Professional Documents
Culture Documents
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penyusunan tugas akhir ini adalah :
1. Merencanakan bentuk perencanaan geometrik
yang sesuai untuk ruas jalan Arimbet - Maju -
Ujung - Bukit - Iwur.
2. Merencanakan konstruksi lapisan perkerasan yang
sesuai untuk ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit
- Iwur dengan umur rencana 10 tahun.
3. Merencanakan dimensi saluran tepi yang
diperlukan sesuai dengan kondisi kontur yang ada. Gambar 1-2 Peta Kabupaten Boven Digoel
4. Mengetahui anggaran biaya yang diperlukan untuk (Sumber : Bag. Tata Pemerintahan Setda Kab. Boven
perencanaan ruas jalan Arimbet - Maju - Ujung - Bukit Digoel)
- Iwur.
2
BAB II Besarnya jarak pandangan henti berdasarkan beberapa
DASAR PERENCANAAN kecepatan rencana ditunjukkan pada Tabel 2-6.
Tabel 2-2 Jarak Pandangan Henti Minimum
Kecepatan d d
II. Rencana
Kecepatan Koefisien
Jalan Vj Gesek
perhitungan perhitungan d desain
Vr untuk Vr untuk Vj (m)
(km/jam) Jalan fm
(km/jam) (m) (m)
2.1 UMUM 30 27 0,400 29,71 25,94 25 - 30
40 36 0,375 44,60 38,63 40 - 45
Perencanaan geometrik secara umum terdiri atas dua 50 45 0,350 62,87 54,05 55 - 65
bagian yaitu alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal, 60 54 0,330 84,65 72,32 75 - 85
70 63 0,313 110,28 93,71 95 - 110
dimana menyangkut aspek-aspek perencanaan elemen 80 72 0,300 139,59 118,07 120 - 140
jalan, tikungan, kelandaian jalan, dan jarak pandangan 100 90 0,285 207,64 174,44 175 - 210
serta kombinasi dari bagian-bagian tersebut, baik untuk 120 108 0,280 285,87 239,06 240 - 285
suatu ruas jalan, maupun untuk perlintasan diantara dua Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,
Sukirman 1994
atau lebih ruas-ruas jalan.
2. Jarak Pandangan Menyiap (JPM)
2.2 PARAMETER PERANCANGAN GEOMETRIK
Jarak Pandangan Menyiap hanya perlu dilihat pada
JALAN RAYA
jalan 2/2 UD.
2.2.1 Kecepatan rencana
d = d1 + d 2 + d 3 + d 4
Besarnya kecepatan rencana tergantung pada kelas
jalan dan kondisi medan sebagaimana ditunjukkan pada Rumus yang digunakan adalah :
Tabel 2-4. at
Tabel 2-1 Kecepatan Rencana (Vr) d 1 = 0.278t 1 V − m + 1
Kecepatan Rencana, Vr (Km/jam) 2
Fungsi
Arteri
Datar
70 - 120
Bukit
60 - 80
Pegunungan
40 - 70 d 2 = 0.278Vt 2
Kolektor
Lokal
60 - 90
40 - 70
50 - 60
30 - 50
30 - 50
20 - 30 d 3 = 30 s.d 100m
Catatan :
2
d4 = × d2
Untuk kondisi medan yang sulit, Vr suatu segmen jalan dapat diturunkan, dengan
syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20 Km/jam.
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar 3
Kota, No. 038/TBM/1997 Besarnya jarak pandangan menyiap berdasarkan
beberapa kecepatan rencana ditunjukkan pada Tabel 2-
2.2.2 Jarak Pandang 7.
Jarak pandang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Jarak Tabel 2-7 Jarak Pandangan Menyiap Minimum
Pandang Henti (JPH) dan Jarak Pandang Mendahului Jarak Jarak Jarak
Jarak
(JPM). Kecepatan Pandangan Pandangan Pandangan
Pandangan
Rencana Menyiap Menyiap Menyiap
1. Jarak Pandang Henti (JPH) Menyiap
Vr Standar Standar Minimum
Minimum
Adalah jarak minimum yang diperlukan oleh (km/jam) Perhitungan Desain Perhitungan
Desain (m)
(m) (m) (m)
pengemudi untuk menghentikan kendaraannya dengan
30 146 150 109 100
aman, begitu melihat adanya halangan di depan. 40 207 200 151 150
Rumus umum Jarak Pandang Henti Minimum (JPH) 50 274 275 196 200
60 353 350 250 250
(Sukirman, 1994) untuk jalan datar, adalah sebagai 70 437 450 307 300
berikut : 80 527 550 368 400
100 720 750 496 500
V2
d = 0.278V.t + 120 937 950 638
Sumber : Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan,
650
254fm
Dimana : Sukirman 1994
d : jarak pandang henti minimum (m)
fm : koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam
arah memanjang jalan 2.3 KLASIFIKASI JALAN
V : kecepatan kendaraan (km/jam)
2.3.1 Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan
t : waktu reaksi = 2,5 detik
Rumus umum Jarak Pandang Henti Minimum (JPH) Menurut fungsi jalan, terdiri atas :
(Sukirman, 1994) untuk jalan dengan kelandaian tertentu, 1. Jalan Arteri : yaitu jalan yang melayani angkutan
adalah sebagai berikut : utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh,
2 kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
V
d = 0.278V.t + dibatasi secara efisien.
254(f ± L) 2. Jalan Kolektor : yaitu jalan yang melayani
angkutan pengumpul/pembagi dengan ciri-ciri
3
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata Berdasarkan waktu tempuh di lengkung peralihan.
sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. VR ⋅ t
3. Jalan Lokal : yaitu jalan yang melayani angkutan Ls =
3,6
setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan Berdasarkan landai relatif.
masuk tidak dibatasi. Ls ≥ (e + e n ) ⋅ B ⋅ m maks
Berdasarkan rumus Modifikasi Shortt.
2.3.2 Klasifkasi Menurut Medan Jalan 3
VR V e
1. Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi Ls = 0.022 − 2.727 R
sebagian besar kemiringan medan yang diukur RC C
tegak lurus garis kontur. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian.
2. Klasifikasi menurut medan jalan untuk
Ls =
(e maks − e n ) VR (2.15)
perencanaan geometrik dapat dilihat dalam Tabel 2-9. 3.6 ∗ re
Tabel 2-9 Klasifikasi Menurut Medan Jalan
Dari ke empat persamaan tersebut, panjang lengkung
Kemiringan Medan peralihan, Ls yang digunakan untuk perencanaan
No. Jenis Medan Notasi
(%) adalah Ls dengan nilai yang terbesar.
ditunjukkan pada Tabel 2-12. Gambar 2-2 Diagram Superelevasi Lengkung Busur Lingkaran
Perhitungan lengkung peralihan, Ls adalah sebagai Sederhana (full circle)
(Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)
berikut :
4
Secara umum lengkung spiral – spiral
2. Lengkung busur lingkaran dengan lengkung digunakan jika nilai superelevasi e ≥ 3% dan
peralihan (spiral – circle – spiral) panjang Ls ≤ 20 meter. Bentuk lengkung
Secara umum lengkung spiral – circle – dapat dilihat pada Gambar 2-10.
spiral digunakan jika nilai superelevasi e ≥
3% dan panjang Ls > 20 meter. Ts
E
p SC=CS
Ts k
θs θs
E
Xs Ys Ls R R Ls
p SC CS
Lc ST
k TS
θs θs
Ls R R Ls
ST
Ts
Gambar 2-5 Lengkung Peralihan (spiral – spiral)
(Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)
Gambar 2-3 Lengkung busur lingkaran dengan
lengkung peralihan (spiral – circle – spiral)
(Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya) Parameter lengkung spiral – spiral :
1
Parameter lengkung spiral – circle – spiral :
θs = ∆
2
90 Ls Ls 2
θs = p= − R (1 − cos θs )
πR 6R
Lc =
(∆ − 2 θs ) π R Ls 2
180 k = Ls − − R sinθs
40 R 2
Ls 2
p= − R (1 − cos θs ) Ts = (R + p ) ⋅ tg(θs ) + k
6R
E=
(R + p ) − R
Ls3
k = Ls − − R ⋅ sinθi cosθs
40 R 2 Besarnya Ls pada tipe lengkung ini adalah
1 didasarkan pada landai relatif minimum.
Ts = (R + p ) ⋅ tg ∆ + k ) Ls ≥ (e + e n ) ⋅ B ⋅ m maks ............ (2.13)
2
BINA MARGA
(R + p)
E −R
1
cos ∆ e
2
en = 2% en = 2%
Ls 2 e
Xs = Ls 1 − .............. (2.26)
2
40 ⋅ R
TS SC=CS ST
Ls 2
Ys = .................................. (2.27)
6 ⋅R
Ls Ls
Bentuk diagram superelevasi dapat dilihat Gambar 2-6 Diagram Superelevasi Lengkung Peralihan
pada Gambar 2-9. (spiral– spiral)
BINA MARGA (Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)
e
2% 2%
2.4.1.8 Jarak Kebebasan Samping
e Pandangan pengemudi kendaraan yang bergerak pada
TS SC CS ST lajur tepi dalam rentan terhalang oleh gedung, tebing
Ls Lc Ls
dan lainnya.
Gambar 2-4 Diagram Superelevasi Lengkung Busur 1. Jika jarak pandangan, S lebih kecil daripada
Lingkaran dengan Lengkung Peralihan (spiral – circle – spiral) panjang total lengkung (lihat Gambar 2-12)
(Sumber : Modul Rekayasa Jalan Raya)
399
L = 2S − 2.5.3.2 Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
A
Jika JPM yang dipakai; Untuk menghitung Angka Ekivalen (E) masing-masing
h1=120cm, h2=120cm, maka : golongan beban sumbu untuk setiap kendaraan
ditentukan menurut rumus berikut ini :
960
L = 2S − P
4
A E sumbu tunggal =
c) Keluwesan bentuk Lv = 0,6V 5,40
3⋅ V ⋅ D
d) Syarat waktu perjalanan 3 detik Lv = 4
3,6 P
E sumbu ganda =
A 8,16
e) Syarat penyerapan guncangan Lv = V 2
360 Sumber : SNI 07-2416-1991
f) Ketentuan drainase Lv = 50A
A ⋅V 2 2.5.3.3 Perhitungan Lalu Lintas
g) Syarat kenyamanan mengemudi Lv = Lintas Ekivalen Permulaan (LEP) dihitung dengan
380
rumus:
n
LEP = ∑ LHR j × C j × E j
2.5 KONSTRUKSI PERKERASAN LENTUR
(FLEXIBLE PAVEMENT) j=1
Lintas Ekivalen Akhir (LEA) dihitung dengan rumus
2.5.1 Karakteristik Perkerasan Lentur n
LEA = ∑ LHR j (1 + i ) × C j × E j
ur
Alasan pemilihan perkerasan lentur adalah :
tanah dasarnya relatif bagus (CBR min 5%) j=1
biayanya lebih murah Lintas Ekivalen Tengah (LET) dihitung dengan
banyak dilewati kendaraan kecil rumus
LEP + LEA
2.5.2 Susunan Lapisan Konstruksi Perkerasan LET =
2
Lentur
Lintas Ekivalen Rencana (LER) dihitung dengan
Konstruksi perkerasan terdiri dari (lihat Gambar 2-25) rumus :
: LER = LET + FP
lapisan permukaan (surface course) UR
lapisan pondasi atas (base course) FP =
lapisan pondasi bawah (sub base course) 10
7
Tabel 2-18 Koefisien Distribusi Kendaraan 2.6.1 Intensitas Hujan Rencana (I)
Kendaraan Kendaraan Adapun persamaannya menggunakan Rumus
Ringan Berat Mononobe :
Jumlah
(Berat total < 5 (Berat total > 5 2
lajur
ton) ton) R 24 24 3
I=
1 Arah 2 Arah
1
2 Arah 24 t c
Arah
2.6.2 Waktu Konsentrasi (tc)
1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00 Perhitungan harga I tergantung dari besarnya tc, yaitu
2 lajur 0,60 0,50 0,75 0,50 waktu yang diperlukan oleh titik air yang berada di
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,475 tempat terjauh menuju saluran tepi. Besarnya dihitung
4 lajur - 0,30 - 0,450 dengan rumus :
5 lajur - 0,25 - 0,425
tc = to + tf
6 lajur - 0,20 - 0,400
L
tf =
Sumber : Petunjuk Perencanaan Lentur Jalan Raya dengan v
Metode Analisa Komponen
2.6.3 Koefisien Pengaliran (C)
2.5.4 Daya Dukung Tanah Dasar (DDT)
Daya dukung tanah dasar (subgrade) pada perkerasan C gab =
∑ (C .A ) .............................................(2.90)
i i
ratio).
Nilai DDT dapat dicari dengan menggunakan rumus
dari Bina Marga: 2.6.4 Debit Saluran
DDT = 4,3 log(CBR %) + 1,7 Untuk perhitungan air hujan yang perlu dibuang,
menggunakan rumus Rasional:
1
2.5.5 Indeks Tebal Perkerasan (ITP) Q= ⋅ C ⋅ I ⋅ A .............................................(2.93)
Dalam menentukan tebal perkerasan digunakan 3,6
perumusan sebagai berikut:
ITP = a1D1 + a 2 D 2 + a 3 D 3 2.6.5 Dimensi Saluran
Bentuk penampang saluran dipilih berdasarkan jenis
2.6 SALURAN TEPI JALAN tanah dasar, kedalaman saluran, kecepatan aliran dan
Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah lahan yang tersedia. Dalam Tugas Akhir ini
: direncanakan saluran berpenampang trapesium.
h) Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar
tidak terjadi genangan. 2.7 GALIAN DAN TIMBUNAN
i) Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh Perhitungan volume tanah pada pekerjaan galian dan
adanya jalan raya ke alur-alur alam, sungai atau timbunan dilakukan dengan metode Double End Areas
badan air lainnya. (luas ujung rangkap).
j) Mengalirkan air irigasi atau air buangan melintasi
Volume =
(A1 ⋅ A 2 ) ⋅ L ..................................(2.100)
jalan raya, sehingga fungsinya tidak terganggu. 2
Hujan rata-rata X =
∑x
2.8 ANGGARAN BIAYA
n
∑ (x ) − X∑ x
2
Anggaran biaya tiap-tiap pekerjaan didapatkan dengan
mengalikan masing-masing volume pekerjaan dengan
Standar deviasi Sx =
n −1 masing-masing harga satuan pekerjaan. Harga satuan
Frek. Hujan pada periode ulang T : pekerjaan ini dapat dilihat pada Lampiran.
R T = X + K ⋅ Sx
YT − Yn
Faktor frek. K =
Sn
8
BAB III
METODOLOGI
2
3,003 Ls3
f (D) = 0,0226 ⋅ + 3,003 ⋅ 0,00549 = 0,024 k = Ls − − R sin θs
6,994 40 ⋅ R 2
(e + f ) = (emax + f max ) × D = (0,1 + 0,153) ×
3,003 = 50 3
= 50 − − 477 sin 3,003
D max 12,784 40 ⋅ 477 2
0,059 = 24,998 m
Maka : 1
e = (e + f ) − f (D) Ts = (Rd + p ) × tg ∆ + k
2
= 0,059 − 0,024 1
= 0,0354 = (477 + 0,219)× tg ⋅ 60,153 + 24,998
2
= 3.54% = 301,368 m
Sehingga : (R + p) − R (477 + 0,219)
Nilai superelevasi yang digunakan adalah: e = E= = − 477 = 74,469 m
1 1
0,0354 cos ∆ cos ⋅ 60,153
2 2
3. Mencari besarnya panjang lengkung peralihan. Ls
2
502
• Berdasarkan waktu tempuh maksimal di lengkung Xs = Ls1 −
2
= 501 −
40 ⋅ 4772 = 49,956 m
peralihan 40 ⋅ R
Vd × t 60 × 3 Ls 2 50 2
Ls = = = 50 m Ys = = = 0,874 m
3,6 3,6 6 ⋅ R 6 ⋅ 477
• Berdasarkan landai relatif
Untuk VD = 60 km/jam, landai relatif maksimum 5. Stationing Titik Parameter Lengkung Horisontal
(mmax) = 125 (Tabel 2- • STA Start = 0+000
11). Ls = (e + e n ) ⋅ B ⋅ m max = (0,0354 + 0.02) ⋅ 3,5 ⋅125 =22,2 • STA TS = STA Start + (L1 aktual – Ts)
27 m = 0+000 + (868,000 – 301,368)
• Berdasarkan rumus Modifikasi Shortt = 0+566.63
Koefisien perubahan kecepatan (C) diambil = 0,4 m/dt3 • STA SC = STA TS + Ls
= 0+566.63 + 50
Vd 3 Vd ⋅ e
Ls = 0,022 − 2,727 = 0+616.63
R ⋅C C
• STA CS = STA SC + Lc
603 60 ⋅ 0,032
= 0,022 − 2,727 = 0+616.63 + 450.784
477 ⋅ 0,4 0,4 = 1+067.42
= 10,435 m • STA ST = STA CS + Ls
• Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan = 1+067.42 + 50
kelandaian = 1+117.42
Untuk Vd ≤ 70 km/jam, tingkat perubahan
kemiringan jalan (Re) = 0.035 m/m/dt. 6. Diagram Superelevasi Lengkung Horisontal
(e max − e n ) ⋅ Vd = (0,1 − 0,02) ⋅ 60 = Untuk perencanaan kali ini, penggambaran
Ls = 38,095 diagram superelevasi menggunakan metode
3,6 ⋅ re 3,6 ⋅ 0,035
AASHTO. Sehingga contoh diagram superelevasi
m untuk PI1, terlihat pada Gambar 4-2.
Sehingga :
Lengkung peralihan diambil yang terpanjang, Ls = 50 PI 1
m.
4. Mencari parameter-parameter lengkung horizontal TS SC CS ST
90 ⋅ Ls 90 ⋅ 50 as jalan 3.54% as jalan
π⋅R π ⋅ 477
-2%
Lc = =
180 180 Gambar 4-2. Contoh Diagram Superelevasi untuk PI 1.
m
Ls 2
p= − R (1 − cos θs)
6⋅R
502
= − 477(1 − cos 2,5)
6 ⋅ 477
= 0,219 m
12
A ⋅ S2 = 4,00 ⋅ 85
2
A ⋅ Lv
= 4,00 ⋅ 69,22 = 0,346 m
p m 0.219 0.219 0.219 0.219 0.219 0.219
k m 24.998 24.998 24.998 24.998 24.998 24.998 Ev =
Ts m 301.368 366.993 175.835 246.422 399.820 311.526 800 800
• Stationing titik parameter lengkung vertikal
E m 74.469 110.110 23.489 49.086 129.819 79.629
Xs m 49.986 49.986 49.986 49.986 49.986 49.986
Ys
L Total
m
m
0.874
550.78
0.874
643.20
0.874
342.06
0.874
464.44
0.874
685.17
0.874
565.85
cekung
Perhitungan STA STA PPV = 1+500
TS - 0 + 566.63 1 + 569.95 4 + 786.47 5 + 499.45 7 + 028.79 8 + 104.93
SC - 0 + 616.63 1 + 619.95 4 + 836.47 5 + 549.45 7 + 078.79 8 + 154.93 STA PLV = STA PPV – L/2
CS
ST
-
-
1 + 067.42
1 + 117.42
2 + 163.15
2 + 213.15
5 + 078.53
5 + 128.53
5 + 913.89
5 + 963.89
7 + 663.95
7 + 713.95
8 + 620.78
8 + 670.78
= 1+500 - (69,22/2)
= 1+500 – 34,61 = 1+465
STA PTV = STA PPV + (S – L/2)
4.2.3 Perencanaan Alinyemen Vertikal = 1+500 + (85 - (69,22/2))
Dalam menentukan panjang lengkung vertikal cembung = 1+500 + 50,39 = 1+550
dengan tipe jalan 2/2UD digunakan Jarak Pandangan • Perhitungan elevasi titik parameter lengkung
Menyiap (JPM). Sedangkan perencanaan alinyemen vertikal cekung
vertikal cekung digunakan Jarak Panjang Henti (JPH). Elevasi PPV = +350
1. Contoh Perhitungan Lengkung Vertikal Cekung Elevasi PPV’ = Elevasi PPV + Ev
pada PPV-1. = +350 + 0,346
• Penentuan jarak pandangan henti (JPH) : = +350,346
VD = 60 km/jam, dan diambil nilai f = 0,33. Elevasi PLV = Elevasi PPV + (g1% x L/2)
JPH = 75 s.d 85 m (berdasarkan Tabel 2-6). = +350 + (0% x (69,22/2))
= +50
V2
d = 0.278V.t + Elevasi PTV = Elevasi PPV + (g2% x (S - L/2))
254fm = +350 + (4,00% x (85- (69,22/2))
60 2 = +352,02
d = 0.278 × 60 × 2,5 + = 88,944 m
254 × 0,33
Sehingga untuk perencanaan kali ini, JPH diambil 2. Contoh Perhitungan Lengkung Vertikal
nilai maksimum (JPH = 85 m). Cembung pada PPV-2.
• Perhitungan perbedaan aljabar : • Penentuan jarak pandangan menyiap (JPM) :
g1 = 0% dan g2 = 4,00% JPM = 250 s.d 350 m (berdasarkan Tabel 2-7)
a. t1 = 2,12 + 0,026 V
A = g1 ± g 2 =(0 - 4,00) = -4,00…(LV Cekung)
= 2,12 + 0,026 x 60 = 3,68 detik
• Perhitungan Panjang Lengkung (L) a = 2.052 + 0,0036 V
a. Untuk S < L = 2.052 + 0,0036 x 60
13
B m 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698 2.698
U m 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098 0.098
Z m 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288
Bt m 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685 7.685
?b m 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685 0.685
? b te rpakai m 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
15
Data Perencanaan
Abahu = Wb x L = 2 x 1200 = 2400 m2 = 0.0024 g jalan
L saluran
0.00%
600.00
3.29%
1400.00
1.23%
1600.00
3.33%
1200.00
0.68%
1800.00
1.22%
1400.000
0.66%
800.000
-
m
km2 Material sal Lempung Lempung Lempung Lempung Lempung Lempung Lempung -
1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 1.1 m/dt
Aaspal+bahu = 0.0042 + 0.0024 = 0.0066 km2
V rencana sal
Lebar jalan 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 m
Lebar bahu 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 m
Luasan lereng didapatkan dari pembacaan luas w 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 m
Perhitungan Inlet Time (t o) Jalan
2% 2% 2% 2% 2% 0.020 0.020 m
pada peta dengan menggunakan program sa
x 0.000 5.758 2.153 5.828 1.190 2.135 1.155 m
AutoCad. L1
Δhg
3.500
0.000
6.738
0.189
4.109
0.026
6.798
0.194
3.697
0.008
4.100
0.026
3.686
0.008
m
m
Alereng = 13165.32 m2 = 0.01316532 km2 Δhs 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 0.070 m
Δh 0.070 0.259 0.096 0.264 0.078 0.096 0.078 m
Atotal = 0.0066 + 0.01316532 = 0.01976532 km2 i 0.020 0.039 0.023 0.039 0.021 0.023 0.021 -
nd 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 -
to aspal 0.848 0.988 0.880 0.990 0.859 0.880 0.858 menit
• Koefisien pengaliran (Tabel 2-26) w 2 2 2 2 2 2 2 m
Perhitungan Waktu Inlet Time (t o) - Perhitungan Inlet Time (to) Bahu
sb 4% 4% 4% 4% 4% 4% 4% m
Permukaan aspal = C1 = 0.7 x 0.000 1.645 0.615 1.665 0.340 0.610 0.330 m
L2 2.000 2.590 2.092 2.602 2.029 2.091 2.027 m
Bahu jalan asumsi tanah berbutir kasar = C2 = 0.1 Δhg 0.000 0.054 0.008 0.055 0.002 0.007 0.002 m
0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 0.080 m
Bagian luar jalan pegunungan (lereng) = C3 = Δhs
Δh 0.080 0.134 0.088 0.135 0.082 0.087 0.082 m
0.75 i
nd
0.040
0.200
0.052
0.200
0.042
0.200
0.052
0.200
0.041
0.200
0.042
0.200
0.041
0.200
-
-
Koefisien pengaliran gabungan : to bahu 1.990 2.114 2.012 2.117 1.997 2.011 1.997 menit
Lereng
C Gab. =
i 19.87% 22.13% 23.78% 24.46% 15.42% 15.67% 21.03% -
nd 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 0.800 -
A Total to lereng 30.133 36.626 32.363 33.260 36.603 36.020 29.774 menit
to aspal+bahu 2.838 3.102 2.892 3.107 2.856 2.891 2.855 menit
Konsentasi
= 0.66 Intensitas I aspal+bahu 507.512 391.749 397.414 423.584 366.658 394.507 485.707 mm/jam
m2
Pengaliran (A)
F
Perencanaan
Perhitungan dimensi saluran tepi jalan : h rencana 0.90 0.88 0.90 0.87 0.84 0.83 0.90 m
b rencana 0.75 0.73 0.74 0.72 0.70 0.69 0.75 m
Kecepatan saluran yang diijinkan 1.1 m/dt. w 0.67 0.66 0.67 0.66 0.65 0.64 0.67 m
v 1.1
Dengan kemiringan talud 1:1, maka direncanakan
lebar saluran b = 0,828h.
• Tinggi muka air (h) :
F=h(b+m.h) = h(0.828h+1.h)
16
4.6 PERHITUNGAN GALIAN DAN TIMBUNAN Dari hasil perhitungan, didapatkan total volume galian
JALAN sebesar 838.455,52 m3 dan timbunan sebesar 473.756,84
Dan untuk perhitungan luas galian dan timbunan ini m3.
diambil dari pengukuran luas dari gambar dalam program 4.7 PERENCANAAN RAMBU DAN MARKA
AutoCAD dengan skala 1:200. Dan berikut ini adalah JALAN
perhitungan galian dan timbunan untuk segmen 1 (STA Jenis rambu yang dipakai dapat dilihat pada Tabel 4-19.
0+000 s.d 0+100). Tabel 4-20 Jenis Rambu
• Pada gambar pot. melintang STA 0+000, didapat : Jenis
Nomor Keterangan Rambu
Luas galian = 0.972 cm2 = 1.944 m2 aktual Rambu
Luas Timbunan = 0.3709 cm2 = 0.7418 m2 aktual Peringatan 1a Tikungan ke kiri
• Pada gambar pot. melintang STA 0+100, didapat : 1b Tikungan ke kanan
Luas galian = 0.00 cm2 = 0.00 m2 aktual 2a Turunan
Luas Timbunan = 11.6265 cm2 = 23.253 m2 aktual
2c Tanjakan
• Perhitungan galian :
Luas galian rata-rata segmen 1 : Larangan 6 Larangan Mendahului
1.944 + 0 Sumber : Tata Cara Pemasangan Rambu Dan Marka
A rata-rata = = 0.972 m2 Jalan Perkotaan NO. 01/P/BNKT/1991
2 Berikut akan ditabelkan lokasi penempatan rambu yang
Volume galian segmen 1 : dapat dilihat pada Tabel 4-21.
Volgalian = A rata −rata ⋅ L = 0.972 ⋅ 100 = 97.2 m3
Tabel 4-20 Lokasi Penempatan Rambu
• Perhitungan timbunan : Lokasi
0.7418 + 23.253
No. STA No. Rambu Jenis Keterangan
Rambu
A rata-rata = = 11.9974 m2 1 0 + 487 6 Larangan Kiri Jalan Larangan Mendahului
2 2 1 + 187 1a Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kiri
Volume timbunan segmen 1 : 3 1 + 480 1a Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kiri
Voltimbunan = A rata−rata ⋅ L = 11.9974 ⋅ 100 = 1199.74 m3 4 1 + 480 2c Peringatan Kiri Jalan Tanjakan
5 2 + 320 1b Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kanan
Tabel 4-19 Perhitungan Vol. Galian Dan Timbunan 6 2 + 320 2a Peringatan Kanan Jalan Turunan
Luas Area
STA
Jarak
(skala) Luas Area (m 2)
Luas Rata-Rata
Volume/100m (m3) Volume/200m (m3) 7 2 + 920 2c Peringatan Kiri Jalan Tanjakan
(m) Cut Fill Cut Fill (m 2) Cut Fill Cut Fill 8 3 + 520 2a Peringatan Kiri Jalan Turunan
0 + 000 0.972 0.371 1.944 0.742
100 0.972 11.997 97.200 1199.740
9 3 + 520 6 Larangan Kiri Jalan Larangan Mendahului
0 + 100 0.000 11.627 0.000 23.253 97.20 5099.59 10 3 + 680 2a Peringatan Kanan Jalan Turunan
100 0.000 38.999 0.000 3899.850
0 + 200 0.000 27.372 0.000 54.744
11 3 + 680 6 Larangan Kanan Jalan Larangan Mendahului
100 0.000 44.232 0.000 4423.200 12 4 + 708 1b Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kanan
0 + 300 0.000 16.860 0.000 33.720 0.00 4423.20
13 4 + 880 2a Peringatan Kanan Jalan Turunan
100 0.000 24.460 0.000 0.000
0 + 400 0.000 7.600 0.000 15.201 14 5 + 209 1a Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kiri
100 0.000 11.261 0.000 1126.110 15 5 + 420 1b Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kanan
0 + 500 0.000 3.661 0.000 7.321 672.20 1492.18
100 6.722 3.661 672.200 366.070 16 5 + 720 2a Peringatan Kiri Jalan Turunan
0 + 600 6.722 0.000 13.444 0.000 17 6 + 044 1a Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kiri
100 27.389 0.000 2738.910 0.000
0 + 700 20.667 0.000 41.334 0.000 8605.66 0.00
18 6 + 420 2c Peringatan Kiri Jalan Tanjakan
100 58.668 0.000 5866.750 0.000 19 6 + 580 2c Peringatan Kanan Jalan Tanjakan
0 + 800 38.000 0.000 76.001 0.000
100 68.679 0.000 6867.900 0.000
20 6 + 949 1b Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kanan
0 + 900 30.679 0.000 61.357 0.000 12307.08 0.00 21 7 + 267 2a Peringatan Kanan Jalan Turunan
100 54.392 0.000 5439.180 0.000
22 7 + 792 1a Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kiri
1 + 000 23.713 0.000 47.426 0.000
100 51.999 0.000 5199.930 0.000 23 8 + 024 1a Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kiri
1 + 100 28.286 0.000 56.572 0.000 11725.01 0.00 24 8 + 320 2a Peringatan Kiri Jalan Turunan
100 65.251 0.000 6525.080 0.000
1 + 200 36.965 0.000 73.929 0.000 25 8 + 751 1b Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kanan
100 41.884 0.000 4188.390 0.000 26 8 + 720 2c Peringatan Kiri Jalan Tanjakan
1 + 300 4.919 0.000 9.838 0.000 4680.31 1457.81
100 4.919 14.578 491.920 1457.810
27 8 + 880 2c Peringatan Kanan Jalan Tanjakan
1 + 400 0.000 14.578 0.000 29.156 28 9 + 062 1b Peringatan Kiri Jalan Tikungan Ke Kanan
100 0.000 25.348 0.000 2534.800
0.00 4242.53
29 9 + 280 2a Peringatan Kanan Jalan Turunan
1 + 500 0.000 10.770 0.000 21.540
100 0.000 17.077 0.000 1707.730 30 9 + 720 2a Peringatan Kiri Jalan Turunan
1 + 600 0.000 6.307 0.000 12.615 31 9 + 816 1a Peringatan Kanan Jalan Tikungan Ke Kiri
100 0.000 8.069 0.000 806.920
1 + 700 0.000 1.762 0.000 3.524 479.95 983.10
100 4.800 1.762 479.950 176.180
1 + 800 4.800 0.000 9.599 0.000 Selain itu perencanaan jalan baru ini juga menggunakan
100 4.800 1.331 479.950 133.130
1 + 900 0.000 1.331 0.000 2.663 479.95 722.31
marka jalan yang juga berfungsi sebagai pengatur lalu
2 + 000
100
0.000 4.561 0.000 9.121
0.000 5.892 0.000 589.180 lintas. Marka jalan pada perencanaan ini terdiri dari :
100 6.711 4.561 671.120 456.050 Marka memanjang berupa garis menerus.
2 + 100 6.711 0.000 13.422 0.000 3583.25 456.05
100 29.121 0.000 2912.130 0.000 Terdapat pada bagian tengah jalur jalan yang
2 + 200
100
22.410 0.000 44.820 0.000
52.971 0.000 5297.130 0.000
berfungsi sebagai pemisah jalur atau lajur jalan
2 + 300 30.561 0.000 61.122 0.000 12273.79 0.00 yang tidak boleh dilalui kendaraan dan memberi
100 69.767 0.000 6976.660 0.000
2 + 400 39.205 0.000 78.411 0.000 tahu pada pengemudi agar tidak mendahului
100 39.205 4.868 3920.540 486.750
2 + 500 0.000 4.868 0.000 9.735 3920.54 5623.93 kendaraan di depannya atau dilarang melintasi
2 + 600
100
0.000 46.504 0.000 93.009
0.000 51.372 0.000 5137.180
marka.
17
Tabel 2-22 Perhitungan Panjang Marka jalan ini direncanakan rambu lalu lintas sebanyak
Ls 2Ls + Lc Lebar Marka 93 buah.
PI Lc (m) Luas Marka (m2 )
(m) (m) (m)
1 50 551.570 651.570 0.12 78.188 • Pekerjaan Marka
2 50 662.592 762.592 0.12 91.511 a. Marka Putus-Putus
3 50 300.835 400.835 0.12 48.100 Pjg pemasangan = Pjg total – Total (2Ls+Lc)
4 50 447.852 547.852 0.12 65.742 = 31200 - 8136.259 =
5 50 713.000 813.000 0.12 97.560
23063.741 m
6 50 569.669 669.669 0.12 80.360
7 50 603.338 703.338 0.12 84.401 Jumlah marka = 23063.741 / (3+5) = 2883
8 50 94.931 194.931 0.12 23.392 buah
9 50 484.069 584.069 0.12 70.088 Panjang marka total = 2883 x 3 = 8649 m
10 50 639.011 739.011 0.12 88.681 Luas marka total = 8649 x 0.12 = 1037.88 m2
11 50 346.870 446.870 0.12 53.624 b. Marka Menerus
12 50 64.559 164.559 0.12 19.747
13 50 92.057 192.057 0.12 23.047
Pjg marka total = Total (2Ls+Lc)
14 50 115.336 215.336 0.12 25.840 = 8136.259 m
15 50 319.926 419.926 0.12 50.391 Luas marka total = 8136.259 x 0.12 = 976.351
16 50 98.258 198.258 0.12 23.791 m2
17 50 332.386 432.386 0.12 51.886 Sehingga luas marka total:
Total 8136.259 976.351 Total = 1037.88 + 976.351 = 2014.231 m3
Marka memanjang berupa garis menerus putus-putus.
Terdapat pada bagian tengah jalur jalan yang Tabel 4-23 Perhitungan Biaya Pekerjaan
berfungsi sebagai pembatas lajur jalan. No. Uraian Satuan
Jumlah
• Galian Tanah
Volume galian sebesar 838.455,52 m3.
2 Pekerjaan Perkerasan Jalan
Pondasi Bawah Sirtu Kelas B m3 21840.00 Rp1,156,884.58 Rp25,266,359,227.20
• Timbunan Tanah Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A m3 43680.00 Rp1,545,351.70 Rp67,500,962,256.00
m3
Volume timbunan sebesar 473.756,84 m3.
Lapis Permukaan Laston MS 590 17472.00 Rp4,243,582.93 Rp74,143,880,952.96
= 21840 m3
• Pekerjaan Lapis Pondasi Atas Batu Pecah Kelas A BAB V
Volume = Tebal batu pecah xLebar jalur x KESIMPULAN DAN SARAN
Panjang Jalan 5.1 KESIMPULAN
= 0.20 x 7 x 31200 Berdasarkan hasil perencanaan yang telah dilakukan
= 43680 m3 dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik
• Pekerjaan Lapis Permukaan Laston MS 590 beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Volume = Tebal laston x Lebar jalur x Panjang 1. Geometrik Jalan
Jalan Alinyemen horisontal ruas jalan ini terbentuk
= 0.08 x 7 x 31200 sepanjang 31.20 km dan terdiri dari 17 PI (Point of
= 17472 m3 Intersection) dengan lengkung horizontal S-C-S
3. Pekerjaan Drainase (Spiral-Circle-Spiral).
Ruas kiri : Alinyemen vertikal ruas jalan ini terbentuk
Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran sebanyak 35 PPV, yang terdiri dari 18 PPV
= 1,44 x 31200 lengkung cekung, dan 17 PPV lengkung cembung.
= 44928 m3
Ruas kanan : 2. Tebal Konstruksi Perkerasan
Volume = Luas penampang saluran x pjg saluran Untuk perencanaan tebal perkerasan, dengan
= 1,44 x 31200 LER (Lintas Ekivalen Rencana) = 6,605 < 1000
= 44928 m3 kendaraan per hari (umur rencana 10 tahun) ;
Volume total = 44928 m3 + 44928 m3 = 89856 m3. persentase kendaraan berat > 30% ; dan nilai CBR
tanah dasar 5,61 %, maka didapat :
4. Pekerjaan Rambu Dan Marka • Lapisan Surface Laston (MS 590) dengan tebal
• Pekerjaan Rambu Lalu Lintas 8cm.
Rambu-rambu lalu lintas digunakan untuk • Lapisan Base Batu Pecah Kelas A dengan tebal
memperlancar lalu lintas. Dalam perencanaan 20cm.
18
• Lapisan Sub-Base Sirtu Kelas B dengan tebal
10cm.
5.2 SARAN
Setelah melakukan serangkaian perencanaan
dalam tugas akhir ini, saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai berikut :
1. Baiknya untuk jalan arteri, type jalan yang
ideal adalah 4 lajur 2 arah, baik itu 4/2 UD
maupun 4/2 D. Namun dalam kesempatan ini
hal ini tidak dapat lakukan karena disesuaikan
dengan data yang ada, yaitu lebar ROW =15m.
2. Pada alinyemen horizontal, persilangan jalan
dengan air (sungai) harus diusahakan tegak
lurus, agar bangunan persilangan menjadi
lebih pendek atau singkat. Baiknya tidak
terdapat bangunan persilangan dengan air
(sungai) di sepanjang tikungan.
3. Untuk alinyemen vertikal, kelandaian
maksimum yang digunakan harus
memperhatikan bentuk kontur eksisting tanah.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi volume
galian dan timbunan yang besar.