Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
dari jumlah angka kematian ibu. Hal ini sesuai dengan sambutan yang di
SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu menjamin
segala usia, dan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). Sektor
sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar
dan rujukan. Dalam hal ini frekuensi kunjungan ANC ibu hamil selama
1
Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2015. Tersedia dalam www.dinkesjabarprov.go.id,
2016.
2
kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi yang terdapat dalam kandungan2
Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa. Amerika serikat yaitu 9.300
jiwa, Afrika Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000 Kelahiran hidup, Vietnam 160 per
100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup. dan
setiap hari sekitar 800 perempuan meninggal akibat komplikasi kehamilan dan
persalinan3.
(SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target
kematian ibu pada tahun 2014 mencapai 5.048 kasus, tahun 2015 berkurang
menjadi 897 kasus dan data terakhir di tahun 2016 ada 4.834 kasus. Angka
Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 mencapai 305 per 100 ribu KH, hal ini
masih jauh dari target MDGs tahun 2015 yaitu angka kematian ibu 102 per
2
Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2014. Tersedia dalam www.kemenkesri.go.id. 2015.
3
WHO. Trends In Maternal Mortality : 1990 to 2015. World Health Organizazion. Geneva. 2016.
4
Kemenkes RI, Profil Kesehatan Indonesia 2014. Tersedia dalam www.kemenkesri.go.id. 2015.
3
100 ribu kelahiran hidup. Target SDGs sampai tahun 2030 adalah mengurangi
Penyebab kematian ibu adalah perdarahan pada waktu nifas, eklampsia pada
ibu di Indonesia yaitu 28%. Penyebab kedua ialah eklamsia 24% lalu infeksi
11% disusul dengan komplikasi masa purperium 8%, abortus 5%, partus
hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Penyebab kematian ibu terdiri dari
antara lain mengatasi faktor penyebab langsung, tidak langsung, dan faktor
resiko. Upaya ini dapat memberikan hasil yang maksimal bila di dukung
5
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Tersedia dalam www.kemenkesri.go.id. 2015.
6
Khairini,
7
Profil Kesehatan Indonesia 2014. Tersedia dalam www.kemenkesri.go.id. 2015.
4
bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
masalah, sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil
banyak ibu hamil belum mengerti yang lebih dalam tentang ANC dan sebagian
kematian bayi.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2015, hampir seluruh ibu hamil
adalah 70,4 persen dengan cakupan terendah adalah Maluku (41,4%) dan
12% dari ibu yang menerima K1 ideal tidak melanjutkan ANC sesuai standar
8
Sarwono, Ilmu Kebidanan. EGC. Jakarta. 2015: 89.
5
semakin muda umur, semakin tinggi pendidikan ibu, semakin tinggi kuintil
Dari cakupan ibu hamil diwilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Buol pada
tahun 2016 dimana sasaran ibu hamil berjumlah 4.806 orang, dari jumlah
(92,22%) dari target 100% dan K-4 sebanyak 2.837 orang (69.43%) dari
target 95%. Tahun 2017 sasaran ibu hamil sebanyak 4.108 orang, dari jumlah
94.8%) dari target 100% dan K-4 sebanyak 2.854 orang (69.5%) dari target
95%. Dapat dilihat dari data diatas nampak cakupan K-1 dan K4 belum
memenuhi target.
Buol diperoleh jumlah sasaran ibu hamil pada tahun 2016 sebanyak 374
berjumlah 376 orang (101%) dari target 100% dan K-4 sebanyak 310 orang
(82.9%) dari target 95%. Tahun 2017 sasaran ibu hamil sebanyak 440 orang,
440 orang (100%) dari target 100% dan K-4 sebanyak 286 orang (65.0%) dari
target 95%. Puskemas Momunu memiliki angka cakupan K-1 yang baik yaitu
100 % dan K-4 sebesar 65% berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa selisi angka cakupan K-1 dan K-4 dari ibu yang menerima K-1 tetapi
9
Profil Kesehatan Indonesia 2015. Tersedia dalam www.kemenkesri.go.id. 2016.
6
tidak melanjutkan ANC sesuai dengan standar minimal (K-4) sebesar (35%)
selisih tersebut dapat menunjukkan bahwa masih adannya ibu hamil yang
Motivasi merupakan salah satu faktor yang mendorong ibu hamil untuk
ibu hamil mengenai kehamilan, dan jarak yang dekat ke fasilitas kesehatan
sebesar r = 0,639 dengan signifikansi (sig) sebesar 0,000 (signifikansi < 0,05),
artinya ada hubungan yang kuat postiif antara varibel motivasi dengan
keteraturan antenatal care. Dengan kata lain, semakin tinggi motivasi ibu dan
semakin baik persepsi ibu terhadap pelayanan, maka ibu semakin teratur
10
Dinkes Kabupaten Buol. Data Laporan Tahunan Kesehatan. Sulawesi Tengah. 2017.
11
Nery Ermaya dkk. Pengaruh Motivasi Dan Persepsi Pelayanan Terhadap Keteraturan Antenatal
Care Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ngemplak Simongan Kota Semarang Pada Tri Wulan I Tahun
2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-
3346)
7
adalah media informasi. Informasi yang diperoleh baik yang dari pendidikan
dengan signifikansi (sig) sebesar 0,000 (signifikansi < 0,05), artinya ada
hubungan yang sangat kuat postiif antara varibel persepsi pelayanan dengan
keteraturan antenatal care. Dengan kata lain, semakin baik persepsi ibu
terhadap pelayanan, maka akan semakin tinggi pula tingkat keteraturan dalam
terhadap motivasi ibu hamil, Jarak yang dimaksud adalah ukuran jauh antara
rumah tempat tinggal ibu dengan tempat pelayanan posyandu dimana ada
jarak rumah pasien dengan Puskesmas dan alat trasportasi yang digunakan
menuju Puskesmas13.
Kabupaten Buol diketahui bahwa masih banyak ibu hamil yang tidak
kurangnya media informasi dan jauhnya fasilitas kesehatan sehingga ibu hamil
2017 diperoleh jumlah sasaran jumlah sasaran ibu hamil sebanyak 440 orang,
13
Kartini Pekabanda, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Pelayanan K4 Oleh
Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Sumba Timur Tahun 2016. Jurnal Manajemen
Kesehatan Indonesia.
9
orang, dan K-4 sebanyak 286 orang. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan selisi angka K-1 dan K-4 dari ibu yang menerima K-1 dan tidak
melanjutkan ANC sesuai standar minimal (K-4)| sebanyak 154 orang sehingga
2018.
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Metodologi
3. Manfaat Praktis
penelitian ini dilakukan karena masi banyaknya ibu hamil yang tidak
pada bulan Desember 2018 dengan responden dalam penelitian ini adalah
atau korelasi atau pengaruh antara dua variabel penelitian. Variabel dependen
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.1.1 Pengertian
normal adalah 280 hari (40 minggu) atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari
fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah
mengalami kehamilan15.
berikut16 :
14
Saifuddin, 2014. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta:
Yayasan Bina Sarwono Prawirohardjo.
15
Mandriwati, 2017. Asuhan Kebidanan Antenatal: penununtun belajar”. Jakarta: EGC
16
Yeni Kusmiyati, 2016. Perawatan Ibu Hamil. Fitramaya. Yogyakarta.
14
2) Serviks
banyak.
3) Uterus
4) Ovarium
5) Payudara/mamae
6) Sistem endokrin
oleh janin.
7) Sistem kekebalan
1) Sistem Perkemihan
panggul.
2) Sistem Pencernaan
3) Sirkulasi darah
4) Musculoskeletal
terpenuhi.
5) Kulit
6) Metabolisme
pemakaian tenaganya.
7) Sistem Pernapasan
26 %.
8) Sistem Persyarafan
dan neuromuscular.
2.2.1 Pengertian
pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu
17
Proverawati, 2014. Buku Ajar untuk Kebidanan. Yogyakarta : Nuha Medika.
19
sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan
18
Mansjoer, 2013. Kapita Selekta Kedokteran Cetakan Kelima. Jakarta: Media Aesculapius.
20
ASI eksklusif.
usia kehamilan antara 0-3 bulan. Memang biasanya ibu tidak menyadari
diperiksa :
19
Agung, 2013. Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Kesehatan. Jakarta: EGC.
21
hepatitis.
20
Saefuddin, 2016. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan NeoNatel. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
23
21
Saifuddin, 2016. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan NeoNatel. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka
24
hamil. Seperti kita tahu bahwa seorang wanita yang sedang menjalani
masa kehamilan kondisi fisik dan mentalnya sangat tidak stabil. Hal
berjalan lancar.
c. Untuk mengetahui asupan gizi yang dibutuhkan oleh bayi agar semua
22
Syakur, 2014. Analisis Faktorfaktor yang berhubungan dengan frekuensi kunjungan antenatal
care (ANC) di Puskesmas Lingga Kabupaten Kubu Raya Kalimatan Barat. Universitas
Tanjungpura.
25
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian
dari perilaku yang tidak baik menuju kepada perilaku yang baik. Dalam
hal ini perlu diawali dengan adanya kesadaran yang selanjutnya didorong
terkait segala sesuatu dalam bentuk verbal, fisik, maupun psikologis yang
23
Notoatmodjo, Soekidjo, 2015. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
26
kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif
kepuasan24”.
yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dorongan atau motif itu ada dalam
a. Meningkatkan moral
24
Hasibuan, Malayu, 2014. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
25
Sinungan, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
26
Notoatmodjo, Soekidjo, 2015. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
27
Moekijat, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Mandar Maju, Bandung.
27
d. Meningkatkan kedisiplinan
e. Mengefektifkan keadaan
kehidupan.
28
Hasibuan, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT Bumi Aksara, Jakarta.
28
ekonomi dan keinginan akan dunia yang teratur serta yang dapat
orang lain seperti kebutuhan akan cinta, kasih sayang, dan diterima
menjalani kehidupan.
1. Faktor Internal
a. Kebutuhan
b. Minat
Minat adalah sesuatu yang bersifat pribadi dan terkait erat dengan
c. Harapan
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan
Skala Likert yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
Sangat Tidak Setuju, setiap jawaban diberi bobot berkisar antara 5-1, yang
tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lain
2.3.1 Pengertian
giat, rajin dalam berusaha atau bekerja. Keaktifan adalah kegiatan atau
yang diembankan kepadanya. Kegiatan ini akan berjalan dengan baik jika
29
Alwi, 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Balai Pustaka.
30
Suryabrata, 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.
33
hendaknya harus cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang
dilaksanakan serta tersedianya waktu, tempat yang tepat, sesuai dan layak
secara rutin setiap bulan, yaitu bila kader membantu melaksanakan seluruh
kegiatan di posyandu lebih dari 8 (delapan) kali dalam dua belas (12)
turut32.
pemantauan :
3. Pergerakan Masyarakat
31
Kemenkes RI, 2015. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu. Jakarta: Depkes RI.
32
Kemenkes RI, 2015. Pedoman Kegiatan Kader di Posyandu. Jakarta: Depkes RI.
34
f. Pelayanan di posyandu
KMS;
35
posyandu
edaran.
diselenggarakan.
posyandu.
dan asuh.
37
pelayanan selanjutnya.
balita.
jalan.
4. Penyuluhan
c. Penyuluhan kelompok
(MP ASI).
5. Pemantauan
a. Kunjungan rumah
berturut- turut.
karena:
naik
c) Sakit
d) Balita kegemukan
yodium
b. Pemeriksaan jentik
1. Umur
Berkaitan dengan peran serta kader maka dengan umur yang semakin
33
Nurfitriani, 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Kader Posyandu Di Puskesmas
Tanete Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Makassar: Universitas Islam Negeri
Alauddin.
41
yang berakhir pada kesalahan. Umur adalah usia ibu yang menjadi
jawab.
c. Pendidikan
atau terbatas.
d. Pekerjaan
e. Pelatihan
ada lima kader Posyandu dari Posyandu yang sama untuk diikutkan
terdapat kader Posyandu yang telah mengikuti pelatihan lebih dari lima
kali
f. Pengetahuan
g. Sikap
sikap yang utuh akan berpikir dan yakin dalam bertindak dan ikut serta
mempunyai sikap yang utuh akan berpikir dan yakin dalam bertindak
dan ikut serta untuk aktif memberikan motivasi kepada sasaran dan
rela, tidak membedakan status sosial dan mendengar keluhan ibu yang
berkunjung ke Posyandu.
h. Dukungan Keluarga
Dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik
jika diperlukan.
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya batasan tugas yang di
sistem kesehatan. Oleh karena itu, mereka harus di bina, di tuntun, serta
angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi, hal ini terkait dengan bidan
dilakukan bidan yang berisih tentang peran kader dalam deteksi dini
tahun.
34
SYAFRUDIN & Hamida. Kebidanan Komunitas, Jakarta,EGC,2009
35
Meilani, Niken Dkk. Kebidanan Komunitas Yogyakarta:Fitramaya,2009
48
e. Berat badan kurang dari 38 Kg atau lingkat lengan kurang dari 23,5
Cm
panggul.
kehamilan ini
keganasan
ekstrasi vakum/forcep
kejangq
termasuk dalam kategori yang aktif. Namun, apabila kader kesehatan tidak
mewujudkan perilakunya.
Skala Likert yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert
Sangat Tidak Setuju, setiap jawaban diberi bobot berkisar antara 5-1, yang
pikirannya dalam tindakan yang spontan. Selain itu, keaktifan dapat berarti
ini akan berjalan dengan baik jika didukung dengan fasilitas yang
2.4.1 Pengertian
seseorang kepada orang lain agar dapat dengan mudah memahami apa
Zain menyatakan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat
Ibrahim dan Syaodih mengartikan bahwa media adalah sesuatu yang dapat
Sadiman, dkk menyatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat
36
Solihatin dan Raharjo, 2014. Cooprative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta:
Bumi Aksara.
37
Djamarah dan Zain, 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
38
Ibrahim dan Syaodih, 2013.
39
Sadiman, dkk., 2015. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
52
bahwa media merupakan alat berupa benda apa saja yang dapat digunakan
yang sedang terjadi diluar sana atau media merupakan sarana belajar
karena para pengolah media sering merasa “tidak bersalah” jika isi
40
Burhan Bungin dan Fuad Abbas, 2013. Sosiologi komunikasi,Prenada Media Group.Jakarta.
53
media hanya sebagai refleksi fakta, terlepas dari suka atau tidak suka.
perhatian.
d. Media massa acap kali pula dipandang sebagai guide, penunjuk jalan
diversion, pelepas ketegangan atau hiburan, tetapi isi dan informasi yang
disajikan, mempunyai peran yang signifikan dalam proses sosial. Isi media
massa merupakan konsumsi otak bagi khalayaknya, sehingga apa yang ada
41
Notoatmodjo. Pendidikan dan perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2015
54
sosial. Gambaran tentang realitas yang dibentuk oleh isi media massa
inilah nantinya mendasari respon dan sikap terhadap berbagai objek sosial.
Informasi yang salah dari media massa akan memunculkan gambaran yang
salah pula terhadap objek sosial itu karna media massa dituntut
inilah yang merupakan tuntutan etis dan moral penyajian media massa.42
digunakan yaitu43:
1. Media Cetak
Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam
proses belajar. Jenis media ini memiliki bentuk yang sangat bervariasi,
mulai dari buku, brosur, leaflet, studi guide, jurnal dan majalah ilmiah.
2. Media Pameran
Jenis media yang memiliki bentuk dua atau tiga dimensi. Informasi
42
Notoatmodjo.Op.Cit
43
Sanaky, 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukuba Dipantara.
55
4. Rekaman Audio
6. Komputer
surat kabar, majalah, radio, dan televisi melainkan juga internet. Internet
komputer. Maka dari itu perlu dipahami bahwa media massa digolongkan
ke dalam dua jenis yaitu media massa tradisional dan media massa
modern.
memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Media massa yang
dan film (layar lebar). Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
saluran tertentu.
3. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari masyarakat dan
internet dan telepon selular. Ciri-ciri media massa modern menurut Fuad
Abbas adalah44:
2. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi tertentu
media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat mendidik
jujur kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
44
Fuad Abbas, 2013. Sosiologi komunikasi,Prenada Media Group.Jakarta.
58
1. Menambah pengetahuan
45
Fuad Abbas, 2013. Sosiologi komunikasi,Prenada Media Group.Jakarta.
59
misalnya televisi, radio atau surat kabar, maka hal itu akan dapat
a. Primer
b) Makalah pertemuan
b. Sekunder
a) Daftar buku
b) Katalog
c) Bibliografi
d) Majalah46
46
Yakup. Pengantar System Informasi. Yogyakarta: Graha ilmu. 2012
61
skala Likert. Skala Likert yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
Setuju, dan Sangat Tidak Setuju, setiap jawaban diberi bobot berkisar
2.5.1 Pengertian
Jauh) antara dua benda atau tempat yaitu jarak antara rumah dengan
yang dimaksud disini adalah jauh dekatnya jarak dari rumah atau tempat
tinggalnya tidak terlalu jauh dari pusat pelayanan kesehatan. Kendala jarak
47
Yuliani. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Jarak Fasilitas Kesehatan, Motivasi Petugas PPSU
dan Peran Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Petugas PPSU pada Pemberian Suntik
Imunisasi TT di Wilayah Kantor Kelurahan Pancoran Tahun 2017. Jakarta: STIKIM; 2017
48
Christina, LG. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Pengalaman dan Jarak Tempuh dengan Perilaku
Kunjungan Ibu Balita kw Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Sumanda Lampung Tahun 2015.
Lampung; 2015
63
sebaliknya makin jauh rumah dari pusat pelayanan kesehatan, maka kecil
terhadap penduduk adalah 3,6 per 100.000 penduduk. Selain itu, jumlah
negatif pada penyedia gratis dan positif pada penyedia yang memungut
49
Ibid
50
Azwar dalam Toha, 2014. Menjaga mutu pelayanan kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
51
Riskesdas, 2015. Laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2014. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
64
pelayanan kesehatan52.
mana proyek atau sesuatu dapat diakses. Jarak membatasi kemampuan dan
52
Wardani, 2015. Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu. Volume
3 Nomor 1 April 2015
53
Wardani, 2015. Hubungan Persepsi dengan Perilaku Ibu Membawa Balita ke Posyandu. Volume
3 Nomor 1 April 2015
65
dalam satuan jarak, waktu tempuh atau biaya tempuh kondisi jalan, jenis
54
Ibid39
66
seringkali disebabkan oleh faktor jarak antara rumah dan fasilitas tersebut
Dekatnya jarak rumah ibu hamil dengan tepat fasilitas kesehatan sering
Jauhnya jarak akan membuat ibu berfikir dua kali untuk melakukan
55
Manuaba, I.A.C., Manuaba, I.B.G.F., dan Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan, dan KB, (Edisi 2). Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 2010
67
1. Jarak dekat bila dihitung dalam radius kilometer sejauh kurang dari 1
km.
Semakin jauh jarak antara tempat tinggal dengan tempat kegiatan akan
56
Agus Y, Horiuchi S. Factors influencing the use of antenatal care in rural West Sumatra,
Indonesia. London: BMC Pregnancy and Childbirth; 2012
57
Razak, Amran. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Mayarakat Pesisir. Makassar: Kalamedia
Pustaka; 2000
68
kegiatan tak terlepas dari adanya besarnya biaya yang digunakan dan
sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien, maka disebut suatu
baik yaitu:59
harus tersedia, tidak sulit ditemukan dan sedia setiap saat masyarakat
58
Anisyah, Nur. Hubungan Jarak Tempuh, Kepemilikan KMS, Pendapatan Keluarga dan Perilaku
Tokoh Masyarakat dengan Partisipasi Ibu Balita ke Posyandu di Posyandu Merpati Tanjung Enim
Sumatera Selatan Tahun 2017.
59
Yuliani. 2017. Op. Cit
69
setempat.
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu
dan dari segi penyelenggaraannya harus sesuai dengan kode etik dan
skala gutmann. Dimana dalam skala ini jawaban yang diperoleh hanya
“ya” dan “tidak”, “setuju” dan “tidak setuju”, “benar” dan “salah” ataupun
“pernah” dan “tidak pernah” serta skala ini hanya dipakai untuk mengukur
Jarak yang dimaksud adalah ukuran jauh antara rumah tempat tinggal ibu
kesehatan didalamnya.
yaitu keaktifan kader dan sikap, faktor pendukukung yaitu media informasi
dan peran petugas kesehatan, faktor pendorong yaitu jarak dan budaya. Jika
motivasi ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC adalah faktor internal
kesehatan, media informasi, jarak, dan sarana prasarana. Dari kedua faktor
tersebut peneliti mengambil faktor eksternal yaitu jarak dan media yang
baik maka akan meningkatkan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC
secara teratur, jika motivasinya tidak baik maka akan menurun pula ibu hamil
BAB III
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
Faktor predisposisi
1. Keaktifan kader
2. Sikap
Faktor pendukung
Motivasi dalam
1. Media informasi
melaksanakan
2. Peran petugas
ANC
Faktor pendorong
1. Jarak
2. Budaya
Gambar 3.1
kerangka teori
Modifikasi Lawreence Green dalam Notoatmodjo, 2012. Promosi
Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta : Rineka Cipta60
60
Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rhineka Cipta
73
Kerangka kosep dibawah, terbatas pada 4 variabel yang akan diteliti, yaitu
variabelel bebas atau variabel independen, terdiri dari tiga buah yakni
Keaktifan kader
Keterjangkauan
X1
X2 Y
X3
keterangan :
No Variabel Definisi konsep Definisi operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
ukur
1. Motivasi Upaya peningkatan perilaku Motivasi merupakan sebagai Kuesioner mengisi 1. Baik jika Nominal
merupakan suatu proses yang langkah awal seorang kuesioner skore ≥
bermula dari perilaku yang melakukan tindakan akibat mean
tidak baik menuju perilaku kekurangan secara fisik dan
yang baik. psikis atau dengan kata lain 2. Kurang baik
adalah suatu dorongan yang jika skore ≤
ditujukan untuk memenuhi mean
tujuan tertentu. Indikator dari
motivasi Kebutuhan akan
perasaan maju, kebutuhan akan
perasaan diterima, kebutuhan
akan perasaan dihormati,
kebutuhan akan ikut serta.
2. Keaktifan kader keterlibatan kader didalam Keaktifan kader kesehatan dapat Kuesioner Mengisi 1. Aktif Ordinal
kegiatan kemasyarakatan diasumsikan bahwa kader kuesioner 2. Tidak aktif
yang merupakan pencerminan kesehatan yang aktif
akan usahanya untuk melaksanakan tugasnya dengan
memenuhi berbagai baik sesuai dengan wewenang
kebutuhan yang dirasakan dan dan tanggung jawabnya, maka
pengabdian terhadap kader kesehatan tersebut
pekerjaannya sebagai kader
termasuk dalam kategori yang
aktif
3. Media informasi Media informasi menjadi Media infprmasi merupakan alat Kuesioner Mengisi 1. Tersedia Ordinal
bagian yang tidak bisa bantu apa saja yang dapat kuesioner 2. Tidak
dipisahkan dari masyarakat dijadikan sebagai penyalur pesan tersedia
saat ini, dimana kebutuhan guna mencapai tujuan. Informasi
76
dalam menyalurkan atau massa adalah informasi yang
menerima informasi, masih diperuntukan kepada masyarakat
terjadi diberbagai kalangan. secaraa massal, bukan
Media informasi mencakup innformasi yang hanya boleh
semua lapisan masyarakat dikonsumsi oleh pribadi.
dalam menyalurkn berbagai Indikator media informasi yang
macam informasi yang digunakan dalam penelitian ini
dituangkan dengan cara adalah pendidikan kesehatan dan
tertentu untuk memenuhi penyuluhan yang dilakukan oleh
tujuan yang di inginkan. petugas kesehatan kepada ibu
Informasi mengandung pesan- hamil tentang pentingnya
pesan yang nyata untuk pemeriksaan kehaamilan.
menjawab suatu permasalahan
yang terjadi dilingkungan
masyarakat.
4. Keterjangkauan Jarak yang dimaksud adalah Keterjangkauan ke fasilitas Kuesioner Mengisi 1. Dekat Ordinal
fasilitas ukuran jauh antara rumah kesehatan merupakan salah satu kuesioner 2. Jauh
kesehtan tempat tinggal ibu dengan faktor yang mempengaruhi
tempat pelayanan kesehatan terhadap motivasi ibu hamil
dimana ada kegiata pelayanan dalam melakukan pemeriksaan
kesehatan didalamnya. kehamilan, semakin dekat lokasi
fasilitas kesehatan semakin
tinggi motivasi ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan
kehamilan.
Tabel 3.4
77
Definisi operasional
78
melaksanakan ANC
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
dan variabel independen dengan model pendekatan point time. Artinya, setiap
subjek penelitian hanya dilakukan pemantauan satu kali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status variabel yang akan diteliti pada saat pemeriksaan.61
hasilnya lebih efektif, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga lebih mudah di olah.62 Alat bantu yang digunakan dalam penelitian
61
Notoadjomo.op.cit
62
Hidayat, Aziz Alimul, 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba
Medika, Jakarta
81
a. Populasi
atau objek yang akan diteliti yang berada pada suatu wilayah dan
b. Sampel
penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah seluruh ibu hamil.
puskesmas momunu.
Kriteria non inklusi adalah kriteria yang berada diluar dari subjek
c. Kriteria Eksklusi
Data yang diambil adalah data primer dan data sekunder yang didapat
untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel karena salah satu
coba dilakukan langsung pada seluruh sampel dan jika ada yang tidak
valid dan reliabel, maka butir soal tersebut dihilangkan dan dibuang
83
a. Uji validitas
uji adalah:
product momment. Yaitu jika r hitung positif, serta r hitung > dari r
tabel, maka butir soal tersebut valid dan bila r hitung negatif atau r
hitung < dari r maka butir tersebut tidak valid. Uji validitas ini
alpha 0,05
84
b. Uji Reliabilitas
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
konsisten atau tetap asas (ajeg), bila dilakukan pengukuran dua kali
sebagai berikut :
Desember 2018.
b. Data Entri/Input
1. Editing
(drop out).
2. Coding
3. Scoring
4. Tabulating
sampel, dalam hal ini uji yang cocok digunakan yaitu uji chi
square.63
a. Analisis Univariat
63
Dahlan,Sopiyudin.2011.Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan.Jakarta:Salemba Medika
64
ibid
88
b. Analisis Bivariat
∑(𝑓₀−𝑓ₑ)²
x²=[ ]
𝑓𝑒
a. Naratif
Yaitu data yang disajikan dengan cara narasi dan data yang
b. Tabular
khusus. Tabel umum yaitu berisi seluruh data atau variabel hasil
penelitian.
c. Interprestasi
Tahun 2018.