You are on page 1of 44

TUGAS

PERENCANAAN BANGUNAN SIPIL

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN
DI KAWASAN UNIVERSITAS PANCASILA

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan


Tugas Mata Kuliah Perencanaan Bangunan Sipil

Disusun Oleh :

MELLY ANGGRAENI – 42 15 21 5009


SUTRISNO – 42 15 21 5060
BUDI CAHYONO – 42 16 21 8004
ADE IRMA SURIATI – 42 17 21 8001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PANCASILA
2018
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Perpustakaan dulu hanya dianggap sebagai tempat buku saja, bahkan hanya
dianggap pelengkap dunia pendidikan. Tetapi tanpa disadari buku dan jurnal
tercetak sudah tertanam dalam budaya masyarakat, dimana buku yang menjadi
landasan manusia memperluas ilmu pengetahuan. Semakin berkembangnya zaman
perpustakaan menemukan jati dirinya sebagai tempat perubahan, tempat berbagai
informasi, penyedia informasi dan menjadi pusat sumber informasi bagi kalangan
masyarakat. Dimana perpustakaan harus berperan aktif menyajikan informasi,
mengolah informasi dan menyebarkan informasi kepada pemustaka.
Perpustakaan sebagai institusi/lembaga pengelola koleksi karya tulis, cetak atau
rekam sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang
diatur dan ditata menurut sistem yang baku dan didayagunakan untuk keperluan
pendidikan, penelitian, informasi dan rekreasi bagi masyarakat. Menyadari
pentingnya sebuah perpustakaan bagi masyarakat bisa dilihat dari pengertian
perpustakaan itu sendiri.
Uraian diatas menyebutkan perpustakaan sebagai pusat sumber informasi bagi
masyarakat dimana perpustakaan digunakan untuk keperluan pendidikan dan
penelitian bagi masyarakat. Peran perpustakaan perguruan tinggi bagi civitas
academika dalam memenuhi kebutuhan mahasiswa, dosen, peneliti, dan para
pengajar untuk menunjang proses belajar dan menambah pengetahuan. Perpustakaan
juga menyediakan semua sumber informasi yang bisa diakses dengan mudah oleh
pemustaka sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengelola sumber informasi yang ada
dibutuhkan pengelola perpustakaan yang bisa menyampaikan informasi kepada
pengguna dengan akurat. Pengelola perpustakaan yaitu tenaga kependidikan
berkualifikasi serta profesional yang bertanggung jawab atas perencanaan dan
pengelolaan perpustakaan, didukung oleh tenaga yang mencukupi, bekerjasama
dengan semua anggota perpustakaan.
Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada
perguruan tinggi, badan bawahannya maupun lembaga yang berafiliasi dengan
perguruan tinggi dengan tujuan utama untuk mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi
(Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) yang termasuk
perpustakaan perguruan tinggi adalah Jurusan, Lembaga Penelitian, Fakultas,
Universitas, Sekolah Tinggi dan Politeknik. Dapat disimpulkan dari uraian diatas
perpustakaan perguruan tinggi adalah bagian dari sebuah lembaga pendidikan yang
mempunyai visi dan misi untuk memenuhi informasi sesuai dengan kebutuhan
pengguna serta mempermudah pencarian informasi bagi mahasiswa dengan
tujuan utama mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan
Pengabdian kepada masyarakat).
Universitas Pancasila adalah merupakan salah satu Perguruan Tinggi swasta di
kawasan Kota Depok. Pada Saat ini pelayanan perpustakaan yang ada di lingkungan
Universitas Pancasila dalam melaksanakan pelayanan masih mengalami kekurangan
fasilitas yang memadai untuk para pemustaka, sehingga dalam melaksanakan
tugasnya yaitu memberikan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi tidak
efektif.
Pelayanan perpustakaan yang ada saat ini belum maksimal, seperti salah satunya
masih kurangnya fasilitas ruangan yang dapat memberikan informasi dan ilmu
pengetahuan diperpustakaan ini. Dengan adanya hal ini perlunya suatu perancangan
sebuah perpustakaan baru yang dapat menampung jumlah pengunjung yang semakin
tahun semakin meningkat serta membuat layout ruang perpustakaan agar dalam
penggunaan dapat efisien dan maksimal.
Dengan adanya pembangunan gedung perpustakaan baru dengan konsep Post
modern di lingkungan Universitas Pancasila, diharapkan mampu menjadi sarana
pendidikan non formal umum yang efektif dan efisiensi.

I.2. Tujuan dan Sasaran


1.2.1 Tujuan
Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan sebuah Perpustakaan
dengan konsep Post modern di dalam lingkungan kampus Universitas Pancasila,
sehingga jelas secara fungsi dan memiliki daya tarik bagi pemustaka dan
pengunjung.
1.2.2 Sasaran
Tersusunnya usulan dasar-dasar perencanaan dan perancangan bangunan
Perpustakaan dengan konsep Post modern di Universitas Pancasila berdasarkan
atas aspek-aspek panduan perancangan yang akan dikerjakan.

I.3. Manfaat Laporan


Manfaat dari pengerjaan laporan ini yaitu merencanakan tahap-tahap
perencanaan pembangunan gedung perpustakaan dengan konsep Post Modern.
Perencanaan dimulai dari mendesain RAB, struktur, plumbing, dan parkir.

I.4. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan pada laporan ini terdiri dari 6 Bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang Latar Belakang, Tujuan dan Sasaran,
Manfaat Laporan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI


Bab ini menjelaskan tentang landasan teori dari Perguruan Tinggi,
Perpustakaan Perguruan Tinggi, Tujuan dan Fungsi Perpustakaan
Perguruan Tinggi.

BAB III : GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN BIRU


UNIVERSITAS PANCASILA
Bab ini memuat tentang Sejarah Perpustakaan Biru, Visi, Misi dan
Tujuan Perpustakaan Biru, Lokasi Perpustakaan Biru, Pemustaka
Perpustakaan Biru, Sumber Dana Perpustakaan Biru, Kegiatan
pokok Perpustakaan Biru, serta Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Biru
BAB IV : PERENCANAAN DAN RANCANGAN SISTEM STRUKTUR
Bab ini memuat tentang perencanaan system struktur, perencanaan
engginering, dan perhitungan struktur konstruksi

BAB V : PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL, ELEKTRIKAL


DAN PLUMBING
Bab ini memuat tentang perencanaan item – item system mekanikal,
elektrikal dan plumbing dalam pembangunan perpustakaan biru di
Universitas Pancasila

BAB VI : PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANGGARAN BIAYA


Bab ini memuat tentang perencanaan proses pembuatan anggaran
biaya proyek, proses penggunaan biaya saat pelaksanaan dan akhir
dari final occount.

BAB VII : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini memuat tentang inti pembahasan dari laporan dan saran
pendukung untuk melengkapi topic pembahasan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perguruan Tinggi


Menurut IFLA (Internasional Federation Of Library Association) perpustakaan
perguruan tinggi yaitu perpustakaan yang diselenggarakan untuk mengumpulkan,
memelihara, menyimpan, mengatur, mengawetkan dan mendayagunakan bahan
pustakanya untuk menunjang pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian
masyarakat. Fungsi perguruan tinggi diantaranya:
a) Pusat dari semua program pendidikan Universitas, yaitu perpustakaan
harus mampu membantu dan menjadi pusat kegiatan akademis lembaga
pendidikannya;
b) Pusat alat bahan peraga pengajaran untuk membantu jalannya
perkuliahan serta praktikum(misalnya: film, slide, bahan-bahan lain dan
bantuan tenaga- tenaga ahli perpustakaan);
c) Pusat pengumpulan/penyimpanan bagi semua penerbit dari dan
tentang daerahnya ataupun dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu;
d) Pusat kegiatan kultural masyarakat setempat. Para pengunjung
perpustakaan tidak hanya terdiri dari mahasiswa, pengajar dan para pegawai
lembaga saja, melainkan termasuk pula orang-orang di luar lingkungan
perguruan tinggi yang bersangkutan.

2.2 Perpustakaan Perguruan Tinggi


Perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian
integral dari suatu lembaga induknya, yang bersama-sama dengan unit lainnya
tetapi dalam peranannya yang berbeda, bertugas membantu perguruan tinggi
yang bersangkutan dalam melaksanakan Tridharmanya dibidang sebagai berikut :
1. Pendidikan dan pengajaran
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi sesuai dengan kurikulum yang memperkaya
pengetahuan dosen dan mahasiswa, mempertinggi mutu hasil belajar
mahasiswanya.
2. Penelitian
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi yang relevan sebagai sumber literatur bagi
suatu penelitian.
3. Pengabdian pada masyarakat
Mengumpulkan, melestarikan, mengolah, menyediakan pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi hasil penelitian ilmiah dan sebagai bahan yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas.

Kesimpulan dari definisi diatas yaitu perpustakaan perguruan tinggi adalah


sebuah gedung atau tempat bernaung lembaga induknya untuk memenuhi
kebutuhan informasi bagi civitas akademica, dimana perpustakaan sebagai
penyedia informasi bagi pengguna perpustakaan sehingga bisa dimanfaatkan
sebagai mestinya, yaitu tidak lain untuk mencapai Tri Dharma Perguruan Tinggi
(pendidikan, pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat).

2.3 Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi


Tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk
mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan
program kegiatan perguruan tinggi yang bersangkutan melalui sejumlah
kegiatan dan pemberian jasa layanan sebagai berikut:
a) Menyediakan sumber-sumber informasi dalam rangka membantu tujuan,
tugas pokok dan program perguruan tinggi;
b) Membantu mahasiswa, staf pengajar dan staf akademis lainnya dalam
menunjang kelancaran perencanaan, proses, kelangsungan pendidikan dan
pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta
pengembangan perguruan tinggi;
c) Menghimpun segala dokumen dan karya ilmiah baik yang dihasilkan
oleh staf pengajar, mahasiswa, maupun staf akademis lainnya, baik
perorangan maupun kelembagaan di dalam lingkungan dan berkaitan dengan
kepentingan pembinaan dan pengembangan perguruan tinggi;
d) Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya memperkaya
khasanah informasi dan ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang kajian dan
disiplin keilmuan sepanjang berkaitan dengan asas dan tujuan perguruan
tinggi;
e) Memberikan jasa layanan informasi dan pembinaan di bidang
perpustakaan dalam menciptakan masyarakat belajar di lingkungan
perguruan tinggi.

Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu:


1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, baik
pengajar, mahasiswa serta tenaga administrasi perguruan tinggi;
2. Menyediakan bahan pustaka rujukan (referensi) pada semua tingkat
akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga mahasiswa
program pasca sarjana dan pengajar;
3. Menyediakan ruangan belajar untuk pemakai perpustakaan;
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis
pemakai;
5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada
lingkungan perguruan tinggi tetapi lembaga industri lokal.

Kesimpulan uraian diatas bahwa perpustakaan perguruan tinggi selain


menjadi pusat sumber informasi bagi semua mahasiswa dan para dosen/peneliti,
juga digunakan untuk pendidikan dan penelitian, untuk itu tujuan perpustakaan
menyediakan semua informasi dan jasa layanan serta fasilitas yang ada
diperpustakaan untuk menunjang kegiatan yang ada diperpustakaan.

Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya,
perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:
1) Fungsi Edukasi
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh
karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mengandung
pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap
program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi
pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2) Fungsi Informasi
Perpustakaan sebagai sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan
pengguna informasi.
3) Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling
mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di
perpustakaan adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang dapat di
aplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai
bidang.
4) Fungsi Rekreasi
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk
membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya
inovasi pengguna perpustakaan.
5) Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang
dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan
staf non-akademik.
6) Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan
pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7) Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai
tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Kesimpulan dengan adanya tujuan dan fungsi perguruan tinggi yang
disesuaikan dengan visi dan misi perguruan tinggi itu sendiri. Setiap perpustakaan
memiliki fungsi yang sama yaitu untuk pendidikan dan menjadi pusat informasi
bagi pemakai, dimana informasi itu didapat dari perpustakaan.

2.4 Teori-Teori Perparkiran


BAB III

GAMBARAN UMUM

PERPUSTAKAAN BIRU UNIVERSITAS PANCASILA

III.1. Sejarah Perpustakaan Biru


Perpustakaan di Universitas merupakan suatu unit kerja yang merupakan bagian
integral dari suatu lembaga induknya yang bertujuan untuk menyediakan kebutuhan
informasi bagi sivitas akademika guna terlaksananya program dari universitas itu
sendiri, yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian pada
masyarakat. Perpustakaan sering dikatakan sebagai jantungnya Universitas, dan
perpustakaan biasanya dapat dikembangkan sebagai perpustakaan penelitian atau
reseach library.
Awal berdirinya Perpustakaan Biru adalah atas inisiasi Universitas adanya
keprihatinan 4 (empat) mantan mahasiswa teknik sipil yang merasa bahwa
perpustakaan yang ada saat ini kurang maksimal pelayanannya, seperti salah
satunya masih kurangnya fasilitas ruangan yang dapat memberikan informasi dan
ilmu pengetahuan diperpustakaan ini. Dengan adanya hal ini, maka para petinggi dari
Universitas Pancasila menugaskan Melly Anggraeni, Sutrisno, Budi Cahyono, dan
Ade Irma Suriati untuk membuat rancanngan sebuah perpustakaan baru yang dapat
menampung jumlah pengunjung yang semakin tahun semakin meningkat serta
membuat layout ruang perpustakaan agar dalam penggunaan dapat efisien dan
maksimal.

III.2. Visi, Misi dan Tujuan Perpustakaan Biru Universitas Pancasila


3.2.1 Visi
Visi dari Perpustakaan Biru Universitas Pancasila adalah menjadi
perpustakaan yang unggul dengan fasilitas yang lengkap, modern, dan mampu untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada sivitas akademik sehingga program akademik
dapat dilaksanakan secara efektif.
3.2.2 Misi
Perpustakaan Biru Universitas pancasila mempunyai misi antara lain adalah untuk :
a. Mengumpulkan informasi dalam berbagai bentuk yang relevan dengan bidang
studi;
b. Mengorganisasi informasi agar mudah ditemukan kembali;
c. Mendistribusikan informasi secara efektif dan efisien kepada pemustaka;
d. Mewujudkan SIM Perpustakaan, layanan terintegrasi dengan ruang baca
jurusan / fakultas ataupun unit lain yang terkait;
e. Menyediakan fasilitas dan jasa berbasis teknologi;
f. Mengelola sumberdaya perpustakaan sehingga misi diatas dapat tercapai.

3.2.3 Tujuan
Untuk mencapai misi diatas, maka perpustakaan biru mempunyai tujuan berikut :
a. Menunjang kurikulum denngan menyediakan informasi dan bahan pustaka yang
memadai untuk mahasiswa dan dosen, sehingga program akademik dapat
dilaksanakan secara efektif;
b. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif untuk
mengelola informasi sehingga pemustaka dapat mengakses berbagai jenis
koleksi secara lebih luas;
c. Memberikan informasi kepada pemustaka agar dapat memanfaatkan koleksi
secara efektif baik melalui brosur, leaflet, internet, pendidikan pemustaka dan
lain-lain dengan menekankan pentingnya konsep pembelajaran sepanjang hayat
(long life education);
d. Membantu melestarikan karya ilmiah civitas akademika seperti tugas akhir,
skripsi, tesis, disertasi, prosiding, dan lain-lain;
e. Berpartisipasi aktif dalam komunitas perpustakaan dan institusi pendidikan yang
lebih luas melalui program pengembangan berkelanjutan, seminar, lokakarya,
pelatihan, konferensi, dan lain-lain, dan kegiatan antar perpustakaan dan terus
mengembangkan sistem jaringan baik secara internal, regional, nasional,
maupun internasional;
f. Mengembangkan koneksi dengan semua ruang baca jurusan/fakultas/lembaga
dengan memanfaatkan jaringan kampus sehingga resource sharing dapat
dicapai.
g. Menyediakan fasilitas yang memadai bagi pemakai agar dapat
menyelenggarakan fungsi dan peran perpustakaan sebagai sarana bantu proses
belajar, mengajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, seperti
jembatan conector dengan kelas dan area parkir yang aman serta nyaman.

III.3. Lokasi Perpustakaan Biru


Lokasi perencanaan pembangunan Perpustakaan Biru adalah di dalam lingkungan
Universitas Pancasila. Universitas Pancasila, disingkat UP, adalah salah satu
perguruan tinggi di Indonesia. Kampus utamanya yang pernah digunakan untuk
penyutingan sinetron legendaris pada tahun '90-an: Si Doel Anak Sekolahan ini
terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan dan kampus pascasarjana
terletak di Jalan Borobudur, Menteng, Jakarta Pusat.

III.4. Pemustaka Perpustakaan Biru


Perpustakaan Biru Universitas Pancasila tidak membatasi diri bagi para
pengguna perpustakaan baik dari kalangan Universitas Pancasila sendiri, masyarakat
diluar kampus Universitas Pancasila maupun masyarakat umum yang ingin
menggunakan sarana yang ada di perpustakaan Biru. Jadi Perpustakaan Biru
Universitas Pancasila memperbolehkan siapa saja yang ingin menggunakan sarana
yang ada di Perpustakaan Biru Universitas Pancasila.

III.5. Sumber Dana Perpustakaan Biru


Semua kegiatan menggunakan dana demi kelancaran suatu tujuan yang ingin
dicapai. Begitu juga Perpustakaan Biru yang memerlukan anggaran tersendiri demi
tercapainya tugas dan fungsinya sebagai perpustakaan. Kebutuhan akan anggaran
tidak lepas dari peran serta lembaga induknya, begitu juga Perpustakaan Biru
Universitas Pancasila dalam mencari sumber dana tersebut diperoleh dari:
1. Dana Rutin, yaitu
Dana yang sudah ditentukan secara terus menerus untuk pengelolaan
perpustakaan seperti dana iuran mahasiswa pertama kali masuk di Universitas
Pancasila, untuk pengembangan perpustakaan baik penambahan koleksi,
sarana prasarana demi kemajuan perpustakaan.
2. Dana Proyek, yaitu
Dana yang disediakan untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya untuk
kegiatan otomasi perpustakaan.
3. Dana Sumbangan, yaitu
Dana yang sifatnya tidak permanen dan adanya sewaktu-waktu, tetapi di
Perpustakaan Biru Universitas Pancasila ini setiap mahasiswa yang akan lulus
wajib memberikan sumbangan baik itu berupa uang atau bahan pustaka.
4. Dana Hibah, yaitu
Dana yang sifatnya berupa hibah dana ataupun hibah koleksi dan sarana
prasarana untuk mendukung perpustakaan. Perpustakaan Biru Universitas
Pancasila direncanakan akan mendapat hibah dari Dinas Pendidikan
Pemerintah Kota Depok, Provinsi Jawa barat.

III.6. Kegiatan Pokok Perpustakaan Biru


Sebagai unit penunjang universitas, Perpustakaan Biru Universitas Pancasila
direncanakan juga akan dibuat fasilitas untuk pemberian layanan informasi kepada
pengguna perpustakaan, diantaranya:
1. Memberikan layanan informasi sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan
2. Mengembangkan layanan informasi sesuai kebutuhan pengguna perpustakaan
dan perkembangan teknologi.
3. Mengadakan, mengolah, dan memelihara koleksi untuk memenuhi kebutuhan
informasi pengguna perpustakaan.

III.7. Sarana dan Prasarana Perpustakaan Biru


Selain gedung dan penataan ruangan yang memadai, penyelenggaraan
perpustakaan harus di tunjang dengan sarana dan prasarana, baik perlengkapan yang
dibutuhkan untuk pelayanan para pemustaka ataupun untuk operasional perpustakaan
itu sendiri.
Perpustakaan Biru Universitas Pancasila memiliki gedung satu lantai yang
luasnya kurang lebih 2000 m². lokasinya yang terletak di lantai tiga. Di gedung ini
terdiri dari beberapa ruangan yang difungsikan sebagai berikut: Ruang kepala
Perpustakaan, ruang sirkulasi, ruang referensi, ruang koleksi, ruang baca, ruang solat,
dan ruang gudang.

Berikut denah ruangan yang ada di Perpustakaan Biru Universitas Pancasila :

Adapun fasilitas yang dimiliki Perpustakaan Biru Universitas Pancasila adalah


sebagai berikut:
1. Peralatan Perpustakaan
Peralatan Perpustakan Biru Universitas Pancasila ada yang bersifat habis pakai
dan ada pula yang bersifat tahan lama. Peralatan habis pakai adalah peralatan yang
relatif cepat habis, sedangkan peralatan yang tahan lama adalah peralatan yang
dapat digunakan terus-menerus dalam jangka waktu yang relatif lama.
a. Peralatan habis pakai
Seperti pena, kertas tipis untuk mengetik, kertas untuk label buku, kantong
buku dan slip tanggal. buku catatan, buku inventaris bahan-bahan pustaka,
buku induk peminjaman, buku daftar kunjungan, kartu anggota, spidol, kapur
barus, lem perakat dan kental. lem kertas, lakban bening, pensil, dan alat
pendukung lainnya.
b. Peralatan tahan lama
Komputer, mesin ketik, jam dinding, sapu, kemoceng, ember, sekop, lampu.
gunting, necis, pisau cuter, mistar, pelubang kertas dan alat pendukung
lainnya.
c. Perlengkapan Perpustakaan

III.7.1.Aspek Strategis
III.8. Lay out (Site/Block Plan)
III.9. Rencana Bangunan
III.10. Rencana Struktur
Pondasi yang digunakan adalah pondasi batu kali dan pondasi footplate.
Pondasi batu kali digunakan dengan sistem menerus untuk perkuatan pada dinding
dan tanggul. Pondasi footplate digunakan pada kolom-kolom yang dibuat dari beton,
plat, dan tulangan. Rangka bangunan yang digunakan pada Guest House Universitas
Pancasila adalah sistem baja. Rangka baja dipilih karena mudah dalam pemasangan,
mampu memberikan bentang yang lebar dan dapat digunakan kembali.Atap yang
digunakan adalah atap dak beton dan atap baja ringan, khusus untuk area pertemuan /
hall akan menggunakan rangka baja dengan bentang yang cukup lebar
III.11. Rencana M/E dan Plumbing
Pada bangunan Guest House Univertsitas Pancasila, untuk memudahkan
pendistribusiannya, pada umumnya dilengkapi oleh panel yang dibagi dalam
kelompok-kelompok seperti stop kontak, penerangan, maupun perlengkapan tertentu
dalam bangunan. Jaringan listrik dalam bangunan diletakan diatas plafon ataupun di
plat lantai dan baru turun menuju dinding.
Genset akan digunakan untuk beberapa area kegiatan saja, mengingat besarnya daya
listrik yang dibutuhkan. Listrik dapat pula dihasilkan dengan penggunaan sel surya
maupun turbin angin yang memanfaatkan energi alam yaitu matahari dan angin.
Energi tersebut ditangkap dan kemudian dimasukkan kedalam aki, setelah itu dapat
digunakan untuk beraktivitas serta dapat digunakan sebagai energi cadangan /
baterai.

BAB IV

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SISTEM STRUKTUR

IV.1. Rencana Sistem Struktur & Konstruksi


Pemilihan jenis struktur pada bangunan Guest House harus memperhatikan syarat-
syarat sebagai berikut :
 Tuntutan terhadap fungsi bangunan itu sendiri.
 Pertimbangan material struktur yaitu: ekonomis, perawatan mudah, dan daya
tahan terhadap cuaca.
 Dapat mendukung perwujudan/tampilan bangunan sesuai fungsi dan sifatnya
sebagai bangunan
 Penyesuaian terhadap fungsi yang diwadahi dalam hal tuntutan dimensi ruang,
aktivitas, persyaratan kelengkapan bangunan, dan fleksibilitas pengaturan ruang

IV.2. Perhitungan Konstruksi


IV.3. Detail Engineering Design
(berupa gambar yang dituangkan dalam Buku II)

BAB V

PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN


PLUMBING

V.1. Rencana Sistem Pelistrikan (Electric System)


Penempatan ruang mekanikal dan elektrikal yang
memudahkan dalam menunjang fungsi bangunan secara umum
tetapi tidak menggangu ruang-ruang lain. Pemakaian sistem
elektrikal yang efektif dan efisien untuk menunjang sistem
bangunan seoptimal
V.2. Rencana Sistem Pemadam Kebakaran
Dalam ruang bangunan dilengkapi dengan tanda keluar
bangunan pada daerah yang kurang terlihat. Peletakan smoke
detector pada seluruh area kegiatan. Sprinkel umumnya akan
dipasang sprinkler air otomatis pada seluruh ruang, pada ruang
tertentu yang berisi kan buku ataupun arsip akan digunakan
sprinkler gas CO2 agar arsip dan buku tetap dapat
diselamatkan. Disetiap jarak tertentu dalam bangunan dan
ruang akan ditempatkan fire extinghuiser. Bangunan juga
dilengkapi dengan hydrant dalam bangunan setiap jarak
maksimal 35 meter dan hydrant halaman pada titik titik
dipinggir jalan yang mudah dicapai oleh petugas pemadam
kebakaran

V.3. Rencana Sisttem Pencahayaan (Lighting)


Pada bangunan Guest House Universitas Pancasila
ingin dirancang secara hemat energi, pencahayaan alami amat
sangat digunakan sebagai pencahayaan utamanya. Cahaya
matahari digunakan secara maksimal selama kegiatan
berlangsung, akan tetapi apabila pencahayaan alami tidak
dapat memungkinkan barulah dibantu dengan menggunakan
pencahayaan buatan.
Penggunaan pencahayaan buatan pun dipilih yang menggunakan daya listrik paling
minim dan tahan lama, yaitu dapat dengan menggunakan lampu LED yang
dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti sensor gelap terang.

V.4. Rencana Sistem Air Bersih (Water Supply)


Air bersih pada bangunan bersumber dari PAM dan
sumur. Air dari PAM dapat langsung digunakan, sedangkan air
dari sumur harus di sedot menggunakan pompa mesin (15 m -
40 m) karena sudah tidak dimungkinkan untuk mendapatkan
air pada kedalaman rendah. Dari sumber air akan di bagikan
ke kelompok area kegiatan dengan cara menempatkan bak air.
Sistem air bersih yang digunakan adalah sistem down feed
karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi dan tidak
menggunakan pompa secara terus menerus sehingga biaya
penyediaan serta operasional lebih rendah. Pada bak air akan
diberikan katup ataupun pompa pemancar sebagai penambah
tekanan.

V.5. Rencana Sistem Pembuangan Air Kotor (Waste Water System)


Sedangkan limbah dari guest house akan diteruskan ke
septictank kemudian menuju ke peresapan.Begitupula dengan
air kotor akan langsung dialirkan peresap

V.6. Rencana Sistem Jaringan Sampah


Sistem jaringan sampah yaitu dengan menyediakan tempat
sampah pada ruang-ruang yang menghasilkan sampah basah.
Sampah-sampah tersebut kemudian akan dikumpulkan dalam
tempat penampungan sampah sementara dengan troli dan
selanjutnya diangkut untuk dibuang ke TPA kota dengan truk
dari Dinas Kebersihan Kota.

V.7. Rencana Sistem Telekomunikasi


Sistem telekomunikasi digunakan untuk menunjang sistem
komunikasi/informasi internal dan eksternal bangunan.
Penggunaan telepon secara otomatis dengan sistem PABX
(Private Automatic Branch Exchange) untuk kemudahan
pelayanan telekomunikasi dengan back up sistem manual
dengan bantuan operator. WiFi (jaringan komunikasi tanpa
kabel) dan LAN (Local Area Network) yaitu sistem
komunikasi data, berupa pertukaran informasi dan data antar
komputer dalam satu bangunan untuk kepentingan intern
pengelola, pengunjung dan juga penyewa. Untuk
menghubungkan sistem telekomunikasi ke jaringan internet
Global dapat digunakan jaringan telepon umum (Telkom) atau
dengan satelit dan wireless system. Sistem telekomunikasi via
satelit memiliki kecepatan akses yang besar namun rentan
terhadap gangguan terkait kondisi cuaca.

V.8. Rencana Sistem Penangkal Peir


Sistem penangkal petir yang direncanakan harus mampu
melindungi area yang cukup luas dan tidak membahayakan
bangunan yang ada di sekitarnya serta direncanakan sebaik
mungkin untuk menghidari hubungan pendek yang dapat
mengakibatkan kebakaran pada bangunan. Sistem penangkal
petir yang dapat digunakan sebagai sistem pengamanan
bangunan adalah :

1. Sistem Faraday
Berupa tiang-tiang kecil setinggi ± 30 cm, dengan jarak 3,5
m yang saling dihubungkan dengan seutas kawat dan
disalurkan ke tanah.
2. Sistem Franklin Perlindungan bangunan dengan daerah
perlindungan berupa gelombang berbentu kerucut yang
melindungi bangunan dibawahnya. Cocok digunakan pada
bangunan menara dan cerobong asap.
V.9. Rencana Sistem Penghawaan (AC System)
V.10. Rencana Sistem Perpipaan (Plumbing System)
V.11. Rencana Sistem Utilitas lain yang diperlukan.
Dasar pendekatan Utilitas bangunan ditentukan dari beberapa
standar bangunan komersil yang sudah ada dengan
pengaplikasian hasil teknologi pada saat sekarang.
Sistem Tata Udara
1. Alami Berfungsi untuk mengatur dan mengkondisikan
suhu dan kelembaban dalam suatu ruangan. Panas dalam
bangunan dikarenakan radiasi panas eksternal dari
matahari melalui atap atau enclousure, sedangkan panas
internal dari bahan manusia atau peralatan. Tujuan dari
sistem pengkondisian udara adalah mendapatkan kondisi
dan kualitas udara yang memenuhi persyaratan untuk
kesehatan dan kenyamanan thermal.
2. Buatan
Untuk mencapai kenyamanan fisik maka temperature yang
direkomendasikan 320 C sedangkan saat musim panas
temperatur udara sangat tinggi yaitu sebesar 280 C – 310
C untuk mengatasinya diperlukan Air Conditioner yang
sesuai diaplikasikan pada ruang – ruang yang
membutuhkan tingkat kenyamanan tinggi seperti ruang
penginapan. Sistem pengkondisian udara yang digunakan
pada bangunan adalah menggunakan penghawaan alami
dan buatan melalui AC Split.
Unit AC Split terdiri dari:
 Indoor unit Biasa diletakkan didalam ruangan
sedangkan kompresor Ac di luar bangunan sisi
bangunan.
4.9 Lansekap
1. Vegetasi
Peran vegetasi dalam sebuah tapak antara lain sebagai
penahan angin , pembatas, peneduh, penyaring debu,
penghalang pandang dan pembentuk latar belakang.
Pengadaan vegetasi dalam sebuah tapak bisa dengan
memanfaatkan vegetasi yang telah berada di dalam tapak
sejak semula atau mendatangkan jenis vegetasi tertentu
yang belum ada dalam tapak. Pada tapak di Universitas
Pancasila dapat ditemukan vegetasi diantaranya pohon
beringin, pohon manga, dan pohon akasia
2. Kontur
Tapak di Universitas Pancasila memiliki kontur yang datar
karena sudah termasuk kawasan kota. Dengan demikian,
untuk dapat mengoptimalkan potensi tapak pada lahan ini,
dengan memperhatikan exsisting di sekitarnya

BAB VI

PERENCANAAN KEUANGAN DAN ANGGARAN BIAYA

VI.1. Rencana Biaya Pra Pembangunan


Detail estimasi adalah perkiraan biaya konstruksi secara lebih terinci
yang dibuat dengan dasar hitungan volume pekerjaan serta harga satuan
pekerjaan dengan berpedoman dengan pada gambar rencana, spesifikasi serta
rencana kerja dan syarat (Hermansyah, 2013). Dari data-data tersebut dapat
dihitung jumlah biaya yang diperlukan untuk pembangunan fisik suatu proyek
konstruksi. Biaya tersebut didapatkan dengan mengalikan analisa harga satuan
pekerjaan dengan volume pekerjaan berdasarkan item-item pekerjaan yang telah
dicantumkan taking off list.
Detail estimasi merupakan perhitungan biaya bangunan dengan metode
perhitungan scara menyeluruh. Didalam detail estimasi terdapat beberapa
perhitungan yang dilakukan, yaitu perhitungan volume (quantity take off),
analisa harga satuan pekerjaan, rencana anggaran biaya, rekep rencana anggaran
biaya, time schedule dan cash flow.

VI.1.1. Quantity Take Off


Salah satu bagian dalam perusahaan konsultan atau kontraktor yang
berperan penting dalam estimasi adalah seorang estimator atau cost engineer.
Sebelum melakukan estimasi, hal yang dilakukan estimator pertama kali adalah
melakukan quantitytake-off, yaitu penghitungan kuantitas komponen yang
berpengaruh pada biaya proyek.

Quantity take off adalah perhitungan volume pekerjaan dengan


menggunakan taking off paper, dimana item-item pekerjaan yang akan dihitung
diuraikan dalam taking off list. Dalam hal ini bangunan yang dihitung
volumenya adalah rumah sakit kelas D Universitas Pancasila.

VI.1.2. Analisa Harga Pekerjaan


Analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) merupakan pedoman buku untuk
menghitung harga standar satuan pekerjaan konstruksi yang diterbitkan oleh
Badan Standarisasi Nasional dan Balitbang Depertemen PekerjaanUmum
(Balitbang PU, 2007).
Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis satuan
pekerjaan. Harga satuan pekerjaan didapat dari harga bahan dan material di
pasaran, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi kemudian
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar dan dikalikan dengan analisa
koefesien pengali, total dari hasil pengalian bahan dan upah tersebut disebut
analisa harga satuan pekerjaan.
Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan
daerah yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran
bahan dan harga / upah tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam
menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek, harus berpedoman
pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi
pekerjaan yang akan dibuat.

Analisa merupakan perumusan guna menetapkan harga dan upah


masing-masing pekerjaan dalam bentuk satuan. Di dalam daftar anggaran itu
disusun banyaknya tiap bagian-bagian dari pekerjaan itu sebagaimana
disebutkan dalam bestek, berturut-turut mengenai penjelasan tentang bagain-
bagian itu. Bilamana jumlah satuan di dapat (misalnya isi atau volume dalam
m³ dan luas dalam m²), kemudian jumlah ini dikalikan dengan harga satuan
dari tiap-tiap macam dari pekerjaan itu.Selanjutnya jumlah semua bagian-
bagian itu adalah anggaran biaya bangunan.

Dalam suatu pelaksanaan proyek, biaya proyek terbagi atas 2 yaitu:

1. Biaya langsung (direct cost), merupakan seluruh biaya yang berkaitan


langsung dengan fisik proyek yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan
yang dilakukan di proyek (dari persiapan hingga penyelesaian) dan
biaya mendatangkan seluruh sumber daya yang diperlukan oleh proyek
tersebut. Biaya langsung terdiri atas :
a. Biaya bahan atau material
b. Biaya upah kerja (tenaga)
c. Biaya alat
d. Biaya subkontraktor
2. Biaya tidak langsung (indirect cost), merupakan biaya yang diperlukan
untuk mendukung penyelesaian pekerjaan/proyek. Biaya tidak langsung
terdiri atas:
a. Biaya lapangan (Site Expenses) seperti biaya operasional kantor
lapangan, keamanan.
b. Biaya overhead kantor pusat biaya asuransi (Construction All Risk,
Third Party Liabilities, Asuransi Tenaga Kerja)
c. Biaya provisi bank (jaminan tender, jaminan pelaksanaan, jaminan
uang muka, jaminan masa pemeliharaan).
Dalam penyusunan biaya, diperlukan sekali gambar-gambar dan
daftar sebagai berikut :

1. Bestek (rencana pekerjaan) dan gambar-gambar bestek.


2. Daftar upah
3. Daftar harga bahan-bahan (barang)
4. Daftar analisa (buku analisa)
Yang dimaksud dengan Analisa Bahan atau Material ialah besarnya
jumlah bahan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam
satu kesatuan pekerjaan. Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah hasil
perhitungan biaya suatu bangunan yang sudah diketahui harga dari tiap-tiap
item pekerjaan bangunan tersebut. RAB didapatkan dari hasil perkalian antara
volume item pekerjaan dengan analisa harga satuan tiap-tiap pekerjaan. Harga
total dari tiap-tiap pekerjaan tadi dimasukkan kedalam rekapitulasi total
(Ibrahim, 2001).

Tabel : Contoh tabel analisa harga satuan pekerjaan


VI.1.3. Rencana Anggara Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan biaya bangunan
berdasarkan gambar bangunan dan spesifikasi pekerjaan konstruksi yang
akan dibangun. Sehingga dengan adanya RAB dapat dijadikan sebagai acuan
biaya pelaksanaan pekerjaan nantinya. RAB didapatkan dari hasil perkalian
antara volume item pekerjaan dengan analisa harga satuan tiap-tiap pekerjaan.

Berikut adalah Contoh Anggaran Biaya Proyek Pulomas Park Centre


Tower B:

Tabel : Contoh Rencana Anggaran Biaya

Untuk menghitung RAB diperlukan data-data antara lain :

1. Gambar rencana bangunan


2. Spesifikasi teknis pekerjaan
3. Volume item-item pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan pengolahan dari data-data di atas akan
menghasilkan harga detail per item-item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Total dari harga pekerjaan selanjutnya dirangkumkan ke dalam Rekapitulasi
Rencana Anggaran Biaya.

Perhitungan Rencana Anggaran Biaya dibedakan berdasarkan oleh


siapa yang membuat dan kapan dibuat. Untuk menjawab oleh siapa Rencana
Anggaran Biaya dibuat, perlu diingat bahwa pihak utama yang terlibat dalam
suatu proyek adalah pemilik dan kontraktor. Pemilik proyek (owner) biasanya
dibantu atau diwakili oleh konsultan, baik konsultan Perencana maupun
konsultan pengawas.

Ada 4 langkah menghitung rencana anggaran biaya antara lain:

a. Menghitung volume pekerjaan


Menghitung semua item pekerjaan.Mulai dari pekerjaan persiapan yang
meliputi pekerjaan pematangan lahan sampai pekerjaan finishing.
Volume pekerjaan bisa dalam satuan meter kubik, meter persegi, dan juga
meter panjang tergantung dengan item pekerjaan. Contoh : Sebidang
tanah dengan panjang 10 meter dan lebar 5 meter maka volume nya
adalah 50 meter persegi
b. Menghitung analisa harga satuan
Menghitung analisa setiap item pekerjaan.Contoh : Pekerjaan
pematangan lahan dibutuhkan 0,1 pekerja OH (orang per hari) dan 0,05
mandor OH untuk setiap meter persegi. Dalam menghitung analisa harga
satuan ini, harus memacu pada aturan SNI tentang “Kumpulan Analisa
Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan”.Setelah itu
mengalikan dengan harga tenaga.
c. Menghitung RAB
Menghitung RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan cara mengalikan
volume pekerjaan dengan analisa harga satuan
d. Membuat rekapitulasi biaya
Menjumlahkan semua item pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan,
pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan dinding hingga pekerjaan
finishing. Sehingga didapatkan estimasi biaya dari proyek tersebut untuk
menghitung setiap bobot pekerjaan, maka diperlukan sebuah
acuan/indeks yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Pada dasarnya anggaran biaya ini merupakan bagian terpenting dalam


menyelenggarakan pembuatan bangunan itu. (Dasar Penyusunan Anggaran
Biaya Bangunan, 2003). Membuat anggaran biaya berarti menaksir atau
mengirakan harga dari suatu barang, bangunan atau benda yang akan dibuat
dengan teliti dan secermat mungkin.

Tabel : Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya

VI.1.4. Schedule Pelaksanaan dan Kurva S


Dari rekapitulasi RAB dapat dibuat time schedule pelaksanaan
pekerjaan dan bobot tiap-tiap item pekerjaan, yang mana dapat
menententukan berapa hari/berapa minggu waktu yang dihabiskan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan. Dari schedule pelaksanaan ini bisa menentukan
kemajuan pekerjaan, banyak bahan-bahan yang diperlukan dan berapa
pengeluaran tiap-tiap minggunya berdasarkan presentase pekerjaan per
minggu yang dapat digambarkan dengan kurva S.
Time Schedule adalah mengatur jatwal rencana kerja dari satu bagian
akurat unit pekerjaan (H. Bachtiar Ibrahim, 1993). Time Schedule meliputi
kegiatan antara lain sebagai berikut :

a. Schedule Bahan, ialah jadwal bahan – bahan yang diperlukan pada proyek
menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.
b. Schedule Peralatan, ialah jadwal peralatan yang akan dipergunakan pada
proyek menurut jumlah dan jenisnya persatuan waktu.
c. Schedule Tenaga Kerja, ialah jadwal tenaga kerja yang dibutuhkan pada
proyek sesuai dengan keahlian persatuan waktu.
d. Schedule Biaya, ialah jadwal aliran biaya yang harus dikeluarkan sesuai
schedule bahan, peralatan dan tenaga kerja persatuan waktu.
Dari Time Schedule atau rencana kerja, kita akan mendapatkan
gambaran lama pekerjaan dapat selesai, serta bagian – bagian pekerjaan yang
saling berkaitan antara satu sama yang lainya. Keempat hal itu harus sesuai
penggadaanya sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan
rencana.

Time schedule pada proyek konstruksi dapat dibuat dalam bentuk:

 Kurva “S”

 Bar chart

 Network planning

 schedule harian, schedule mingguan, bulanan, tahunan atau waktu


tertentu.

 Pembuatan time schedule dengan bantuan software seperti ms project.

Tujuan dari pembuatan Time Schedule ini adalah :


a. Untuk menentukan urutan pekerjaan agar sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan yang ada, sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan
lancar, dan di capai efesiensi sumber daya dengan mutu pekerjaan yang
memenuhi persyaratn teknis.
b. Untuk mendeteksi terjadinya keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, bila
terjadi keterlambatan dapat dicegah sedini mungkin atau diambil
kebijakan lain, sehingga tidak terlalu menganggu kelancaran pekerjaan
lain.
c. Untuk memperkirakan jumlah sumber daya (material, manusia, peralatan
dan lain – lain), yang harus disediakan pada waktu – waktu tertentu.
d. Pedoman bagi kontraktor dan konsultan pengawas untuk mengatur
kecepatan pelaksanaan proyek.
e. Referensi bagi pemilik proyek, konsultan pengawas dan kontraktor untuk
mengontrol kemajuan pekerjaan proyek.
f. Pedoman bagi konsultan pengawas dan kontraktor untuk mengevaluasi
pekerjaan yang telah diselesaikan.
g. Pedoman bagi kontraktor dan konsultan pengawas untuk mengetahui
apakah metoda pelaksanaanya cocok diterapkan dalam proyek atau harus
diperbaiki.

Tabel : Perencanaan time schedule proyek


Dari Rekapitulasi harga dapat dibuat time schedule pelaksanaan
pekerjaan dan bobot tiap-tiap item pekerjaan, yang mana disini kita
tentukan berapa hari/berapa minggu waktu yang dihabiskan dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan. Dari schedule pelaksanaan ini kita bisa
menentukan kemajuan pekerjaan, banyak bahan-bahan yang diperlukan
dan berapa pengeluaran tiap-tiap minggunya berdasarkan presentase
pekerjaan per bulan yang dapat digambarkan dengan Kurva S.
Kurva S adalah suatu kurva yang disusun untuk menunjukkan hubungan
antara nilai komulatif biaya atau jam-orang (man hours) yang telah digunakan
atau persentase (%) penyelesaian pekerjaan terhadap waktu. Dengan demikian
pada kurva S dapat digambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang berlangsungnya proyek atau pekerjaan dalam bagian dari proyek.
Kurva S menunjukan hubungan antara persentase pekerjaan yang harus
diselesaikan dengan waktu, biasanya grafik ini dikenal dengan sebutan kurva S
(S-Curve) dalam satuan bobot persentase.

Kurva kemajuan yang disebut kurva S secara grafis menyajikan


beberapa ukuran kemajuan kumulatif pada sumbu tegak dan terhadap waktu
pada sumbu mendatar. Kemajuan ini dapat diukur menurut jumlah nilai uang
yang telah dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan di proyek, jumlah tenaga
kerja yang dipakai. Jadi kurva S itu adalah salah satu bentuk pengendalian
waktu terhadap sesuatu yang dibandingkan (Tolangi, 2012).

Fungsi kurva “S” menurut Tolangi (2012) adalah:

1. Menentukan penyelesaian bagian proyek


2. Menentukan besarnya biaya pelaksanaan proyek
3. Menentukan waktu pendatangan material,alat dan pekerja yang akan
dipakai untuk pekerjaan tertentu.
Dengan membandingkan kurva tersebut dengan kurva yang serupa yang
disusun berdasarkan perencanaan, maka akan segera terlihat dengan jelas apabila
terjadi penyimpangan. Oleh karena kemampuannya yang dapat diandalkan
dalam melihat penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan proyek, maka
pengendalian proyek dengan memanfaatkan kurva S sering kali digunakan
dalam pengendalian suatu proyek.

Dalam penyususnan time schedule yang perlu diperhatikan adalah


efisiensi pekerjaan, sehingga biarpun terjadi keterlambatan, proyek tersebut
masih memenuhi persyaratan teknis dan ekonomis.

Prosedur Pembuatan Kurva S diantara lain sebagai berikut :

a. Menuliskan item pekerjaan seperti yang ada di Time Schedule.


b. Menentukan bobot persen dari tiap item pekerjaan berdasarkan
perincian harga pada tiap item pekerjaan terhadap harga total dari
semua item pekerjaan.
c. Membagi bobot persen pekerjaandengan lama waktu yang dibutuhkan
untuk mengerjakan pekerjaan tersebut sesuai dengan Time Schedule.
Misalnya jika direncanakan pekerjaan itu dapat diselesaikan dalam
empat minggu maka bobot persen pekerjaan itu dibagi empat untuk
tiap minggunya. Bobot persen pekerjaan diratakan untuk
mempermudah penyediaan material, tenaga kerja dan biaya.
d. Menjumlahkan bobot persen pekerjaan persatuan waktu.
e. Membuat tabel kumulatif dari persen pekerjaan persatuan waktu yang
direncanakan sampai dengan waktu dari proyek tersebut.
f. Memplot grafik hubungan antara kumulatif dari persen pekerjaan
dengan waktu. Grafik inilah yang disebut kurva S rencana.

Tabel : Durasi dan Bobot Pekerjaan

VI.1.5. Cash Flow


Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan
yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah
aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar
perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

Ada empat langka dalam penyusunan cash flow, yaitu :


1. Menentukan minimum kas.
2. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran.
3. Menyusun perkiraan kebutuhan dana dari hutang yang dibutuhkan untuk
menutupi deficit kas dan membayar kembali pinjaman dari pihak ketiga

4. Menyusun kembali keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya


transaksi financial dan budget kas yang final.

Tabel : Aliran uang/cash flow proyek

Format hasil dari aliran uang (cash flow) terdapat pada lembar
Lampiran no 5.

Berdasarkan tabel cash flow proyek Pulomas Park Centre tower B


diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Cash In

Berikut ini adalah penjelasan dari cash in

 Total nilai proyek tanpa PPN adalah Rp 85.130.490.919,32.


 Untuk uang muka adalah 10% dengan nilai adalah Rp
17.026.098.183,86 dan retensi 5%. Dengan nilai 4.256.524.545,97.

 Untuk pembayaran progress adalah total bobot komulatif bulan


sekarang dikurangi total bobot bulan lalu dan dikalikan dengan
nilai proyek. Pengembalian uang muka sebesar 20% dari
pembayaran progress perbulannya. Retensi sebesar 5% dari
pembayaran progress yang dikurangi setiap progress pembayaran.

Sementara total pembayaran progress adalah pembayaran progress


dikurangi dengan pengembalian uang muka dan retensi.

 Pengembaliaan biaya retensi dilakukan bila pekerjaan telah selesai


100% dan dibayar pada bulan selanjutnya.

 Untuk pinjaman kas kantor pada proyek ini adalah Rp


6,850,000,000.00. Dimana pinjaman ini berfungsi untuk menutupi
kas minimum proyek.

 Untuk cash in adalah uang muka ditambah dengan total


pembayaran progress setiap awal bulan dan ditambah pinjaman
kas kantor pada minggu yang telah ditetapkan pada tabel cash
flow.

B. Cash Out

Berikut ini penjelasan tentang cash out

 Untuk cash out didapat dari berapa persen bobot pekerjaan tiap
minggu dikalikan dengan nilai proyek.

 Untuk jumlah pengembalian kas kantor itu harus sama dengan


jumlah pinjaman kas kantor itu sendiri.

 Kemudian untuk jumlah cash out didapat dari jumlah biaya bobot
pekerjaan ditambah dengan pengembalian kas kantor.
C. Total biaya progress

 Untuk total biaya progress didapat dari jumlah cash in dikurangi


dengan jumlah cash out.

D. Kas kantor

 Untuk kas kantor didapat dari total pembayaran progress bulan


lalu ditambah dengan total pembayaran progress bulan sekarang.

 Untuk kas kantor pada proyek ini minimal adalah Rp


800.000.000,00. Apabila kurang dari nilai khas minimum proyek
yang ditetapkan maka perlu dilakukan pinjaman kantor untuk
menutupi kekurangan tersebut.
.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam
mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita
miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi
menjadi tiga yaitu :

a. fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi


kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif
tanpa ada pengurangan investasi awal
b. fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko
penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan
relatif cepat.
c. Capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan atau
perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.

Menurut (Mirza Zulfi, 2009) Aliran kas yang berhubungan dengan suatu
proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu

a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya;
pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas
yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya
umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional
merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash
out flow).
c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal
kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cashflow dalam


perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen
diantaranya:

a. Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan


dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan
perubahan kas.
b. Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan
datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c. Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d. Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar
kredit yang diberikan kepadanya.

VI.2. Rencana Biaya Pelaksanaan


Perhitungan dan analisa penyangkut estimasi biaya memegang peranan
penting dalam penyelenggaraan proyek. Padea taraf pertama digunakan untuk
mengetahui beberapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek
atau ivestasi, selanjutnya memliki fungsi dengan spektrum yang luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya (Soeharto, 2001).
Estimasi biaya proyek merupakan sebuah prediksi terhadap biaya yang
akan dibutuhkan dari sebuah proyek berdasarkan data dan lingkup proyek yang
akan dilaksanakan pada sebuah lokasi dan waktu yang telah ditetapkan
(Dysert,2006).
Dalam sebuah estimasi biaya terdapat identifikasi dan pertibangan dalam
memperkirakan beberapa alternatif biaya untuk memulai dan menyelesaikan
proyek. Jumlah biaya yang dikeluarkan dan resiko yang harus dapat
dipertimbangkan, misalnya seperti membuat keputusan untuk suatu barang atau
hanya menyewanya saja untuk keperluan proyek, berbagai sumber daya dalam
rangka mengoptialkan biaya dalam proyek. Biaya yang disusun akan
memperhitungkan keseluruhan sumber daya yang dibutuhkan dalam sebuah
proyek, termasuk tenaga kerja, material, peralatan, jasa dan fasilitas dan
beberapa kategori spesial seperrti faktor inflasi.
Proses analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi
biaya lansung yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu
metode yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya konstruksi adalah
menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau
koefesien untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Hal lain yang perlu
dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh produktivitas kerja dari pada
tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang. Hal ini sangat penting
dan tentu saja dapat mempengaruhi jumlah biaya konstruksi yang diperlukan
apabila tingkat keterampilan tukang dan kebiasaan tukang yang berbeda
(Hermansyah, 2013).
Estimasi biaya proyek memegang peranan penting dalam
penyelenggaraan proyek. Pada tahap awal dipergunakan untuk mengetahui
berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun suatu proyek. Secara
umum biaya proyek adalah kewajiban bagi pelaksana proyek yang harus
dibayarkan kepada pihak-pihak terkait dalam rangka proses pelaksanaan
pekerjaan. Perkiraan biaya berfungsi sebagai alat perencana dan pengendali,
maka sesuai dengan fungsinya maka perkiraan biaya dibuat pada periode
tertentu pada suatu siklus proyek (Iman Soeharto,1997).
Dalam proses analisa biaya proyek secara keseluruhan biaya konstruksi
biasanya meliputi analisis perhitungan terhadap unsur utamanya yaitu
(Dipohusodo, 1996) :
1. Biaya material.
Biaya material yang digunakan adalah biaya dilokasi pekerjaan. Agar
diperoleh biaya tersebut, maka harus diketahui harga pembelian material
dan biaya pemindahannya ke lokasi pekerjaan.
2. Biaya Tenaga Kerja.
Estimasi komponen tenaga kerja merupa-kan aspek paling sulit dari
keseluruhan analisis biaya konstruksi. Faktor berpengaruh yang harus
diperhitungkan antara lain: kondisi tempat kerja, ketrampilan, lama waktu
kerja, kepadatan penduduk, persaingan, produk-tivitas dan indeks biaya
hidup setempat.

3. Biaya Peralatan.
Estimasi biaya peralatan termasuk pem-belian atau sewa, mobilisasi,
demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar dan
pengoperasian selama konstruksi berlangsung.
4. Biaya Tidak Langsung (indirect cost).
Biaya overhead adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam
pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung
dengan biaya bahan, peralatan dan tenaga kerja. Biaya overhead umumnya
terbagi 2, yaitu biaya overhead umum dan biaya overhead proyek.
a. Biaya umum
Biaya umum atau lazim disebut overhead cost adalah gaji
personil tetap kantor pusat dan lapangan; pengeluaran kantor pusat
seperti sewa kantor pusat, telepon, dan sebagainya; perjalanan beserta
akomodasi; biaya dokumentasi; bunga bank; biaya notaris; peralatan
kecil dan material habis pakai. Biaya overhead umum ini dapat diambil
dari keuntungan yang ditetapkan pada satu proyek.
b. Biaya Proyek
Pengeluaran yang dibebankan pada proyek tetapi tidak
dimasukkan pada biaya material, upah kerja, atau peralatan, yaitu:
bangunan kantor, lapangan beserta perleng-kapannya; biaya telepon
kantor lapangan; kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air
bersih, air minum, sanitasi, dan sebagai-nya; jalan kerja dan parkir,
batas perlindungan dan pagar di lapangan.

Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan suatu


proyek konstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu sebelum proyek
berjalan agar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut dapat
dipersiapkan. Apabila dana untuk pelaksanaan proyek sudah dipersiapkan sejak
awal maka kemungkinan terhentinya proyek di tengah jalan akibat kekurangan
dana dapat diminimalisir.

Estimasi biaya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan


validitas suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB). Apabila suatu RAB memiliki
nilai yang jauh lebih besar dari pada estimasi biaya maka hampir dapat
dipastikan bahwa kontraktor telah melakukan mark up (pembengkakan) biaya
proyek. Sedangkan apabila suatu RAB memiliki nilai yang jauh lebih kecil dari
pada estimasi biaya maka bangunan yang akan dihasilkan kemungkinan tidak
memiliki kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Ada beberapa penelitian juga menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi keakurasian estimasi biaya seperti pemahaman kompleksitas
proyek, lokasi proyek, informasi tentang kondisi tanah, ketersediaan data
maupun gambar yang lengkap, perencanaan metode pelaksanaan serta
komunikasi antar estimator dan tim proyek.
Pengalaman estimator, penggunaan software sebagai data system dan
membantu perhitungan estimasi, pertimbangan eskalasi dan nilai tukar mata
uang turut mempengaruhi keakurasian estimasi biaya (Dysert, 2006).
Faktor-faktor berikut yang membantu peningkatan kualitas estimasi
seperti adanya referensi data yang valid, estimator yang qualified, perhitungan
fluktuasi harga material dan inflasi yang tepat, informasi dari hasil meeting
selama proses estimasi, perhitungan volume dan harga yang tepat, serta
perhitungan asuransi, overhead dan profit yang tepat dan sesuai (Pickett, 2007).
Dalam dunia konstruksi atau dalam suatu proyek pada umumnya terdiri dari
beberapa proses pekerjaan besar, yaitu proses perencanaan (planning), proses
pelaksanaan (acting), dan proses pengawasan (supervising). Dalam proses pekerjaan
tersebut sangat dibutuhkan jasa Quantity Surveyor untuk pengendalian penggunaan
sumber daya yang digunakan dalam pembangunan proyek konstruksi.
VI.3. Analisis Keuangan (Financial Analisys)

BAB VII

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

You might also like