangat dan
motivasi, serta memberikan dukungan baik moral maupun material.
5. Kakak penulis, Indina Sastrini Sekarnesia, yang selalu mendukung dan
memberi motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.
6. Para dosen dan staf Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Teman-teman seperjuangan riset, Rifa‟i Syarif Abdullah, Ana Khurnia
Rahmawati, Kartika Rosiana Dewi, Amaryllis Anandini, dan Safitri Nenik
v
vi
Agustin yang sejak awal hingga selesai selalu membantu dalam melewati
berbagai hal dalam penelitian ini.
8. Teman-teman sejawat Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter
angkatan 2013 yang ikut memberi dukungan dalam penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat memberi
banyak manfaat bagi kita semua.
vi
vii
ABSTRAK
ABSTRACT
vii
viii
DAFTAR ISI
viii
ix
ix
x
x
xi
DAFTAR GAMBAR
xi
xii
DAFTAR TABEL
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xiv
xv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yang lebih sederhana dan mampu laksana. Berdasarkan latar belakang, prevalensi,
dan hipertensi sebagai faktor risiko dari penyakit jantung koroner maka peneliti
ingin mengetahui hubungan antara hipertensi dengan keparahan penyakit jantung
koroner berdasarkan Sullivan vessel score pada pasien penyakit jantung koroner.
1.3 Hipotesis
2.1.1.1 Definisi
2.1.1.2 Epidemiologi
6
7
2.1.2.1 Definisi
2.1.2.2 Patogenesis
Pada stable angina pectoris, pasien dapat merasa nyeri lokasi biasanya di
dada atau substernal dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan
lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung atau pundak kiri. Kualitas nyeri
merupakan nyeri tumpul seperti rasa tertindih atau berat di dada, rasa desakan
8
yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-remas atau dada
mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai keringat dingin dan
sesak napas. Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan istirahat. Nyeri
juga dapat dipresipitasi oleh stress fisik ataupun emosional.5,9 Nyeri biasanya
dirasakan kurang dari 10 menit.4
Nyeri dada dapat membuat aktivitas seseorang terganggu. Oleh karena itu.
Canadian Cardiovascular Society telah membuat klasifikasi fungsional untuk
menilai derajat keparahan dari nyeri dada berdasarkan keterbatasan aktivitas,
sebagai berikut:4,9,18
2.1.3.1 Definisi
2.1.3.2 Patogenesis
Agen-agen infeksius
Hipertensi
Aktivasi dan Sitokin/inflamasi
disfungsi
Reactive oxygen endotel Penuaan
species
Aterosklerosis
Aterosklerosis
Ruptur plak
Disfungsi endotel
Aktivasi dan
agregasi platelet
Vasokonstriksi
↓ Diameter Aktivasi
lumen kaskade
pembuluh pembekuan
darah darah
Trombosis Koroner
Namun, fibrous cap dari plak tersebut rentan untuk mengalami ruptur.
Ruptur ini akan menyebabkan faktor-faktor pembekuan darah akan berkontak
dengan kolagen trombogenik di matriks ekstraseluler pembuluh arteri dan tissue
factor yang dihasilkan oleh foam cells makrofag di inti lipid pada lesi tersebut.
Hal inilah yang kemudian menyebabkan pembentukan trombosis. Untuk
mencegah pembentukan trombosis lebih lanjut, tubuh memiliki mekanisme
fibrinolitik atau antitrombotik. Mekanisme antitrombotik tersebut melibatkan
14
2.1.3.4 Klasifikasi
Trombus Koroner
Tidak ada
perubahan EKG Depresi segmen ST
Elevasi segmen ST
dan/atau inversi
(diikuti gelombang Q)
gelombang T
Penyembuhan dan
Biomarker Biomarker Biomarker
pembesaran plak
serum - serum + serum +
Jika didapatkan skor TIMI ≥ 3 maka pasien unstable angina atau NSTEMI
perlu dilakukan terapi revaskularisasi dengan sebelumnya perlu dilakukan
angiografi terlebih dulu dalam waktu 24 jam pertama.14
Saat ini, 50-90% jenis stent yang digunakan adalah drug-eluting stent
(DES). Generasi pertama stent jenis DES diselubungi dengan sirolimus atau
paclitaxel. Sedangkan DES generasi kedua menggunakan everolimus, biolimus,
dan zotarolimus. DES generasi kedua ini dinilai lebih efektif dan memberi
kemungkinan komplikasi lebih rendah dibanding generasi pertama. Selain itu,
DES generasi kedua juga menunjukkan kemungkinan lebih rendah untuk
terjadinya trombosis stent dan infark miokard dibanding generasi pertama.
Prosedur PCI dilakukan dengan anestesi lokal dan sedasi rendah sehingga pasien
hanya perlu dirawat kurang lebih 1 hari di rumah sakit. Sehingga prosedur ini
relatif lebih ringan dari segi biaya dibandingkan CABG.4
2.1.5 Hipertensi
2.1.5.1 Definisi
2.1.5.2 Epidemiologi
2.1.5.3 Klasifikasi
Penentuan tekanan darah seseorang berdasarkan rerata dari dua atau lebih
hasil pemeriksaan tekanan darah. Jika tekanan darah sistolik atau diastolik berada
pada kategori klasifikasi yang berbeda maka penentuan tekanan darah berdasar
yang lebih tinggi tekanan darahnya.22
2.1.5.4 Patogenesis
1. Faktor risiko, seperti diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok,
genetik
volume darah akibat terjadi retensi air dan natrium akibat (1) gagal dalam
pengaturan aliran darah di ginjal; (2) defek kanal ion (contoh: Na+-K+-ATPase)
yang menyebabkan retensi natrium; (3) gangguan regulasi hormon, sebagai
contoh, aksis renin-angiotensin-aldosteron yang merupakan regulator hormonal
pada tahanan pembuluh darah perifer.14
Pada tahun 2014, the Eighth Joint National Committee (JNC 8) telah
mengeluarkan guideline algoritma terbaru dalam penanganan pasien hipertensi.
JNC 8 mempertimbangkan penanganan hipertensi berdasar usia, ras, dan juga
adanya penyakit penyerta seperti, gagal ginjal kronik dan diabetes mellitus. Untuk
jenis obat-obat hipertensi yang dianjurkan di antaranya golongan:
Target Tekanan
Populasi Terapi Awal
Darah (mmHg)
Aorta
Vena Cava
Superior
Truncus Pulmonalis
Untuk menilai oklusi atau stenosis dari pembuluh darah jantung, maka
dapat dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti, angiografi koroner dan
CT. Namun, yang merupakan pemeriksaan gold standard untuk menegakkan
diagnosis adalah angiografi koroner. Angiografi koroner adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk menilai struktur anatomi dan fisiologis dari jantung serta
pembuluh-pembuluh darah terkait. Angiografi koroner diindikasikan untuk
mengevaluasi luas dan tingkat keparahan dari penyakit jantung pada pasien yang
simtomatik dan menentukan apakah terapi yang diberikan berupa terapi
farmakologi, bedah atau intervensi dengan catheter. Prosedur ini dilakukan
menggunakan teknik perkutan yang melalui pembuluh darah arteri femoralis
untuk kateterisasi jantung kiri dan pembuluh darah vena femoralis untuk
kateterisasi jantung kanan sebagai akses masuk kateter. Namun, dapat digunakan
pembuluh darah lain, seperti arteri brachialis dan arteri radialis. Saat ini, akses
melalui arteri radialis sering digunakan karena menghasilkan komplikasi
perdarahan yang minimal.4
ketika prosedur. Pasien yang dicurigai memiliki PJK diterapi terlebih dahulu
dengan aspirin 325 mg. Jika pasien kemungkinan berlanjut untuk dilakukan PCI
maka pasien diberikan clopidogrel 600 mg loading dose dilanjutkan 75 mg
perhari. Pemberian warfarin dimulai 48 jam sebelum prosedur agar mengurangi
komplikasi perdarahan pada tempat akses. Prosedur dimulai dengan memasukkan
sheath fleksibel ke pembuluh darah melewati guidewire sehingga kateter
diagnostik dapat dimasukkan ke pembuluh darah menuju jantung dengan bantuan
fluoroskopi setelah sebelumnya diinjeksi kontras. Perlu dilakukan monitor status
hemodinamik pasien sebelum, ketika, dan setelah prosedur.4
Selain dari Sullivan vessel score, terdapat skor-skor lain yang dapat
digunakan untuk menilai tingkat keparahan dari penyakit jantung koroner. Skor-
skor ini memiliki penghitungan nilai keparahan yang bervariasi dimulai dari
keparahan stenosis hingga jumlah daerah miokardium yang masih mendapat aliran
darah. Skor-skor lain yang dapat digunakan di antaranya, Bogaty score, Gensini
score, Jeopardy Duke score, dan Bari score.32
26
Aterosklerosis
Faktor Risiko
Stable
Unstable Angina NSTEMI STEMI
Angina
Stenosis
Dilakukan angiografi
koroner
0 1 2 3
27
Hipertensi
Penyakit
Jantung Koroner
Angiografi koroner
Sullivan Vessel
Score
0 1 2 3
METODOLOGI PENELITIAN
30
31
(P1 - P2)2
n = besar sampel
zα = deviat baku alfa
zβ = deviat baku beta
P2 = proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya
(digunakan prevalensi stenosis pada PJK yaitu
78,8%11)
Q2 = 1 – P2
P1 = proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan
judgement peneliti
Q1 = 1 – P1
P1–P2 = selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna
P = proporsi total = (P1 + P2)/2
Q = 1–P
Sehingga didapatkan jumlah sampel:
n1 = n2 = 166 pasien
Persiapan penelitian
Ya
Tidak
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil analisis univariat dan bivariat
dari data penelitian. Hasil analisis univariat akan ditampilkan dalam bentuk rata-
rata ± standard deviation (SD) atau frekuensi dan persentase. Hasil analisis
bivariat akan dilakukan uji Chi Square karena analisis berupa data kategorik-
kategorik dengan tabel 2x3. Jika data tidak memenuhi syarat uji Chi Square maka
akan digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika hasil analisis bivariat didapatkan p-
value < 0,05 maka dianggap signifikan.28
Selama periode penelitian, data yang diambil adalah data pasien penyakit
jantung koroner yang dilakukan angiografi koroner yang berobat di Rumah Sakit
Hermina Bekasi berjumlah 88 orang. Skor 0 berdasarkan Sullivan vessel score
yang didapatkan dalam penelitian ini tidak diikutkan dalam uji analisis sehingga
sampel yang akan dianalisis berjumlah 86 sampel. Sampel ini tidak mencukupi
karena berdasarkan rumus perhitungan sampel minimal 166 sampel untuk setiap
kelompok sehingga total sampel berjumlah 332 sampel.
Dari sampel yang didapatkan, rata-rata usia dari sampel sebesar 57,32
tahun dengan simpang baku ± 8,345. Usia sampel tertua yaitu 79 tahun dan
termuda 36 tahun. Proporsi laki-laki sebanyak 64 orang (72,7%) sedangkan
perempuan 24 orang (27,3%). Pasien yang memiliki hipertensi sebanyak 77 orang
(87,5%) sedangkan yang non hipertensi sebanyak 11 orang (12,5%). Pasien
dengan diabetes mellitus sebanyak 21 orang (23,9%). Pasien dengan gagal jantung
sebanyak 60 orang (68,2%). Pada sampel yang keseluruhannya merupakan pasien
penyakit jantung koroner, proporsi pasien yang terdiagnosis stable angina
34
35
Tabel 4.1 Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, dan Penyakit
Jenis Kelamin
Laki-laki 64 (72,7%) -
Perempuan 24 (27,3%) -
Hipertensi 77 (87,5%) -
Diabetes 21 (23,9%) -
Gagal Jantung 60 (68,2%) -
Jenis PJK
Obat Jumlah(%)
ACE/ARB 46 (52,3%)
Nitrat 76 (86,4%)
Β-blocker 61 (69,3%)
ADO 14 (15,9%)
Insulin 9 (10,2%)
1 2 3 p-value
n % n % n %
Non 1,000
Hipertensi 2 5,6% 1 2,8% 1 2,8%
1 2 3 p-value
n % n % n %
Non 0,934
Hipertensi 2 4% 2 4% 3 6%
Total 18 36% 20 40% 12 24%
38
1 2 3 p-value
n % n % n %
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat persebaran data pasien hipertensi dan
non hipertensi terhadap Sullivan vessel score 1, 2, dan 3. Untuk pasien hipertensi
terdapat 30 orang dengan skor 1 (34,9%), 30 orang dengan skor 2 (34,9%), dan 15
orang dengan skor 3 (17,4%). Sedangkan untuk pasien non hipertensi terdapat 4
orang dengan skor 1 (4,7%), 3 orang dengan skor 2 (3,5%), 4 orang dengan skor 3
(4,7%).
4.4 Pembahasan
Penyakit jantung sangat erat kaitannya dengan gaya hidup seseorang. Gaya
hidup orang yang berlebih-lebihan baik dalam hal pola diet dan aktivitas dapat
memicu terjadinya penyakit jantung. Seperti yang tertuliskan pada Q.S. Al Hadid
57 : 20 mengenai larangan untuk hidup berlebih-lebihan:
Desain penelitian
Sampel penelitian
Waktu penelitian
Asal populasi
Karena keterbatasan dari data yang tersedia, maka pada penelitian ini
tidak dapat dibedakan antara pasien yang memiliki hipertensi derajat 1
ataupun memiliki hipertensi derajat 2 sehingga hanya dibedakan
antara pasien hipertensi dan non hipertensi. Kemungkinan pada
penelitian ini terjadi bias karena tidak dibedakan antara hipertensi
derajat 1 dan hipertensi derajat 2 (dose-response relationship).
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
42
43
5. Untuk penelitian dengan tema serupa di masa yang akan datang, dapat
digunakan skor lain yang dapat menilai keparahan penyakit jantung
koroner selain Sullivan vessel score, contohnya, Gensini score dan
Bogaty score.
6. Untuk penelitian dengan tema serupa, dapat dipisahkan antara pasien
dengan hipertensi derajat 1 dan hipertensi derajat 2 karena
diperkirakan terdapat proses yang berbeda dalam menyebabkan
terjadinya keparahan penyakit jantung koroner.
44
DAFTAR PUSTAKA
10. Oliveira JLM, Hirata MH, Sousa AG, Gabriel FS, Hirata TDC, Tavares
IDS, et al. Male Gender and Arterial Hypertension are Plaque Predictors at
Coronary Computed Tomography Angiography. Arq Bras Cardiol. 2015;
104(5):409-416.
11. Akanda MAK, Choudhury KN, Ali MZ, Kabir MK, Begum LN, Sayami
LA. Serum Creatinine and Blood Urea Nitrogen Levels an Patients with
Coronary Artery Disease. Cardiovasc. j. 2013; 5(2): 141-145.
12. Rosendorff C, Lackland DT, Allison M, Aronow WS, Black HR,
Blumenthal RS, et al. Treatment of Hypertension in Patients With
Coronary Artery Disease: A Scientific Statement From the American
Heart Association, American College of Cardiology, and American
Society of Hypertension. Hypertension. 2015;65:1372–1407.
13. Smith JN, Jenna MN, Megha BM, Emily MH, and Anthony JV. Diagnosis
and Management of Acute Coronary Syndrome: An Evidence Based
Update. J Am Board Fam Med 2015;28:283-293.
14. Lilly LS. Pathophysiology of Heart Disease: A Collaborative Project of
Medical Students and Faculty. 5th ed. Philadelphia: Lippincott Williams
and Wilkins; 2011.
15. Mohammad AM, Jehangeer HI, Shaikhow SK. Prevalence and Risk
Factors of Premature Coronary Artery Disease in Patients Undergoing
Coronary Angiography in Kurdistan, Iraq. BMC Cardiovascular Disorders
2015;15:155.
16. Meutia F, Putranto JNE. Correlation Between Plasma Nitric Oxide Level
and Coronary Artery Stenosis Severity Based on Sullivan Scoring System
in Stable Angina Patients. FMI 2015;51:22-30.
17. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
18. Christensen HW, Haghfelt T, Vach W, Johansen A, Hoilund-Carlsen PF.
Observer Reproducibility and Validity of Systems for Clinical
Classification of Angina Pectoris: Comparison with Radionuclide Imaging
and Coronary Angiography. Clin Physiol Funct Imaging 2006;26:26–31.
46
19. Erbel R, Mahabadi AA, Kalsch H. The Coronary Calcium Score for Risk
Prediction. Car Med 2015;18(3):75–82
20. Puar THK, Mok Y, Debajyoti R, Khoo J, How CH, Ng AKH. Secondary
Hypertension in Adults. Singapore Med J 2016;57(5):228-232.
21. Grossman E, Messerli FH. Drug-induced Hypertension: An Unappreciated
Cause of Secondary Hypertension. The American Journal of Medicine
2012;125:14-22.
22. Bell K, Twiggs J, Olin BR, Hypertension: The Silent Killer: Updated JNC
8 Guideline Recommendations. 2015 [cited 2016 Oct 27]; Available from:
https://www.aparx.org/resource/resmgr/CEs/CE_Test_Hypertension.pdf
23. Dungana RR, Pandey AR, Bista B, Joshi S, Devkota S. Prevalence and
Associated Factors of Hypertension: A Community-Based Cross-Sectional
Study in Municipalities of Kathmandu, Nepal. Int J Hypertens. 2016;
2016:1-10.
24. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Himmelfarb CD, Handler
J, et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High
Blood Pressure in Adults: Report from the Panel Members Appointed to
the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA. 2014;311(5):507-
520.
25. Ellis H. Clinical Antomy: Applied Anatomy for Students and Junior
Doctors. 11th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2006. p. 33-34.
26. Uflacker R. Atlas of Vascular Anatomy: an Angiographic Approach. 2nd
ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007.
27. Sastroasmoro S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 5.
Jakarta: Sagung Seto; 2014.
28. Dahlan MS. Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam
Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika; 2010.
29. Parsa AZ, Ziai H, Haghighi L. The Impact of Cardiovascular Risk Factors
on the Site and Extent of Coronary Artery Disease. Cardiovasc J Afr 2012;
23: 197–199.
30. Tomizawa N, Nojo T, Inoh S, Nakamura S. Difference of Coronary Artery
Disease Severity, Extent and Plaque Characteristics Between Patients with
47
Lampiran 1
Formulir Penelitian
Data dasar
Nama
No Rekam Medis
Usia
Jenis Kelamin
Riwayat Terapi
Pemeriksaan Laboratorium
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Ureum
Kreatinin
Lampiran 2
(Lanjutan)
51
(Lanjutan)
52
(Lanjutan)
b. Analisis uji bivariat pada pasien stable angina pectoris
53
(Lanjutan)
c. Analisis uji bivariat pada pasien sindrom koroner akut
54
(Lanjutan)
d. Analisis uji bivariat pada pasien penyakit jantung koroner
55
Lampiran 3
Agama : Islam
Monor Hp : 085692936794
Email : danivanramandityo@yahoo.com
Riwayat Pendidikan: