You are on page 1of 13

always smiLe :)

"aq lah wanita yg paling bahagia krn aq bgtu brhrga dan bgtu d cintai" "aq tak
perlu brlomba, berhias diri dan mnebar pesona pda lelaki buaya" "cantikku adlh
taqwa, bukan brgaya mnggoda..indahku adlh akhlak mulia bkan berbusana
trbuka" "aq tak perlu risau ktika usia tak lagi muda, krna cantikku takkan pudar,
tak sperti make-up tebal" karena itulah wanita muslimah berbahagia.. ^^

Sabtu, 05 Februari 2011


OKSIGENASI

Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar


manusia yang ditujukan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh, aktifitas berbagai organ
atau sel, mempertahankan hidup.
Pemberian oksigen bertujuan memenuhi kebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya
hipoksia.

Saluran pernafasan
 Hidung / mulut
 Faring
 Laring
 Trachea
 Bronkus
 Bronkhiolus
 Alveolus

Proses Oksigenasi
 Ventilasi
Proses ini merupakan proses pertukaran gas antara paru-paru dan udara luar yang
terjadi melalui inspirasi (menghirup udara luar) dan ekspirasi (menghembuskan udara
keluar)
 Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari
kapiler ke alveoli.
 Trasportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 dibawa dari paru keseluruh
tubuh dan CO2 dari seluruh tubuh dibawa ke paru.

Frekuensi pernafasan normal


 Dewasa : 12 – 20 x/menit
 Anak : 20 – 40 x/menit
 Bayi : > 40 x/menit

Gangguan / masalah kebutuhan oksigenasi


1. Hipoksia
Hipoksia merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam
tubuh akibat peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel, sehingga dapat
memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (sianosis).

2. Perubahan pola nafas


a. Takipnea merupakan pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24 x/menit.
b. Bradipnea merupakan pola pernafasan yang lambat abnormal, kurang dari 10 x/menit.
c. Hiperventilasi merupakan proses kompensasi tubuh akibat peningkatan jumlah O2
dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam, ditandai dengan peningkatan
denyut nadi, nafas pendek, nyeri dada, dll
d. Kussmaul merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada
orang dalam keadaan asidosis metabolik.
e. Hipoventilasi merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan CO2 agar pernafasan lebih
lambat dan dalam, ditandai dengan nyeri kepala, penurunan kesadaran, otot-otot
pernafasan lumpuh, dll.
f. Dispnea merupakan sesak nafas atau rasa barat saat bernafasditunjukan dengan retraksi
dada.
g. Ortopnea merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan
pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongestif paru-paru.
h. Cheyne stokes merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik
kemudian menurun dan berhenti, lalu pernafasan dimulai lagi dari siklus baru.
i. Pernafasan paradoksal merupakan pernafasan dimana dinding paru-paru bergerak
berlawan arah dari keadaan normal.
j. Biot merupakan pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi
amplitudonya tidak teratur.
k. Sridor merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pernafasan.

Macam-macam alat pemberian O2


1. Nasal kanul
2. Simple face mask
3. Partial rebreather mask
4. Nonrebreather mask

PROSEDUR PEMBERIAN OKSIGEN

 Persiapan alat :
1. Tabung oksigan
2. Flowmeter oksigen
3. Humidifier
4. Nasal kanul
5. Plester 2 buah
6. 2 buah waskom / kom berisikan Nacl 0,9 %
7. Catton bad / lidi waten dan sarung tangan dalam bak instrumen
8. Tanda peringatan (dilarang meroko, menyalakan api karena oksigen sedang digunakan)
9. Aqua bidest
10. Senter pen light
11. Jam dengan hitungan detik
12. Alat tulis untuk mencatat

 Pelaksanaan tindakan :
1. Persiapan : sambungkan flowmeter dengan oksigen, isi himudifier dengan aqua bidest
sampai batas yang telah ditentukan kemudian sambungkan ke flowmeter
2. Berikan salam
3. Jelaskan tujuan dari tindakan
4. Kontrak waktu untuk melakukan tindakan
5. Dekatkan alat-alat yang disiapkan
6. Petugas mencuci tangan
7. Kaji pernafasan pasien (hitung RR 1 menit penuh)
8. Gunakan sarung tangan
9. Kaji kondisi mulut dan hidung pasien dengan menggunakan senter (bila kotor mintakan
pasien untuk membersihkan, bila pasien tidak sadar bersihkan lubang hidung dengan lidi
waten yang telah dilembabkan dengan cairan Nacl 0,9%)
10. Sambungkan kanul dengan alat pelembap/humidier
11. Kemudian putar flowmeter sesuai dengan program terapi (missal : untuk kanul/kateter
24-44 % / 1-6 liter/menit, sedangkan unutk masker 40% = 5 liter/menit)
12. Masukkan ujung kanul ke dalam waskom yang berisi air untuk memastikan apakah
oksigen telah mengalir dengan baik (tanda oksigen mengalir dengan baik adalah
terdapatnya gelembung-gelembung udara dalam air)
13. Pasangkan nasal kanul pada hidung klien dengan hati-hati dan tidak menimbulkan rasa
sakit serta posisi kanul dengan tepat
14. Beri fiksasi/plester pada kanul dan untuk direkatkan pada samping hidung/pipi klien
15. Rapihkan klien
16. Gantung tanda peringatan pada botol tabung
17. Jelaskan bahwa tindakan sudah selesai
18. Mencuci tangan
19. Catat semua kegiatan yang telah dilakukan, serta respon klien

Gambar alat pemberian oksigen :


Nasal kanul

Indikasi :

- Flow rate: 1-6 L/menit

- Konsentrasi O2 : 20-45%

Keuntungan :

- Pasien dapat makan dan bicara tanpa melepas canula

- Nyaman untuk semua usia

Kerugian :
- Mudah terlepas / salah posisi

- Harus punya lubang hidung yang paten

- Flow rate > 6L/menit tidak dapat diberikan, karena dapat menimbulkan rasa tidak
nyaman

Simple face mask


Indikasi :
- Flow rate: 5-8 L/menit

- Konsentrasi O2 : 40-60%

Keuntungan :

- Efektif untuk pernafasan via mulut atau yang mengalami sumbatan hidung

Kerugian :

- Penggunaan flow rate sedikitnya 5L/menit mencegah rebreatheing CO2

Partial rebreather mask


Indikasi :
- Flow rate: 8-12 L/menit

- Konsentrasi O2 : 50-80%

Keuntungan :

- Mengirimkan O2 dalam konsentrasi tinggi

Kerugian :

- Kantong harus tidak melintir / melipat, dan hindari obstruksi oksigen

Nonrebreather mask
Indikasi :
- Flow rate: 10-15 L/menit

- Konsentrasi O2 : 60-80%

Keuntungan :

- Mengirimkan konsentrasi oksigen yang paling tinggi

Kerugian :

- Mati lemas jika aliran oksigen terobstruksi dan masker rapat menempel, kecuali jika
masker dilengkapi dengan suatu mekanisme katup spring (spring valve) yang dapat
membuka manakala pasien inspirasi.

Tabung oksigen
Flow meter

Humidifier
Diposting oleh yuechan in here di 06.33
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

3 komentar:

1.

hakim tanjung29 Januari 2015 02.42

Postingkan sumbernya dong mbaaak,, Please.


Tuntutan dosen supaya bisa dipertanggung jawabkan,
Dosen udah suka sekali dengan makalah mbak ini, cuma butuh
pertanggungjawaban sumber, Jadi tampilkan dalam DAFTAR
PUSTAKAnya,, Trimakasih :)

Balas

2.

fransisca dena28 Oktober 2015 06.47

terima kasih mbak pengetahuannya :)


Balas

3.

rina6 Juni 2016 08.35

Kalo menghitung dosis pemberian oksigen gmn caranya?mohon


penjabaran dan contohnya

Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

yuechan in here

Lihat profil lengkapku

Menurut anda , saya itu orang yg sperti apa?


Pengikut
Arsip Blog
 ▼ 2011 (12)
o ▼ Februari (6)
 Pembicaraan aku dan temanku .. @nimbuzz
 Takut - Vierra
 Tak Ingin Dicintai - Astrid
 Ku Ingin Kau Mati Saja - Souljah
 OKSIGENASI
 Pemberian Obat Melalui Jaringan Subkutan (SC)
o ► Januari (6)
Tema Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like