You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/326679381

ANALISIS RISK DAN RETURN UNTUK PENENTUAN PROPORSI DANA DALAM


PORTOFOLIO OPTIMAL (METODE CAPM)

Conference Paper · May 2014

CITATIONS READS

0 21

2 authors, including:

Nusa Muktiadji
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
50 PUBLICATIONS   107 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Finance Research View project

All content following this page was uploaded by Nusa Muktiadji on 29 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS RISK DAN RETURN UNTUK PENENTUAN
PROPORSI DANA DALAM PORTOFOLIO OPTIMAL
(METODE CAPM)

ARYANDI AGUS PRASETIA DAN NUSA MUKTIADJI


STIE KESATUAN

ABSTRACT
In an effort to reduce the risk, investors will diversify the investment of the
funds that are owned or called as portfolio. An author in this research will form a
portfolio which have a high return on a certain risk or having a low risk at the
certain rate of return or called as efficient portfolio. An efficient portfolio is not
necessarily to be a media investment for investor, therefore need to be counted
again until formed an optimal portfolio.
Analysis method used in this research is Capital Asset Pricing Models
(CAPM). CAPM is a method that uses the beta to link risk and return together.
The data for this research is stock which joined LQ45 index, where the data
selected before based on stocks consintency joined LQ45 index, than were
selected based on the risk premium. After that, selected again based on the
smallest standard deviation.
In 2011, there are 4 stocks which can be made as optimal portfolio,
because have ERB>Ci, the stocks is GGRM, JSMR, ASII, and BBCA. In 2012,
there are 2 stocks which can be made as optimal portfolio because have
ERB>CI, the stocks is PGAS and ICBP. In 2013, there are no stocks to be made
as portfolio because all stocks have ERB<Ci. In 2011 the proportion of funds in
each stocks is , GGRM = 28,006%, JSMR = 56,594%, ASII = 10.519% and
BBCA = 4.881%. Meanwhile, in 2012 the proportion of funds in each stocks is
PGAS = 34,295% and ICBP = 65,705%.
In term of expected return of portfolio, an optimal portfolio in 2011 have an
expected return 0,577% with variance and standard deviation of portfolio 0,144%
and 3,794%. Meanwhile, for optimal portfolio in 2012 have expected return
0,586% with variance and standard deviation of portfolio 0,628% and 5,174%.

Keywords : Return, Risk, Optimal Portfolio, Proportion of the Funds, CAPM

PENDAHULUAN

Setiap investasi yang dilakukan oleh para investor pasti mempunyai tingkat
risk and return, dimana tentunya para investor ingin sebisa mungkin untuk
mengurangi resiko dan mendapatkan tingkat imbal hasil atau return. Imbal hasil
merupakan tingkat pengembalian yang kita harapkan atas suatu investasi. Imbal
hasil bagi investor yang menanamkan dananya di saham dapat berupa deviden
dan capital gain. Deviden merupakan bagian laba dari perusahaan yang
dibagikan kepada para pemegang saham, sementara capital gain merupakan
selisih (positif) antara harga jual saham dikurangi harga belinya. Sementara itu,
resiko merupakan kemungkinan kejadian yang tidak diinginkan terjadi, contohnya
seperti resiko kerugian atau resiko tidak terpenuhinya keuntungan yang
diharapkan dan resiko-resiko lainnya.
Dalam usaha untuk mengurangi resiko, investor akan melakukan
diversifikasi atau penganekaragaman investasinya atas dana atau modal yang
dimiliki. Modal yang dimiliki investor akan diinvestasikan pada beberapa aset
atau saham untuk mengurangi resiko. Hal ini disebut portofolio. Portofolio saham
merupakan gabungan atau kombinasi dari beberapa saham. Permasalahan
dalam portofolio adalah dengan begitu banyaknya jenis saham yang ada
bagaimana memilih dan mengalokasikan sejumlah kekayaan yang dimiliki agar
mendapatkan hasil yang optimal, yaitu memaksimumkan expected return dan
meminimumkan risiko.

Portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan resiko


yang lebih rendah, atau portofolio yang memberikan tingkat keuntungan yang
lebih tinggi dengan resiko yang sama disebut dengan portofolio yang efisien.
Portofolio yang efisien merupakan kombinasi portofolio yang nantinya investor
akan melakukan perhitungan tentang kumpulan portofolio yang efisien tersebut
lalu akan dipilih portofolio yang efisien tersebut menjadi porotofolio optimal.
Portofolio Optimal adalah portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian
banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Pemilihan
berdasarkan preferensi investor terhadap return maupun risiko yang bersedia
ditanggung. Portofolio optimal akan berbeda untuk masing-masing investor.
Setelah investor mendapatkan portofolio optimal, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan seberapa besar dana yang akan diinvestasikan
pada masing-masing saham yang membentuk portofolio yang optimal itu agar
tidak terjadi kekeliruan dan penempatan dananya tepat. Tentunya dengan
penempatan dana yang tepat itu diharapkan bahwa investor mendapatkan
tingkat pengembalian yang maksimal.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Dengan
melalui penelitian kuantitatif ini peneliti dapat mendiskripsikan terhadap
permasalahan yang akan diteliti melalui angka-angka perhitungan berdasarkan
rumus-rumus yang digunakan. Pemilihan jenis penelitian ini sesuai dengan
tujuan penelitian, yaitu untuk menjelaskan bagaimana tingkat risk and return
untuk penentuan proporsi dana dalam portofolio optimal dengan metode CAPM
(studi pada Saham LQ45). Dimana Metode CAPM adalah metode yang
menggunakan beta untuk melihat hubungan risiko dan return. Langkah-langkah
yang dilakukan untuk mendapatkan portofolio optimal adalah sebagai berikut.
1. Menghitung risiko dan imbal hasil saham individu di LQ45 dan Pasar
2. Menentukan kovarian dan Koefisien Korelasi antara saham dengan pasar
3. Menghitung beta (  i merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu
)
sekuritas terhadap return pasar.
4. Menentukan portofolio optimal dan proporsi dana pada portofolio yang
tersedia. Pada penghitungan portofolio optimal ini menggunakan perhitungan
excess Return to Beta dan cut off rate, kemudian dihitung presentase proporsi
dananya
5. Setelah persentase dari proporsi dana atas tiap-tiap saham dalam portofolio
optimal didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah menghitung risiko dan
imbal hasil portofolio,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perhitungan Risiko dan Return Saham LQ45

Untuk tahun 2011 , dari 10 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
(return) yang paling tinggi adalah saham GGRM yaitu sebesar 4.428%,
sedangkan yang memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham ISAT
sebesar 0.758%. Sementara itu saham yang memiliki risiko (diukur dengan beta)
yang tertinggi adalah saham UNTR dengan nilai beta sebesar 0.159116,
sedangkan untuk saham dengan beta terendah adalah saham GGRM sebesar
0.022795.
Untuk tahun 2012 , dari 10 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
yang paling tinggi adalah saham KLBF yaitu sebesar 4.33%, sedangkan yang
memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham ASII sebesar 0.55%.
Sementara itu saham yang memiliki beta yang tertinggi adalah saham SMGR
dengan nilai beta sebesar 1.708898 sedangkan untuk saham dengan beta
terendah adalah saham PGAS 0.008119.
Untuk tahun 2013 , dari 8 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
yang paling tinggi adalah saham ICBP yaitu sebesar 2.794%, sedangkan yang
memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham TLKM sebesar 0.703%.
Sementara itu saham yang memiliki beta yang tertinggi adalah saham MAIN
dengan nilai beta sebesar 1.7151, sedangkan untuk saham dengan beta
terendah adalah sahamUNVR 0.6739.

Perhitungan Kovarian dan Koefisien Korelasi

Untuk tahun 2011 ini sebagian besar saham memiliki kovarian dan
koefisien korelasi yang bernilai positif yaitu saham ASII, BBCA, GGRM, ISAT,
JSMR, KLBF, LSIP, SMCB, dan UNTR. Nilai kovarian dan koefisien korelasi
yang positif ini menunjukkan hubungan yang searah antara saham dengan pasar
dimana apabila pasar sedang naik maka saham pun ikut naik. Sementara itu,
terdapat satu saham yang memiliki nilai kovarian dan koefisien korelasi yang
negatif yaitu saham UNVR dimana nilai kovarian dan koefisien korelasi yang
negatif ini menunjukkan hubungan yang berlawanan antara saham dengan
pasar. Jika pasar naik, maka saham UNVR turun, begitupun sebaliknya.
Di tahun 2012 ini, keseluruhan saham memiliki nilai kovarian dan koefisien
korelasi yang positif. Artinya seluruh saham tersebut memiliki hubungan yang
searah dengan pasar. Jika pasar sedang naik, maka saham-saham yang
memiliki nilai kovarian dan koefisien korelasi yang positif ini akan ikut naik,
sedangkan jika pasar sedang turun maka saham-saham dengan nilai kovarian
dan koefisien korelasi yang bernilai positif itu pun akan ikut turun pula. Untuk
tahun 2012 ini semua saham yang terpilih berdasarkan seleksi tidak ada yang
mempunyai nilai kovarian dan koefisien korelasi yang negatif yang artinya pada
tahun 2012 saham yang terpilih pergerakannya tidak ada yang berlawanan
dengan pergerakan pasar.
Pada tahun 2013 dari 8 saham yang terpilih , terdapat 6 saham yang
memiliki nilai kovarian dan koefisien korelasi yang positif , yang berarti keenam
saham tersebut memiliki hubungan yang searah dengan pasar, yaitu apabila
pasar bergerak naik maka saham pun akan naik pula. Sementara itu, terdapat
dua saham yang memiliki kovarian dan koefisien korelasi yang negatif, yang
berarti bahwa kedua saham tersebut memiliki hubungan yang berlawanan
dengan pasar. Jika pasar naik, kedua saham tersebut akan turun begitupun
sebaliknya.
Perhitungan Beta
Di tahun 2011 ini memiliki beta kurang dari 1 yang berarti sensitivitas
saham rendah terhadap pasar (IHSG). Terdapat 9 saham yang memiliki nilai
beta yang positif yaitu ASII, BBCA, GGRM, ISAT, JSMR, KLBF, LSIP, SMCB
dan UNTR dan hanya satu saham yang memiliki beta yang bernilai negatif yaitu
saham UNVR. Beta yang bernilai positif dan bernilai kurang dari 1 berarti bahwa
jika pasar (IHSG) naik, maka saham tersebut pun akan ikut naik tetapi
kenaikannya selalu lebih rendah daripada kenaikan pasar. Sementara untuk
saham yang memiliki beta yang negatif dan bernilai kurang dari 1, pergerakannya
akan berlawanan dengan pasar dimana jika pasar (IHSG) naik, maka saham
akan turun lebih rendah dari persentase naiknya pasar sedangkan jika pasar
sedang turun, maka saham akan naik tetapi kenaikannya tidak lebih tinggi dari
penurunan pasar.
Terdapat 5 saham di tahun 2012 ini memiliki beta kurang dari 1 yaitu
saham ICBP,INDF,JSMR,KLBF, dan PGAS. Saham-saham yang memiliki beta
kurang dari satu ini berarti memiliki sensitivitas terhadap pasar yang lebih
rendah. Artinya, jika pasar (IHSG) naik, maka saham pun ikut naik tetapi
kenaikannya lebih rendah dari kenaikan pasar sedangkan apabila pasar sedang
turun, maka saham pun ikut turun tetapi penurunannya tidak lebih tinggi dari
penurunan yang terjadi di pasar. Dan terdapat pula saham yang memiliki beta
yang lebih dari 1 yaitu saham ASII, BBCA, BJBR, BMRI dan SMGR, hal ini
menunjukkan bahwa saham ini merupakan saham yang agresif. Artinya, jika
pasar (IHSG) sedang naik, maka saham tersebut juga akan mengalami kenaikan
tetapi kenaikannya melebihi dari pasar, dan sebaliknya jika pasar sedang turun
maka penurunannya akan melebihi dari penurunan pasar.
Terdapat 3 saham ditahun 2013 ini yang nilai beta nya kurang dari 1 yaitu
saham KLBF, TLKM, dan UNVR. Artinya saham-saham tersebut memiliki
sensitivitas yang lebih rendah dari pasar. Jika pasar (IHSG) sedang naik maka 3
saham tersebut pun akan ikut naik tetapi kenaikannya lebih rendah dari pasar
begitupun sebaliknya. Terdapat pula saham yang memiliki beta yang bernilai
lebih dari 1 yang berarti saham-saham ini lebih agresif dari pasar yaitu saham
AALI, BWPT, ICBP, INTP DAN MAIN . Saham yang bernilai beta lebih dari satu
dan positif menunjukkan bahwa jika pasar sedang naik, maka saham tersebut
pun ikut naik tetapi kenaikannya melebihi kenaikan dari pasar. Sedangkan
saham yang memiliki beta lebih dari satu atau seratus persen tetapi bernilai
negatif, menunjukkan bahwa jika pasar sedang naik, maka pergerakan saham
akan berlawanan dengan pasar yaitu turun lebih tinggi dari kenaikan pasar.

Pembentukan Portofolio Optimal dan Penentuan Proporsi Dana


1. Menghitung Excess Return to Beta dan Cut off
ERB dihitung dengan rumus adalah sebagai berikut .

E Ri   RBR
ERBi 
i
Sedangkan cut off dihitung dengan rumus :

Tabel 1 Tabel Perhitungan Cut Off Rate tahun 2011

Saham Ci
GGRM 170.357% 11.517% 6.760% 11.517% 6.760% 0.374%
JSMR 71.480% 41.153% 57.573% 52.670% 64.333% 2.397%
ASII 30.292% 38.862% 128.290% 91.532% 192.623% 5.822%
BBCA 17.123% 64.888% 378.948% 156.420% 571.572% 14.915%
KLBF 14.006% 31.030% 221.552% 187.450% 793.124% 20.090%
SMCB 12.093% 29.917% 247.396% 217.367% 1040.520% 25.772%
UNTR 10.482% 33.099% 315.758% 250.466% 1356.278% 32.920%
LSIP 8.804% 13.458% 152.852% 263.924% 1509.130% 36.327%
ISAT 4.167% 7.560% 181.420% 271.484% 1690.550% 40.199%
UNVR -24.407% -18.957% 77.670% 252.526% 1768.220% 41.402%

Dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 terdapat 4
saham yang memiliki nilai ERB lebih besar dari cut off, yaitu saham Gudang
Garam Tbk (GGRM), Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR), Astra International Tbk
(ASII) dan Bank Central Asia Tbk (BBCA). Hal ini berarti bahwa keempat saham
tersebut dapat dijadikan sebagai portofolio optimal. Sementara itu 6 saham
lainnya yaitu saham Kalbe Farma Tbk (KLBF), Holcim Indonesia Tbk (SMCB),
United Tractors Tbk (UNTR), London Sumatera Plantation Tbk (LSIP), Indosat
Tbk (ISAT)dan Unilever Indonesia Tbk (UNVR) memiliki nilai ERB yang lebih
kecil dibanding cut off nya. Hal ini menunjukan bahwa keenam saham tersebut
tidak dapat dimasukan ke dalam pembentukan portofolio optimal. Saham Bank
Central Asia Tbk (BBCA) adalah saham yang memiliki nilai cut off terbesar
dalam portofolio optimal sekaligus sebagai batas saham yang dapat dijadikan
portofolio optimal pada tahun 2011 yaitu sebesar 14.915%.

Tabel 2 Tabel Perhitungan Cut Off Rate tahun 2012


Dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 terdapat 2 saham
yang memiliki nilai ERB lebih besar dari cut off, yaitu saham Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk (PGAS), dan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Hal ini berarti bahwa kedua saham tersebut dapat dijadikan sebagai portofolio
optimal. Sementara itu 8 saham lainnya yaitu saham Kalbe Farma Tbk (KLBF),
Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI),
Semen Gresik Tbk (SMGR), Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR), Bank Central
Asia (BBCA), BPD Jabar dan Banten Tbk (BJBR) dan Astra International Tbk
(ASII) memiliki nilai ERB yang lebih kecil dibanding cut off nya. Hal ini
menunjukan bahwa kedelapan saham tersebut tidak dapat dimasukan ke dalam
pembentukan portofolio optimal. Saham Indofood CBP Sukses makmur Tbk
(ICBP) adalah saham yang memiliki nilai cut off terbesar dalam pertofolio optimal
sekaligus sebagai batas saham yang dapat dijadikan portofolio optimal pada
tahun 2012.

Tabel 3 Tabel Perhitungan Cut Off Rate tahun 2013

Saham Ci
UNVR 2.662% 182.917% 6870.969% 182.917% 6870.969% 14.442%
ICBP 1.460% 642.386% 44012.208% 825.302% 50883.177% 105.866%
MAIN 0.782% 88.334% 11298.465% 913.637% 62181.643% 129.179%
KLBF 0.648% 72.667% 11208.030% 986.304% 73389.673% 152.275%
TLKM 0.198% 34.665% 17486.424% 1020.969% 90876.097% 188.147%
INTP 0.118% 26.997% 22786.813% 1047.966% 113662.909% 234.855%
BWPT -0.581% -25.728% 4424.440% 1022.238% 118087.350% 243.861%
AALI -1.113% -160.790% 14448.540% 861.447% 132535.890% 273.113%

Dalam tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2013 keseluruhan

Saham Ci
PGAS 223.908% 2.194% 0.980% 2.194% 0.980% 0.005%
ICBP 10.958% 180.450% 1646.782% 182.644% 1647.762% 2.736%
KLBF 4.820% 630.317% 13076.412% 812.961% 14724.174% 23.221%
INDF 2.220% 402.527% 18128.612% 1215.488% 32852.786% 50.917%
BMRI 1.993% 1270.717% 63744.694% 2486.206% 96597.480% 148.087%
SMGR 1.694% 2508.974% 148074.838% 4995.180% 244672.317% 373.144%
JSMR 1.610% 575.553% 35755.768% 5570.732% 280428.085% 427.443%
BBCA 1.532% 284.074% 18540.902% 5854.806% 298968.987% 455.578%
BJBR 0.258% 110.806% 42942.377% 5965.612% 341911.365% 519.924%
ASII 0.054% 40.685% 74726.572% 6006.297% 416637.936% 631.668%
saham yaitu saham MAIN, ICBP, INTP, KLBF, TLKM, UNVR, BWPT, dan AALI
yang merupakan saham pilihan, memiliki nilai ERB yang lebih kecil dibanding cut
off nya. Hal ini menunjukan bahwa seluruh saham tersebut tidak dapat
dimasukan ke dalam pembentukan portofolio optimal. Artinya pada tahun 2013, 8
saham pilihan tersebut tidak layak untuk dijadikan media investasi bagi investor
karena terlalu berisiko.

2. Penentuan Proporsi Dana

Tabel 4 Perhitungan Proporsi Dana tahun 2011

Saham Zi Xi
GGRM 4.610 28.006%
JSMR 9.316 56.594%
ASII 1.732 10.519%
BBCA 0.804 4.881%
16.461 100.000%

Dari hasil perhitungan proporsi dana diatas, pada tahun 2011 didapatkan
hasil bahwa porsi dana yang akan diinvestasikan pada saham Gudang Garam
Tbk (GGRM) adalah sebesar 28.006%, saham Jasa Marga (Persero) Tbk
(JSMR) sebesar 56,594%, saham Astra International Tbk (ASII) sebesar
10.519% dan saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 4.881%. Saham
dengan proporsi dana yang paling besar adalah saham JSMR sebesar 56,594%
dan saham dengan porsi dana yang paling kecil adalah saham BBCA dengan
porsi dana 4.881%.

Tabel 5 Perhitungan Proporsi Dana tahun 2012

Saham Zi Xi
PGAS 2.669 34.295%
ICBP 5.113 65.705%
Jumlah 7.782 100.00%

Dari hasil perhitungan proporsi dana diatas, pada tahun 2012 didapatkan
hasil bahwa porsi dana yang akan diinvestasikan pada saham Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk (PGAS) adalah sebesar 34.295%, dan saham Indofood
CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar 65.705%. Saham dengan proporsi
dana yang paling besar adalah saham ICBP sebesar 65.705% dan saham
dengan porsi dana yang paling kecil adalah saham PGAS dengan porsi dana
34.295%.

Perhitungan Return dan Risiko Portofolio

Tabel 6 Perhitungan Expected Return Portofolio tahun 2011 dan 2012

Portofolio Bp E(Rm) Rf E(Rp)


Tahun 2011 0.043235 1.279% 0.545% 0.577%
tahun 2012 0.176785 1.085% 0.479% 0.586%
Berdasarkan perhitungan diatas, portofolio optimal yang menghasilkan
tingkat imbal hasil paling tinggi adalah portofolio optimal yang dibentuk pada
tahun 2012 yaitu sebesar 0.586%. Hal ini berarti apabila investor
menginvestasikan dananya pada portofolio yang dibentuk pada tahun 2012 maka
tingkat keuntungan yang diharapkan atas portofolio tersebut adalah 0.586%.
Sementara itu, portofolio yang menghasilkan tingkat keuntungan yang
diharapkan terkecil adalah portofolio pada tahun 2011 yaitu sebesar 0.577%.
Meskipun portofolio optimal pada tahun 2011 ini dibentuk dari kombinasi 4
saham pilihan , namun tingkat return nya sedikit lebih rendah dibanding portofolio
optimal tahun 2012 yang terdiri dari kombinasi hanya 2 saham saja.

Tabel 7 Perhitungan Varians dan Standar deviasi Portofolio 2011 dan 2012

Portofolio Bp
Tahun 2011 0.043235 0.001869 2.049% 0.140% 0.144% 3.794%
tahun 2012 0.176785 0.031253 0.149% 0.263% 0.268% 5.174%

Berdasarkan perhitungan diatas, portofolio dengan tingkat varians dan


standar deviasi yang paling tinggi adalah portofolio di tahun 2012 yaitu varians
nya sebesar 0.268% dan standar deviasi sebesar 5.174%. Nilai varians dan
standar deviasi di tahun 2012 ini menunjukan bahwa apabila investor
menginvestasikan dananya pada portofolio optimal yang terbentuk di tahun 2012,
maka akan terjadi penyimpangan return atau risiko yang akan ditanggung oleh
investor adalah varians 0.268% dan standar deviasi sebesar 5.174%. Lebih
besarnya varians dan standar deviasi portofolio ditahun 2012 ini dibanding 2011
disebabkan karena beta portofolio optimal di tahun 2012 yang lebih tinggi.
Sementara itu, untuk tahun 2011 portofolio optimalnya memiliki varians sebesar
0.144% dan standar deviasi sebesar 3.794%. Nilai varians dan standar deviasi di
tahun 2011 ini menunjukan bahwa apabila investor menginvestasikan dananya
pada portofolio optimal yang terbentuk di tahun 2011, maka akan terjadi
penyimpangan return atau risiko yang akan ditanggung oleh investor adalah
varians 0.268% dan standar deviasi sebesar 5.174%. Berarti portofolio tahun
2011 ini menanggung risiko yang lebih kecil daripada tahun 2012.

SIMPULAN
Dari hasil peneliitian yang telah dilakukan maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa :

1) Untuk tahun 2011 , dari 10 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
(return) yang paling tinggi adalah saham GGRM yaitu sebesar 4.428%,
sedangkan yang memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham ISAT
sebesar 0.758%. Sementara itu saham yang memiliki risiko (diukur dengan
beta) yang tertinggi adalah saham UNTR dengan nilai beta sebesar 0.159116,
sedangkan untuk saham dengan beta terendah adalah saham GGRM sebesar
0.022795.
Untuk tahun 2012 , dari 10 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
yang paling tinggi adalah saham KLBF yaitu sebesar 4.33%, sedangkan yang
memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham ASII sebesar 0.55%.
Sementara itu saham yang memiliki beta yang tertinggi adalah saham SMGR
dengan nilai beta sebesar 1.708898 sedangkan untuk saham dengan beta
terendah adalah saham PGAS 0.008119.
Untuk tahun 2013 , dari 8 saham terpilih yang memiliki tingkat keuntungan
yang paling tinggi adalah saham ICBP yaitu sebesar 2.794%, sedangkan yang
memiliki tingkat keuntungan terendah adalah saham TLKM sebesar 0.703%.
Sementara itu saham yang memiliki beta yang tertinggi adalah saham MAIN
dengan nilai beta sebesar 1.7151, sedangkan untuk saham dengan beta
terendah adalah sahamUNVR 0.6739.
2) Untuk menentukan portofolio optimal, dilakukan perhitungan Excess return to
beta, kemudian saham diurutkan dari nilai Excess return to beta yang terbesar
sampai terkecil. Setelah itu, hitung cut off dari masing-masing saham. Saham
yang dapat dijadikan portofolio optimal adalah saham yang nilai ERB nya lebih
besar dari nilai cut off. Pada tahun 2011 terdapat 4 saham yang dapat
dijadikan portofolio optimal karena memilik ERB>Ci, yaitu saham GGRM,
JSMR, ASII dan BBCA. Pada tahun 2012 terdapat 2 saham yang dapat
dijadikan portofolio optimal karena memilik ERB>Ci, yaitu saham PGAS dan
ICBP. Pada tahun 2013 tidak terdapat saham yang dapat dijadikan portofolio
optimal karena semua saham memiliki ERB<Ci.
3) Setelah saham-saham yang dapat dijadikan portofolio optimal didapat, maka
proses selanjutnya adalah menghitung proposi dana atas masing-masing
saham dalam portofolio optimal. Untuk tahun 2011, proporsi dana untuk
masing-masing saham yang tergabung dalam portofolio optimal adalah saham
Gudang Garam Tbk (GGRM) sebesar 28.006%, saham Jasa Marga (Persero)
Tbk (JSMR) sebesar 56,594%, saham Astra International Tbk (ASII) sebesar
10.519% dan saham Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 4.881%. Untuk
tahun 2012, proporsi dana untuk masing-masing saham yang tergabung
dalam portofolio optimal adalah saham Perusahaan Gas Negara (Persero)
Tbk (PGAS) adalah sebesar 34.295%, dan saham Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk (ICBP) sebesar 65.705%.

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi., Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2008. Investment, Edisi 6. Alih
Bahasa: Zuliani Dalimunthe. Salemba Empat, Jakarta.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston . 2010. Essential of Financial
Management. Edisi 11. Alih Bahasa: Ali Akbar Yulianto. Salemba
Empat,Jakarta.

Coki. 2008. Jenis-jenis Indeks di Bursa Efek Indonesia. http : // coki002 .


wordpress.com (Diakses 29 Agustus 2013)

D.Agus Harjito. 2012. Dasar-dasar Teori Keuangan, Ekonisia, Jakarta.


Irham fahmi.2013. Rahasia Saham dan Obligasi. Alfabeta . Bandung
Jogiyanto Hartono. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 7, BPFE,
Yogyakarta.
Kamaruddin Ahmad. 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio,
Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta
Mulyana, M., 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Ritel Dalam
Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ranggagading, 10(2).
Reilly, Frank K dan Keith C. Brown. 2012. Investment Analysis & Portfolio
Management, Tenth Edition. Cengage Learning. Canada.
Sharpe, William F., Gordon J. Alexander dan Jeffery V. Bailey. 2005. Investasi.
Edisi Keenam. Alih Bahasa: Pristina Hermastuti dan Doddy Prastuti. PT
INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta
Suad Husnan. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi
4, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Suhartono dan Fadlillah Qudsi. 2009. Portofolio Investasi dan Bursa Efek, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin. 2012. Pasar Modal di Indonesia.
Edisi 3, Salemba empat. Jakarta.
Van Horne, James C dan John M. Wachowicz, Jr. 2010. Fundamental of
Financial Management, Edisi 12. Alih Bahasa: Dewi Fitriasari M.Si dan
Deny Arnos Kwary, M.Hum. Salemba Empat, Jakarta.
Van Horne, James C dan John M. Wachowicz, Jr. 2013. Fundamental of
Financial Management, Edisi 13. Alih Bahasa: Quratul”ain Mubarakah.
Salemba Empat, Jakarta.
Zalmi Zubir. 2011. Manajemen Portofolio : Penerapannya Dalam Investasi
Saham, Salemba Empat, Jakarta.
www.idx.co.id
www.bi.go.id
finance.yahoo.com
www.google.co.id

View publication stats

You might also like