Professional Documents
Culture Documents
pembangunan di negara
berkembang (Kasus : Indonesia).
Wilayah nagara Indonesia yang terbentang luas memiliki sumber daya
nasional yang terdiri dari beraneka ragam sumber daya alam, di
samping sumber daya manusia dan sumber daya buatan.
SDA adalah segala sumber dan potensi alam di dalam dan di atas
permukaan bumi, di dalam laut serta di udara yang berada di dalam
yurisdiksi wilayah kekuasaan negara Indonesia.
SDA adalah semua unsur tata lingkungan biofisika yang dengan nyata
atau secara potensial dapat memenuhi kebutuhan manusia. Sda
terbagi menjadi sumber daya alam hayati dan sumber daya alam
nonhayati.
SDA hayati terdiri dari sumber nabati dan hewani (flora dan fauna).
SDA nonhayati terdiri dari sumber daya alam air dan tanah, sumber daya
alam mineral dan energi, pesona alam, gelombang elektromagnetik,
udara, ruang angkasa termasuk geostationary orbit (GSO).
Sifat alamiah dari SDA Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geografi dan
geologi kepulauan Nusantara, sehingga menciptakan kondisi sebagai
berikut:
• Distribusi lokasi sumber daya alam tidak merata di seluruh Indonesia.
• Keadaan ini tidak berkaitan parallel dengan distribusi penduduk Indonesia. Hal demikian
itu mempunyai konsekuensi yang mempengaruhi perkembangan ekonomi daerah-daerah
yang bersangkutan. Contoh makro antara Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan
Barat Indon4esia (KBI), antara pulau Jawa dan pulau-pulau lain.
• Sifat kekayaan alam yang bergantung dan mempengaruhi kondisi lingkungannya, pada
saat eksploitasi dan pemanfaatannya.
• Eksploitasi SDA memerlukan kebijakan yang baik dan benar serta konsisten dalam hal
good governance dan good environmental governance dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
• Pengelolaan, pemanfaatan dan pengamanan SDA bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat diperlukan system dan mekanisme keamanan wilayah yang mampu menciptakan
stanilitas di tiap-tiap daerah yang merupakan bagian dari stabilitas nasional yang
sekaligus merupakan salah satu factor penting dalam proses pemanfatan SDA, dengan
memperhatikan berbagai factor-faktor yang berpengaruh dari lingkungan strategis baik
di tingkat lokal, nasional maupun regional dan internasional.
• Dalam system pengelolaan pengembangan SDA pada hakekatna merupakan interaksi
antara factor-faktor (subsistem) pemerintahan, produksi-konsumsi, kewilayahan,
penelitian pengembangan/Iptek, dan internasional. Di sisi lain, baik system pengelolaan
SDA maupun system keamanan wilayah perlu diselenggarakan secara terdesentralisasi
kepada Daerah sesuai dengan kerangka demokratisasi yang sedang dikembangkan di
Indonesia dalam kondisi stabilitas keamanan dan politik, sehingga pelayanan umum
nasional makin dekat dengan masyarakat yang menjadi titik sentral dari demokrasi
secara mandiri.
- Kondisi kesenjangan SDA saat ini
• Beberapa jenis bijih yang penting adalah bijih besi, di antaranya adalah
pasir besi dipantai Pulau Jawa, bijih laterit terdapat di Sulawesi dan
Kalimantan dengan cadangan ratusan juta ton. Bijih besi magnetit-
hematit di Lampung. Mineral radio aktif terdapat antara lain sebagai
xenothim mineral asosiasi bijih timah.
= Sumber daya mineral logam.
• Mineral logam telah dikenal manusia sebagai bahan keperluan hidupnya jauh
lebih lama daripada bahan mineral energi. Potensi Indonesia dalam sumber
daya mineral logam sebagaimana dikemukakan di bawah ini terutama jumlah
cadangan dan hasil produksinya dari beberapa logam (Buku Tahunan
Pertambangan dan Energi, 1998).
• Bijih timah terdapat terutama di Pulau Bangka dan Pulau Belitung dengan
cadangan 600.000 ton logam timah (7% cadangan dunia), produksi 53,4 ribu
ton logam timah setahun.
• Bijih nikel terdapat di Indonesia Timur misalnya di Sulawesi Selatan, Sulawesi
tenggara, Klaimantan dan maluku Utara dengan cadangan sekitar 972,7 juta
ton bijih nikel (15% cadangan dunia0, produksi bijih nikel 3,23 juta ton setahun,
termasuk produksi nikel sebagai feronikel dan nikel matte sebesar 58 ribu ton
nikel setahun.
• Bijih bauksit terdapat di Kalimantan Barat dan Pulau Bintan dengan
produksi1,055 juta ton setahun, walaupun tambang di Pulau Bintan tersebut
telah ditutup.
• Bijih emas (termasuk emas sebagai mineral ikutan dalam bijih tembaga)
dengan produksi 124,02 ton logam emas setahun.
• Bijih perak (sebagai mineral ikutan) dengan produksi 348,97 ton logam
setahun.
• Pasir besi terdapat antara lain di Aceh, Bengkulu, Lampung Selatan, Bali,
Jampang Kulon Jawa Barat, Cilacap dan Kutoarjo Jawa Tengah (telah dan
akan ditutup), Yogyakarta dan malang Selatan dengan cadangan 165,5 juta ton.
• Bijih mangan terdapat antara lain di Flores dengan produksi 252 ribu ton
setahun.
Komoditi Potensi Produksi Mata rantai hulu, hulu-hilir, hilir Keterangan
(Proses/Teknologi nilai tambah) (Umur, dll)
A.Mineral energi fosil: Cadangan 9,69 miliar 546 juta BO/tahun -Kilang menghasilkan BBM dan nonBBM Data 1999-2000, umur
- Minyak bumi BO 3043 miliar SCF/tahun -Pabrik petrokimia menghasilkan beberapa komoditi cadangan/produksi 17
- Gas bumi Potensi 77,34 miliar 100 juta ton/tahun nonBBM (pupuk dll.) tahun
- Batubara BO (proyeksi 200 juta -Bahanbakar langsung pada industri dan PLTGU. Data 1999-2000, umur
B.Mineral logam Cadangan 160 triliun ton/tahun) -Kilang LNG untuk ekspor cadangan/produksi
-Emas CF - -Industri hilir untuk pupuk urea. 50tahun
-Tembaga Potensi 332 triliun CF -4 ton/tahun -Bahan bakar langsung dalam PLTU dan industri. -Umur
-Nikel Cadangan 12 miliar -100 ton/tahun -Ada program pencairan, upgranding brown coal, cadangan/produksi
-Bauksit ton -15 ton/tahun dan briket. 100 tahun,
-Timah Potensi 50 miliar ton -1,5 juta ton/tahun, - -umur potensi/produksi
-Pasir besi -Cikotok, meningkat menjadi 2,5 -Pengolahan hulu (ekstraksi) di DN. (200 juta ton/tahun)
Lusang,Lebong juta ton/tahun sejak -Perhiasan, ekspor (sebagai komoditi primer), stok. 180 tahun
tandai, PT NMR, PT 1998 -Ekspor, mata rantai hulu hilir masih putus. -Habis
Montrado, habis. -680.000 ton Cu/tahun -Ekspor,mata rantai hulu-hilir masih putus. -Umur 25 tahun
-Pongkor cadangan -50 ribu tonFeNi/th -750 ribu ton konsentrat/tahun diolah di smelter -Umur 17-30 tahun
103 ton Au. - 50 ribu ton matte/th Gresik, 1,75 juta ton masih diekspor (diolah di LN) (ada penemuan
-PT FIC,1721 ton Au. - 40.000-50.000 -Ekspor (ekstraksi di LN). cad.baru dan KK
-PT NNT, 353 ton Au tonSn/tahun -Produk FeNi, belum ada industri besi baja hilir baru).
-PT FIC, cad 20 juta -300 ribu-500 ribu (perkakas dll). -Umur 24 tahun
ounces Cu ton/tahun eks UP Pasir -Bijih diekspor, mata rantai hulu-hilir putus (belum -Umur 30 tahun.
-PT NNT Besi Cilacap PT Antam ada pabrik alumina),walaupun telah ada pabrik -Umur 24 tahun.
-Pomalaa, menambang di Cilacap, aluminium. -Umur 30 tahun.
-Soroako, Kutoarjo, -Belum dimanfaatkan. -Bintan habis.
-Bintan, habis Pelabuhanratu,Pasirian. -Smelter timah (100% produksi Sn), pelat timah -Tayan akan
2003,tinggal kadar (2% dari produksi timah). Mata rantai hilir belum diusahakan.
rendah. efektif. -Umur 15 tahun.
-Tayan masih ada, -Untuk diekspor dan bahan semen DN. -Endapan di Cialacap
Kalbar. telah habis,tambang
-Bangka-Belitung, cad ditutup tahun
600.000 ton Sn. 2004,Kutoarjo akan
- 127 juta ton, ditutup th 2007.
terutama di Pantai
Jawa Selatan
(Cialacap 6,5 juta ton
dan Kutoarjo 57 juta
ton ).
Komoditi Potensi Produksi Mata rantai hulu, hulu- Keterangan
hilir, hilir (Umur, dll)
(Proses/Teknologi nilai
tambah)
C.Mineral -269,6 miliar ton -50 juta ton/tahun -Bahan semen portlan, -Lebih dari 1000
nonlogam/industri (Hampi ada di semua propinsi) -270 ribu ton/tahun kapur padam, tahun.
-Batu kapur -1,37 miliar ton -312 ribu ton/tahun kapur ringan, kimia -Ribuan tahun
-Bentonit (Sumatera, Jawa) -.. bahan bangunan -Ribuan tahun
-Kaolin -930 juta ton -270 ribu ton/tahun langsung. -Komoditi ekspor.
-Granit (Sumaerta,Kalimantan, Sulsel,Irja) -341 ribu ton/tahun -Bahan keramik -Ribuan tahun
-Dolomit -10 miliar ton -131 ribu ton/tahun -Bahan keramik -13 tahun ,diimpor.
-Belerang (Riau,Jabar,Jateng) -1,1 juta ton/tahun -Bahan pupuk majemuk -50 tahun,
-Felspar -1,4 miliar ton -21 juta ton/tahun -Kimia, pupuk. diimpor.
-Pasir kuarsa (NAD,Jateng,Jatim) -60 ribu/tahun -Bahan keramik,gelas -Ribuan tahun.
-Lempung/tanah liat -4,5 juta ton -131.000 ton/tahun -Bahan gelas -Ribuan tahun.
-Zeolit (Jabar,Jateng,Jatim,Sorek Merapi) -460 ribu ton/tahun -Bahan semen, bata -Ribuan tahun.
-Fosfat -6,5 miliar ton - Tidak ada data genteng. -Langka, impor.
-Trass (NAD,Sumut,Lampung,Jabar,Jateng,Kalbar) - Aktivasi untuk katalis. -Saingan dari impor.
-Marmer -4,6 miliar ton -Impor untuk pupuk
(Hampir di semua propinsi) -Bahan semen puzolan,
Tak terbatas bahan bangunan.
(Hampir di semua propinsi) -Bahan bangunan (Poles)
-205 juta ton
(Lampung,Jawa,Sumbar,Sulsel)
-20 juta ton
(Jawa,Kalteng)
-Tersebar, tidak ada data
-39 miliar ton
(Jawa, Lampung)
= Sumber daya mineral nir logam.
• Potensi mineral nirlogam di Indonesia meliputi mineral seperti granit,
zeolit, kaolin, belerang, bentonit, felspar, gips, fosfat, pasir kuarsa,
marmer, tanah liat, dolomit, kalsit,, barit. Masa depan sumber daya
mineral nirlogam tersebut cukup potensial oleh karena sifat sumber
daya mineral nirlogam ini tidak dapat didaurulang, sehingga dengan
bertambahnya permintaan, produksi dapat ditingkatkan. Dan perlu
diolah terlebih dahulu dengan “customer plant” untuk meningkatkan
nilai tambahnya.
• Bahan-bahan tersebut sangat dibutuhkan dalam industri pengolahan
dan industri konstruksi. Sebagai contoh, granit yang terdapat di Pulau
Karimun dan sekitarnya diproduksi sebesar 4,8 juta setahun.
= Mineral logam langka.
• Indonesia memiliki mineral logam langka yang mengandung seperti
ytrium, thorium, lanthanum dan sebagainya yang belum banyak
dimanfaatkan. Bahan-bahan ini penting untuk pembuatan berbagai
komponen elektronik, teknologi nuklir, teknologi ruang angkasa dan
lainlain. Mineral logam langka misalnya monasit terdapat antara lain di
Pulau Bangka, Pulau Belitung dan Kalimantan sebagai mineral ikutan
dari bijih timah.
• Berbagai sumber energi alternatif.
• Di Indonesia telah dikembangkan berbagai sumber energi alternatif
lainnya seperti antara lain tenaga surya, tenaga angin, tenaga
gelombang, biomas, biogas, limbah kota.
• Beberapa sifat khusus SDA
• Beberapa sifat sumber daya alam perlu mendapat perhatian oleh karena sifat alamiahnya telah
menciptakan kondisi , yaitu bahwa penyebarannya tidak merata, saling ketergantungan, dan
kelangkaan potensinya.
• Penyebaran sumber daya alam di bumi secara geografis tidak merata sehingga ada negara yang kaya akan sumber
daya alam, ada yang cukup dan ada yang sedikit.
• Dimiliki pula penyebaran dalam wilayah negara sebagaimana di Indonesia penyebarannya juga tidak merata. Ada
bagian wilayah yang mempunyai tanah subur dan ada yang tandus dan ada yang kaya akan endapan minyak bumi dan
batubara dan ada yang tidak mempunyai bahan tersebut tetapi kaya akan bahan lainnya seperti mineral nirenergi
misalnya nikel, bijih besi serta mineral nir logam. Penyebaran yang tidak seimbang ini akan mempunyai konsekuensi
baik di dalam negeri maupun dalam hubungan internasional.
• Sifat ketergantungan antar sumber daya alam.
• Dengan penyebaran yang tidak teratur beberapa sumber daya alam terbaur dalam alam yang apabila ingin
mengembangkan sumber daya alam tersebut akan mempengaruhi kelestarian sumber daya alam tersebut dan sumber
daya alam lainnya.
• Penebangan hutan yang tidak bijaksana akan menimbulkan penggundulan hutan, menyebabkan banjir dan tanah
longsor yang pada akhirnya tanah tidak mempunyiiai daya dukung untuk mampu menahan air hujan sehingga
berakibat tanah menjadi tandus. Dan lebih jauh daripada itu akan mempengaruhi iklim udara dan suhu. Sumber
minyak bumi di lepas pantai pengembangannya akan mempengaruhi kegiatan perikanan di situ menjadi tidak dapat
dikembangkan lagi. Pemanfaatan lahan tanah yang subur bagi usaha pertanian di daerah yang padat penduduknya
akan menghambat penambangan mineral dan energi dalam tanah pertanian tersebut.
• Permasalahan yang diakibatkan oleh kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan akan mempengaruhi
lingkungan sehingga ekosistem menjadi terganggu.
• Kelangkaan sumber daya alam.
• Masyarakat negara industri telah mulai memikirkan bahwa pada suatu saat tertentu sumber daya
alam tertentu akan menjadi kekurangan sehingga tidak dapat mendukung pertumbuhan penduduk
dan ekonomi dunia. Pendirian yang pesimistis ini telah mulai dikemukakan semenjak para ekonomi
klasik (Malthus dan Ticardo) sampai sekarang antara lain Club of Rome. Namun dengan kemajuan
teknologi telah dapat diatur dengan bahan pengganti/substitusi baru untuk menggalakkan pemakaian
bahan alsi dengan menemukan sumber daya alam lain yang baru. Dengan adanya kemungkinan
menemukan bahan substitusi, dan melaksanakan daur ulang oleh karena kamjuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka para ahli yang optimistis menganggap kelangkaan sumber daya alam terutama
masalah yang tidak terbarukan bukanlah merupakan masalah dan sedikit kemungkinannya akan
mengalami pengurasan total. Untuk Indonesia, berdasarkan data yang ada para ahli diperkirakan
bahwa cadangan minyak bumi nanti pada dasa warsa tahun 200-an apabila tidak ada penemuan lagi
akan dihadapi suatu keadaan di mana antara konsumsi dan produksi akan menjadi seimbang
sehingga produksinya akan digunakan konsumsinya sendiri, selanjutnya Indonesia akan menjadi
pengimpor neto minyak bumi.
• Permasalahan
• Permasalahan yang menonjol dalam perkembangan ekonomi nasional selama
ini apabila dikaitkan dengan kesatuan bangsa antara lain adalah masalah
sentralistik/monolithik, primordialisme, ketidak adilan sosial, dan kurang
terintegrasinya rencana kerja antara pelaku ekonomi dan pemerintahan dalam
pengusahaan dan pengelolaan sumber daya alam di daerah.
• Di bidang pertambangan dan energi, kegiatan tanpa izin (PETI) yang
mengganggu kegiatan pertambangan yang sah, dan menimbulkan kerusakan
lingkungan. Terjadi tumpang tindih lahan antara usaha tambang dengan
kegiatan sektor lain misalnya kehutanan dan perkebunan. Tumbuhnya
kesenjangan sosial penduduk setempat karena kurangnya perhatian atai
pemberian peran/partisipasi dalam kegiatan pengusahaan pertambangan yang
telah banyak mempekerjakan tenaga dari luar daerah, dan bahkan tenaga kerja
asing.
• Di bidang pertanian, adanya benturan kepentingan timbul antara pertanian dan
pengusahaan real estate, pasar moderen atau pabrik serta gangguan limbah
produksi.
• Di bidang peternakan, terjadi monopoli pakan ternak dan ayam potong.
• Di bidang perikanan banyak terganggu oleh limbah produksi.
• Di bidang kehutanan, ternyata kegiatan pengambilan dan pengusahaan kayu
gelondong telah berakhir disertai rusaknya hutan, ditambah ulah perambah
hutan, transmigrasi, usaha pertambangan dan kegiatan pembangunan lainnya
menambah terjadinya lahan kritis (4,1 juta ha di tahun 1987, dan bertambah
sekitar 97.000 ha per tahun menurut data Bank Dunia, 1990).
• Di bidang kelautan, terjadi perusakan terumbu karang oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab, tercemarnya perairan oleh limbah industri sehingga
meracuni biota yang ada serta pencurian ikan oleh nelayan asing.
• Pelaksanaan system perekonomian Indonesia, sebagaimana terdapat dalam
penjelasan Bab XIV, pasal 33 UUD 1945 belum sepenuhnya dapat
dilaksanakan, dengan contoh kondisi sebagai berikut:
• Sistem ekonomi yang dianut adalah demokrasi ekonomi, kenyataan cenderung
ekonomi yang monopolistic dan masih sentarlistik.
• Kemakmuran masyarakatlah yang menjadi tujuan, bukan kemakmuran orang
seorang, kenyataan cenderung konglomerasi.
• Bangun perusahaan yang sesuai adalah koperasi, kenyataan cenderung
menjadi monopolistic, monopsonistik, dan oligopolistik.
• Cabang produksi yang penting dikuasai negara, kenyataannya suasta mulai
menguasai beberapa cabang produksi (pengusahaan lahan migas yang
produktif, monopoli semen, monopoli tepung terigu).
• Perusahaan orang seorang dibolehkan untuk cabang yang tidak menguasai
hidup orang banyak, kenyataan telah berjalan tetapi cenderung ada
penguasaan dari sector hulu sampai hilir.
• Kekayaan alam adalah pokok kemakmuran rakyat dan dikuasai negara untuk
kemakmuran rakyat, kenyataan belum meratanya pembangunan antara daerah
penghasil devisa dari sumber daya alam dengan daerah yang miskin sumber
daya alam dengan daerah yang miskin sumber daya alam serta membesarnya
dana pembangunan di puast pemerintahan.
– Pengembangan SDA dari segi keamanan
• Keamanan wilayah merupakan suatu kondisi wilayah oleh akibat kegiatan pengamanan untuk
tujuan menciptakan stabilitas wilayah yang merupakan bagian dari stabilitas nasional. Untuk itu
perlu dilakukan pembinaan wilayah yang merupakan upaya, pikiran dan kegiatan dalam
perencanaan, penyusunan, pengembangan, pengerahan dan pengendalian terhadap unsure
potensi wilayah berupa geografi, demografi, dan kondisi nasional bagi kepentingan pertahanan
keamanan negara dan kesejahteraan rakyat,
• Stabilitas wilayah diperlukan bagi upaya pembangunan daerah termasuk pengembangan sumber
daya alam dalam proses transformasi menjadi modal ekonomi untuk selanjutnya menjadi modal
sosial yang diperuntukkan bagi peningkatan kualitas masyarakat agar mandiri untuk menghadapi
hari depannya.
• Perlu bersetuju dengan adanya pemikiran bahwa kewenangan pengelolaan keamanan perlu
didesentralisasikan ke daerah, karena masalahnya bukan hanya mengenai masalah keamanan fisik
semata, namun menyentuh dan berkaitan dengan berbagai masalah budaya dan adat istiadat
setempat yang memerlukan pemahaman dan pengertian secara mendalam.
• Kegiatan pengamanan sumber daya nasional meliputi pengamanan terhadap berbagai sumber
daya alam yang meliput spektrum geografi (lokasi, luas wilayah, GSO, perbatasan, bentuk
wilayah), sumber daya alam nabati (flora), sumber daya alam hayati (perikanan, ternak), sumber
daya alam nir hayati (sumber daya alam mineral dan energi, tanah, air), di samping sumber daya
manusia dan sumber daya buatan.
• Upaya dalam pemanfaatan, pengelolaan dan pengamanan geografi, demografi dan sumber daya
alam perlu dilakukan di bidang ideology politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan/keamanan.
• Upaya di bidang ideology politik dilakukan untuk memantapkan kehidupan politik melalui
pendidikan politik seluas-luasnya untuk seluruh masyarakat yang dibantu dengan berbagai sarana
danprasarana guna mencapai kesadaran masyarakat bahwa oleh adanya berbagai kesenjangan
(ketidakmerataan) dalam hal keterdapatan sumber daya alam antar daerah yang ada di tanah air
hanya dapat dinikmati bagi sebesar-besar kesejahteraan masyarakat melalui persatuan dan
kesatuan bangsa.
• Upaya di bidang eknomi dilakukan melalui peningkatan intensifikasi/inventarisasi, diversifikasi,
optimasi dan konservasi terhadap berbagai sumber daya khsusnya sumber daya alam guna
memperoleh nilai tambah secara maksimal yang dapat dimanfaatkan di dalam negeri. Dengan
demikian berbagai factor masukan ekonomi yang diperlukan dalam proses nilai tambah sumber
daya alam antara lain sumber daya manusia, kapital, bahan, informasi, pasar, prasarana dan
teknologi harus dipersiapkan dan dimanfaatkan secara andal, efisien dan efektif dalam upaya
meningkatkan produktivitas secara maksimal.
• Upaya di bidang sosial budaya dilakukan pembinaan kualitas sumber daya manusia baik secara
mental, professional, etika dan moral bangsa agar dapat selalu mempunyai greget untuk
3.2. Pengembangan SDA dari segi otonomi daerah
• Filosofo otonomi daerah merupakan salah satu factor/instrumen dalam pelaksanaan demokrasi di
bidang pemerintahan yang didasarkan atas konstitusi, hokum dan etika.
• Otonomi daerah dimaksudkan sebagai suatu system desentralisasi kewenangan yang diltakkan di
daerah untuk meningkatkan pelayanan umum nasional baik secara kualitas maupun kuantitas
yang lebih dekat kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaannya, karena masyarakat berada
di daerah untuk tujuan menciptakan sebesar-besar kesejahteraan bagi masyarakat. Dengan
demikian otonomi daerah diharapkan dapat memenuhi aspirasi daerah secara normatif, standar
dan prosedural. Normatif dalam arti suatu desentralisasi secara utuh, nyata, bertanggung jawab
serta proporsional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya
nasional, perimbangan keuangan Pusat dan Daerah, sesuai prinsip demokrasi, peran serta
masyarakat, pemerataan, keadilan, potensi dan keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar dalam arti bahwa daerah mempunyai
berbagai sumber daya yang diperlukan secara cukup. Prosedural dalam arti memenuhi acuan
peraturan dan perundangan yang berlaku.
• Dengan otonomi daerah diharapkan dapat ditingkatkan daya kreativitas masyarakat untuk
meningkatkan kemampuannya di berbagai bidang baik sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan
keamanan sehingga dicapai suatu kondisi stabilitas di daerah yang dinamis. Dalam pengelolaan,
pemanfaatan dan pengamanan sumber daya alam, hendaknya daerah menyadari bahwa sumber
daya alam menghasilkan komoditi primer yang bernilai tambah masih rendah dan perlu
ditingkatkan ke industri hilirnya menuju terciptanya bahan guna akhir (end use commodity) yang
mengandung nilai tambah semaksimal mungkin. Dalam proses nilai tambah tersebut diperlukan
proses investasi yang panjang serta memerlukan pegelolaan yang cermat.
• Dengan adanya otonomi daerah diharapkan jangan sampai daerah bermental hanya sekedar
meningkatkan berbagai pungutan terhadap para calon investor yang bertujuan sekedar untuk
memenuhi pendapatan asli daerah (PAD),tetapi daerah perlu mwmbuat para investor tertarik
menanamkan modal usahanya di daerah guna mendukung program dan kegiatan pengembangan
wilayah (regional development), sehingga tercipta kesempatan kerja dan kesempatan berusaha
secara luas yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat secara maksimal dari waktu ke
waktu sehingga tercipta suatu kesejahteraan masyarakat secara merata dalam rangka modernisasi
daerah sebagai tujuan dari politik nilai tamah tadi. Secara lebih luas maka kegiatan otonomi
daerah perlu dan harys mampu dikaitkan dalam kerjasama ekonomi sub-regional dan regional
antara lain IMS-GT, IMT-GT, BIMP-EAGA, AIDA, APEC dan skala internasional.
3.3. Wawasan ke depan
• Keamanan wilayah diperlukan untuk penciptaan stabilitas di daerah demi kelancaran
upaya pengelolaan, pemanfaatan, pengamanan serta mobilitas berbagai sumber daya,
termasuk sumber daya alam, komoditi dan jasa guna menunjang kegiatan ekonomi,
sosial, budaya menuju terciptanya keamanan dan kesejahteraan masyarakat dalam
kondisi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara seutuhnya.
• Labih jauh diinginkan dukungan terhadap terciptanya otonomi daerah sebagai upaya
peningkatan pelayanan umum nasional terhadap pemberdayaan masyarakat dengan
berbagai dinamikanya. Berbagai kegiata tersebut diharapkan suatu hasil resultante
positif atas upaya antara pemberdayaan sumber daya termasu sumber daya alam
antar daerah, keamanan wilayah dan penyelenggaraan otonomi daerah sebagi suatu
jaringan yang dinamis.
• Tentangan esensi keberadaan SDA yang terdapat di bumi Indonesia, dapat kita
cermati dari sisi lain bahwa kekayaan alam tersebut merupakan salah satu modal
dasar penting negara Indonesia sehingga konsep pembangunan nasional didasarkan
atas “natural resource based development” dan kekayaan alam tersebut harus
dikelola sebagai misi nasional strategis agar dapat mencapai tujuan nasional.
Tambahan pula bahwa kekayaan alam tersebut adalah sebagai penghasil devisa dan
sumber penting APBN, sebagai penyediaan bahan pangan, sandang, energi dan
bahan baku industri, namun keberadaan potensinya berjumlah terbatas dan tidak
merata di Indonesia.
• Dengan demikian perlu disadari bahwa SDA bukanlah segala-galanya tanpa sumber
daya manusia yang berkualitas dan penuh kreativitas sebagai pengelola. Secara
mendasar perlu pula disadari bahwa SDA tersebut harus dialihkan menjadi modal
akhir sosial sebagai pengayaan kandungan kualitas nasional bangsa Indonesia, agae
mandiri menghadapi hari depannya.
• Dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggi secara sosial budaya, etika dan
moral serta beriman taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa inilah akan dapat kita
ciptakan berbagai nilai tambah prestasi bangsa.
• Demikianlah keterkaitan antara sumber daya alam, keamanan wilayah dan otonomi
daerah bagi terciptanya kesejahteraan bangsa dalam kondisi akhir masyarakat adil
sejahtera.